Vous êtes sur la page 1sur 3

ANALISIS SENGKETA PERBATASAN WILAYAH KEDAULATAN BLOK AMBALAT ANTARA INDONESIA - MALAYSIA SERTA UPAYA PENYELESAIANNYA

Priswari, Inti (2010) ANALISIS SENGKETA PERBATASAN WILAYAH KEDAULATAN BLOK AMBALAT ANTARA INDONESIA - MALAYSIA SERTA UPAYA PENYELESAIANNYA. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

PDF (Jurusan Ilmu Pemerintahan) - Submitted Version 61Kb

Abstract
Perbatasan merupakan suatu hal yang penting bagi negara karena mencerminkan kedaulatan serta menjadi jaminan keutuhan wilayah. Dengan wilayah luas berkepulauan, Indonesia masih memiliki masalah perbatasan dengan negara tetangganya. Batas maritim Indonesia dan Malaysia termasuk salah satu yang paling tinggi permasalahannya jika dilihat dari kasus dan sengketa yang diberitakan media massa. Sengketa perbatasan blok Ambalat yang berada di Laut Sulawesi antara Indonesia dan Malaysia merupakan bukti belum tuntasnya batas maritim Indonesia. Masalah blok Ambalat ini sempat menjadi salah satu batu sandungan hubungan bilateral dan menyita perhatian cukup besar dari masyarakat Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan sengketa blok Ambalat dan upaya penyelesaian yang sedang dilakukan kedua negara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analitis. Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data-data sekunder berupa dokumen-dokumen, jurnal, surat kabar maupun sumber data lainnya yang terkait dengan penelitian. Selain itu, penggalian data juga dilakukan melalui wawancara dengan narasumber dari instansi terkait yaitu Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kasus blok Ambalat disebabkan perbatasan negara di Laut Sulawesi belum jelas dan terjadi klaim tumpang tindih dikarenakan cara penghitungan wilayah laut Indonesia dan Malaysia yang berbeda. Untuk menyelesaikannya, Indonesia dan Malaysia sepakat menggunakan cara perundingan yang dimulai pada tahun 2005. Hingga Oktober 2009, perundingan telah dilakukan sebanyak 15 kali. Sejauh ini hasil perundingan yang dicapai adalah pengakuan Malaysia atas Karang Unarang milik Indonesia dan masih akan terus dilakukan upaya lain untuk mencapai kesepakatan batas negara di Laut Sulawesi.

ABSTRAKSI NAMA : INTI PRISWARI NIM : D2B006032 JUDUL : ANALISIS SENGKETA PERBATASAN WILAYAH KEDAULATAN BLOK AMBALAT ANTARA INDONESIA MALAYSIA SERTA UPAYA PENYELESAIANNYA

JURUSAN/PS : ILMU PEMERINTAHAN/STRATA-1

Perbatasan merupakan suatu hal yang penting bagi negara karena mencerminkan kedaulatan serta menjadi jaminan keutuhan wilayah. Dengan wilayah luas berkepulauan, Indonesia masih memiliki masalah perbatasan dengan negara tetangganya. Batas maritim Indonesia dan Malaysia termasuk salah satu yang paling tinggi permasalahannya jika dilihat dari kasus dan sengketa yang diberitakan media massa. Sengketa perbatasan blok Ambalat yang berada di Laut Sulawesi antara Indonesia dan Malaysia merupakan bukti belum tuntasnya batas maritim Indonesia. Masalah blok Ambalat ini sempat menjadi salah satu batu sandungan hubungan bilateral dan menyita perhatian cukup besar dari masyarakat Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan sengketa blok Ambalat dan upaya penyelesaian yang sedang dilakukan kedua negara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analitis. Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data-data sekunder berupa dokumen-dokumen, jurnal, surat kabar maupun sumber data lainnya yang terkait dengan penelitian. Selain itu, penggalian data juga dilakukan melalui wawancara dengan narasumber dari instansi terkait yaitu Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kasus blok Ambalat disebabkan perbatasan negara di Laut Sulawesi belum jelas dan terjadi klaim tumpang tindih dikarenakan cara penghitungan wilayah laut Indonesia dan Malaysia yang berbeda. Untuk menyelesaikannya, Indonesia dan Malaysia sepakat menggunakan cara perundingan yang dimulai pada tahun 2005. Hingga Oktober

2009, perundingan telah dilakukan sebanyak 15 kali. Sejauh ini hasil perundingan yang dicapai adalah pengakuan Malaysia atas Karang Unarang milik Indonesia dan masih akan terus dilakukan upaya lain untuk mencapai kesepakatan batas negara di Laut Sulawesi.

Vous aimerez peut-être aussi