Vous êtes sur la page 1sur 37

EKG

KELOMPOK 11 KDP

(ELECTROCARDIGRAFI)

EKG

(Electrocardigrafi)

Sinyal yang dihasilkan o/aktivitas listrik otot jantung yang diambil dengan memasang elektroda pada badan. EKG merupakan rekaman aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif jantung. Jantung normal memiliki impuls muncul dari simpul SA dihantarkan ke simpul AV berkas his dan serabut purkinje. Perjalanan impuls ini yang direkam oleh EKG u/ menganalisa kelistrikan jantung. Elektrodiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan potensial atau perubahan voltage yang terdapat dalam jantung.

Sistem Konduksi Jantung


Sinoatrial node AV node Bundle of His

Bundle Branches
Purkinje fibers

EKG

(Electrocardigrafi)

Sistem Konduksi Jantung


SA Node ( Sino-Atrial Node ) Dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel SA Node bereaksi otomatis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan listrik) berfrekuensi 60 -100 x/menit, menjalar ke atrium, menyebabkan seluruh atrium terangsang AV Node (Atrio-Ventricular Node) Di septum internodal sebelah kanan, diatas katup trikuspid. Sel-sel dalam AV Node mengeluarkan impuls berfrekuensi lebih rendah dari SA Node y/ 40 - 60 x/menit. Bila SA Node rusak, maka impuls dikeluarkan o/ AV Node.

EKG
Berkas His

(Electrocardigrafi)
SA->AV->Berkas His->Purkinje

Sistem Konduksi Jantung

Di septum interventrikular. Bercabang 2, Left Bundle Branch & Right Bundle Branch. Setelah melewati ke2 cabang ini, impuls diteruskan ke cabang lebih kecil y/ serabut purkinye. Serabut Purkinye Kontak dg sel-sel ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel terdekat seluruh sel akan dirangsang. Di ventrikel tersebar sel-sel pace maker (impuls) secara otomatis

Bentuk & Interval Gelombang

EKG

P wave - Atrial depolarization

QRS Ventricular depolarization

T wave - Ventricular repolarization

EKG

(Electrocardigrafi)

Gelombang P Akibat kontraksi otot atrium (depolarisasi), gelombang relatif kecil karena otot atrium relatif tipis. Normal: melengkung & keatas.

Gelombang QRS Akibat kontraksi otot ventrikel (depolarisasi) yang tebal sehingga gelombang QRS cukup tinggi. Lamanya 0,04-0,12 detik
Gelombang T Akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik istirahat (repolarisasi). Normal: melengkung, asimetris, ke atas

EKG
Interval PR Interval ST

(Electrocardigrafi)

Dr permulaan gel. P-awal kompleks QRS. Interval normal 0,12-0,20 detik. Perpanjangan interval PR: gangguan hantaran impuls (bloks jantung tingkat pertama). Antara gel.depolarisasi dan repolarisasi ventrikel. Tahap awal repolarisasi ventrikel terjadi diperiode ini.Penurunan abnormal : iskemia miokardium, penggunaan digitalis. Peningkatan: infark. Interval QT Dari awal kompleks QRS-akhir gel. T, Interval QT 0,36-0, 44 detik. Interval QT memanjang: pemberian obat antidisritmia seperti kuinidin, prokainamid, sotalol

Hubungan Peristiwa Listrik dengan Peristiwa mekanis dalam jantung


Bentuk Periatiwa Listrik Sistem Hantaran Gelombang EKG Impuls berasal dari nodus SA Gelombang P dan menyebar ke atrium (Depolarisasi Atrium) Impuls menyebar dari atrium Interval PR melalui AV ke berkas His (hambatan AV) Kompleks QRS Impuls menyebar melalui cabang berkas His dan serabut purkinje (depolarisasi ventrikel) Ventrikel pulih (repolarisasi Gelombang T ventrikel) Fase siklus jantung Kontraksi atrium pengisian ventrikel

Kontraksi isovolumik Pemompaan ventrikel cepat dan lambat Relaksasi isovolumik Pengisian ventrikel (cepat dan diastasis)

Sadapan

EKG

1. Standar anggota tubuh (I, II, III) Mengukur potensial listrik antara dua titik bersifat bipolar (satu kutub negatif dan satu kutub positif). Elektroda ditempatkan pada lengan kanan, lengan kiri, dan tungkai kiri. Sadapan I melihat jantung dari sumbu yang menghubungkan lengan kanan dan lengan kiri, dengan lengan kiri sebagai kutub positif. Sadapan II dari lengan kanan dan tungkai kiri, dengan tungkai kiri positif. Sadapan III dari lengan kiri dan tungkai kiri dengan tungkai kiri

EKG

(Electrocardigrafi)

2. Sadapan anggota badan (aVR, aVL, aVF) Mengukur potensial listrik absolut dari elektroda positif pada ekstremita (sadapan unipolar). Terdapat tiga sadapan anggota tubuh yang diperbesar. aVR mencatat lengan kanan aVL mencatat lengan kiri aVF memcatat tungkai kiri

EKG

(Electrocardigrafi)

3. Sadapan prekordial atau dada (V1 hinggan V6) Sadapan unipolar, mencatat potensial listrik absolut dinding dada anterior atau prekordium. Identifikasi petunjuk berikut u/meletakkan prekordial: - Sudut Louis yaitu tonjolan tulang dada pada sambungan antara manubrium dan korpus sterni. - Ruang sela iga kedua, berdekatan dengan sudut Louise. - Linea midklavikularis kiri - Linea aksilaris anterior dan midaksilaris

Gambaran Jantung
Some leads get a good view of the: Septal: aVR,V1,V2 Anterior portion of the heart V2,V3,V4
Inferior portion of the heart II,III, aVF Lateral portion of the heart I, aVL, V5,V6

Tujuan Pemeriksaan

EKG

Mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung dan otot jantung Mengetahui pengaruh/efek obat-obat jantung Mengetahui adanya ganguan-gangguan elektrolit Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel Menilai fungsi pacu jantung.

Indikasi Pemeriksaan

EKG

Klien dengan riwayat gangguan jantung Menegakkan dignosa adanya kelainan jantung

Alat dan Bahan


1. Mesin EKG yang dilengkapi dengan 3 kabel, sebagai berikut : Satu kabel untuk listrik (power) Satu kabel untuk bumi (ground) Satu kabel untuk pasien, yang terdiri dari 10 cabang dan diberi tanda dan warna. 2. Plat elektrode yaitu: 4 buah elektrode extremitas dan manset. 6 Buah elektrode dada dengan balon penghisap 3. Jelly elektrode / kapas alkohol, tisu, handuk 4. Kertas EKG (telah siap pada alat EKG) dan kertas tissue

Prosedur
Persiapan Klien 1. Identifikasi (nama, instruksi dokter) 2. Jaga privasi 3. Klien berbaring tenang. Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaaningin mengetahui keadaan jantung Ibu selama 15 menit, nanti baju Ibu dibuka tidak terasa sakit, tidak nyetrum, selama direkan ibu tidak boleh berbicara, bergerak, dan lepaskan perhiasan dan aksesoris. 4. Bersihkan permukaan kulit di kedua pergelangan tangan dan kaki dengan kapas alkohol 5. Beri jelly secukupnya pada keempat ekstrimitas, dan pasang pada tempatnya.

Prosedur
5. Hubungkan kabel penghubung klien dengan elektroda: Merah (RA) lengan kanan Kuning (LA) lengan kiri Hijau (LF) tungkai kiri Hitam (RF) tungkai kanan 6. Bersihkan permukaan kulit dada yang akan dipasang elektroda dengan kapas alkohol

Prosedur
7. Beri jelly pada keenam elektroda prekordial dan pasang pada tempatnya: VI : sela iga ke 4 garis sternal kanan V2 : sela iga ke 4 pada garis sternal kiri V3 : terletak diantara V2 dan V4 V4 : ruang sela iga ke 5 pada mid klavikula kiri V5 : garis aksilla depan sejajar dengan V4 V6 : garis aksila tengah sejajar dengan V4. 8. Nyalakan power on/off alat EKG. Hubungkan kabel dengan mesin EKG

Kertas

EKG

Horizontal Satu box kecil - 0.04 s Satu box besar - 0.20 s Vertical One large box - 0.5 mV Setiap 3 second (15 kotak besar)

ANALISA Step 1: Calculate Rate


3 sec 3 sec

Option 1
Count

the # of R waves in a 6 second rhythm strip, then multiply by 10. Reminder: all rhythm strips in the Modules are 6 seconds in length.

Interpretation?

9 x 10 = 90 bpm

Step 2: Determine regularity


R R

Look at the R-R distances (using a caliper or markings on a pen or paper). Regular (are they equidistant apart)? Occasionally irregular? Regularly irregular? Irregularly irregular?

Interpretation?

Regular

Step 4: Determine PR interval

Normal: 0.12 - 0.20 seconds. (3 - 5 boxes)

Interpretation?

0.12 seconds

Step 5: QRS duration

Normal: 0.04 - 0.12 seconds. (1 - 3 boxes)

Interpretation?

0.08 seconds

Gelombang EKG Normal

Rate Regularity P waves PR interval QRS duration Interpretation?

90-95 bpm regular normal 0.12 s 0.08 s

Normal Sinus Rhythm

Gelombang Normal

EKG

Macam Kelainan Gelombang EKG


1. Kelainan gelombang P Perubahan gelombang P disertai perubahan irama Gelombang P tinggi : Hipertropi atrium kanan (stenosis katup trikuspid/hipertensi pulmonal) Gelombang P melebar: Hipertropi atrium kiri (stenosis katup mitral)

2. Kelainan Kompleks QRS


Komplek QRS Normal - Durasi tdk lebih dari 120 mdk (3 kotak kecil) - Sadapan ventrikel kanan (V1) Gel S > Gel R - Sadapan ventrikel kiri (V5 atau V6), tinggi Gel R < 25 mm - Sadapan ventrikel kiri menunjukan Gel Q disebabkan depolarisasi septum, lebar < 1mm dan dalam < 2mm

Kelainan Kompleks QRS


Kelainan Lebar Kompleks QRS Pada Blok cabang berkas Depolarisasi menyebar melalui ventrikel lewat jalur abnormal yang lambat Bertambahnya Ketinggian Kompleks QRS Peningkatn massa otot pd satu ventrikel peningktn aktivitas listrik, ber+ ketinggian kompleks QRS

Kelainan Kompleks QRS


Hipertrofi Vetrikel kanan Lihat sadapan V1, ventrikel kiri tidak berpengaruh pada komplek QRS>>tinggi gel. R melebihi kedalaman gel. S Hipertropi ventrikel kiri (HV Kiri) Gel.R tinggi > 25mm pd sadapan V5/V6 Gel. S dalam pada sadapan V1/V2 HV kiri bermakna: Ada inversi Gel.T pd I,VL,V5,V6 kadang V4

Cont

Emboli Paru Gel. P tinggi Gel. S pd sadapan I Gel. R tinggi pd V1 Blok cabang berkas kanan Inversi gel.T pd V1 menyebar ke sadapan V2/V3

3. Kelainan Segmen ST

Normal: Segmen ST isoelektrik (sama tinggi dengan bagian antara gelombang T dan gelombang P berikutnya.

Elevasi Segmen ST Pada miokard akut, karena infark baru/ perikarditis. Terjadi cedera anterior pada sadapan V. cedera inferior pada III, VF. Pada perikarditis tidak terlokalisasi sehingga elevasi pada banyak sadapan Depresi Segmen ST Pada iskemi Pada angina, saat istirahat EKG normal tapi selama latihan terjadi depresi segmen ST

4. Kelainan Gelombang T
Inversi Gelombang T pada: EKG normal sadapan III, VR & V1, V2 pada orang muda, V3 pada orang kulit hitam Iskemia Pada infark miokard, kelainan pertama elevasi segmen ST, gelombang Q muncul, gelombang T inversi, segmen ST kembali ke dasar (24-48 jam)

Kelaianan Gelombang T
Hipertropi Ventrikel (HV) HV kiri: Gelombang T inversi pd sadapan yg melihat ventrikel kiri (V5, V6, II, VL) HV kanan: Gelombang T inversi pada sadapan yg mmelihat ventrikel kanan (Gel T Inversi normal pd V1, org dewasa kulit putih abnormal V2, V3) Blok cabang berkas Depolarisasi abnormal pd blok cabang berkas disertai repolarisasi abnormal. Gel. T inversi disertai durasi komplek QRS 160 mdk. Digoksin Pemberian digoksin menyebabkan inversi gel. T disertai depresi segmmen ST. Maka merekam EKG sebelum pemberian digoksin u/ mencegah kerancuan mengartikan perubahan gelombang T

Kelainan Segmen ST dan Gel. T lain..


Kelainan elektrolit Kalium Rendah >> Gelombang T mendatar Kalium Tinggi >> Gelombang T runcing, segmen ST menghilang, komplek QRS melebar Kalsium plasma rendah >> Interval QT memanjang Kalsium plasma tinggi >> Interval QT memendek

EKG
Infark Miocard

(Electrocardigrafi)

Emboli Paru
EKG normal dengan sinus takikardi Gelombang P runcing Deviasi sumbu ke kanan Blok cabang berkas kanan Gelombang R dominan pada sadapan V1 (Gelombang R lebih tinggi dari gelombang S)

EKG normal Segmen ST elevasi Muncul gelombang Q Normalisasi segmen ST Inversi Gelombang T

EKG
Lihat.

(Electrocardigrafi)

Lanjutan.

1). Irama jantung lihat R 4). Lihat Gelombang P normal. Lebarnya tidak 2). Hitung RR lebih dari 3 kotak kecil. - 300/jumlh kotak besar Tinggi < 0,3 R-R 5)Lihat seggmen ST -1500/jumlah kotak kcl Risoelektrik, elevasi, R depresi - Dalam 6 detik: 6). Lihat QRS melebar atau meninggi. jumlah QRS x 10 3). Lihat apakah gel.P

Vous aimerez peut-être aussi