Vous êtes sur la page 1sur 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Mata kuliah Kode mata kuliah SKS Tingkat/Semester Program studi Alokasi waktu Pertemuan ke Penyaji Standar Kompetensi

: Asuhan Kebidanan II (Bersalin) : Bd. 408 : 4 SKS ( T : 2, P : 2 ) : II/ III : DIII Kebidanan : 2 x 50 menit :9 : Yuni Purwatiningsih : Setelah menyelesaikan perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada kala III Persalinan.

Kompet?ensi Dasar

1. Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan fisiologi kala III 2. Diharapkan mahasiswa mampu melakukan manajemen aktif kala III 3. Diharapkan mahasiswa mampu melakukan Pemeriksaan plasenta, selaput ketuban, dan tali pusat 4. Diharapkan mahasiswa mampu melakukan Pemantauan kontraksi, robekan jalan lahir dan perineum, tanda-tanda vital dan hygien 5. Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan kebutuhan ibu pada kala III 6. Diharapkan mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian pada kala III Indikator :

1. Mahasiswa mampu menjelaskan fisiologi kala III 2. Mahasiswa mampu melakukan manajemen aktif kala III 3. Mahasiswa mampu melakukan Pemeriksaan plasenta, selaput ketuban, dan tali pusat 4. Mahasiswa mampu melakukan Pemantauan kontraksi, robekan jalan lahir dan perineum, tanda-tanda vital dan hygien 5. Mahasiswa mampu menjelaskan kebutuhan ibu pada kala III 6. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian pada kala III

I. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada kala III Persalinan

II. MATERI AJAR 1. Fisiologi kala III 2. Manajemen aktif kala III 3. Pemeriksaan plasenta, selaput ketuban, dan tali pusat 4. Pemantauan kontraksi, robekan jalan lahir dan perineum, tanda-tanda vital dan hygien 5. Kebutuhan ibu pada kala III 6. Pendokumentasian pada kala III (Materi terlampir) III. METODE PEMBELAJARAN 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Demonstrasi IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pertemuan ke 9 Tahap/ Waktu 1. Kegiatan Awal/ 1. Memberikan salam pembuka dan Kegiatan pengajar Kegiatan mahasiswa Media & alat Ceramah, Tanya Metode

Menjawab salam dan LCD, Memperhatikan Laptop,

Pendahuluan 10 menit

memperkenalkan diri 2. Menginformasikan materi yang akan disampaikan 3. Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai pada akhir perkuliahan ini 4. Menjelaskan manfaat dan relevansi pokok bahasan ini dengan profesi Kebidanan Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan

Power point, phantom

jawab, demonstrasi

2. Kegiatan Inti / Penyajian 60 menit 5. Menjelaskan tentang fisiologi kala III 6. Menjelaskan dan mendemonstrasikan manajemen aktif kala III 7. Menjelaskan dan mendemonstrasikan Pemeriksaan plasenta, selaput ketuban, dan tali pusat Memperhatikan dan mempraktekkan Memperhatikan dan mempraktekkan Memperhatikan

8. Menjelasan dan mendemontrasikan Pemantauan kontraksi, robekan jalan lahir dan perineum, tanda-tanda vital dan hygien 9. Menjelaskan kebutuhan ibu pada kala III

Memperhatikan dan mempraktekkan

Memperhatikan

10. Menjelaskan pendokumentasian pada kala III

Memperhatikan

3. Kegiatan Akhir, Kesimpulan dan Penilaian 30 menit

11. Memberikan kesimpulan 12. Mengevaluasi materi yang telah dijelaskan dengan memberikan pertanyaan 13. Mengevaluasi materi yang telah didemontrasikan dengan mengajak mahasiswa praktek langsung.

Memperhatikan

Menjawab pertanyaan

Mempraktekkan

V.

ALAT, BAHAN, SUMBER BELAJAR Phantom, handout, dan buku sumber

VI.

PENILAIAN Evaluasi dilakukan dengan tes lisan dan tes praktek

VII.

REFERENSI 1. Ari Sulistyawati. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. 2010.Yogyakarta: Salemba Medika 2. Prawiroharjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. 2009. Jakarta : yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

URAIAN MATERI

A. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA III 1. Fisiologi Kala III a. Mekanisme pelepasan plasenta Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai dengan lahirnya plasenta, rata rata lama kala III berkisar 15-30 menit, baik pada primi para maupun multipara. Penyebab terpisahnya plasenta dari dinding rahim adalah kontraksi uterus (spontan atau dengan stimulus) setelah kala II selesai. Berat plasenta mempermudah terlepasnya selaput ketuban yang terkelupas dan dikeluarkan. Segera setelah bayi lahir dan air ketuban sudah tidak berada didalam uterus, kontraksi uterus akan terus berlangsung dan ukuran rongganya akan mengecil. Pengurangan dalam ukuran ini akan terus berlangsung dan ukuran rongganya akan mengecil. Pengurangan dalam ukuran situs penyambungan plasenta. Oleh karena itu situs sambungan tersebut menjadi lebih kecil , plasenta menjadi lebih tebal dan mengerut serta memisahkan diri dari dinding uterus.

b. Mekanisme Pelepasan Plasenta 1) Menurut Duncan Plasenta lepas mulai dari pinggir (marginal) disertai dengan adanya tanda darah yang keluar dari vagina apabila plasenta mulai terlepas. 2) Menurut Schultz Plasenta lepas mulai dari bagian tengah (central) dengan adanya pemanjangan tali pusat yang terlihat divagina. 3) Kombinasi Plasenta lepas mulai dari bagian pinggir dan bagian tengah yang terjadi secara bersamaan.

Sebagian dari pembuluh- pembuluh darah yang kecil akan robek saat plesenta terlepas. Situs plasenta akan berdarah terus sampai uterus seluruhnya berkontraksi. Setelah plasenta lahir, seluruh dinding uterus akan berkontraksi dan menekan seluruh pembuluh darah yang akhirnya akan menghentikan perrdarahan dari situs plasenta tersebut. Uterus tidak bisa sepenuhnya berkontraksi hingga bagian plesenta lahir seluruhnya. Oleh karena itu kelahiran yang cepat dari plasenta segera setelah ia melepas dari dinding uterus merupakan tujuan dari penatalaksanaan kebidanan dari kala III yang kompeten.

c. Tanda Tanda Klinis Pelepasan Plasenta 1) Semburan darah Semburan darah ini disebabkan karena penyumbat retroplasenter pecah saat plasenta lepas. 2) Pemanjangan tali pusat Hal ini disebabkan karena plasenta turun ke segmen uterus yang lebih bawah atau rongga vagina. 3) Perubahan bentuk uterus dari discoid menjadi globular Perubahan ini disebabkan oleh kontraksi uterus 4) Perubahan dalam posisi uterus, yaitu uterus naik didalam uterus. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sesaat setelah plasenta lepas TFU akan naik , hal ini disebabkan oleh adanya pergerakan plasenta ke segmen uterus yang lebih bawah. d. Teknik Pengecekan Plasenta Selain mengamati tanda-tanda klinis diatas, bidan dapat juga melakukan perasat untuk mengecek pelepasan plasenta.

Tiga perasat yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Perasat kutsner Tangan kanan meregangkan tali pusat , sementara tangan kiri menekan atas simpisis. Bila tali pusat masuk kembali kedalam vagina berarti plasenta belum lepas, bila plasenta tetap atau tidak masuk kedalam vagina berarti plasenta sudah lepas. 2) Perasat Strassman Perasat ini dilakukan dengan mengetok-ngetok fundus uteri dengan tangan kiri dan tangan kanan meregangkan tali pusat sambil merasakan apakah ada getaran yang ditimbulkan dari gerakan tangan kiri. Jika terasa ada getaran , berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus , jika tidak terasa ada getaran berarti plasenta sudah lepas. 3) Perasat klein Untuk melakukan perasat ini, minta pasien untuk meneran , jika tali pusat tampak turun atau bertambah panjang berarti plasenta telah lepas , begitu juga sebaliknya.

2. Manajemen Aktif Kala III Manajemen aktif kala III adalah mengupayakan kala III selesai secepat mungkin dengan melakukan langkah-langkah yang memungkinkan plasenta lepas dan lahir lebih cepat. Tujuan melakukan manajemen aktif kala III adalah a. Mengurangi kejadian perdarahan pasca melahirkan b. Mempercepat kala III

c. Mengurangi penggunaan transfuse darah d. Mengurangi penggunaan terapi oksitosin. e. Mengurangi angka kejadian retensio plasenta Syarat melakukan manajemen aktif kala III adalah janin tunggal / memastikan tidak ada lagi janin kedua didalam uterus. Komponen Manajemen Aktif Kala III

1) Pemberian Oksitosin 10 U IM segera setelah bayi lahir ( maksimal 2 menit) a) Segera setelah bayi lahir, pastikan tidak ada janin kedua didalam rahim, dengan melakukan palpasi pada abdomen, karena oksitosin dapat menyebabkan kontraksi uterus, sehingga bila ada janin didalam rahim dapat mengurangi pasokan oksigen ke janin. b) Beritahu ibu akan disuntik oksitosin c) Segera suntikkan oksitosin 10 Unit pada 1/3 paha atas bagian luar secara IM, lakukan aspirasi sebelum oksitosin dimasukkan d) Bila 15 menit plasenta belum lahir berikan oksitosin kedua 10 Unit IM, dan periksa kandung kemih, bila penuh lakukan kateterisasi. e) Bila 30 menit plasenta belum lahir maka lakukan plasenta manual. 2) Penegangan tali pusat terkendali a) Pindahkan klem 5-10 cm dari vulva b) Tangan kiri diletakkan diatas perut untuk mengecek adanya kontraksi c) Satu tangan diletakkan pada korpus uteri dengan gerakan dorso cranial d) Tangan yang satu memegang tali pusat dekat dengan vagina kurang lebih 5 cm dari vagina dan melakukan penegangan tali pusat dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus selama kontraksi. 3) Masase Fundus Uteri Setelah plasenta lahir lakukan masase fundus uteri secara sirkuler agar uterus tetap berkontraksi dengan baik serta untuk mendorong keluar setiap gumpalan darah yang ada dalam uterus.

3. Pemeriksaan Kelengkapan Plasenta a. Plasenta Pastikan bahwa seluruh plasenta telah lahir lengkap dengan memeriksa jumlah kotiledonnya (rata-rata 20 kotiledon). Periksa dengan seksama pada bagian pinggir plasenta apakah ada kemungkinan masih ada hubungan dengan plasenta lain (plasenta suksenturiata) Amati apakah ada bagian yang tertinggal atau tidak utuh, jika kemungkinan ada segera lakukan eksplorasi untuk membersihkan sisa plasenta.

b. Selaput Ketuban Pastikan tidak ada selaput plasenta yang masih tertinggal didalam uterus, caranya dengan meletakkan plasenta diatas bagian yang datar dan pertemukan setiap tepi selaput ketuban sambil mengamati apakah ada tanda tanda robekan dari tepi selaput ketuban.

c. Tali pusat Setelah plasenta lahir , periksa mengenai data yang berhubungan dengan tali pusat 1) Panjang tali pusat 2) Bentuk tali pusat (besar, kecil, terpilin-pilin) 3) Insersi tali pusat 4) Jumlah vena dan arteri pada tali pusat 5) Adakah lilitan tali pusat.

4. Pemantauan Kala III a. Kontraksi Pemantauan kontraksi pada kala III dilakukan selama melakukan manajemen aktif kala III sampai dengan sesaat setelah plasenta lahir . Pemantauan kontraksi dilanjutkan selama satu jam berikutnya dalam kala IV b. Robekan jalan lahir Perhatikan dan temukan penyebab perdarahan dari laserasi perineum dan temukan derajat laserasi untuk mengetahui penatalaksanaan selanjutnya. c. Tanda tanda vital 1) Nadi 2) Suhu 3) Pernafasan 4) Tekanan darah

5. Kebutuhan Ibu pada Kala III a. Dukungan mental dari bidan dan keluarga atau pendamping b. Penghargaan terhadap proses kelahiran janin yang telah dilalui c. Informasi yang jelas mengenai keadaan pasien sekarang dan tindakan apa yang akan dilakukan d. Penjelasan mengenai apa yang harus ia lakukan untuk membantu mempercepat kelahiran plasenta e. Hidrasi

6. Pendokumentasian pada kala III Menggunakan SOAP a. Data Subjektif Berkaitan dengan hal hal yang dirasakan klien seperti merasa mulas

b. Data subjektif Berkaitan dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan bidan seperti jam bayi lahir, perdarahan, TFU, kontraksi.

c. Assasement Pastikan bahwa pada saat ini pasien berada pada kondisi normalnya dan mengkaji adanya diagnosis masalah atau tidak Contoh : P1 A 0 partus kala III normal

d. Perencanaan dan Pelaksanaan 1. Berikan pujian kepada klien atas keberhasilannya dalam melahirkan bayinya 2. Lakukan manajemen aktif kala III

3. Pantau kontraksi uterus 4. Berikan dukungan mental kepada klien 5. Berikan informasi mengenai apa yang harus dilakukan oleh pasien gar proses lahirnya plasenta menjadi lancer 6. Jaga kenyamanan pasien.

Vous aimerez peut-être aussi