Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya. Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.
Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing. Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang sangat besar kepada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan aneh. Tak lupa dia juga memakai kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin untuk membantunya. Denag lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, sangkuriang menebang sebuah pohon besar untuk membuat perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa sangkuriang hampir menyelsaikan pekerjaanya, dia berdaa kepada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.
Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat daripada biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa ia ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuj Dayang Sumbi dan menendang perahunya hingga tengah hutan. Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik,dan membentuk sebuah Gumumg Tangkuban Parahu(perahu yang nelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebanyan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnyasebagai Bukit Tunggul. Bendungan yamg dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danaudimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar kabarnya hingga saat ini.
Terima Kasih