Vous êtes sur la page 1sur 4

Asal Usul Gunung Tangkuban Parahu

Nama Kelas Absen

: Muhammad Luthfi Zulfikar : 6a : 18

Asal Usul Tangkuban Parahu


Di Jawa Barat tepatnya di daerah Kabupaten Bandung terdapat sebah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu Gunung Tankuban Parahu. Tangkuban Parahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi namaseperti itu karena bentuknya memang menyerupai kapal yang terbalik. Konon menurut cerita parahyangan gunung itu memang merupakan gunug yang terbalik. Berikut ceritanya. Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipinpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya memiliki seorang putri. Putri tersebut bernama Dayang Sumbi. Dia sangat canti dan cerdas, sayang dia sangat manja. Pada suatu hari saat menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya terjatuh untuk sekian kaliinya Dayang Sumbi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi sapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu. Tepat setelah kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan pintalannya itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi anjimg tersebut Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya Sankuriang selalu ditemani ditemani bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia bukan sebagai ayahnya. Sankuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa.
Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, Sangkuriang merasa

putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya. Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.

Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing. Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang sangat besar kepada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan aneh. Tak lupa dia juga memakai kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin untuk membantunya. Denag lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, sangkuriang menebang sebuah pohon besar untuk membuat perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa sangkuriang hampir menyelsaikan pekerjaanya, dia berdaa kepada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.

Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat daripada biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa ia ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuj Dayang Sumbi dan menendang perahunya hingga tengah hutan. Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik,dan membentuk sebuah Gumumg Tangkuban Parahu(perahu yang nelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebanyan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnyasebagai Bukit Tunggul. Bendungan yamg dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danaudimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar kabarnya hingga saat ini.

Terima Kasih

Vous aimerez peut-être aussi