Vous êtes sur la page 1sur 11

USULAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Pelatihan Penyusunan Model Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Bagi Guru-guru Sains Sekolah Dasar (SD) Di Kecamatan Tampan Pekanbaru- Riau

Diusulkan oleh: Sri Haryati, S.Pd., M.Si NIP 132 288 492

Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Riau

2008
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT 1. Judul Kegiatan Pelatihan Penyusunan Model Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Bagi Guru-guru Sains Sekolah Dasar (SD) Di Kecamatan Tampan, Pekanbaru- Riau Pendidikan Sains Sri Haryati, S.Pd., M.Si Penata / III c / 132 288 492 Kimia Instrumen, PPL-1, Kimia Dasar KIP / PMIPA Universitas Riau Jalan Jasa I Gg. Ria no 202 Labuh Baru Timur, Pekanbaru 081365452304 srifkipunri@yahool.co.id 1. Dra. Elva Yasmi A, M.Si 2. Rozalinda, S.Si., M.Si 3. M. Azis 3 bulan, dari bulan Mei sampai Juli 2008 Rp. 2.500.000,Rp. 0,Rp. 2.500.000,(Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) Pekanbaru, Maret 2008 Mengetahui, Dekan FKIP UNRI Ketua Pelaksana,

2. 3.

a. Bidang Ilmu Ketua Pelaksana Pengabdian Nama Lengkap dan Gelar Pangkat, Golongan, NIP Mata Kuliah Yang diampu Fakultas/ Jurusan Perguruan Tinggi Alamat Surat Nomor Telephone/HP E-mail Nama Anggota Peneliti Waktu Biaya yang Diperlukan a. Sumber dari LPM UNRI b. Sumber Lain Jumlah

4. 5.

Drs. H. Isjoni, M.Si NIP. 131 471 579

Sri Haryati, S.Pd, M.Si NIP. 132 288 492 Menyetujui, Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat

DR. Zulkarnain, M.Sc NIP. 131 817 961

A. Judul Kegiatan : Pelatihan Penyusunan Model Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Bagi Guru-Guru Sains Sekolah Dasar Di Kecamatan Tampan, Pekanbaru- Riau
B. Analisis Situasi :

Guru adalah salah satu komponen dalam sistem pendidikan di sekolah. Dalam melaksanakan kurikulum 2006 yang lebih dikenal kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), guru dituntut lebih kreatif dalam memfasilitasi peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Guru hendaknya menggunakan berbagai metode dalam proses pembelajaran yang dapat mengkatifkan siswa. Dari hasil wawancara yang dilakukan awal Maret 2007, diperoleh informasi dari beberapa guru SD yang berada di kecamatan Tampan, bahwa mereka kurang memiliki pengetahuan dan petunjuk praktis cara membelajarkan siswa agar aktif dan kreatif. Hingga saat ini meskipun kurikulum 2006 sudah mulai diterapkan namun kenyataannya guru tetap saja mendominasi di dalam proses pembelajaran bahkan ada yang tidak mengubah sedikitpun metode mengajar ceramah-tanya jawab. Alasan yang mereka ajukan kurangnya pengetahuan serta keterampilan mengenai cara mengunakan sistem pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Meskipun Dinas pendidikan provinsi belum dapat menangani seluruh guru-guru agar mendapatkan pelatihan berbagai metode pembelajaran kreatif dan inovatif. Penyebabnya adalah keterbatasan dana. Walaupun pernah dilaksanakan namun yang menjadi peserta hanya itu-itu saja dan setelah selesai pelatihan tidak pernah dilakukan sosialisasi di sekolah asal. Kondisi pendidikan sekolah dasar di kecamatan Tampan terdapat 30 SD negeri, 10 swasta, dan 2 Madrasah Ibtidaiyah. Dari 355 guru, hanya 42 orang (12%) merupakan PNS, sisanya adalah guru honor, guru kontrak dan guru bantu daerah. Bahkan ada satu sekolah hanya kepala sekolahnya saja yang PNS. Untuk satu sekolah bisa terdapat 19 rombongan belajar. Namun demikian proses pendidikan di daerah ini tetap dapat berjalan dengan baik karena dukungan penuh dari pihak pemerintah kabupaten. Metode pembelajaran kooperatif pernah didengar oleh beberapa guru yang diwawancara, mereka menjawab bahwa kooperatif sama dengan belajar dalam

kelompok dan diskusi, namun mereka tidak pernah mendengar ada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV. Guru mengeluhkan bahwa dengan pembelajaran melalui diskusi tidak efektif dan cenderung materi yang ditetapkan dalam silabus tidak tercapai. Ini hanya beberapa kendala yang diutarakan, namun kemampuan guru untuk mengelola pembelajaran kooperatif juga rendah bahkan ada yang tidak memiliki pengetahuan mengenai model ini. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV dikembangkan oleh Holiday, 2003. Guru memfasilitasi siswa untuk menguasai bagian dari materi yang dipelajari dan mengajarkannya kepada rekan mereka, jadi setiap siswa adalah guru bagi rekan yang lain. Melalui model ini diharapkan setiap siswa aktif dan dapat mengkomunikasikan kembali apa yang telah dipelajarinya kepada rekan yang lain. Dalam pembelajaran sains dengan menerapkan strategi pembelajaran kontekstual akan menjadikan hasil belajar lebih bermakna karena dihubungkan dengan kehidupan keseharian siswa. Model pembelajaran kooperatif dapat memberikan dampak pengiring disamping tujuan kompetensi setelah berakhirnya proses pembelajaran. Dampak pengiringnya antara lain adalah dipupuknya rasa kerjasama antara anggota, sikap saling menghargai, rasa percaya diri, kemampuan berkomunikasi, saling memberi.
C. Tinjauan Pustaka

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam memperoleh pengetahuan melalui kegiatan diskusi di dalam kelompok kecil. Ciri dari pembelajaran kooperatif adalah siswa dikelompokkan antara 4-6 orang dengan kemampuan akademis yang berbeda (Slavin, 1995). Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV merupakan modifikasi dari tipe Jigsaw yang dikemukakan oleh Aronson (Holliday, 2003). Dalam tipe Jigsaw IV siswa dikelompokkan dalam kelompok yang heterogen tingkat akademiknya dan jenis kelamin. Jumlah anggota antara 4-6 orang. Model ini dapat diterapkan apabila sub topik dalam pokok bahasan pelajaran dapat dipisahkan tanpa mengurangi maknanya bila dipelajari tidak berurutan. Di awal pertemuan guru mengajarkan

materi pelajaran secara umum, dan diakhir pertemuan guru bersama dengan siswa merumuskan kesimpulan dari materi pelajaran yang telah dipelajari di dalam kelompoknya. Setiap siswa diberikan tanggungjawab untuk menguasai bahagian dari materi yang telah dipersiapkan oleh guru yang disebut lembar materi ahli. Siswa dikelompokkan mula-mula yang disebut kelompok asal. Diskusi dilaksanakan dalam dua tahap, dimana tahap satu siswa yang mendapat bagian menyelesaikan lembar materi ahli yang sama berkumpul dan disebut kelompok ahli, selanjutnya tahap kedua siswa kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada rekan-rekannya dalam satu kelompok (kelompok asal) apa-apa yang telah diperoleh dalam kelompok ahli. Untuk mengetahui pemahaman siswa maka diantara waktu siswa kembali ke kelompok asal maka diberikan kuis, setelah selesai menyampaikan materi dikelompok asal siswa kembali diberikan kuis. Langkah lainnya sama dengan model Jigsaw Aronson. Melalui model ini setiap siswa memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan materi kepada rekannya. Dalam proses pembelajaran ini ada dampak pengiring yang diharapkan dapat dipupuk dalam diri siswa antara lain rasa tanggung jawab, rasa percaya diri, kemampuan berkomunikasi dua arah, saling menghargai. Belajar akan menjadi bermakna dan menyenangkan apabila siswa terlibat langsung secara fisik dan mental dalam proses pembelajaran (Slameto, 2003). Guru memfasilitasi siswa untuk belajar melalui persiapan skenario pembelajaran yang disesuaikan dengan kompetensi yang ditetapkan dalam silabus. Kesiapan guru sangat berperan terhadap proses dan hasil pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu diberi bekal pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV agar pembelajaran dapat tercapai. Srategi Pembelajaran kontekstual merupakan suatu cara untuk melibatkan siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan nyata yang ada di sekitar mereka (Sanjaya, 2008). Ada tiga hal yang perlu difahami seorang guru, bahwa strategi ini menekankan pada keterlibatan siswa secara langsung menemukan materi pelajaran, mendorong siswa agar dapat menemukan hubungan materi yang dipelajari dengan situasi nyata yang ada di sekitarnya, dan mendorong siswa agar dapat menerapkan segala sesuatu yang telah dipelajarinya tujuan

dalam kehidupan nyata. Orientasi guru saat ini mengenai hasil belajar siswa harus berubah. Pembelajaran tidak hanya menghafal kalimat atau defenisi yang ada di dalam buku. Belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman siswa. Belajar adalah suatu proses mengorganisasikan segala sesuatu yang dialami, sehingga pengetahuan yang dimiliki akan berpengaruh terhadap perilaku siswa seperti, pola berfikir, pola bertindak, kemampuan menyelesaikan masalah, termasuk penampilan/ performance siswa. Belajar adalah proses memecahkan masalah sehingga siswa terlatih untuk menghadapi suatu persoalan dan berupaya menyelesaikannya. Belajar merupakan suatu proses memahami segala sesuatu yang dapat memberikan makna bagi kehidupan anak/siswa. Untuk itu perlu usaha dan waktu dalam mengubah orientasi guru bahwa hasil belajar bukan merupakan angka atau nilai yang diperoleh dari hasil tes siswa. Hasil belajar siswa adalah penyempurnaan potensi yang dimiliki masing masing siswa.
D. Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang guru SD di kecamatan Tampan dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah melalui pelatihan ini, guru-guru sains dapat memperoleh pengetahuan mengenai model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw IV? 2. Apakah melalui pelatihan ini, guru-guru dapat membuat skenario pembelajaran tipe Jigsaw IV dengan pendekatan kontekstual ? 3. Apakah melalui pelatihan ini, guru-guru dapat menerapkan model pembelajaran tipe Jigsaw IV? E. Tujuan Kegiatan Pelatihan ini bertujuan untuk: 1. memberikan pengetahuan mengenai model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw IV kepada guru-guru SD di kecamatan Tampan, Pekanbaru. 2. melatih guru-guru agar dapat membuat skenario pembelajaran tipe Jigsaw IV 3. melatih guru-guru menerapkan model pembelajaran tipe Jigsaw IV

F. Manfaat Kegiatan Setelah mengikuti pelatihan diharapkan: 1. peserta dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV di dalam kelas agar kualitas pembelajaran dapat meningkat 2. peserta dapat mensosialisasikan dan menyebarluaskan hal-hal yang telah diperoleh kepada rekan guru yang lain sehingga lebih banyak guru yang dapat menggunakan model pembelaaran kooperatif tipe Jigaw IV G. Pemecahan Masalah Peserta pelatihan adalah guru-guru yang tersebar di sekolah dasar baik negeri maupun swasta yang terdapat di kecamatan Tampan, Pekanbaru. Secara umum telah diperoleh informasi bahwa mereka belum memiliki pengetahuan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV. Pelatihan ini akan dilaksanakan dalam tiga tahap dengan rincian sebagai berikut: tahap I: peserta diberikan materi mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV melalui metode diskusi-informasi tahap II: peserta dilatih membuat skenario pembelajarannya langsung kepada satu topik sesuai dengan kondisi nyata di kelas (diharapkan setiap peserta menghasilkan satu skenario), metode yang digunakan pembimbingan dan arahan tahap III: peserta dilatihkan melaksanakan pembelajaran tipe Jigsaw IV melalui simulasi dimana salah satu peserta difungsikan sebagai guru dan peserta lain sebagai siswa , metode simulasi. Melalui tahapan ini diharapkan tujuan pelatihan dapat dicapai dan setiap peserta memiliki pengetahuan dan kemahiran serta keterampilan untuk menerapkan model pembelajaran ini dalam situasi yang sebenarnya.

H. Khalayak Sasaran Strategis Peserta pelatihan berjumlah 20 orang, direncanakan melibatkan 10 sekolah dan masing-masing sekolah diwakili oleh dua orang guru. Peserta merupakan guru kelas ataupun guru bidang studi, yang mewakili guru sains. Perwakilan guru dari

10 SD yang ada di kecamatan Tampan diharapkan dapat menjadi tutor bagi guruguru yang lain ( 335 orang ) yang tersebar di kecamatan Tampan, Pekanbaru. I. Keterkaitan Kegiatan ini seharusnya dilaksanakan oleh dinas pendidikan nasional kota melalui kepala cabang kecamatan Tampan. Apabila kegiatan ini disetujui untuk didanai maka bagi tim pelaksana kegiatan ini merupakan bahagian dari tridarma perguruan tinggi dimana salah satu kegiatannya adalah melaksanakan pengabdian Bagi pihak dinas penkepada masyarakat dalam rangka penerapan IPTEK. didikan nasional kota, sebahagian tugas mereka untuk meningkatkan kualitas guru telah dapat dibantu melalui kegiatan ini. Namun demikian kerjasama kedua belah pihak sangat diharapkan guna kelancaran pelaksanaan kegiatan ini. Pengetahuan yang dimiliki dosen dapat dibagi /share kepada rekan guru sehingga tujuan mencerdaskan anak bangsa dapat dilakukan bersama-sama ( guru dan dosen). J. Metode Kegiatan Seperti yang telah diuraikan dalam bagian G, pelatihan ini mulai dengan metode diskusi informasi dan diakhiri dengan metode simulasi agar setiap peserta benar-benar memahami dan terampil untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV di dalam kelas nantinya. K. Kegiatan Evaluasi Untuk mengetahui apakah tujuan dari pelatihan ini tercapai maka dilakukan beberapa tahapan pengumpulan data melalui: a. lembar observasi, dilaksanakan pada saat pelatihan berlangsung b. Angket, dilaksanakan setelah pelatihan berakhir c. skenario pembelajaran yang dibuat oleh masing-masing peserta. Pelatihan ini dianggap berhasil apabila lebih dari 80% dari peserta pelatihan mampu menghasilkan satu skenario pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV.

L. Rencana dan Jadwal Kegiatan Kegiatan direncanakan akan dilaksanakan dalam waktu 3 (tiga) bulan. Perincian masing-masing kegiatan ditunjukkan oleh tabel berikut. Tabel 1. Rencana Jadwal Kegiatan Pelatihan No 1 2 3 4 5 6 Kegiatan Survei Pendahuluan Persiapan Materi Pelaksanaan Pelatihan Evaluasi & Penyusunan Konsep Laporan Penyusunan Laporan Pengiriman Laporan
1 1 2 3 4 1 Bulan ke 2 2 3 4 3 1 2 3 4

Pelaksanaan pelatihan direncanakan pada bulan kedua, minggu kedua dilaksanakan selama dua hari dengan asumsi 16 jam pertemuan. Pada hari pertama peserta dibekali dengan pengetahuan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IV. Pada hari kedua peserta berlatih untuk membuat skenario dan mempratekkannya dalam ruangan M. Organisasi Penyelenggara 1. Ketua Pelaksana a. Nama Lengkap dan Gelar b. Golongan /Pangkat dan NIP c. Jabatan Fungsional d. Bidang Keahlian e. Fakultas/Program Studi f. Waktu untuk Kegiatan ini : : : : : : Sri Haryati, S.Pd., M.Si. III-c/Penata, 132 288 492 Lektor Kimia Analitik, Pendidikan sains FKIP/ Pendidikan Kimia 6 jam/minggu

2. Anggota a. Nama Lengkap dan Gelar : Rozalinda, S.Si., M.Si b. Golongan Pangkat dan NIP: III-c, 132 288 357 c. Jabatan Fungsional : Lektor d. Bidang Keahlian : Kimia Analitik, e. Fakultas/Program Studi : FKIP/ Pendidikan Kimia f. Waktu untuk Kegiatan ini : 6 jam/minggu 3. Anggota a. Nama Lengkap dan Gelar : Dra. Elva Yasmi A. M.Si b. Golongan Pangkat dan NIP: III-b, 130 260 762 c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

10

d. Bidang Keahlian e. Fakultas/Program Studi f. Waktu untuk Kegiatan ini 4. Tenaga Pembantu a. Nama Lengkap dan Gelar b. NIM c. Jabatan d. Fakultas/Program Studi e. Waktu untuk Kegiatan ini N. Rencana Biaya Kegiatan

: Kimia Lingkungan, : FKIP/ Pendidikan Kimia : 6 jam/minggu : : : : : M.Azis 0511536 Mahasiswa Prodi Kimia, FKIP FKIP/ Pendidikan Kimia 6 jam/minggu

Rencana biaya pelatihan seperti Tabel 2: Tabel 2. Rincian Rencana Biaya Pelatihan Kegiatan Uraian A. Bahan dan Alat Fotokopi bahan pelatihan Dokumentasi (kamera digital) Sewa laptop, printer dan infokus (multi media) JUMLAH B. Biaya lain-lain Konsumsi (Snack dan Makan Siang) Transportasi ke Lokasi Penggandaan laporan Pengiriman laporan Fee administrasi Lembaga JUMLAH 25 buah x 20 lembar @Rp 150 2 x @ Rp 300.000 Jumlah (Rp) 125.000 225.000 600.000 950.000 2 x 25 orang x @Rp 10.000 2 x 3 Orang @Rp 50.000 5 set x @ Rp 60.000 1 x @ Rp 50.000 10 % 500.000 300.000 300.000 50.000 200.000 1.650.000 2.500.000

Total A + B Terbilang: dua juta lima ratus ribu rupiah

11

Vous aimerez peut-être aussi