Vous êtes sur la page 1sur 8

LAPORAN PRAKTIKUM 1 KIMIA ORGANIK PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

Oleh: Nama NIM Kelas Kelompok Semester Asisten : Rini Sulastri : 1410160067 : Biologi B :6 : III : Kasiful Gito Prantona Jasera

LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2011

PEMBUATAN SENYAWA ALKANA


I. TUJUAN 1. Mengetahui cara pembuatan senyawa hidrokarbon alifatis jenuh (alkana). 2. Mengetahui sifat-sifat dari bahan yang digunakan. 3. Menuliskan reaksi dan mekanismenya.

II. DASAR TEORI Alkana termasuk dalam hidrokarbon jenuh (asiklik) yang seluruh ikatannya tunggal. Jenis alkana yang paling sederhana adalah metana. Alkana tidak larut dalam air dan senyawa ini berbentuk cairan yang lebih ringan dari air, karena itu alkana terapung di atas air. Hal ini disebabkan karena alkana yang bersifat nonpolar. Alkana mempunyai titik didih yang rendah dibandingkan dengan senyawa organik lain dengan berat molekul yang sama. Hal ini disebabkan karena daya tarik menarik diantara molekul nonpolar lemah, sehingga proses pemisahan molekul yang satu dengan yang lainnya (sama dengan proses perubahan dari fase cair ke fase gas) relatif memerlukan sedikit energi. Sebagai hidrokarbon jenuh, alkana memiliki jumlah atom H yang maksimum. Alkana juga dinamakan parafin (dari parum affinis), karena sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa lainnya. Kadang-kadang alkana juga disebut sebagai hidrokarbon batas, karena batas kejenuhan atom-atom H telah tercapai. Setiap senyawa yang merupakan anggota alkana dinamakan suku. Suku alkana ditentukan oleh jumlah atom C dalam senyawa tersebut. Suku pertama alkana adalah metana, CH4. Dalam molekul metana satu atom C terikat pada 4 atom H. Metana dapat menurunkan senyawa alifatik lainnya. Jika satu atom H pada metana diganti dengan atom C, maka akan terbentuk suku kedua alkana, yaitu etana. Berdasarkan tetravalensi atom C, maka atom C kedua akan mengikat 3 atom H, sehingga rumus molekul etana adalah C2H6.

Reaksi pembakaran pada alkana Reaksi Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan gas karbondioksida dan air, sedangkan pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan gas karbon monoksida dan air. Terjadinya pembakaran sempurna atau tidak sempurna tergantung pada perbandingan antara konsentrasi (kadar) senyawa hidrokarbon dengan konsentrasi (kadar) oksigen.

III. ALAT DAN BAHAN 1. ALAT Pipet kapiler Api bunsen Tabung reaksi Kapas Mortar dan alu Rak tabung reaksi

2. BAHAN -. NaOH - Natrium Benzoat -. Asam Asetat

IV. LANGKAH KERJA 1. Menggerus satu sendok makan Natrium Benzoat dan satu sendok NaOH dalam mortar. 2. Mengambil satu sendok campuran tersebut dan memasukkan dalam tabung reaksi serta ditutup dengan kapas. 3. Memanasi tabung reaksi yang berisi bahan campuran tadi sampai keluar gelembung. 4. Mengamati baunya. 5. Mengulangi percobaan sekali lagi dengan mengganti Natrium Benzoat dengan Asam Asetat.

V.

HASIL PEMBAHASAN Percobaan 1

Bahan (NaOH) + Na Beanzoat Percobaan 1 : satu sendok makan Percobaan 1 : satu sendok makan

Cairan

Gelembung

Bau

Bening

Sedikit

Apek menyengat

Bening

Sedikit

Apek menyengat

Reaksi kimia antara Asam Benzoat dan Natrium Hidroksida: C6H5COOH + NaOH NaOH + C6H5COONa Percobaan 2 Cairan Bening Gelembung Ada banyak Bau Menyengat C6H5COONa + H2O Na2CO3 + C6H6

Reaksi kimia antara Natrium Hidroksida dan Natrium benzoat:

Bahan (Asam Asetat + NaOH) Satu sendok makan

Reaksi kimia antara Natrium Hidroksida dan Asam Asetat: CH3COOH + NaOH NaCO3H + CH4

VI.

PEMBAHASAN Berdasarkan praktikum Kimia Organik dalam membuat senyawa alkana

kami menggunakan bahan-bahan yang jika direaksikan akan menghasilkan senyawa alkana. Cara pembuatan senyawa alkana atau suatu senyawa jika direaksikan dengan senyawa lain akan membentuk senyawa alkana. Pada reaksi ini yang melibatkan campuran antara NaOH dan Natrium Benzoat, NaOH dan Natrium Asetat.

Natrium benzoat diproduksi oleh netralisasi asam benzoat dengan natrium hidroksida. Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebas, sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut nonpolar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas. Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7C. Berdasarkan praktikum kali ini kami melakukan tiga percobaan. Percobaan pertama mencampurkan NaOH dan Natrium Benzoat masing-masing satu sendok makan yang kemudian ditumbuk lalu memasukkan 1 sdm ke dalam tabung reaksi kemudian ditutup dengan kapas. Setelah lama dipanaskan hingga terbentuk gelembung, bentuknya berubah berupa endapan dan terdapat pula cairan berwarna putih di atasnya dan bau yang mennyengat yang bersifat racun. Begitu pun dengan percobaan yang kedua. Senyawa didalamnya akan mengalami reaksi oksidasi atau pembakaran yang akan menghasilkan CO2 dan H2O. Reaksi yag menghasilkan Natrium Benzoat: C6H5COOH + NaOH H2O + C6H5COONa + Reaksi kimia yang terjadi antara NaOH dan Natrium Benzoat : C6H5COOHNa + NaOH Na2CO3 + C6H6 Reaksi di atas menghasilkan produk berupa Dinatrium Karbontrioksida dan benzena (C6H6 ).

Pada percobaan pertama dan kami belum berhasil membuat senyawa alkana. Oleh karena itu kami melakukan percobaan ketiga. Percobaan ketiga, hanya mengganti Natrium Benzoat dengan Asam Asetat, dari percobaan ini akan didapat suatu cairan putih yang jika dipanaskan hingga bergelembung dan akan terdapat cairan bening diatasnya dan bau asam yang lebih menyengat. Hal itu dikarenakan adanya reaksi oksidasi atau reaksi pembakaran, yang akan menghasilkan CO2 dan H2O, air bening yang terdapat didalamnya adalah hasil dari H2O yang terkumpul dari reaksi tersebut, dan akan menghasilkan senyawa alkana yaitu CH4 atau metana. Metana ini adalah suatu senyawa alkana paling sederhana. Reaksi kimia yang terjadi antara NaOH dan Asam Asetat : CH3COOH + NaOH Na2CO3H + CH4 Senyawa CH4 adalah gugus alkana, yaitu metana. Dalam molekul metana satu atom C terikat pada 4 atom H. Metana dapat menurunkan senyawa alifatik lainnya. Jika satu atom H pada metana diganti dengan atom C, maka akan terbentuk suku kedua alkana, yaitu etana. Berdasarkan tetravalensi atom C, maka atom C kedua akan mengikat 3 atom H, sehingga rumus molekul etana adalah C2H6.

VII.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang seluruh ikatannya tunggal. b. Alkana juga dinamakan parafin (dari parum affinis), karena sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa lainnya. c. Alkana terbakar dalam oksigen membentuk karbon dioksida (jika reaksi pembakarannya sempurna) dan air. Ini dikenal dengan reaksi oksidasi atau reaksi pembakaran. d. Senyawa alkana terbeentuk dari pencampuran dan pembakaran Asam Asetat dan NaOH berupa metana.

DAFTAR PUSTAKA

J. Fessenden, Ralph dan Joan S. Fessenden. 1997. Dasar-dasar Kinia Organik.. Jakarta: Binarupa Aksara Kartimi dan Wahidin. 2011. Panduan Praktikum Kimia Organik. Cirebon: Pusat Laboratorium IAIN SYEKH NURJATI CIREBON. http://yoad.wordpress.com/2009/02/21/alkana/28202011

LEMBAR PENGESAHAN

Nama NIM Kelas

: Rini Sulastri : 1410160067 : Biologi B/Semester 3

Dosen

Asisten Dosen

KARTIMI, M.Pd.

KASIFUL GITO

Vous aimerez peut-être aussi