Vous êtes sur la page 1sur 13

ABORTUS

Kelompok 2 Faradilla Miftah Suranata Siti Rahmayanti Fetty Tinamonga Irma Hasan

Pengertian
Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur.

Next...
kelainan dalam kehamilan ada beberapa macam yaitu abortus spontan, abortus buatan, dan terapeutik. Biasanya abortus spontan dikarenakan kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma. Abortus buatan merupakan pengakhiran kehamilan dengan disengaja sebelum usia kandungan 28 minggu. Pengguguran kandungan buatan karena indikasi medik disebut abortus terapeutik.

Faktor-Faktor Terjadinya Abortus


Faktor ovovetal yang menyebabkan abortus adalah kelainan pertumbuhan janin dan kelainan pada plasenta. Penyebab kelainan pertumbuhan janin ialah kelainan kromosom, lingkungan kurang sempurna, dan pengaruh dari luar. Kelainan plasenta disebabkan endarteritis pada villi koriales yang menghambat oksigenisasi plasenta sehingga

Next
Keadaan ibu yang menyebabkan abortus antara lain: 1) penyakit Ibu seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, 2) toksin, bakteri, virus, plasmodium masuk ke janin menyebabkan kematian sehingga terjadi abortus, 3) penyakit menahun, dan 4) kelainan traktus genitalis, seperti inkompetensi serviks, retroversi uteri, mioma uteri, dan kelainan bawaan uterus

Next
Pada awal abortus terjadi pendarahan yang menyebabkan janin terlepas. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu janin biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan 814 minggu villi koriales menembus desidua secara mendalam, plasenta tidak dilepaskan sempurna sehingga banyak perdarahan. Pada kehamilan diatas 14 minggu, setelah ketubah pecah janin yang

Jenis-jenis abortus dan penanganannya


Abortus imminens adalah terjadinya perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, janin masih dalam uterus, tanpa adanya dilatasi serviks Abortus insipiens adalah peristiwa peradangan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks. Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian janin pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa

Next
Missed abortion adalah kehamilan yang tidak normal, janin mati pada usia kurang dari 20 hari dan tidak dapat dihindari (James L Lindsey,MD , 2007). Gejalanya seperti abortus immines yang kemudian menghilang secara spontan disertai kehamilan menghilang, mamma agak mengendor, uterus mengecil, tes kehamilan negative. Medical aborsi adalah cara terakhir untuk melindungi seperti surgical aborsi dengan mengetahui resiko kehamilan ectropic , aborsi spontan, kelahiran dengan berat yang minim,

Manifestasi klinis
Tindakan klinik yang dapat kita lakukan untuk mengetahui terjadinya abortus antara lain: 1) terlambat haid kurang dari 20 minggu, 2) pemeriksaan fisik yang terdiri dari keadaan umum tampak lemah, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, dan suhu badan normal atau meningkat, 3) perdarahan pervagina yang disertai keluarnya jaringan janin, mual, dan nyeri

Next..
4) pemeriksaan ginekologi meliputi inspeksi vulva dengan melihat perdarahan pervaginam, ada/tidak jaringan janin, dan tercium/tidak bau busuk dari vulva Inspekulo, 5) perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, dan ada/tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium, dan 6) colok vagina dengan melihat porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada saat perabaan adneksa, dan kavum douglasi tidak menonjol dan

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang umumnya dilakukan antara lain: 1) tes kehamilan akan menunjukkan hasil positif bila janin masih hidup bahkan 2-3 hari setelah abortus, 2) Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup, dan 3) Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion (Arif Mansjoer dkk, 2004).

Komplikasi
Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi dan syok (Prawirohardjo, S, 2002). Perdarahan, cara mengatasinya dengan mengosongkan uterus dari sisasisa janin dan transfuse darah, bila tidak segera ditolong menyebabkan kematian. Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Apabila terjadi perforasi, laparotomi harus segera dilakukan untuk menentukan luas cedera sehingga dapat dilakukan tindakan selanjutnya. Syok terjadi karena perdarahan

Vous aimerez peut-être aussi