Vous êtes sur la page 1sur 8

Analisis SWOT pada Fasilitas dan Utilitas pasar di Pabaeng-Baeng

Pengelolaan pasar di Indonesia umumnya dilakukan oleh Perusahaan Daerah Pasar dan kepemilikan kios/toko secara perorangan. Berdasarkan sifat kegiatan dan jenis dagangannya (termasuk pasar lelang), pasar dibedakan menjadi pasar eceran, pasar grosir, pasar induk dan pasar khusus. Sedangkan dilihat dari ruang lingkup pelayanan dan tingkat potensi pasar, dikenal keberadaan pasar lingkungan, pasar wilayah, pasar kota dan pasar regional, dengan masing-masing waktu kegiatan pasar siang hari, pasar malam hari, pasar siang malam dan pasar kaget/pekan. Umumnya semua pasar induk di Indonesia menghadapi berbagai masalah seperti terbatasnya ruang pada lapak yang sempit, tidak teratur, tidak sehat, kotor, kurangnya tempat sampah, terlalu banyaknya pedagang pinggir jalan, lemahnya pengelolaan, dan fasilitas penyimpanan dengan infrastruktur pasar yang tidak memadai (ADP, 1994). Sementara ituuntuk non pasar induk, pedagang grosir hortikultura tidak memiliki sarana kios permanen sehingga transaksi biasa dilakukan di tepi jalan di lingkungan pasar (JICA, 2001). Meningkatnya aktivitas pasar menyebabkan penampilan pasar semrawut, kumuh, kurangnya sarana penerangan, tidak tersedianya fasilitas air bersih yang memadai sehingga tidak ada proses pembersihan komoditi, tidak higienis, tidak tersedianya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang memadai, sarana jalan sempit dan peredaran barang di dalam pasar juga sulit dan kurang nyaman (Ohno, 2000; JICA, 2002a; JICA, 200b). Berbeda halnya dengan ritel modern (berdasarkan SKB Menperindag dan Mendagri No.145/MPP/Kep/5/97 dan No.57 tahun 1997) yang merupakan pasar yang dibangun oleh pemerintah, swasta atau koperasi yang dalam bentuknya seperti mall, supermarket, departemen store dan shopping center, di mana pengelolaannya dilakukan secara modern dan mengutamakan pelayanan kenyamanan berbelanja. Ketersediaan fasilitas dan utilitas yang tidak memadai di pasar-pasar induk dan pasar-pasar tradisional akan meningkatkan bahaya keamanan pangan, yakni: berbagai komponen biologi, kimia, fisika atau kondisi makanan yang dapat mempengaruhi kesehatan konsumen (Mahendra, 2004a). Faktorfaktor yang menyebabkan kegagalan dalam memenuhi harapan konsumen seperti: karakteristik fisik (ukuran, bentuk, rasa, kemasan, dan cacat). Dapat juga berupa bahaya lingkungan, kesehatan hewan, kesehatan dan keamanan kerja, aspirasi etika dan bahaya operasional. Benda-benda fisik yang semestinya tidak ditemukan dalam makanan yang mungkin dapat menyebabkan penyakit atau luka pada konsumen seperti: pecahan gelas, besi, batu, kayu, hama, atau perhiasan (Mahendra, 2004b). Metode Analisa SWOT adalah pengelompokan variable-variabel berdasarkan potensi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.(http://www.scribd.com/doc/39007737/Andra-Saras-Putri-20307004Tgs-Minggu-Ke-2-3)

SWOT adalah singkatan yg diambil dari huruf depan kata Strength, Weakness, Opportunity dan Threat, yg dalam bahasa Indonesia mudahnya diartikan sbg Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman.( http://meidii.multiply.com/journal/item/7) Metoda analisa SWOT bisa dianggap sbg metoda analisa yg paling dasar, yg berguna utk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan/rekomendasi utk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yg ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.( http://meidii.multiply.com/journal/item/7) Analisa SWOT merupakan sebuah alat analisis yang cukup baik, efektif, dan efisien serta sebagai alat yang cepat dalam menemukenali kemungkinan-kemungkinan yang berkaitan dengan pengembangan awal program-program inovasi baru di dalam sekolah kejuruan, disamping dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan dalam organisasi atau komite bahkan individu.(http://guebencieloe.blogspot.com/2007/12/analisis-swot.html) Analisis SWOT Pengembangan Kawasan Pasar di Indonesia 1. Faktor-faktor internal yang dapat dianalisis yaitu: Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) 2. Sedangkan faktor-faktor eksternal, yaitu: Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) Strenght(kekuatan) Aksesibilitas Prasarana dan jaringan jalan bagus Biaya operasional dan pemeliharaan, rencana perbaikan jalan lingkungan pasar diperoleh secara swadana dari retribusi pasar. Weakness(kelemahan) lokasi pasar berada di tengah kota. Fasilitas pasar kurang terpelihara. Tdk ramah Lingkungan Lokasi beberapa TA dan STA kurang tepat sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh pedagang, belum dapat menjalankan fungsi utamanya, biaya operasional dan perawatan mahal serta tidak terawat.

opportunities (peluang) Rencana relokasi fungsi dari beberapa Pasar Induk dari Pemerintah Daerah akan memperbaiki fasilitas dan utilitas. Adanya rencana pemda untuk memfungsikan fasilitas sekitar PDR seperti terminal dalam dan antar kota, pasar tradisional, dan pasar lelang, berpeluang untuk perbaikan kualitas dan keamanan pangan. Perkembangan pasar tradisional, pasar modern, hotel, restoran serta jasa katering menunjukkan prospek baik yang diantisipasi dengan meningkatkan sistem dan fasilitas pasar. threats (ancaman) Meningkatnya keberadaan pihak-pihak yang tidak relevan dengan kegiatan Pasar Induk mempersulit pengendalian pelaku pasar, mengurangi rasa aman, kenyamanan dan kebersihan lingkungan pasar. Tidak adanya bantuan biaya operasional dan pemeliharaan dari APBD kabupaten termasuk keterbatasan program pemberdayaan STA dari pemerintah daerah kabupaten. Pedagang pengirim skala besar memperlakukan pasar tradisional sebagai pasar alternatif pelemparan barang kualitas asalan atau suplai barang berlebih, sehingga produksi sampah tinggi.

2.Analisis faktor internal dan Eksternal Analisis Faktor Internal No. 1. 2. S 3. Faktor-faktor Strategis Lahan untuk perluasan terbatas dan mahal Fasilitas pasar induk dan tradisional kurang terpelihara Beberapa memadai W fasilitas pasar-pasar Bobot 50% 20% Nilai 2 3 Scoring 100 60

pendukung

kurang

30%

30

100% 1 2 3. 4 lokasi pasar berada di tengah kota Fasilitas pasar kurang terpelihara. Tdk ramah Lingkungan Lokasi beberapa TA dan STA kurang tepat sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh pedagang, belum dapat menjalankan fungsi utamanya, biaya operasional dan perawatan mahal serta tidak terawat. 40% 10% 30% 20% 3 4 3 3

190 120 40 90 60

100%

310

Analisis Faktor Eksternal No. 1. Faktor-faktor Strategis Rencana relokasi fungsi dari beberapa Pasar Induk dari Pemerintah Daerah akan memperbaiki fasilitas dan utilitas Adanya rencana pemda memfungsikan fasilitas sekitar PDR untuk Bobot 70% Nilai 4 Scoring 280

2. O 3.

15%

60

Perkembangan pasar tradisional menunjukkan prospek baik yang diantisipasi dengan meningkatkan sistem dan fasilitas pasar

15%

45

100%

385

1.

Meningkatnya keberadaan pihak-pihak yang tidak relevan dengan kegiatan Pasar Induk mempersulit pengendalian pelaku pasar, mengurangi rasa aman, kenyamanan dan kebersihan lingkungan pasar. Tidak adanya bantuan biaya operasional dan pemeliharaan dari APBD kabupaten termasuk keterbatasan program pemberdayaan STA dari pemerintah daerah kabupaten Pedagang pengirim skala besar memperlakukan pasar tradisional sebagai pasar alternatif pelemparan barang kualitas asalan atau suplai barang berlebih, sehingga produksi sampah tinggi.

60%

240

2. T

20%

80

3.

20%

40

100%

360

3. Matriks SWOT 1. Strategi S-O Pemerintah harus tanggap mengatasi kemacetan disekitar lokasi Diperlukan kesadaran masyarakat dalam memelihara lingkungan yang ada di sekitar kanal dan pasar pabaeng-baeng. Aparat keamanan sebaiknya selalu sianga untuk menanggulangi kemacetan di ruas jalan sekitar pasar pabaeng-baeng.

2. Strategi S-T Memberi pehamaman pada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan terutama di sekitar pasar. Pemerintah memberi aturan tentang pengelolaan pasar dan sanksinya.

3. Strategi W-O Tindak lanjut pemerintah dalam pembangunan revitalisasi pasar pabaeng-baeng Memperdayakan masyarakat serta pedangan untuk senang tiasa menjaga kebersihan lingkungan.

4. Strategi W-T Melakukan pemeliharaan terhadap daerah kawasan sekitar pasar pabaeng-baeng. Perlnya biaya operasional dari pemerintah dalam operasional pasar.

Matriks SWOT strategi Pengembangan Kawasan Pasar pabaeng-baeng Eksternal faktor I N T E R N A L Strenght(s) Strategi S-O -Pemerintah harus mengatasi kemacetan lokasi Strategi S-T

tanggap -Memberi disekitar pehamaman pada masyarakat tentang pentingnya -Diperlukan kesadaran menjaga masyarakat dalam memelihara kebersihan lingkungan yang ada di sekitar terutama di sekitar kanal dan pasar pabaeng-baeng pasar. - Aparat keamanan sebaiknya selalu sianga untuk menanggulangi kemacetan di ruas jalan sekitar pasar pabaengbaeng. Weakneses(W) -Pemerintah memberi aturan tentang pengelolaan pasar dan sanksinya.

-Tindak lanjut pemerintah dalam -Melakukan pembangunan revitalisasi pasar pemeliharaan terhadap daerah pabaeng-baeng kawasan sekitar -Memperdayakan masyarakat pasar pabaengserta pedangan untuk senang baeng tiasa menjaga kebersihan -Perlnya biaya lingkungan operasional dari pemerintah dalam operasional pasar.

3. Pemetaan posisi Kawasan Pasar Diagram Model Posisi Perkembangan Kawasan Pasar Pabaeng-baeng O

internal W . S

Eksternal T Berdasarkan diagram di atas, posisi perkembangan kawasan pasar pabaengbaeng di Makassar berada pada kuadran II, sehingga strategi yang menjadi prioritas utama adalah strategi W-O, maka dapat ditentukan arahan pengembangan kawasan pasar pabaeng-baeng di Makassar dimasa yang akan dating adalah : Tindak lanjut pemerintah dalam pembangunan revitalisasi pasar pabaeng-baeng Memperdayakan masyarakat serta pedangan untuk senang tiasa menjaga kebersihan lingkungan.

Vous aimerez peut-être aussi