Vous êtes sur la page 1sur 34

A. Sejarah Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah 1.

Sejarah Dakwah Rasulullah SAW pada Periode Madinah

a. Hijrah dan Tujuannya Pada dasarnya hijrah memiliki dua arti, yaitu hijrah yang berarti meninggalkan perbuatan yang dilarang dan dimurkai oleh Allah SWT untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan diridhai oleh Allah SWT. Sedangkan arti yang kedua yaitu berpindah dari suatu negeri kafir atau non islam karena di negeri itu umat islam selalu menadpat tekanan, ancaman dan kekerasan sehingga tidak memiliki kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Kemudian umat islam di negeri kafir itu berpindah agar mnemperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Arti yang kedua ini lah yang pernah dialami oleh Rasulullah SAW dan umat islam yakni berhijrah dari mekah ke Madinah atau Yastrib yang terjadi pada tanggal 12 Rabiul Awal pada tahun pertama hijrah dan bertepatan dengan tanggal 28 Juni 622 M. Hijrah nabi Muhamad SAW dari Mekah ke Madinah ini berawal dari masuk islamnya beberapa orang asal madinah pada tahun ke-11 kenabian dalam gerakan dakwah rasulullah kepada orang-orang yang datang ke mekah sehingga dakwah dikawasan madinah atau yastrib ini berkembang dengan baik dan tidak ada satu rumah pun dikawasan ini yang tidak mengenal nama Rasulullah SAW. Setelah kejadian itu, mereka mengutus 12 orang perwakilan untuk menemui Rasulullah SAW. Pertemuan itu mengahasilkan Baiat Aqabah I. mereka berbaiat kepada Rasulullah untuk mengesakan Allah, tidak mencuri, tidak melakukan zina, tidak membunuh anak dan Rasulullah meminta mereka untuk taat kepada perintah beliau dalam masalah kebaikan. Kemudian Rasulullah

mengurtus Mushab bin Umair untuk mengajarkan islam kepada penduduk Madinah. Ternyata Mushab melaksanakan amanah yang diberikan oleh rsasulullah dengan prestasi yang luar biasa.Tahun ketiga mereka mngutus 72 orang untuk menemui rasulullah.Pertemuan inilah yang disebut dengan baiat aqabah kubra. Isi baiat itu adalah tekad untuk melindungi dan mnolong rasulullah saw dan para sahabatnya serta mengajak rasulullah untuk hijrah ke madinah. Isi Baiat Aqabah Kubra ini lansung ditindak lanjuti oleh Rasullah dengan memerintahkan kaum muslimin yang ada di mekah untuk hijrah ke madinah.Sehingga para sahabat pun berangkat ke madinah secara bergelombang tetapi Rasulullah masih tetap di mekah menanti izin dari Allah untuk berhijrah dan setelah mendapat izin dari Allah barulah beliau berangkat dengan ditemani oleh Abu Bakar. Adapun tujuan dari pelaksanaan hijrah ini adalah: 1) Menyelamatkan diri dan umat islam dari tekanan, ancaman, dan kekerasan

kaum kafir quraisy. Bahakan ketika Rasulullah SAW meninggalkan rumahnya di Mekah untuk berhijrah ke Madinah, rumah beliau sudah dikempung oleh kaum kafir Quraisy dengan maksud membunuhnya. 2) Agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah serta

beribadah, sehingga bisa meningkatkan usaha-usahanya dalam berjihad di jalan Allah SWT, untuk menegakkan dan meninggikan ajaran islam.

b. Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah dan Pembentukan Negara Madinah Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah ini berlansung selama 10 tahun, yakni semenjak tanggal 12 rabiul awal tahun pertama hijrah sampai dengan wafatnya Rasulullah SAW tanggal 12 Rabiul Awal tahun ke-11 hijrah Adapun materi dakwah yang disampaikan oleh Rasulullah SAW pada periode madinah ini adalah ajaran-ajaran islam tentang masalah sosial kemasyarakatan. Dan mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-orang yang sudah masuk islam dari kalangan Muhajirin dan Anshar dan juga ortang-orang yang belum masuk islam seperti kaum yahudi penduduk madinah, para penduduk di luar kota madinah yang termasuk bangsa arab dan yang tidak termasuk bangsa arab. Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT bukan hanya untuk bangsa arab tetapi untuk seluruh umat manusia di dunia, Allah berfirman dalam surat AlAnbiya ayat 107:

107. Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Dakwah Rasulullah SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk islam bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran islam baik yang turun di mekah maupun yang turun di madinah kemudian mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka betul-betul bertakwa. Sedangkan dakwah yang ditujukan kepada orang yang belum masuk islam bertujuan agar mereka bersedia menerima islam sebagai agamanya, memperlajari ajaranajarannya dan mengamalkannya.

Akhirnya setelah Nabi Muhammad SAW menetap di madinah, maka nabi mulai untuk mengatur kehidupan bermasyarakat dnegan jalan membangun pemerintahan islam yang bebas dari intimidasi. c. Nabi dan Peperangan Tujuan dakwah Nabi Muhamad SAW yang luhur dan disertai dengan cara menyampaikan yang baik dan terpuji menyebabkan banyak umat manusia yang belum masuk islam banyak yang masuk islam dengan kemauan mereka dan kesadaran mereka sendiri. Namun tidak sedikit pula orang-orang kafir quraisy yang tidak bersedia masuk islam bahkan mereka berusaha untuk menghalanghalangi oran glain untuk masuk islam dan berusaha melenyapkan ajaran islam dan umatnya diatas bumi. Mereka itu seperti kaum kafir quraisy penduduk makah, kaum yahudi madinah dan sekutu-sekutu mereka. Untuk mengahadapi yang demikian dan setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang maka kemudian Rasulullah dan para pengikutnya mulai menyusun kekuatan untuk mengahadapi peperangan dengan orang kafir yang tidak dapat dihindrkan lagi. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Hajj ayat 39:

39. Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, Karena Sesungguhnya mereka Telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benarbenar Maha Kuasa menolong mereka itu,
Dan juga dalam surat Al-Baqarah ayat 190:

190. Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, Karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para pegikutnya itu bukan untuk melakukan penjajahan atau meraih harta rampasan perang, tetapi bertujuan untuk: 1) 2) Membela diri, kehormatan dan harta Menjamin kelancaran dakwah dan memberik kesempatan kepada mereka

yang ignin menganutnya 3) Memelihara umat islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia dan

romawi Selama Nabi Muhammad SAW berdakwah mneyampaikan ajaran slam di Madinah, umat islam dihadapkan kepada beberapa peperangan yang mana disetiap sekali peperangan umat islam selalu bisa untuk mengalahkan lawan-lwan meskipun dalam jumlah yang sedikit keculai dalam Perang Uhud. Diantara peperangan yang dihadapi oleh umat islam dibawah komando Rasulullah SAW adalah: 1) Perang Badar Perang Badar yang merupakan perang antara kaum muslimin Madinah dan kaun musyrikin Quraisy Mekah terjadi pada tahun 2 H. Perang ini merupakan puncak dari serangkaian pertikaian yang terjadi antara pihak kaum muslimin Madinah dan kaum musyrikin Quraisy.Perang ini berkobar setelah berbagai upaya perdamaian yang dilaksanakan Nabi Muhammad SAW gagal. Tentara muslimin Madinah terdiri dari 313 orang dengan perlengkapan senjata sederhana yang terdiri dari pedang, tombak, dan panah.Berkat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan semangat pasukan yang membaja, kaum muslimin keluar sebagai pemenang. Abu Jahal, panglima perang pihak pasukan Quraisy

dan musuh utama Nabi Muhammad SAW sejak awal, tewas dalam perang itu. Sebanyak 70 tewas dari pihak Quraisy, dan 70 orang lainnya menjadi tawanan. Di pihak kaum muslimin, hanya 14 yang gugur sebagai syuhada.Kemenangan itu sungguh merupakan pertolongan Allah SWT (QS. 3: 123). Orang-orang Yahudi Madinah tidak senang dengan kemenangan kaum muslimin.Mereka memang tidak pernah sepenuh hati menerima perjanjian yang dibuat antara mereka dan Nabi Muhammad SAW dalam Piagam Madinah. Sementara itu, dalam menangani persoalan tawanan perang, Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk membebaskan para tawanan dengan tebusan sesuai kemampuan masing-masing.Tawanan yang pandai membaca dan menulis dibebaskan bila bersedia mengajari orang-orang Islam yang masih buta aksara.Namun tawanan yang tidak memiliki kekayaan dan kepandaian apa-apa pun tetap dibebaskan juga. 2) Perang Uhud Perang yang terjadi di Bukit Uhud ini berlangsung pada tahun 3 H. Perang ini disebabkan karena keinginan balas dendam orang-orang Quraisy Mekah yang kalah dalam perang Badr. Pasukan Quraisy, dengan dibantu oleh kabilah Tihama dan Kinanah, membawa 3.000 ekor unta dan 200 pasukan berkuda di bawah pimpinan Khalid bin Walid. Tujuh ratus orang di antara mereka memakai baju besi. Adapun jumlah pasukan Nabi Muhammad SAW hanya berjumlah 700 orang.Perang pun berkobar.Prajurit-prajurit Islam dapat memukul mundur pasukan musuh yang jauh lebih besar itu.Tentara Quraisy mulai mundur dan kocar-kacir meninggalkan harta mereka.

Melihat kemenangan yang sudah di ambang pintu, pasukan pemanah yang ditempatkan oleh Rasulullah di puncak bukit meninggalkan pos mereka dan turun untuk mengambil harta peninggalan musuh. Mereka lupa akan pesan Rasulullah untuk tidak meninggalkan pos mereka dalam keadaan bagaimana pun sebelum diperintahkan. Mereka tidak lagi menghiraukan gerakan musuh.Situasi ini dimanfaatkan musuh untuk segera melancarkan serangan balik.Tanpa konsentrasi penuh, pasukan Islam tak mampu menangkis serangan.Mereka terjepit, dan satu per satu pahlawan Islam berguguran.Nabi SAW sendiri terkena serangan musuh.Sisa-sisa pasukan Islam diselamatkan oleh berita tidak benar yang diterima musuh bahwa Nabi SAW sudah meninggal.Berita ini membuat mereka mengendurkan serangan untuk kemudian mengakhiri pertempuran itu.Perang Uhud ini menyebabkan 70 orang pejuang Islam gugur sebagai syuhada. 3) Perang Khandak Perang yang terjadi pada tahun 5 H ini merupakan perang antara kaum muslimin Madinah melawan masyarakat Yahudi Madinah yang mengungsi ke Khaibar yang bersekutu dengan masyarakat Mekah.Karena itu perang ini juga disebut sebagai Perang Ahzab (sekutu beberapa suku). Pasukan gabungan ini terdiri dari gabungan kaum kafir quraisy, kaum yahudi, bani salim, bani asad, gathfan, bani murrah, dan bani asyja ini berjumlah 10.000 orang tentara. Salman al-Farisi, sahabat Rasulullah SAW, mengusulkan agar kaum muslimin membuat parit pertahanan di bagian-bagian kota yang terbuka. Karena itulah perang ini disebut sebagai Perang Khandaq yang berarti parit. Tentara sekutu yang tertahan oleh parit tersebut mengepung Madinah dengan mendirikan perkemahan di luar parit hampir sebulan lamanya.Pengepungan ini cukup membuat masyarakat Madinah menderita karena hubungan mereka

dengan dunia luar menjadi terputus. Suasana kritis itu diperparah pula oleh pengkhianatan orang-orang Yahudi Madinah, yaitu Bani Quraizah, dibawah pimpinan Kaab bin Asad. Namun akhirnya pertolongan Allah SWT menyelamatkan kaum

muslimin.Setelah sebulan mengadakan pengepungan, persediaan makanan pihak sekutu berkurang.Sementara itu pada malam hari angin dan badai turun dengan amat kencang, menghantam dan menerbangkan kemah-kemah dan seluruh perlengkapan tentara sekutu.Sehingga mereka terpaksa menghentikan pengepungan dan kembali ke negeri masing-masing tanpa suatu hasil.Para pengkhianat Yahudi dari Bani Quraizah dijatuhi hukuman mati. Hal ini dinyatakan dalam Al-Quran surat Al-Ahzb: 25-26. d. Perjanjian Hudaibiyah dan Penakhlukan Kota Mekah Pada tahun ke-6 hijriyah Rsulullah SAW dan para pengikutnya umat islam penduduk Madinah yang berjumlah 1000 orang berangkat menuju makah untuk melakukan umrah. Agar kaum Quraisy tidak menyangka kedatangan kaum muslimin adalah untuk memerangi mereka maka jauh sebbelum mendekati kota Mekah maka umat islam sudah memakai pakaian ihram dan tidak membawa senjata kecuali pedang dalam sarungnya untuk berjaga-jaga. Namun tiba disuatu tempat yang bernama Al-Hudaibiyah, kaum Kafir Quraisy telah menempatkan sejumlah tentara yang cukup besar siap untuk melakukan peperangan. Melihat hal itu, nabi mengutus Ustman bin Affan untuk menemui pimpinan kaum kafir quraisy tersebut dan menjelaskan maksud kedatangan umat islam adalah semata-mata untuk beribadah. Namun Ustman ditahan oleh kaum kafir quraisy sehingga membuat kaum muslimin telah sepakat untuk melawan kaum quraisy sampai meraih kemenangan.

Untunglah disaat seperti itu ustman muncul membawa berita bahwa akan diadakan perundingan antara kaum kafir quraisy dan umat islam. Maka terjadilah perundingan antara delegasi kaum kafir quraisy yang dipimpin oleh Suhail ibnu Umar dan umat islam yang dipimpi oleh Nabi Muhammad SAW.Perundingan itu melahirkan sebuah kesepakatan antara kedua belah pihak yang dikenal dalam sejarah sebagai Perjanjian Hudaibiyah (sulhu hudaibiyah). Namun karena kaum kafir quraisy menganggap perjanjian itu menguntungkan kaum muslimin dan membuat islam semakin berkembang, sehingga mereka berniat untuk membatalkan perjanjian itu dengan cara menyerang Bani Khuzaah dan Bani Khuzaah mengadu kepada Rasulullah SAW memohon keadilan. Mendapat pengaduan seperti itu, Nabi Muhammad beserta 10.000 bala tentara berangkat menuju Mekah untuk membebaskan kota Mekah dari penguasa zalim. Untuk itu, Rasulullah SAW dan bala tentara berkemah di pinggiran kota Mekah dengan maksud agar kaum kafir quraisy melihat sendiri kekuatan besar dari bala tentara kaum muslimin. Akhirnya dengan taktik seperti itu, masuk islamlah dua orang pemimpim kaum quraisy yaitu Abbas (paman nabi) dan Abu Sufyan. Dengan masuk islamnya kedua pemimpim mereka itu, maka Rasulullah dan bala tentara berhasil masuk kota Mekah dengan aman dan membebaskan kota itu dari penguasa zalim. Bahkan setelah itu kaum kafir quraisy berbondongbondong masuk islam dengan kerelaan hati mereka sendiri dan Rasulullah beserta bala tentara membersihakan kabah dari berhala-hala dan mengahancurkan semua berhala-berhala itu. Peristiwa ini terjadi pada tahun 8 H secara damai tanpa adanya pertumpahan darah.

e. Dakwah Islamiyah Keluar Jazirah Arab Rasulullah SAW menyeru umat manusia menyeru seluruh umat untuk memeluk islam, tidak hanya umat manusia yang berada di jazirah arab sana tapi juga umat manusia yang berada di luar jazirah arab dengan jalan mengirim utusan untuk menyampaikan dakwah Rasulullah kepada para penguasa dan para pembesar mereka. Para penguasa itu diantaranya Heraclius (Kaisar Romawi Timur), Muqauqis (Gubernur Romawi di Mesir), Syahinsyah (Kaisar Persia), an-Najasyi (Raja Ethiopia), al-Munzir bin Sawi (Raja Bahrain), Hudzah bin Ali (Raja Yamamah), dan al-Haris (Gubernur Romawi di Syams). Diantara penguasapenguasa itu, hanya al-Munzir bin Sawi yang menyatakan masuk islam dan mengajak para pembesar negara dan rakyatnya masuk islam. f. Masa-masa akhir dakwah Rasulullah SAW Rasulullah termasuk nabi yang menikmati hasil perjuangan di dunia, di akhir hayatnya, tugas yang dibebankan kepada neliau berhasil dilaksanakan dengan sempurna. Visi besar beliau untuk menebarkan rahmat buat alam semesta dengan menanamkan ajaran akhlak islami diseluruh sektor telah diraskan oleh dunia yang bersentuhan dengan islam. Dibulan-bulan terakhir kenabiannya, pada bulan Dzulhijjah tahun 10 H, Rasulullah melaksanakan haji yang pertama dan terakhir. Haji ini dikenal dengan nama Haji Wada yang berarti haji perpisahan. Dan disaat Haji Wada inilah ayat yang terakhir turun yang menyempurnakan ajaran islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW.

Setelah melaksanakan Haji Wada, Rasulullah mengalami sakit selama 13 atau 14 hari dan akhirnya beliau wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H dalam usia 63 tahun. G. Wafat Rasulullah Menjelang wafat Rasulullah sewaktu sakitnya makin parah, Rasulullah meminta kepada Isteri-isterinya yang lain untuk dirawat di rumah Siti Aisyah binti Abu Bakar Ash Shiddiq, Yang memimpin sholat Jamaah pada saat itu Abu Bakar Ash Shiddiq, Keadaan itu membuat kaum muslimin cemas dan khawatir, kalau-kalau Nabi wafat. Sewaktu Nabi mengetahui kecemasan kaum muslimin beliau ingin menjumpai mereka. Dengan dipapah oleh Ali bin Abi Thalib Nabi bersabda: Wahai manusia! Saya mendengar bahwa kamu sekalian merasa cemas kalau-kalau Nabimu meninggal dunia, pernahkah ada seorang Nabi yang hidup selamanya? Kalau ada, maka aku akan dapat pula hidup selamanya! Saya akan menemui Allah dan kamu akan menyusulku. Rasulullah wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun ke 11 Hijrah, bertepatan dengan 8 Juni 632 Masehi, setelah mengalami sakit selama 13 hari dalam usia 63 tahun menurut perhitungan tahunHijrah. Beliau Meninggal di Rumah Siti Aisyah binti Abu Bakar dan di kuburkan disana, Diantara orang yang ikut memandikan beliau ialah : Abbas bin Abdul Muthalib, Ali bin Abi Thalib, Fadhal bin Abbas, Usamah bin Zaid dan Syuqran. Reaksi sahabat ketika Rasulullah wafat, banyak diantara sahabat dan kaum muslimin yang tidak percaya bahwa Rasulullah wafat, Umar bin Khattab sangat marah sekali mendengar kabar wafatnya Rasulullah, seraya berkata:

Ada orang yang telah menyatakan Rasulullah wafat! Sesungguhnya, demi Allah, beliau tidak wafat, hanya pergi mengahadap Tuhannya, sebagaimana Nabi Musa pun pernah pergi menghadap Tuhan. Demi Allah, Rasulullah akan

kembali. Tetapi setelah Abu Bakar membenarkan berita kewafatan


Rasulullah itu, disertai membacakan firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 144, maka barulah mereka percaya. Firman yang dibacakan tersebut ialah: lihat Al-quran Onlines di oogle) Artinya:Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu

sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur ( Ali Imran:144)
Beliau meninggalkan dua pusaka dua pusaka ini tidak akan lekang oleh panas dan tidak akan lapuk hujan itulah Al-Quran dan Hadits dari Nabi Muhammad saw 2. Profil atau Ciri-ciri Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah Ada beberapa ciri-ciri umum dari dakwah nabi selama berada di Madinah yang dapat diidentifikasi, diantaranya: a. Menjaga kesinambungan tarbiyah dan tazkiyah bagi sahabat yang telah memeluk islam. Diantara program yang dilakukan adalah membacakan ayat-ayat AlQuran untuk semua masyarakat, mensucikan jiwa dan mengajarkan kepada mereka Al-Quran dan Sunnah, membangun masjid dan mempersaudarakan orang-orang muhajirin dan anshar.

b. Mendirikan DaulahIslamiyah Daulah adalah sarana dakwah yang paling besar dan merupakan lembaga terpenting yang secara resmi menyuarakan nilai-nilai dakwah. Adapun beberpa syarat yang harus dipenuhi dalam pembentukan daulah adalah: 1) Adanya basis massa kaum muslimin yang solid 2) Adanya negeri yang layak dan memenuhi syarat 3) Tersedianya perangkat sistem yang jelas c. Adanya keseriusan untuk menerapkan hukum syariat untuk seluruh lapisan masyarakat, baik skala personal maupun jamaah. Seperti melaksanakan syiarsyiar islam, menerpakan hudud, dan memutuskan perkaradiantara orang yang berselisih. d. Hidup berdampingan dengan musuh islam yang menyatakan ingin hidup damai dan bermuamalah dengan mereka dengan aturan yang jelas. Toleransi ini disatu sisi bertujuan untuk mempertontonkan secara lansung kepada mereka indahnya model masyarakat islam, dan disisi lain menciptakan kestabilan hidup bernegara. e. Mengahadapi secara tegas pihak yang memilih perang serta mempersiapkan kekuatan bekesinambungan untuk mengahdapi beberpa kemungkinankemungkinan tersebut f. Merealisasikan universalitas dakwah islam dengan merambah keseluruh kawasan dunia g. Melalui surat, duta, mengirim rombongan, menerima utusan yang datang dan seterusnya.

B.

Strategi dan Usaha-Usaha Dakwah Rasulullah SAW Periode

Madinah Didalam melaksanakan dakwah di madinah ada beberapa pokok-pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah oleh rasulullah saw, diantaranya yaitu: 1. Berdakwah mulai dari diri sendiri Berdakwah mulai dari diri sendiri disini maksudnya adalah sebelum mengajak orang lain untuk meyakini kebenaran islam dan mengamalkan ajarannya, maka terlebih dahulu orang yang berdakwah itu harus meyakini kebenaran agama islam dan mengamalkan ajaran nya terlebih dahulu. Begitu jugalah hendaknya para pendakwah pada saat sekarang ini, hendaknya setiap pendakwah dan para dai telah memahami apa yang akan mereka sampaikan kepada orang lain dan mereka terlebih dahulu telah melaksanakan apa yang mereka sampaikan tersebut. Hal itu perlu dilakukan agar orang yang kita dakwahi atau orang yang kita ajak untuk melakukan kebaikan tersebut merasa lebih yakin bahwa pekerjaan yng kita anjurkan tersebut memang perbuatan yang baik dan juga agar orang yang kita ajak tersebut bisa untuk mengambil contoh dari apa yang kita perbuat. Selain itu, kita sebagai seorang pelajar hendaknya kita bisa untuk meneladani sifat yang demikian.kita sebagai siswa dan siswi hendaklah mengajak temanteman kita untuk melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangannya, tetapi sebelum itu kita sudah harus melakukan terlebih dahulu. Contohnya kita mengajak dan menyuruh orang lain untuk shalat maka kita harus terlebih dahulu melaksanakan shalat tersebut. Dan masih banyak lagi contoh yang bisa kita lakukan. 2. Dilandasi dengan niat yang ikhlas

Didalam berdakwah, hendaklah dilandasi dengan niat yang ikhlas hanya kerena Allah SWT semata, bukan dengan untuk memperoleh popularitas dan keuntungan yang bersifat materi 3. Menyadari bahwa dakwah adalah wajib bagi Rasulullah dan umatnya Kita menyadari bahwa dakwah adalah kewajiban bagi semua orang, baik itu anak-anak, remaja, maupun dewasa.Tidak ada batas umur dalam berdakwah, dan juga tidak ada batasan waktunya. Siapapun dan dimanapun wajib untuk melaksanakan dakwah untuk mengajak kepada ajaran islam yang lurus. Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 104:

104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.
4. Berdakwah sesuai petunujuk Allah SWT Firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 125

125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
[845] Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

Untuk mewujudkan menciptakan masyarakat yang madani yaitu masyarakat yang aman, tenteram, damai, adil dan makmur di bawah naungan ridha Allah SWT dan ampunannya (baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur), ada beberapa usaha yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Diantaranya: 1. Membangun Mesjid Dibangunnya mesjid saat memulai pembangunan sebuah Negara baru oleh Rasulullah merupakan pertanda pentingnya masjid bagi kehidupan sosial masyarakat islam. Masjid merupakan pusat pendidikan umat islam dan merupakan simbol hubungan masyarakat islam dengan tuhannya. Mesjid sangat efektif untuk menghilangkan semua status keduniaan dan menjadikan semua lapisan masyarakat hidup tanpa kelas sosial. Masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah adalah Mesjid Quba yang dibangun ketika Rasulullah dalam perjalanan hijrah yaitu bertepatan tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama Hijrah (20 September 622 M).Dan mesjid kedua ialah Masjid Nabawi yang dibangun secara bergotong royong oleh kaum Muhajirin dan Anshar di Madinah. Fungsi dan peranan mesjid adalah:
1) Mesjid sebagai sarana pembinaan umat dalam bidang akiadh, ibadah dan akhlak.

2)

Mesjid merupakan sarana ibadah, khususnya shalat berjamaah lima waktu,

shalat jumat dan lain-lain. 3) 4) Mesjid merupakan tempat belajar mengajar Mesjid sebgai tempat pertemuan untuk menjalin hubungan persaudaraan

sesama.

5) 6)

Mesjid sebagai sarana sosial Mesjid sebagai tempat bermusyawarah

2. Mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar Muhajirin adalah para sahabat rasulullah saw penduduk mekah yang berhijrah ke madinah. Dan anshar adalah para sahabat penduduk asli madinah. Rasulullah bermusyawarah dengan abu bakar dan umar bin khatab sehingga memutuskan agar setiap orang muhajirin mencari dan mengangkat seorang dari kalangan anshar dan begitu juga sebaliknya. Masyarakat merespon ini dengan suka cita dan mencari saudara mereka masing-masing. Sebagai contoh abu bakar siddiq bersaudara dengan kharizah bin zaid, umar bin khatab dengan itban bin malik al-kharraji, usman bin affan bersaudara dengan aus bin tsabit dan seterusnya orang muhajirin dan anshar dipersaudarakan layaknya seperti saudara senasab. Sehingga hal tersebut ternyata mmebuahkan hasil yang baik, sesame mereka saling mencintai, saling menyangi, hormat menghormati dan tolong menolong dalam kebaikan dan takwa. 3. Perjanjian bahu membahu antara umat islam dan non-islam Pada waktu rasulullah menetap di Madinah, penduduknya terdiri dari tiga golongan, yaitu Umat Islam, Umat Yahudi dan orang-orang arab yang belum masuk islam. Maka Rasulullah membuat perjanjian dengan penduduk Madinah non-islam yang tertuang dalam Piagam Madinah yang isinya merupakan perjanjian damai antara masyarakat islam dan non-islam dan perjanjian untuk saling bahu membahu membangun negara yang aman dan damai.

Piagam ini mengandungi 32 fasal yang menyentuh segenap aspek kehidupan termasuk akidah, akhlak, kebajikan, undang-undang, kemasyarakatan, ekonomi dan lain-lain.Di dalamnya juga terkandung aspek khusus yang mesti dipatuhi oleh kaum Muslimin seperti tidak mensyirikkan Allah, tolong-menolong sesama mukmin, bertaqwa dan lain-lain.Selain itu, bagi kaum bukan Islam, mereka mestilah berkelakuan baik bagi melayakkan mereka dilindungi oleh kerajaan Islam Madinah serta membayar cukai. Piagam ini mestilah dipatuhi oleh semua penduduk Madinah sama ada Islam atau bukan Islam. Strategi ini telah menjadikan Madinah sebagai model Negara Islam yang adil, membangun serta digeruni oleh musuh-musuh Islam. 4. Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi dan sosial islami demi terwujudnya masyarakat madani. Islam tidak hanya mengajarkan bidang akidah dan ibadah saja, tapi islam juga mengajarkan tentang politik, ekonomi, dan sosila yang kesemuanya bersumber kepada al-quran dan hadis. Didalam bidang politik, rasulullah sebagai kepala negara menerapkan sistem musyawarah dalam memutuskan masalah dan memilih wakil-wakilnya serta menentukan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh seluruh rakyat. Dalam bidang ekonomi rasulullah telah meletakkan dasar bahwa sistem ekonomi itu harus dapat menjamin terwujudnya keadilan sosial dan dalam bidang sosial kemasyarakatan rasulullah telah meletakkan dasar antara lain dala persamaan derajat diantara semua individu, semua golongan dan semua bangsa. 5. Strategi ketentaraan Peperangan merupakan strategi dakwah Rasulullah di Madinah untuk melebarkan perjuangan Islam ke seluruh pelusuk dunia. Strategi ketenteraan

Rasulullah s.a.w digeruni oleh pihak lawan khususnya puak musyrikin di Mekah dan Negara-negara lain. Antara tindakan strategik baginda menghadapi peperangan ialah persiapan sebelum berlakunya peperangan seperti pengitipan dan maklumat musuh. Ini berlaku dalam peperangan Badar, Rasulullah s.a.w telah mengutuskan pasukan berani mati seperti Ali bin Abi Talib, Saad Ibnu Waqqash dan Zubair Ibn Awwam bagi mendapatkan maklumat sulit musuh.[4] Maklumat penting musuh memudahkan pasukan tentera Islam bersiap-sedia menghadapi mereka di medan perang. Rasulullah s.a.w turut mengambil pandangan daripada para sahabat baginda dalam merangka strategi peperangan.Sebagai contoh, dalam peperangan Badar, baginda bersetuju dengan cadangan Hubab mengenai tempat pertempuran.Hubab mencadangkan agar baginda menduduki tempat di tepi air yang paling dekat dengan musuh agar air boleh diperolehi dengan mudah untuk tentera Islam dan haiwan tunggangan mereka.Dalam perang Khandak, Rasulullah s.a.w bersetuju dengan pandangan Salman al-Farisi yang berketurunan Parsi berkenaan pembinaan benteng.Strategi ini membantu pasukan tentera Islam berjaya dalam semua peperangan dengan pihak musuh. 6. Hubungan luar Hubungan luar merupakan orientasi penting bagi melabarkan sayap dakwah.Ini terbukti melalui tindakan Rasulullah s.a.w menghantar para dutanya ke negara-negara luar bagi menjalinkan hubungan baik berteraskan dakwah tauhid kepada Allah.Negara-negara itu termasuklah Mesir, Iraq, Parsi dan Cina.Sejarah turut merakamkan bahawa Saad Ibn Waqqas pernah berdakwah ke negeri Cina sekitar tahun 600 hijrah.Sejak itu, Islam bertebaran di negeri Cina sehingga kini. Antara para sahabat yang menjadi duta Rasulullah ialah Dukyah Kalibi kepada kaisar Rom, Abdullah bin Huzaifah kepada kaisar Hurmuz, Raja Parsi, Jaafar bin Abu Talib kepada Raja Habsyah.

Strategi hubungan luar ini diteruskan pada pemerintahan khalifah Islam selepas kewafatan Rasulullah s.a.w. Sebagai contoh, pasukan Salehuddin al-Ayubi di bawah pemerintahan Bani Uthmaniah telah berjaya menawan kota suci umat Islam di Baitul Maqdis. Penjajahan dan penerokaan ke Negara-negara luar merupakan strategi dakwah paling berkesan di seluruh dunia. A. Sejarah Dawah Rasulullah Priode Madinah Dakwah Rasulullah yang dilakukan si Mekkah baik secara sembunyisembunyi maupun terang-terangan berlangsung selama 13 tahun.Rintangan makin lama makin bertambah karena itu Allah Menyediakan Tempat yang subur untuk dawah yaitu Madinah. Disinilah membangun umat untuk dijadikan duta keseluruh pelosok dunia

Beberapa Peristiwa Penting tentang Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah Pertama
Tersebarnya berita tentang masuk Islamnya sekelompok penduduk Yatsrib (Madinah), membuat orang-orang kafir Quraisy semakin meningkatkan tekanan terhadap orang-orang Mukmin di Makkah. Lalu Nabi saw. memerintahkan kaum Mukminin agar hijrah ke kota Madinah. Para sahabat segera berangkat menuju Madinah secara diam-diam, agar tidak dihadang oleh musuh. Namun Umar bin Khattab justru mengumumkan terlebih dahulu rencananya untuk berangkat ke pengungsian kepada orang-orang kafir Makkah. Ia berseru, Siapa di antara kalian yang bersedia berpisah dengan ibunya, silakan hadang aku besok di lembah anu, besuk pagi saya akan hijrah. Tidak seorang pun berani menghadang Umar.

Kedua
Setelah mengetahui kaum Muslimin yang hijrah ke Madinah itu disambut baik dan mendapat penghormatan yang memuaskan dari penduduk Yastrib, bermusyawarahlah kaum kafir Quraisy di Darun Nadwah. Mereka merumuskan cara yang diambil untuk membunuh Rasululah saw. yang diketahui belum berangkat bersama rombongan para sahabat. Rapat memutuskan untuk mengumpulkan seorang algojo dari setiap kabilah guna membunuh Nabi saw. bersama-sama. Pertimbangannya ialah, keluarga besar Nabi (Bani Manaf) tidak akan berani berperang melawan semua suku yang telah mengutus algojonya masing-masing. Kelak satu-satunya pilihan yang mungkin ambil oleh Bani Manaf ialah rela menerima diat (denda pembunuhan) atas terbunuhnya Nabi. Keputusan bersama ini segera dilaksanakan dan para algojo telah berkumpul di sekeliling rumah Nabi saw. Mereka mendapat instruksi: Keluarkan Muhammad dari rumahnya dan langsung pengal tengkuknya dengan pedangmu!

Ketiga
Pada malam pengepungan itu Nabi saw. tidak tidur. Kepada keponakannya, Ali r.a., beliau memerintahkan dua hal: pertama, agar tidur (berbaring) di tempat tidur Nabi dan, kedua, menyerahkan kembali semua harta titipan penduduk Makkah yang ada di tangan Rasulullah saw. kepada para pemiliknya. Nabi keluar dari rumahnya tanpa diketahui oleh satu orang pun dari para algojo yang mengepung rumahnya sejak senja hari. Nabi saw. pergi menuju rumah Abu Bakar yang sudah menyiapkan dua tunggangan (kendaraan) lalu segera berangkat. Abu Bakar menyewa Abdullah bin Uraiqith Ad-Daily untuk menunjukkan jalan yang tidak biasa menuju Madinah.

Keempat
Rasulullah dan Abu Bakar berangkat pada hari Kamis tanggal 1 Rabiul Awwal tahun kelima puluh tiga dari kelahiran Nabi saw. Hanya Ali dan keluarga Abu Bakar saja yang tahu keberangkatan Nabi saw. dan Abu Bakar malam itu menuju Yatsib. Sebelumnya dua anak Abu Bakar, Aisyah dan Asma, telah menyiapkan bekal secukupnya untuk perjalanan itu. Kemudian Nabi saw. ditemani Abu Bakar berangkat bersama penunjuk jalan menelusuri jalan Madinah-Yaman hingga sampai di Gua Tsur. Nabi dan Abu Bakar berhenti di situ dan penunjuk jalan disuruh kembali secepatniya guna menyampaikan pesan rahasia Abu Bakar kepada putranya, Abdullah. Tiga malam lamanya Nabi saw. dan Abu Bakar bersembunyi di gua itu. Setiap malam mereka ditemani oleh Abdullah bin Abu Bakar yang bertindak sebagai pengamat situasi dan pemberi informasi.

Kelima
Lolosnya Nabi saw. dari kepungan yang ketat itu membuat kalangan Quraisy hiruk pikuk mencari. Jalan Makkah-Madinah dilacak. Tetapi mereka gagal menemukan Nabi saw. Kemudian mereka menelusuri jalan YamanMadinah.Mereka menduga Nabi pasti bersembunyi di Gua Tsur. Setibanya tim pelacak itu di sana, alangkah bingungnya mereka ketika melihat mulut gua itu tertutup jaring laba-laba dan sarang bunung. Itu pertanda tidak ada orang yang masuk ke dalam gua itu. Mereka tidak dapat melihat apa yang ada dalam gua, tetapi orang yang di dalamnya dapat melihat jelas rombongan yang berada di luar. Waktu itulah Abu Bakar merasa sangat khawatir akan keselamatan Nabi. Nabi berkata kepadanya, Hai Abu Bakar, kita ini berdua dan Allah-lah yang ketiganya.

Keenam
Kalangan kafir Quraisy mengumumkan kepada seluruh kabilah, Siapa saja yang dapat menyerahkant Muhammad dan kawannya (Abu Bakar) kepada kami hidup atau mati, maka kepadanya akan diberikan hadiah yang bernilai besar. Bangkitlah Suraqah bin Jasyam mencari dan mengejar Nabi dengan harapan akan menjadi hartawan dalam waktu singkat. Sungguhpun jarak antara Gua Tsur dengan rombongan Nabi sudah begitu jauh, namun Suraqah ternyata dapat menyusulnya.Tatkala sudah begitu dekat, tiba-tiba tersungkurlah kuda yang ditunggangi Suraqah, sementara pedang yang telah diayunkan ke arah Nabi tetap terhunus di tangannya. Tiga kali ia mengibaskan pedangnya ke arah tubuh Nabi, tetapi pada detik-detik itu pula kudanya tiga kali tersungkur sehingga tak terlaksanalah maksud jahatnya. Kemudian ia menyarungkan pedangnya dalam keadaan diliputi perasaan kagum dan yakin, dia benar-benar berhadapan dengan seorang Nabi yang menjadi Rasul Allah. Ia mohon kepada Nabi agar berkenan menolong mengangkat kudanya yang tak dapat bangun karena kakinya terperosok ke dalam pasir. Setelah ditolong oleh Nabi, ia meminta agar Nabi berjanji akan memberinya hadiah berupa gelang kebesaran raja-raja. Nabi menjawab, Baiklah. Kemudian kembalilah Suraqah ke Makkah dengan berpura-pura tak menemukan seseorang dan tak pernah mengalami kejadian apa pun.

Ketujuh
Rasulullah dan Abu Bakar tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabiul Awal.Kedatangan beliau telah dinanti-nantikan masyarakat Madinah.Pagi hari mereka berkerumun di jalanan, setelah tengah hari barulah mereka bubar.Begitulah penantian mereka beberapa hari sebelum kedatangan Nabi. Pada hari kedatangan Nabi dan Abu Bakar, masyarakat Madinah sudah

menunggu berjubel di jalan yang akan dilalui Nabi lengkap dengan regu genderang. Mereka mengelu-elukan Nabi dan genderang pun gemuruh diselingi nyanyian yang sengaja digubah untuk keperluan penyambutan itu: Bulan purnama telah muncul di tengah-tengah kita, dari celah-celah bebukitan. Wajiblah kita bersyukur, atas ajakannya kepada Allah.Wahai orang yang dibangkitkan untuk kami, kau datang membawa sesuatu yang ditaati.

Kedelapan
Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasulullah singgah di Quba, sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madmnah. Di sana Beliau membangun sebuah Masjid dan merupakan Masjid pertama dalam sejarah Islam. Beliau singgah di sana selama empat hari untuk selanjutnya meneruskan perjalanan ke Madinah. Pada Jumat pagi beliau berangkat dari Quba dan tiba di perkampungan Bani Salim bin Auf persis pada waktu shalat Jumat. Lalu shalatlah beliau di sana. Inilah Jumat pertama dalam Islam, dan karena itu khutbahnya pun merupakan khutbah yang petama. Kemudian Nabi berangkat meninggalkan Bani Salim. Program pertama beliau sesampainya di Madinah ialah menentukan tempat di mana akan dibangun Masjid. Tempat itu ialah tempat di mana untanya berhenti setibanya di Madinah.Ternyata tanah yang dimaksud milik dua orang anak yatim.Untuk itu Nabi minta supaya keduanya sudi menjual tanah miliknya, namun mereka lebih suka menghadiahkannya.Tetapi beliau tetap ingin membayar harga tanah itu sebesar sepuluh dinar.Dengan senang hati Abu Bakar menyerahkan uang kepada mereka berdua. Pembangunan Masjid segera dimulai dan seluruh kaum Muslimin ikut ambil bagman, sehingga berdiri sebuah Masjid berdinding bata, berkayu batang korma dan beratap daun korma.

Kesembilan Kemudian Nabi mempersaudarakan antara orang-orang Muhajirin dengan Anshar. Setiap orang Anshar mengakui orang Muhajirin sebagai saudaranya sendiri, mempersilakannya tinggal di rumahnya dan memanfaatkan segala fasilitasnya yang ada di rumah bersangkutan

Kesepuluh
Selanjutnya Nabi saw. merumuskan piagam yang berlaku bagi seluruh kaum Muslimin dan orang-orang Yahudi. Piagam inilah yang oleh Ibnu Hisyam disebut sebagai undang-undang dasar negara dan pemerintahan Islam yang pertama.Isinya mencakup tentang perikemanusiaan, keadilan sosial, toleransi beragama, gotong royong untuk kebaikan masyarakat, dan lain-lain. Saripatinya adalah sebagai berikut:

Kesatuan umat Islam, tanpa mengenal perbedaan. Persamaan hak dan kewajiban. Gotong royong dalam segala hal yang tidak termasuk kezaliman, dosa, dan permusuhan. Kompak dalam menentukan hubungan dengan orang-orang yang memusuhi umat. Membangun suatu masyarakat dalam suatu sistem yang sebaik-baiknya, selurusnya dan sekokoh-kokohnya. Melawan orang-orang yang memusuhi negara dan membangkang, tanpa boleh memberikan bantuan kepada mereka. Melindungi setiap orang yang ingin hidup berdampingan dengan kaum Muslimin dan tidak boleh berbuat zalim atau aniaya terhadapnya.

Umat yang di luar Islam bebas melaksanakan agamanya. Mereka tidak boleh dipaksa masuk Islam dan tidak boleh diganggu harta bendanya. Umat yang di luar Islam harus ambil bagian dalam membiayai negara, sebagaimana umat Islam sendiri. Umat non Muslim harus membantu dan ikut memikul biaya negara dalam keadaan terancam. Umat yang di luar Islam, harus saling membantu dengan umat Islam dalam melindungi negara dan ancaman musuh. Negara melindungi semua warga negara, baik yang Muslim maupun bukan Muslim. Umat Islam dan bukan Islam tidak boleh melindungi musuh negara dan orang-orang yang membantu musuh negara itu. Apabila suatu perdamaian akan membawa kebaikan bagi masyarakat, maka semua warga negara baik Muslim maupun bukan Muslim, harus rela menerima perdamaian.

Seorang warga negara tidak dapat dihukum karena kesalahan orang lain. Hukuman yang mengenai seseorang yang dimaksud, hanya boleh dikenakan kepada diri pelaku sendiri dan keluarganya.

Warga negara bebas keluar masuk wilayah negara sejauh tidak merugikan negara. Setiap warga negara tidak boleh melindungi orang yang berbuat salah atau berbuat zalim. Ikatan sesama anggota masyarakat didasarkan atas prinsip tolongmenolong untuk kebaikan dan ketakwaan, tidak atas dosa dan permusuhan.

Dasar-dasar tersebut ditunjang oleh dua kekuatan. Kekuatan spiritual yang meliputi keimanan seluruh anggota masyarakat kepada Allah, keimanan akan pengawasan dan penlindungan-Nya bagi orang yang baik dan konsekuen, dan

Kekuatan material yaitu kepemimpinan negara yang tercerminkan oleh Nabi Muhammad saw A. Keteladanan Rasul dalam membina umat di Madinah Setelah sampai di Madinah beliau mulai membangun umat dengan keteladanan, langkah awal ialah : 1. Mempersaudaraan kaum muhajirin dan Anshor Dalam rangka memperkokoh daulah Islam di Madinah, Nabi Muhammad saw mempersaudarakan kaum muslimin yang satu dengan yang lainnya. Di samping maksud di atas. Juga dimaksudkan untuk menambah teguhnya persatuan umat Islam dan akrabnya hubungan Muhajirin dan Anshor. Yang dipersaudaraan oleh diberi contoh oleh Rasul dengan mengangkat tangan Ali bin Thalib dan menyatakan Ini saudaraku setelah itu diikuti oleh masingmasing mereka memilih saudara angkatnya sendiri, sebagai berikut : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Muhajirin Abu Bakar Umar bin Khatttab Bilal bin Rabah Amir bin Abdillah Abdul Rahman bin Auf Zubair bin Awwam Usman bin Affan Thalhah bin Ubaidillah Abu Huzaifah bin Utbah Anshor Khrijah bin Zuhair Itban bin Malik Abu Ruwaihah Saad bin Muadz Saad bin Rabi Salamah bin Salamah Aus bin Tsabit Kaab bin Malik Ubbah bin Bisyr Huzaifah bin Al Yaman

10 Ammar bin Yasir

A. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Sikap penduduk Mekkah terhadap dakwah Nabi saw sebagai berikut. a. semua menolak b. semua menerima c. sebagian kecil menolak d. ada yang langsung menerima dan ada yang langsung menolak e. semua yang diatas benar 2. Paman Nabi Muhammad saw yang sangat benci terhadap Islam ialah. a. Abu Tahalib b. Abu Lahab c. Abbas d. Hamzah e. Abu Bakar 3. Hasutan Abu Lahab selalu dibantu oleh isterinya yang bernama . a. Umi Salamah b. Ummu Aiman c. Ummu Jamil d. Ummu Lahab e. Ummu Kalsum 4. Berikut ini adalah sahabat yang menemani Nabi sewaktu hijrah ke Madinah a. Abu Bakar b. Abdur Rahman bin Auf c. Umar bin Khattab d. Ali bin Abi Tahalib e. Abdullah bin Umar 5. Berikut ini adalah sahabat yang dipersaudaraan oleh Rasul, kecuali a. Abu Bakar dan Khrijah bin Zuhair b. Umar bin Khatttab dan Itban bin Malik c. Bilal bin Rabah dan Abu Ruwaihah d. Amir bin Abdillah dan Saad bin Muadz e. Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin Zubair 6. Peperangan yang pertama kali diikuti oleh Nabi Muhammad saw ialah. a. Perang Uhud b. Perang Badar c. Perang Khandaq d. Perang Tabuk e. Perang Hunaen 7. Pahlawan Quresy yang terbunuh dalam perang tanding di Badar ialah. a. Syaibah bin Rabiah

b. Ubaidah bin Harits c. Ali bin Abi Thalib d. Hamzah bin Abdul Muthalib e. Umar bin Khattab 8. Pahlawan Kaum Muslimin yang mengikuti perang tanding di Badar ialah. a. Utbah b. Syaibah bin Harits c. Al Walid bin Utbah d. Usman bin Affan e. Umar bin Khattab 9. Pimpinan kaum munafiq yang mengundurkan diri dalam perang Ialah a. Abdullah bin Saba b. Abdullah bin Ubay c. Abdullah bin Salim d. Umayyah bin Khalaf e. Abdullah bin Zubeir 10. Pahlawan Quresy yang terbunuh dalam perang tanding di Uhud, kecuali a. Musafi bin Thalhah, b. Harits bin Thalhah, c. Kilab bin Thalhah d. Jallas bin Thalhah. e. Al Walid bin Utbah 11. Pahlawan kaum Muslimin yang tidak mengikuti perang tanding di Uhud ialah a. Ali bin Abi Thalib, b. Hamzah bin Abdul Muthalib, c. Sa,ad bin Abi Waqas d. Ashim bin Tsabit e. Uamar bin Khtattab 12. Yang membunuh Aswad bin Abdul Asad ialah . a. Ali bin Abi Thalib b. Hamzah bin Abdul Muthalib c. Ubaidah bin Harits d. Umar bin Khattab e. Usman bin Affan 13. Pasukan berkuda kafir Quresy yang dapat melumpuhkan pertahanan Islam dalam perang Uhud ialah a. Abu Jahal b. Abu Sufyan c. Khalid bin Walid d. Utbah bin Rabiah e. Kilab bin Thalhah 14. Pada waktu Nabi saw sedang sakit, yang menjadi imam shalat Jamaah ialah .. a. Abu Bakar Ash Shiddiq b. Umar bin Khatab c. Hafsah binti Umar d. Saudah binti Zamah

e. Usmah bin Affan 15. Ketika sakitnya mulai parah Nabi Muhammad saw meminta izin kepada isteri-isterinya yang lain untuk dirawat di rumah.. a. Siti Maimunah b. Siti Aisyah c. Hafsah bin Umar d. Saudah binti Zamah e. Zainab binti Rawahah 16. Nabi Muhammad saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun ke 11 Hijrah bertepatan dengan tanggal a. 6 Juni tahun 632 Masehi b. 7 Juni tahun 632 Masehi c. 8 Juni tahun 632 Masehi d. 8 Juni tahun 633 Masehi e. 9 Juni tahun 632 Masehi 17. Berikut ini adalah yang ikut memandikan jenazah Nabi Muhammad saw, kecuali a. Abbas bin Abdul Muthalib b. Ali bin Abi Thalib c. Usamah bin Zaid d. Zaid bin Haritsah e. Qustam bin Abbas 18. Yang dapat menenangkan kegoncangan para sahabat dan kaum muslimin waktu Rasulullah wafat ialah a. Ali bin Abi Thalib b. Usman bin Affan c. Zubair bin Awwam d. Abu Bakar Ash Shiddiq e. Abbas bin Abdul Muthalib 19. Kaum muslimin menjadi tenang sewaktu Rasulullah wafat, setelah seorang sahabat membacakan Al Quran surat Ali Imran ayat. a. 140 b. 144 c. 145 d. 150 e. 155 20. Yang menyebabkan terjadinya hijrah kaum muslimin pada periode madinah yaitu karena adanya ... dari kaum kafir quraisy. a. Tekanan b. Pembantain c. Pengusiran d. Pembatalan sepihak e. Pertikaian kedua belah pihak

inspirasialex.wordpress.com/.../keteladanan-rasulullah-saw-dalam-meneladani madinah. hbis.wordpress.com/2008/12/.../keteladanan-rasulullah-priode-madinah.. google.com peran rasullulah dalam menjalankan islam buku cetak agam islam kelas X Al-Quran dan Terjemah Syamsuri, 2006, Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas X, Edisi KTSP, Jakarta: Penerbit Erlangga. Wahyu Ilahi, 2007, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta: Kencana. M. Hamid, 1997, Mutiara Kisah 25 Nabi & Rasul Dalam Al-Quran, Surabaya: CV. Karya Utama

JAKARTA 2012 KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul perkembangan islam keteladanan rasullulah saw periode madinah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pada kesempatan ini saya tak lupa mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan guna kesempurnaan penulisan makalah di masa yang akan data

Setelah kurang lebih 13 tahun lamanya rasullulah saw, berjuang antara hidup dan mati menegakkan agama allah swt. Ditengah masyarakat mekkah, maka dengan berbagai macam pertimbangan akhirnya rasullulah saw dan kaum muslimin hijrah ke madinah. Mereka ikhlas meninggalkan sanak kerabat,rumah,harta,perniagaan dan lain sebagainya sematamata untuk menunjang tinggi agama islam. Kaum muslimin yang hijrah ini disebut dengan kaum muhajirin. Setelah sampai di madinah, kaum muhajirin disambut baik oleh warga Madinah. Mereka dengan sukarela membagi rumah, kebun bahkan diberi modal untuk berniaga. Kaum muslimin Madinah yang menolong kaum Muhajirin disebut kaum Ansar. Kaum Muhajirin dan kaum Ansar hidup saling berhadapan, bahu-membahu antara satu dengan yang lainnya. Mereka dapat bersatu karena merasa ukhuwah Islamiyah. Dari kaum Muhajirin dan kaum Ansar inilah masyarakat islam di Madinah mulai terbentuk.

Tugas agama islam

Vous aimerez peut-être aussi