Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
(06210)
Dari penelitiannya Cattel menemukan 4000 sifat manusia, namun dikelompokkan menjadi 35 sifat sumber atau sifat primer, lalu dikelompokkan lagi menjadi 23 sifat populasi normal, 12 sifat populasi patologis. Dari 23 itu dibagi lagi menjadi 16 sifat sumber dan 7 sifat populasi normal.
16 Faktor Pimer Cattel
Skor Rendah Tidak ramah Kurang cerdas Emosional Rendah hati Bijak Ceroboh Malu Keras Hati Mudah Percaya Praktis Jujur apa adanya Tenang aman Kolot Terikat kelompok Sembarangan Santai Simbol ABCEFGHILMNOQ1 Q2 Q3 Q4 Nama Faktor SiziaAffectia Intelligence Ego Strength SubmissiveDominance DisurgencySurgency SuperegoStrength Threctia-Parmia Harria-Premsia Alaxia-Protension Praxernia-Autia Artlessness-Shrewdness Assurance-Guild Proneness ConservativeRadicalims Group adherenc Self Sufficient Low Integration - High Self Concept Ergic tension Simbol A+ B+ C+ E+ F+ G+ H+ I+ L+ M+ N+ O+ Q1 + Q2 + Q3 + Q4 + Skor Tinggi Ramah Lebih Cerdas Stabil Tegas, sombong Riang Cermat Berani Lembut Hati Curiga Imajinatif Cerdik Khawatir Senang Hal baru Mandiri Teratur Tegang
2. Dinamika Trait a. Sikap (Attitude) = konsep tentang tingkah laku yang spesifik sebagai respon terhadap suatu situasi. b. Erg = dorongan atau motif bawaan, dorongan primer yang dibawa sejak lahir. Sepuluh erg independen menurut Cattel: Lapar Takut Seks Bangga Kesendirian Kenikmatan Kasih sayang Marah Ingin tahu Tamak c. Sentimen = sikap yang memperoleh energi dari erg namun dibentuk oleh hasil belajar dalam lingkungan. 3. Perkembangan Kepribadian a. Tahap Bayi (0-6 tahun) = individu sangat dipengaruhi oleh orang tua dan orang sekitar. Tahap ini membentuk sikap sosial, kekuatan superego, perasaan aman, otoritas, dan kecenderungan neurotik.
b. Tahap Anak (6 14 tahun) = adanya kecenderungan menuju kemandirian dan meningkatnya identifikasi dengan teman sebaya. c. Tahap Adolescence / Remaja (14 23 tahun) = tahap yang sulit, banyak muncul neurosis, kelainan mental, konflik kemandirian, keyakinan diri, seks, dan lainnya. d. Tahap Maturity / Kemasakan (23 50 tahun) = ditandai dengan kesibukan, kebahagiaan, dan produktivitas, menyiapkan karir, perkawinan, dan keluarga. e. Tahap Usia pertengahan (50 60/70 tahun) = terjadi perubahan fisil, sosial, dan psikologikal yang membuat penyesuaian kembali kepribadian. f. Tahap Senility / Tua (60/70 tahun mati) = penyesuaian terhadap kehilangan, kematian, kesendirian, kehilangan status di masyarakat, dan perasaan tidak aman. Cattel menaruh perhatian terhadap pengaruh relatif antara keturunan dan lingkungan, melalui penelitian ia menemukan banyak hubungan negatif antara keduanya. Cattel menyebutnya sebagai Hukum Pemaksaan ke Arah Rerata Sosial. Seperti individu, lingkungan juga memiliki trait yang dinamakan syntality, yaitu karakter dari suatu kelompok sosial. Memahami individu perlu juga dengan memahami syntality kelompok individu tersebut. 4. Psikopatologi a. Neurosis = pola tingkah laku yang ditunjukkan oleh seseorang yang merasa dirinya mengalami kesulitan emosional tetapi tidak menunjukan gangguan psikotik. Cattel menemukan neurosis banyak berkembang di keluarga yang penuh konflik, kurang disiplin, dan kurang kasih sayang. b. Psikosis = bentuk gangguan mental yang berbeda dengan neurosis, dimana individu kehilangan kontak dengan realita dan membutuhkan perawatan untuk melindungi dirinya dan orang lain. Psikotik tidak memiliki pemahaman mengenai masalanya, tidak dapat merawat diri, serta dapat membahayakan orang lain maupun dirinya sendiri. 5. Psikoterapi Menurut Cattel, tes kepribadian sangat penting dalam terapi. Tes ini dapat digunakan sebagai diagnosis dan menentukan perlakuan yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan yang perlu diperbaiki. Tes perlu dilakukan sebelum dan sesudah terapi untuk mengukur perubahan yang terjadi. Cattel mengembangkan metode terapinya dari pemahaman teori Freud serta pengubahan tingkah laku dari behaviorisme, namun perlu didasarkan dan dilakukan melalui tes atau asesmen.
Daftar Pustaka
Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. Supratiknya. (1993). Teori- Teori Pskikodinamik. Yogyakarta : Kanisius.