Vous êtes sur la page 1sur 1

AKADEMISI, RUU PT TIDAK BERPIHAK PADA RAKYAT MISKIN Majalaya, Wulan Sari,.

SH asisten dosen Fakultas Hukum Unsika saat ditemui pasundan ekspres, senin (16/4) di kediamannya di ciranggon majalaya terkait Rancangan Undang-undang Perguruan Tinggi (RUU PT) yang menjadi iseu menarik di kalangan akademisi maupun aktivis. Dasar RUU tersebut yang mengacu pada Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan memberikan amanat bahwa suatu Peraturan PerundangUndangan harus memuat Landasan Filosofis, Sosiologis, & Yuridis, ungkapnya. Menurutnya, Ketika kita mengkaji RUU PT terlihat seperti hanya copy-paste atau contekan dari UU Badan Hukum Pendidikan (BHP) yang sudah dibatalkan Mahkamah Konstitusi (MK) pada 2010 lalu. Banyak pasal dalam RUU PT yang hanya meng-copy-paste UU BHP hingga ruhnya masih sama. UU BHP hanya berisi tentang penyeragaman pendidikan, pengalihan tanggung jawab pemerintah ke masyarakat, dan komersialisasi serta liberalisasi pendidikan, paparnya. Ia sangat menyangkan, hal itu juga terdapat dalam RUU PT yang akan disahkan nanti. Selain dari pada itu hasil kajian dari pasal pasal yang ada dalam RUU PT RUU ini juga mengabaikan peran Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam mencerdaskan bangsa, karena RUU tersebut hanya 2 persen yang membicarakan tentang Perguruan Tinggi Swasta. Selain itu juga Otonomisasi Perguruan Tinggi menjadikan Perguruan Tinggi harus mencari sumber pendanaannya sendiri, karena tata kelola otonomi yang disamakan dengan badan hukum dan mengarah pada komersialisasi sehingga privatisasi sangat mungkin akan terjadi, tandasnya. Sambungnya, Hal ini sekaligus memberikan ruang kepada perguruan tinggi untuk menarik biaya lebih banyak dari masyarakat melalui biaya pendidikan yang dibebankan kepada mahasiswa, Akibatnya, kesempatan masyarakat miskin untuk dapat sampai ke jenjang perguruan tinggi menjadi semakin sempit. Dengan kata lain, RUU Pendidikan Tinggi jelas bertentangan dengan semangat UUD 1945 yang menghendaki 'Mencerdaskan Kehidupan Bangsa' menjadi tujuan negara, serta pendidikan sebagai hak yang harus dipenuhi oleh negara kepada rakyat. Baik yang diatur di dalam UUD 1945, maupun Kovenan Ekonomi, Sosial, dan Budaya. Ruu ini juga melanggar prinsip pendidikan untuk semua, pungkasnya. Ia juga menekankan, agar aturan tentang Pendidikan Tinggi seharusnya diatur dalam Peraturan Pemerintah dan bukan Undang - Undang. Karena Indonesia sudah memiliki Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang mengatur semua jenis pendidikan. Jika UU PT disahkan, akan terjadi dualisme sistem pendidikan yang bisa berakibat munculnya paket UU lain tentang pendidikan yang sejajar dengan UU Sistem Pendidikan nasional. Menurutnya, RUU PT yang sedang di bahas di DPR RI tersebut tidak layak untuk disahkan karena cacat secara filosofis, yuridis, dan sosiologis, pungkasnya (die).

Vous aimerez peut-être aussi