Vous êtes sur la page 1sur 35

BAB I PENDAHULUAN A. Profil perusahaan 1. Sejarah PT.

GERAHA KERINDO UTAMA Pada tahun 1970-an pasar kertas tissue di Indonesia masih sangat kecil yaitu dimulai dengan tissue merk Scotties yang merupakan produk import dari Amerika. Perkembangan selanjutnya mulai dari investor yang memperoduksi kertas tissue di Indonesia yaitu PT. Indo Paper Prima Jaya dari group nelco parma yang menghasilkan tissue merk successful, paris, dll. Pada periode tersebut muncul pula perusahaan converting tissue seperti PT. Onward (merk toply, nice, four roses, dan scotties)dan PT. Univensus (merk joy, jolly, freska, cell, dll) dengan bahan baku yang masih di import dari Malaysia, Selandia Baru, dan lainlain. Sekitar tahun 1983 PT. Kertas Lecces mulai memproduksi kertas tisuue untuk memenuhi kebutuhan para konvektor didalam negeri dan tidak perlu lagi untuk mengimport bahan baku dari luar negeri, kemudian muncul beberapa perusahaan converting baru seperti PT. Softex Indonesia dan juga produsen tissue terintegrsi seperti PT. Lespap Raya Santosa (merk total, chippon, dll ) produsen kertas tissue terbesar saat ini adalah APP ( Sinar Mas Group) dengan kapasitas produksi sebesar 160.000 ton per tahun dengan jangkauan pasar di Asia dan Australia dan juga mengeksport barang jadi dengan merk passeo.
1

Konsumsi kertas tissue di Indonesia pada tahun 1986 masih sekitar 5.400 ton sedangkan pada tahun 1997 kebutuhan berkembang menjadi sekitar 5.000 ton. Melihat peluang yang ada, maka didirikanlah PT. GERAHA KERINDO UTAMA yang berdiri pada tanggal 23 September 1984 dengan akta pendirian NO. 24/1984 notaris Helena kuncoro. SH. Surat Izin Perdagangan ( SIUP ) perusahaan ini dikeluarkan departemen perindustrian dan perdagangan dengan nomor 818/P/0903/PB/98/1. Perusahaan ini berlokasi di Jl.Teuku Umar Raya KM 43-44Cikarang Barat-Bekasi. Dengan luas area 14.200 M. surat izin Usaha Perusahaan ini di keluarkan PEMDA kabupaten DT II Bekasi dengan nomor 503/SK/ekon/1992. Pendiri perusahaan ini adalah Bapak JB. Susanto, yang bertindak atas nama Jacob Oetama. Perusahaan ini memiliki modal awal Rp 250.000.000. adapun pembentukan modal PT.GERAHA KERINDO UTAMA ini berasal dari PT Gramedia sebesar 10%, PT. Gramedia Asri Utama sebesar 40%, dan PT. Gramedia Multi Utama sebesar 50%. PT. GERAHA KERINDO UTAMA mulai beroperasi mulai bulan September 1986 dengan kegiatan utama pemotongan kertas ( cross cutting ) dengan Converting tissue. Pemotongan kertas menjadi sumber utama pendapatan perusahaan karena PT. Berkaf Mediatama yang merupakan induk perusahaan bergerak pada perusahaan perdangangan kertas, sedangkan kegiatan converting tisuue memproduksi facial tissue, napkin tissue, handkerchief tissue, (pocket tissue) dengan merk tessa dan dynasti. Bahan baku dibeli PT. Kertas Lecces, sedangkan untuk jenis toilet tissue dibeli dalam bentuk barang jadi hanya tinggal pembentukan manual.
2

PT Graha Kerindo Utama (PT. GKU) adalah produsen spesialis dalam mengkonversi kertas tisu. Sejak dimulai pada tahun 1989, PT Graha Kerindo Utama telah berkomitmen untuk menjaga kualitas tinggi dalam memproduksi 100% jaringan perawan pulp. Sebagai bagian dari Gramedia - Kompas Group, PT. GKU mendedikasikan untuk membuat bisnis yang baik dengan perusahaan lain. PT. GKU memiliki tim yang sangat berpengalaman, personil com kompeten dan teknologi tinggi untuk menghasilkan kualitas jaringan produk kertas tinggi seperti tissue wajah, kacu roll, serbet handuk. PT. GKU menawarkan lembut, kebersihan dan jaringan kekuatan. Perusahaan kami memiliki berbagai merek seperti tessa, multi, dinasti, nova, dan bobo, dan mencapai hampir 30% pangsa pasar di Indonesia. PT GKU adalah salah satu pemain utama dalam industri jaringan di Indonesia. Dengan pangsa pasar sekitar 40% di Indonesia, PT. GKU menyediakan jaringan berkualitas premium yang terbuat dari pulp perawan 100%. Sebagai anak perusahaan Kompas Gramedia-Group (kelompok media terbesar di Indonesia), PT. GKU terus berkembang, untuk mengatasi kebutuhan everchanging pelanggan kami dengan Pabrik Kertas baru-baru ini dibangun (Graha Cemerlang Paper Utama, PT. Rahmat Kertas) yang menjamin kelangsungan produk kami. Produk kami mulai dari : (1) Facial tissue; (2) Pocket tissue; (3) Toilet tissue; (4) Napkin tissue. Jaringan Merek kami merupakan dari beberapa merk seperti tessa, multi, dinasti, dan nova. Kami juga telah berhasil co-branded merek Tessa kami dengan Warner Bros (Looney Tunes) sebagai bukti dari komitmen kami dalam memberikan produk berkualitas tinggi.
3

2. Jumlah Karyawan di PT.GRAHA KERINDO UTAMA Pada awal beroperasi, jumlah karyawan perusahaan mencapai 150 orang yang terdiri atas, 7 orang pada bagian keuangan, 20norang pada bagian pemsaran dan 123 orang pada bagian produksi. Perjalanan perusahaan PT. Graha Kerindo Utama tidak berjalan mulus, perusahaan merugi dengan kewajiban kepada Bank yang cukup besar, sedangkan PT. Berkaf Mediatama masih mengalami personal intern dalam perusahaannya, pada tahun 1986 antara PT. Gramedia dan BAS (perusahaan perorangan) pemegang saham PT. Berkaf Mediatama bersepakat memisahkan diri dengan pembagian tanggung jawab BAS untuk PT. Berkaf Mediatama dan PT. Graha Kerindo Utama diambil oleh PT.Gramedia. Beberapa hasil penting yang sudah dicapai sejak awal hingga saat ini seperti penjualan meningkat sangat signifikan, market share perusahaan sekitar 45% dan memimpin tim pasar Indonesia, distribusi barang cukup luas dan memenuhi segala permintaan dari berbagai jenis outlet yang ada, jumlah dan kapasitas mesin produksi yang memadai untuk dapat beroperasi secara baik dengan jadwal perawatan yang lebih terencana, jumlah karyawan berkembang dengan pertumbuhan perusahaan, keuntungan perusahaan cukup baik dan dalam situasi seperti saat ini Masih dapat bertahan dengan keuntungan yang sangat baik.

3. Bidang Usaha Perusahaan PT. Graha Kerindo Utama bergerak dibidang Paper Converting yang berkantor pusat di Menara Gajah Mada Lt. 16 ruang 1601, Jl. Gajah Mada No. 1926 Jakarta 10130 dengan nomer telepon (021)638832, (021)6337503 fax (021)6335278 dan e-mail : gku@centrin.net.id. Factory & warehouse Jl. Teuku Umar Raya KM 43-44 Cikarang BaratBekasi 17520, telepon (021)88336641 (HUNTING), Fax (021)88335782

4. Keterangan Strukur Organisasi Struktur organisasi merupakan gambaran umum mengenal suatu perusahaan. Ukuran suatu perusahaan dan bagaimana jalannya dapat dilihat dari struktur organisasinya. Struktur organisasi merupakan kerangka susunan yang menggambarkan hubungan antara unsur-unsur dalam organisasi dan dpt diwujudkan dalam bentuk komunikasi, instruksi, kordinasi, rentang kendali dan tanggung jawab. a. Direktur Utama Merupakan pimpinan perusahaan yang tinggi dan sebagai pemegang kekuasaan , wewenang serta tanggung jawab sebagai berikut: 1) Menetapkan kebijaksanaan umum perusahaan dalam menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan.

2) Memimpin perusahaan serta memegang peranan penting dalam mengambil keputusan. 3) Direktur Utama sebagai penanggung jawab atas semua kegiatan dan usaha untuk mencapai tujuan perusahaan. b. Sekertaris Sekertaris mempunyai tanggung jawab dan tugas membantu Direktur Utama saat melaksanakan tugasnya dalam memimpin perusahaan. c. General Manager General manager mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 1) Merencanakan, mengkordinir, mengarahkan, memimpin, serta mengendalikan perusahaan dan tugas-tugas lain. 2) Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan kerja yang sudah lewat merencanakan langkah-langkah yang akan datang. 3) Menyusun program kerja perusahaan dan menyusun jadwal waktu pelaksanaan. 4) Melaksanakan diskusi dengan bawahan mengenai strategi plaksanaan program. 5) Turut menentukan kebijaksanaan perusahaan.

d. Manager perusahaan Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : 1) Mengawasi dan mengkordinir semua kegiatan dalam peroses produksi sampai dengan arus barang. 2) Menentukan dan mengawasi kualitas produk yang di hasilkan perusahaan. 3) Mempunyai tanggung jawab langsung pada Direktut Utama. Manager perusahaan PT.GKU membawahi beberapa bagian, antara lain: 1) Bagian Produksi 2) Bagian administrasi perusahaan 3) Bagian Teknik Dan Maintenance e. Manager Keuangan Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : 1) Merencanakan, mengorganisasikan, mengawasi anggaran keuangan perusahaan dan turut serta dalam merumuskan keuangan perusahaan. 2) Melakukan evaluasi terhadap situasi keuangan perusahaan. 3) Menentukan anggaran penerimaan dan pengeluaran, sehubung dengan program kebijakan perusahaan.

f. Manager Personalia Dan Sumber Daya Manusia (PSDM) Manager PSDM mempunyai tugas sebagai berikut : 1) Menentukan kewajiban penerimaan dan training calon karyawan 2) Merencanakan peningkatan karir karyawan dan memperhatikan tingkat kesejahteraan karyawan. 3) Membina hubungan dengan masyarakat sekitar. g. Manager Umum Tugas Manager Umum sebagai berikut : 1) Menentukan dan memenuhi kebutuhan logistik yang diperlukan perusahaan misalkan sarana transportasi untuk mengirim hasil produksi, penyediaan sarana informasi dan telekomunikasi dan lain sebagainya. 2) Melakukan pemeriksaan apakah semua kebutuhan logistic pada perusahaan masih dapt digunakan dengan baik atau tidak. 4) Menjaga inventaris perusahaan dengan melakukan upaya

pemeliharaan dan perbaikan sarana-sarana yang penting dan menunjang beroperasi. kelancaran perusahaan dalam memproduksi dan

h. Manager Pemasaran Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : 1) Merencanakan, pemasaran. 2) Menilai potensi pemasaran dan perkembangan pemasaran berdasarkan laporan yang ditrima dari bawahan. 3) Mengevaluasi laporan bersama general manager dan manager lainnya untuk menentukan harga, syarat-syarat penjualan dan penyusunan anggaran promosi. 4) Mengadakan pendekatan dengan berbagai pihak diluar perusahaan. 5) Mengadakan konsultasi dengan bagian pemasaran lainnya mengkordinasikan, serta mengawasi kegiatan

tentangperkembangan yang sedang berlangsung, termasuk para pelanggan. 6) Membuat laporan pada general manager mengenai kegiatan pemasaran perusahaan.

Pengelompokan kerja karyawan berdasarkan tugas serta keahlian masingmasing pada PT.Graha Kerindo Utama terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu : 1. Karyawan tetap (staff) Karyawan tetap (staff) adalah karyawan yang mendapatkan gaji, berikut tunjangan setiap bulannya. Karyawan tetap dimulai dari leader, staff, sampai manager yang diberi fasilitas dan tunjangan sesuai dengan jabatannya. 2. Karyawan Harian Karyawan harian adalah Karyawan yang mendapatkan gaji berikut tunjangan dihitung dengan jumlah hari kerjanya. 3. Karyawan Harian Lepas Karyawan harian lepas adalah karyawan yang direkrut untuk sementara guna membantu menyelesaikan pekerjaan yang bekerja dengan system kontrak. PT. Graha Kerindo Utama beroperasi 24 jam dalam sehari dan 6 hari setiap minggunya. Jam kerja yang dilaksanakan perusahaan pada saat ini terbagi atas tiga shift. Pembagiannya adalah sebagai berikut : Shift I Shift II Shift III : 08.00 16.00 : 16.00 01.00 : 01.00 08.00

10

Sementara itu fasilitas-fasilitas yang disediakan perusahaan adalah sebagai berikut: Tempat ibadah Sarana olah raga Fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Krya Medika, Bekasi Program jamsostek, tunjangan hari tua, dan kematian Pemberian cuti tahunan, cuti hamil, dan cuti besar Pemberian tunjangan hari raya (THR) seperti Idul Fitri dan Natal

i. Maintenance Manufactur Teknik Maintenance adalah divisi atau bagian PT. Graha Kerindo Utama yang dipimpin oleh seorang manager yang dibantu staf-stafnya. Tugas utama teknik maintenance adalah mensupport bagian produksi untuk merawat mesin-mesin atau listrik yang dimiliki oleh PT. Graha Kerindo Utama. Jenis support yang diberikan oleh bagian teknik maintenance meliputi : 1) Perawatan berkala 2) Trouble shooting 3) Modifikasi 4) Projet lain-lain.
11

Definisi maintenance pada dasarnya bukan saja bertugas untuk perawatan mesin dan perbaikan mesin-mesin atau listrik, tetapi maintenance juga membutuhkan teknik dan managemen maintenance untuk mengelola peranan dan tanggung jawab fungsi maintenance. Adapun tugas divisi/seorang maintenance modern bukan hanya sekedar memperbaiki peralatan yang rusak dengan cepat, tetapi tugas dan management maintenance modern adalah untuk menjaga peralatan agar dapat berfungsi pada kapasitas/jumlah yang tinggi dan menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya serendah mungkin.

5. Visi dan Misi PT. GRAHA KERINDO UTAMA Menjadikan perusahaa paper based terkemuka di Asia pacific dengan memproduksi produk unggulan dan inovatif yang menjadi pilihan utama bagi planggan.

12

B. Lingkup pekerjaan PKL Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang dengan baik. Perbaikan sebaiknya dilakukan tanpa menganggu kegiatan produksi. Misalnya perbaikan mesin dilakukan pada saat tidak digunakan atau dengan pertimbangan bahwa pelaksanaan perbaikan tidak menganggu keseluruhan aktifitas produksi. Karena itu inspeksi pada umumnya dilakukan pada saat mesin tidak beroperasi. Dalam peroses atau tahapan kerja dari engineering dalam laporan ini akan dibahas mengenai Perawatan Rutin Mesin Wrapping Facial (WF). C. Jadwal pelaksanaan PKL 1. Tempat Pelaksanaan Tempat pelaksanaan Peraktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. GRAHA KERINDO UTAMA. Jl.Teuku Umar Raya KM 43-44 Cikarang Barat-Bekasi. 2. Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dimulai dari tanggal 1 Agustus 2011 sampai dengan 29 Agustus 2011. Waktu pelaksanaan pada hari senin samapai hari sabtu, senin sampai dengan jumat mulai pekrjaan jam 08.00-16.00, sedangkan hari sabtu mulai pekerjaan jam 08.00-12.00.

13

BAB II PELAKSANAAN PKL A. Perencanaan Pekerjaan Praktek kerja lapangan ini dilaksanakan selama 1 (satu) bulan, mulai tanggal 1 Agustus 29 Agustus 2011 di PT. GRAHA KERINDO UTAMA. Sebelum melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, peserta PKL terlebih dahulu melakukan interview mengenai mata kuliah yang telah diterima selama masa perkuliahan dan melakukan observasi untuk menentukan bidang atau bagian yang akan ditempati oleh mahasiswa PKL. Sesuai dengan bidang teknik mesin maka saya ditempatkan pada bagian work shop dan maintenance. Pada proses Praktek Kerja Lapangan ini kami mempelajari dan mengetahui proses perawatan dan perbaikan mesin wraping facial (WF). B. Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan Peraktek Kerja Lapangan (PKL) berlansung selama 1 (satu) bulan dimulai tanggal 1 Agustus 29 Agustus 2011. Waktu pelaksanaan pada hari senin sampai dengan sabtu, untuk hari senin sampai dengan jumat waktu masuk kerja 08.00-16.00, sedangkan untuk hari sabtu waktu masuk kerja 08.00-12.00 WIB.

14

No Tgl/bln/thn 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 1-08-2011 2-08-2011 3-08-2011 4-08-2011 5-08-2011 6-08-2011 7-08-2011 8-08-2011 9-08-2011 10-08-2011 11-08-2011 12-08-2011 13-08-2011 14-08-2011 15-08-2011 16-08-2011 17-08-2011 18-08-2011 19-08-2011 20-08-2011 21-08-2011 22-08-2011 23-08-2011 24-08-2011 25-08-2011 26-08-2011 27-08-2011 28-08-2011 29-08-2011

Uraian kegiatan Pengenalan lokasi kerja Pengenalan lokasi kerja Assembly Komponen Mesin WF 14 Assembly Komponen Mesin WF 14 Assembly Komponen Mesin WF 14 Assembly Komponen Mesin WF 14 Assembly Komponen Mesin WF 14 Assembly Komponen Mesin WF 14 Assembly Komponen Mesin WF 14 Assembly Komponen Mesin WF 14 Memasang Komponen Conveyor Finger Memasang Komponen Conveyor Finger Memasang Komponen Conveyor Finger Assembly Komponen Mesin WF 14 Assembly Komponen Mesin WF 14 Assembly Komponen Mesin WF 14 Setting Mesin WF 14 Setting Mesin WF 14 Assembly Komponen Mesin WF 14 Memasang Conveyor Memasang Conveyor Memasang Conveyor Memasang Conveyor Memasang Conveyor Mengecat Conveyor Mengecat Conveyor Mengecat Conveyor Mengecat Conveyor Mengecat Conveyor
15

paraf

BAB III ANALISA PEKERJAAN A. Analisis Pekerjaan. Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang dengan baik. Perbaikan sebaiknya dilakukan tanpa menganggu kegiatan produksi. Misalnya perbaikan mesin dilakukan pada saat tidak digunakan atau dengan pertimbangan bahwa pelaksanaan perbaikan tidak menganggu keseluruhan aktifitas produksi. Karena itu inspeksi pada umumnya dilakukan pada saat mesin tidak beroperasi. 1. Departemen Perawatan Departemen perawatan pada umumnya berada di bawah pengawasan manajer pabrik, yang bertanggung jawab pula untuk program produksi. Setiap pengawas pada departemen perawatan harus bertanggung jawab terhadap aktifitas perawatan, inspeksi, perbaikan, overhaul dll. Pengawas adalah orang-orang yang berpengalaman dan mampu menentukan kapan waktu untuk inspeksi, overhaul dan sebagainya. Untuk mencapai keberhasilan program perawatan, banyak faktor penunjang yang perlu diadakan pada departemen perawatan. Dalam kaitan

16

ini, keberadaan engineering sangat diperlukan untuk menyiapkan dan memberikan sistem pelayanan pada fungsi perawatan. 2. Tugas Departemen Perawatan Pekerjaan perawatan ini mencakup perbaikan seluruh fasilitas pabrik agar dapat berfungsi dalam kondisi kerja yang semaksimal mungkin. Jadi tugas departemen perawatan adalah memberikan pelayanan teknik yang dibutuhkan untuk keselamatan pengoperasian pabrik. Pada industri kecil, tugas perawatan dapat dilakukan oleh seorang operator yang kemampuannya terbatas dalam menangani pekerjaan perawatan tertentu. Khusus untuk tugas perawatan yang diluar

kemampuannya dikerjakan oleh kontraktor. Sedangkan untuk industri besar dan kompleks, perlu adanya departemen perawatan yang didukung oleh sekelompok pekerja yang kemampuannya secara kolektif dapat menangani semua pekerjaan perawatan di industri. Pada umumnya, tugas departemen perawatan dibagi dalam tiga kelompok: a. Perawatan dan perbaikan fasilitas pabrik. 1. 2. Perawatan pabrik berikut peralatan dan gedungnya. Pembangunan kembali atau pembaruan pabrik serta

perlengkapannya yang sudah tua.


17

b. Pemasangan dan penggantian fasilitas pabrik. 1. Instalasi peralatan pada pabrik yang baru. 2. Instalasi pembangkit tenaga: listrik, air, uap, gas, udara dan tenaga lainnya. 3. Instalasi pada pelayanan khusus: ruang hampa, gas industri, instalasi pipa untuk pekerjaan kimia, sistem pembersihan air, sistem udara tekan, tanda bahaya kebakaran dan lain-lain. 4. Perubahan atau modifikasi pabrik, peralatan dan gedung. c. Beberapa tugas yang diserahkan kepada departemen

perawatan. 1. Pengelolaan suku cadang. 2. Perawatan bangunan fisik pabrik: jalan-jalan, lantai, atap, pintu, jendela dan lain-lain. 3. Sistem pembuangan limbah. 4. Penyelamatan dan pemanfaatan bahan bekas atau sisa. 5. Pelayanan pemadam kebakaran. 6. Keamanan pabrik.

18

3. Cara Perawatan Perawatan pada umumnya dilakukan dengan dua cara: Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown maintenance) Perawatan preventif (preventive maintenance)

a. Perawatan setelah terjadi kerusakan. Perbaikan dilakukan pada mesin ketika mesinnya telah mengalami kerusakan. Kerusakan pada mesin disebabkan antara lain karena: 1. Proses kerusakan komponen yang tidak dapat diperkirakan dan tidak dpat dicegah. 2. Kerusakan yang terjadi berangsur-angsur dan berkurangnya kekuatan komponen karena pemakaian/keausan. Kejadian ini dapat diatasi dengan adanya inspeksi yang teratur dan mengetahui cara pencegahannya. Dalam penanganan perawatan ini, perbaikan dilakukan ketida mesin sedang tidak berfungsi dan departemen menyetuji adanya perbaikan mesin tersebut. Cara perawatan ini memakan biaya yang lebih tinggi karena adanya biaya tambahan, membayar operator produksi yang menganggu, kemungkinan membayar lembur bagi tenaga perawatan yang melakukan kerja perbaikan. Perawatan ini merupakan perawatan yang tidak direncanakan.
19

b. Perawatan Preventif. Perawatan dilakukan dengan jadwal yang teratur, sehingga kadang-kadang disebut sebagai perawatan yang direncanakan atau perawatan yang dijadwal. Fungsi penting dari cara perawatan jenis ini adalah menjaga kondisi operasional peralatan serta meningkatkan kehandalannya. Tujuannya adalah menghilangkan penyebab-penyebab kerusakan sebelum kerusakan terjadi. Perawatan yang terjadwal selalu lebih ekonomis daripada perawatan yang tidak terjadwal. Pekerjaan perawatan preventif ini dilakukan dengan mengadakan inspeksi, pelumasan dan pengecekan peralatan seteliti mungkin. Frekuensi inspeksi ditetapkan menurut tingkat kepentingan mesin, tingkat kerusakan dan kelemahan mesin. Inspeksi berkala ini sangat membantu pengecekan untuk menemui penyebab-penyebab yang menimbulkan kerusakan, dan juga untuk mempermudah usaha perbaikannya melalui tahapan-tahapannya. Perawatan prefentif mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mencapai tingkat kesiapan industri yang maksimum dengan mencegah kerusakan dan mengurangi periode waktu perbaikan menjadi seminimum mungkin. 2. Menjaga kondisi mesin sebaik mungkin untuk mempertahankan produk yang berkualitas tinggi. 3. Memperkecil tingkat kerusakan dan menjaga nama baik industri.
20

4. Menjamin keselamatan pekerja. 5. menjaga industri pada tingkat efisiensi produksi yang maksimum. 6. Mencapai semua tujuan tersebut dengan cara yang sangat ekonomis. Pekerjaan-pekerjaan Dasar Pada Perawatan Preventif Pekerjaan-pekerjaan dasar pada perawatan preventif adalah: inspeksi, pelumasan, perencanaan dan penjadwalan, pencatatan dan analisis, latihan bagi tenaga perawatan, serta penyimpanan suku cadang.

a. Inspeksi. Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian luar dan inspeksi bagian dalam. Inspeksi bagian luar dapat ditujukan untuk mengamati dan mendeteksi kelainankelainan yang terjadi pada mesin yang sedang beroperasi, misalnya: timbul suara yang tidak normal, getaran, panas, asap dan lain-lain. Sedangkan inspeksi bagian dalam ditujukan untuk pemeriksaan elemen-elemen mesin yang dipasang pada bagian dalam seperti: roda gigi, ring, paking, bantalan dan lain-lain. Frekuensi inspeksi perlu ditentukan secara sangat hati-hati, karena terlalu kurangnya inspeksi dapat menyebabkan mesin kerusakan yang sulit untuk diperbaiki dengan segera. Sedangkan terlalu sering diadakan inspeksi dapat menyebabkan mesin kehilangan waktu produktivitasnya. Dengan demikian frekuensi pelaksanaan inspeksi harus benar-benar ditentukan berdasarkan pengalaman, dan jadwal program untuk inspeksi perlu dipertimbangkan dengan matang.
21

Untuk inspeksi mesin dapat dikategorikan menjadi dua macam: 1. Kategori mesin yang penting. Mesin-mesin dalam kelompok ini sangat besar pengaruhnya terhadap jalannya produksi secara keseluruhan, sedikit saja terjadi gangguan akan memerlukan waktu yang lama untuk memperbaikinya. Untuk itu perlu diberikan penekanan yang lebih kepada inspeksi mesin-mesin tersebut. 2. Kategori mesin biasa. Frekuensi inspeksi untuk kelompok ini tidak terlalu berpengaruh terhadap jalannya produksi. b. Pelumasan. Komponen-komponen mesin yang bergesekan seperti roda gigi, bantalan dsb, harus diberi pelumasan secara benar agar dapat bekerja dengan baik dan tahan lama. Dalam pemberian pelumas yang benar perlu diperhatikan jenis pelumasnya, jumlah pelumas, bagian yang diberi pelumas dan waktu pemberian pelumasnya ini. c. Perencanaan dan Penjadwalan. Suatu jadwal program perawatan perlu disiapkan dan harus ditaati dengan baik. Program perawatan harus dibuat secara lengkap dan teperinci menurut

22

spesifikasi yang diperlukan, seperti adanya jadwal harian, mingguan, bulanan, tiap tiga bulan, tiap setengah tahun, setiap tahun dan sebagainya.

d. Pencatatan dan Analisis. Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk membantu kelancaran pekerjaan perawatan ini adalah: 1. Buku manual operasi. 2. Manual instruksi perawatan. 3. Kartu riwayat mesin. 4. Daftar permintaan suku cadang. 5. Kartu inspeksi. 6. Catatan kegiatan harian. 7. Catatan kerusakan, dan lain-lain. B. Perawatan Mesin Wrapping Facial Pada awalnya mesin wrapping facial hanya dalam bentuk sederhana namun sekarang telah bnyak inovasi dan telah di kembangkan menjadi lebih modern mesin warpping facial ini telah di kembangkan sebanyak 14, namun dari mesin 1 (satu) sampai dengan 8 (delapan) masih menggunakan tipe mesin warpping facial yang lama, sedangkan mesin dari 9 (sembilan) sampai 13 (tiga belas) sudah menggunakan yang baru dan lebih modern, mesin warpping facial 14 masih dalam pembuatan dengan inovasi yang terus dikembangkan oleh pihak perusahaan.
23

Mesin wrapping facial ini dibua dan dirancang sendiri oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan produksi yang meningkat oleh karena itu mesin ini belum memiliki buku manual perawatannya karena itu bagian maintenance harus melakukan perawatan mesin dengan sebaik-baiknya sesuai dengan perancangan pembuatan mesin agar mesin selalu bekerja maksimal. Berikut ini perawatan yang perlu dilakukan pada mesin Wrapping Facial : Mesin Warpping Facial 14

Gambar 3.1 Mesin warpping facial 14 Mesin ini diatur oleh panel control dengan pemrograman diatur oleh PLC.
24

1. Pelumasan Pada Penggerak Mesin

Gambar 3.2 Penggerak Utama Mesin Pelumasan perlu dilakukan pada bagian penggerak mesin seperti pada poros motor penggerak, rantai gear, dan juga torak penggerak. Hal ini dilakukan agar mesin selalu bekerja dengan maksimal, selain itu kita juga harus mengecek kekencangan rantainya.

25

2. Perawatan dan Pengecekan pada Heater

Gambar 3.3 dan 3.4 Heater Heater adalah pemanas untuk merekatkan film atau plastic, suhu heater ini bias mencapai 400C, sampai plastic tissue terekat dengan baik, biasanya ada

26

rekatan yang gagal dikarnakan lipatan plastic tidak sempurna sehingga masuk ke bagian mesin sealing plastik rusak. Hal yang perlu diperhatikan agar heater dapat bekerja maksimal dan tidak mudah mengalami kerusakan adalah dengan memeriksa kestabilan suhu yang dihasilkan heater juga memeriksa komponen-komponen elektronik heater dan mengecek kabel dan sambungan pada heater. 3. Perawatan Lintasan Output Tissue

27

Gambar 3.5 Lintasan Output Tissue dan 3.6 Penggerak Belt Isolator Lintasan Output pada mesin ini memerlukan perhatian khusus karena ini adalah proses terakhir pada proses wrapping di mesin ini.Lintasan ini memiliki beberapa bagian yaitu Heater, Isolator Belt, dan Rol penggerak. Isolator Belt ini terbuat dari bahan isolator pada saat merekatkan film atau plastic, belt ini tidak rusak menerima panas dari heater dengan suhu heater yang sangat tinggi. Dan Rol

28

penggerak digerakan oleh motor sehingga menggerakan belt dan secara otomatis mendorong dan merekatkan film pembungkus tissue. Pada bagian ini perawatan yang harus dilakukan adalah pemeriksaan kondisi isolator belt, juga pelumasan pada poros penggerak dan mengecek motor dan kabel kabel penghubung. 4. Perawatan pada Conveyor Finger

Gambar 3.7 Conveyor finger adalah lintasan masuknya tissue untuk dapat masuk ke mesin wrapping facial, conveyor ini degerakan oleh motor dan di teruskan dengan pulley dan belt. Perawatan yang perlu dilakukan adalah memeriksa tingkat kekencangan belt dan tingkat keausan belt, pelumasan pada poros dan pulley
29

C. Hambatan dan Solusi pekerjaan Pada setiap kegiatan ataupun pekerjaan pasti terdapat hambatan yang harus dihadapi kemudian dicari untuk penyelesaiannya. Begiu pula dalam proses

perawatan mesin wrapping facial, operator sering dihadapkan dengan hambatan. Hambatan yang terbentuk berupa kinerja mesin yang kurang maksimal dan kerusakan tertentu pada mesin. Berikut ini merupakan hambatan yang dihadapi dalam perawatan pada mesin wrapping facial : . Kurangnya tenaga operator dalam bidang maintenance atau perawatan Banyak suku cadang mesin dan komponen mesin yang tidak presisi Kesulitan dalam menentukan settingan mesin Belum ada buku manual perawatan mesin Belum adanya standard operasional prosedur (SOP) penggunaan mesin pada operator

Adapun cara mengatasi hambatan dan kesulitan yang di hadapi antara lain : Melakukan pelatihan dalam bidang maintenance atau perawatan

30

Karena mesin ini dibuat dan didesain sendiri maka sebagian komponennya dibuat sendiri juga hanya perlu meningkatkan efektifitas dalam pembuatan komponen dan disiplin agar hasilnya lebih presisi Membuat standar settingan mesin dengan cara menggumpulkan data dari mesin yang telah dibuat sebelumnya. Membuat buku manual perawatan mesin dengan cara mengumpulkan data dari mesin yang telah ada seperti data kerusakan yang sering terjadi pada mesin, data dari pengecekan berkala, dan data kinerja mesin. Membuat standar operasional prosedur untuk penggunaan mesin dengan menentukan hal hal apa saja yang harus dilakukan sebelum dan sesudah menggunakan mesin.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan


31

Dari hasil data yang diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam perawatan serta pemasangan mesin warping facial mengalami beberapa kendala yang sering terjadi dalam perawatan, serta dalam penjelasan ini juga dijelaskan dalam cara penangannya, perawatan pada mesin ini sangat diperlukan guna mendapatkan kinerja mesin yang maksimal serta peningkatan produktifitas kerja dengan biaya yang seminim mungkin. Mesin Wrapping Facial ini adalah salah satu mesin utama dalam proses produksi lebih tepatnya dalam proses packing tissue oleh karena itu mesin ini harus selalu dalam keadaan yang baik untuk mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Perawatan yang tepat akan membuat mesin selalu dalam kondisi yang prima dan bekerja dengan maksimal serta memperpanjang usia mesin. B. Saran Dari hasil pengamatan selama menjalani kerja praktek di PT. Geraha Kerindo Utama pada proses perakitan dan perawatan mesin ada beberapa hal yang perlu diperhatikan kembali antara lain : Pembuatan laporan kerja mesin warpping facial untuk mendapatkan data kondisi mesin setiap hari, sehingga dapat dilakukan perbaikan secara berkala sehingga produksi yang dihasilkan secara optimal. Melakukan pemeriksaan berkala pada mesin dan pengecekan kondisi mesin agar meminimalisir terjadinya kerusakan. Menembah tenaga kerja khusus dibidang maintenance atau perawatan.
32

Membuat buku manual perawatan dan standar penggunaan dan settingan mesin.

DAFTAR PUSTAKA 1. http://www.gku.co.id/ ( diakses tanggal 15 April)

33

2. Garg, HP. Industrial Maintenance. S. Chand & Company Ltd, 1997. 3. Higgins, LR., PE. And LC. Morrow. Maintenance Engineering Handbook,
rd

3 edition. Mc. GrawHill Book Company. 4. Supandi. Manajemen Perawatan Industri. Ganeca Exact Bandung.

LAMPIRAN
34

35

Vous aimerez peut-être aussi