Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Propagasi Gelombang
Gelombang yang dipancarkan antena bisa merambat kesegala arah. Sifat propagasi gelombang tergantung dari frekuensi gelombang yang merambat.
Ground Wave
Gelombang pada frekwensi sangat rendah, biasanya dibawah beberapa kilohertz atau panjang gelombang > 105 m. Antena yang dipergunakan sangat besar --> diletakkan dekat tanah atau ditanam. Propagasi gelombangnya menggunakan wave-guide yang dibentuk oleh permukaan bumi dan lapisan ionosfir. Dipergunakan untuk komunikasi dengan kapal selam dan untuk navigasi
Surface Wave
Gelombang pada frekwensi > 1 kHz s/d beberapa MHz. Daya yang diterima besarnya sebanding dengan kebalikan dari jarak pangkat empat antara Tx - Rx Propagasi gelombangnya sangat dipengaruhi oleh adanya permukaan bumi. Stasiun pemancar AM menggunakan gelombang ini. Propagasi gelombang bisa mencapai ratusan kilometer
Dimana :
Lapisan ionosfir adalah suatu lapisan atmosfir disekitar bumi yang terionisasi terutama oleh radiasi matahari. Adanya lapisan ionosfir, bermanfaat pada pemantulan gelombang radio terutama sampai dengan frekwensi 40 MHz, yang memungkinkan komunikasi sampai ribuan km.
Gelombang pada frekwensi beberapa MHz s/d +/-40 MHz. Mode gelombang ini dominan pada daerah frekuensi MF (0.3 - 3 Mhz) dan HF (3-30 Mhz)
Propagasi gelombangnya melalui atmosfir yang dipantulkan menggunakan lapisan ionosfir. Sangat dipengaruhi oleh kondisi ionosfir seperti perubahan konsentrasi elektron yang bervariasi dari waktu ke waktu.
Jarak jangkauan bisa mencapai ribuan kilometer. Dipergunakan untuk pemancar gelombang pendek.
The earth's atmosphere is a very thin layer wrapped around a very large planet. Two gases make up the bulk of the earth's atmosphere: nitrogen (N2 ), which comprises 78% of the atmosphere, and oxygen (O2 ), which accounts for 21%. Various trace gases make up the remainder. Based on temperature, the atmosphere is divided into four layers:
Temperature Profile
Structure of Atmosphere
Pada lapisan ionosfir yang terluar menerima radiasi matahari yang lebih intensif tetapi konsentrasi molekul gas sangat kecil sehingga gas yang terionisasipun kecil. Pada lapisan yang lebih rendah konsentrasi gas semakin besar dan mencapai puncaknya sehingga gas yang terionisasi juga menjadi besar. Pada lapisan terendah, konsentrasi molekul mengecil sementara itu enerji untuk ionisasipun sudah banyak terserap dilapisan sebelah atas.
Solar Constant: At the outer reaches of the Earth's environment, solar radiation strikes the atmosphere with a power density of 1370 Watts per meter2 This intense level of radiation is spread over a broad spectrum ranging:
Solar radiation at ultraviolet (UV) and shorter wavelengths is "ionizing" since photons of energy at these frequencies are capable of dislodging an electron from a neutral gas atom or molecule during a collision.
Lapisan yang paling berpengaruh untuk komunikasi adalah lapisan E dan F, yang merupakan lapisan yang relatif permanen. Pada lapisan D, collision frequency besar sehingga untuk frekwensi rendah (< 2 MHz) banyak enerji yang diserap. Meskipun demikian untuk frekwensi yang lebih tinggi tidak begitu berpengaruh
Region Formation
Seismo-Ionospheric Coupling
Space Wave
Gelombang dengan frekuensi diatas 50 MHz. Mode gelombang yang dominan adalah VHF (30 - 300 Mhz), UHF (300 - 3000 Mhz) dan SHF (3 - 30 Ghz). Propagasinya banyak dipengaruhi oleh interferensi gelombang yang sama dan pantulan permukaan bumi atau keadaan disekitar permukaan bumi. Pada frekwensi yang sangat tinggi > 1 GHz, propagasinya banyak dipengaruhi oleh hujan, komposisi uap air atau gas, permukaan bumi (basah/kering, jenis tanah, tanaman dll.) Dalam mode ini, gelombang merambat dalam Line of Sight (LOS) yang dipengaruhi oleh pantulan tanah, pembelokan di atmosfir dan difraksi bila ada halangan.