Vous êtes sur la page 1sur 3

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN

Hari, tanggal Materi Praktikum : Selasa, 6 Desember 2011 : Pemeriksaan Kimia Kuantitatif Metode Permanganometri dan Aplikasinya Untuk Pemeriksaan Zat Organik Dalam Air

A. TUJUAN Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kimia kuantitatif metode permanganometri dan aplikasinya untuk pemeriksaan zat organik dalam air. B. DASAR TEORI Zat organik adalah zat pada umumnya merupakan bagian dari binatang atau tumbuhan dengan komponen utamanya adalah karbon, protein, dan lemak lipid. Zat organik ini mudah sekali mengalami pembusukan oleh bakteri dengan menggunakan oksigen tertentu. Limbah organik adalah sisa atau buangan dari berbagai aktifitas manusia seperti rumah tangga, industri, pemukiman, peternakan, pertanian dan perikanan yang berupa bahan organik,yang biasanya tersusun oleh karbon , idrogen,oksigen,nitrogen,fosfpor,sulfur dan mineral lainnya (Polprasert,1989). Limbah organik yang masuk ke dalam perairan dalam bentuk padatan yang terendap,koloid,tersispensi dan terlarut. Pada umumnya bentuk padatan akan langsung mengendap menuju dasar perairan, sedangkan bentuk lainnya berada dalam badan air,baik yang berada di bagian yang aerob maupun anaerob. Dimanapun limbah organik berada, jika tidak dimanfaatkan dengan baik oleh fauna perairan , seperti ikan, kepiting, bentos, dll, maka akan dimanfaatkan oleh mikroba, baik mikroba aerob maupun anaerob. C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat: a. Gelas Ukur 100 ml b. Pipet Ukur 10 ml c. Gelas Ukur 100 ml d. Pipet Volume 10 ml e. Labu Erlenmeyer 250 ml f. Pipet Tetes g. Buret dan Statif h. Kompor i. Corong Kaca j. Penjepit k. Pinset 2. Bahan: a. Aquadest b. H2SO4 4 N c. KMnO4 0,01 N d. Batu didih e. Asam oxalat 0,01 N 20

f.

Sampel air kran

D. CARA KERJA 1. Mencuci labu erlenmeyer a. Menyiapkan sebuah labu erlenmeyer, kemudian menambahkan 100 ml aquadest , 2,5 ml H2SO4 4 N (Bebas Zat Organik), 3 butir batu didih dan beberapa tetes KMnO4 0,1 N (hingga berwarna rose tipis). b. Memanaskan labu erlenmeyer hingga larutan di dalamnya mendidih. c. Membuang aquadest atau larutan dalam labu erlenmeyer,namun batu didih tetap berada di dalamnya. d. Membilas labu erlenmeyer dengan aquadest. 2. Pemeriksaan sampel a. Menyiapkan labu erlenmeyer yang sudah dicuci, kemudian menambahkan 100 ml sampel air kran, 5 ml H2SO4 4 N BZO dan beberapa tetes KMnO4 0,01 N (hingga berwarna rose tipis) b. Memanaskan labu erlenmeyer hingga mendidih c. Menambahkan 10,00 ml KMnO4 0,01 N (menggunakan pipet volum 10 ml) hingga berwarna merah (ungu) Keterangan : Bila setelah ditambahkan 10,00 ml KMnO4 0,01 N tidak terjadi perubahan (tidak merah) maka tidak perlu dilakukan pengenceran, karena pada sampel terdapat zat organik yang tinggi. d. Memanaskan larutan hingga mendidih e. Menambahkan 10 ml asam oxalat 0,01 N hingga larutan berubah menjadi jernih f. Memanaskan kembali larutan hingga mendidih g. Melakukan titrasi dengan KMnO4 0,01 N hingga berubah warna menjadi rose tipis (titrasi dilakukan saat larutan masih dalam kondisi panas) h. Mengamati perubahan warna yang terjadi, dan mencatat volume awal dan volume akhir titrasi 3. Mengulangi langkah 1 dan 2 sekali lagi 4. Cara menghitung kadar zat organik : Kadar zat organik = = ... x {[ml T + 10 ml KMnO4) x F] [10 ml asam oxalat x F]} x 0,01 x BE KMnO4
KMnO4

E. DATA PRAKTIKUM Dari praktikum di atas kita dapat menentukan: Tabel Titrasi No Volume Awal (ml) Volume Akhir (ml) 1 10 16,8 2 17 22,8 Kadar zat organik =

Volume Titrasi (ml) 6,8 5,8 6,3

x {[ml T + 10 ml KMnO4) x F] [10 ml asam oxalat x F]} x 0,01 x BE KMnO4 21

x {[6,3 ml + 10 ml) x 1] [10 ml x 1]} x 0,01 x 31,6

= 10 x (16,3 - 10) x 0,316 = 19,908 mg/L KMnO4 F. PEMBAHASAN Pada pencucian labu erlenmeyer diperlukan KMnO4 0,1 N, sedangkan dalam pemeriksaan kadar zat organik, diperlukan KMnO4 0,01 N dan asam oxalat 0,01 N (supaya seimbang dengan KMnO4 0,01 N). Pada pemeriksaan sampel, setelah ditambahkan 10,00 ml KMnO4 0,01 N tidak terjadi perubahan warna menjadi merah (ungu) maka tidak perlu dilakukan pengenceran, karena pada sampel terdapat zat organik yang tinggi. Kadar zat organik dalam air dipengaruhi oleh kuantitas / jumlah bahan organik yang terdapat dalam air, yang berasal dari tumbuhan, hewan, maupun dari limbah organik. Bila limbah organik tidak dimanfaatkan secara baik oleh fauna air seperti bentos, kepiting, ikan, dan lain-lain, maka limbah organik tersebut akan dimanfaatkan oleh mikroba aerob maupun anaerob. Banyaknya mikroba dalam air berarti menandakan bahwa air tersebut telah tercemar, dan tidak cukup layak dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

G. KESIMPULAN Dari hasil percobaan / praktikum yang kami lakukan, kadar zat organik dalam air sebesar 19,908 mg/L KMnO4.

22

Vous aimerez peut-être aussi