Vous êtes sur la page 1sur 2

) ( Sebagai seorang Muslim, kita senantiasa harus berbuat baik pada segala umat.

Terkadang,

Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

meskipun kita telah berbuat baik pada sesama manusia, kita seringkali melupakan bagaimana cara bersikap pada lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa. Sama halnya seperti akhlak pada manusia, akhlak terhadap lingkungan juga merupakan perwujudan dari fungsi manusia sebagai khalifah. Binatang, tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa semuanya diciptakan oleh Allah Swt. dan menjadi milik-Nya, serta semua memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan sang Muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah "umat" Tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan baik.

Karena itu dalam Al-Quran surat Al-An'am (6): 38 ditegaskan bahwa Binatang melata dan burung-burung pun adalah umat seperti manusia juga, sehingga semuanya tidak boleh diperlakukan secara aniaya." Pada kenyataannya, masih banyak di antara kita yang menyakiti baik tumbuhan maupun binatang. Termasuk di dalamnya membuang sampah sembarangan, menjahili binatang, dan lain-lain. Dalam Surah Al-Qashas ayat 77 dan ditegaskan:

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S. 28:77) Dari ayat tersebut, dapat kita lihat bahwa sebagai khalifah di bumi ini, kita tidak seharusnya berbuat kerusakan. Jangankan dalam masa damai, dalam saat peperangan pun terdapat petunjuk Al-Quran yang melarang melakukan penganiayaan. Jangankan terhadap manusia dan binatang, bahkan mencabut atau menebang pepohonan pun terlarang, kecuali kalau terpaksa, tetapi itu pun harus seizin Allah.

Di samping itu, Nabi Muhammad SAW mengimbau kepada umat Islam agar senang menanan tanaman atau pohon untuk berbagai kepentingan: baik untuk kepentingan konsumsi (pangan), kepentingan penanggulangan lahan kritis maupun untuk kepentingan lainnya. Berkenaan dengan kewajiban menanam ini, Nabi Muhammad SAW bersabda:

Artinya : Rasulullah SAW bersabda, sekiranya kiamat datang, sedang di tanganmu ada anak pohon kurma, maka jika dapat (terjadi) untuk tidak berlangsung kiamat itu sehingga selesai menanam tanaman, maka hendaklah dikerjakan (pekerjaan menanam itu) (H. R. Ahmad, dari Anas bin Malik). Hadis tersebut memberi petunjuk, bahwa sekiranya akan terjadi kiamat, dan masih sempat menanam tanaman, maka Nabi menyuruh agar tanaman itu segera ditanam. Ini menunjukkan betapa pentingnya kegiatan tanam menanam pepohonan atau tetumbuhan. Oleh karena itu, Berlaku adil dan ihsanlah terhadap lingkungan. Adil bermakna memberi sebanyak yang diambil; ihsan berarti memberi lebih banyak dari yang diambil. Menebang sebatang, menanam sebatang berarti adil. Menebang sebatang, menanam dua batang berarti ihsan. Jangan pula menyakiti binatang, termasuk menganiaya binatang sebelum disembelih. Sesungguhnya, menyakiti makhluk hidup merupakan hal yang tidak disukai Allah SWT. Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf jika ada kesalahan. Billahi taufik wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Vous aimerez peut-être aussi