Vous êtes sur la page 1sur 27

AKUNTANSI INTERNASIONAL PERUBAHAN HARGA DAN INFLASI

Endah Nur Mahmudah NIM. 108082000154

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2012

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 1 Pendahuluan ........................................................................................................................ 2 Akuntansi Internasional ....................................................................................................... 3 Sejarah Akuntansi internasional .......................................................................................... 4 Faktor yang Mempengaruhi Akuntansi Internasional ......................................................... 5 Definisi Perubahan Harga .................................................................................................... 7 Definisi Inflasi ..................................................................................................................... 7 Penyebab Terjadinya Inflasi ................................................................................................ 7 Penggolongan Inflasi ........................................................................................................... 8 Penyebab Laporan Keuangan Memiliki Potensi Untuk Menyesatkan Selama Periode Perubahan Harga.................................................................................................................. 9 Jenis-jenis Penyesuaian Inflasi ............................................................................................ 10 Metode yang Terbaik ...........................................................................................................13 Akuntansi Daya Beli Umum dan Pendekatan Arus Nilai Sekarang ....................................14 Sudut Pandang Internasional Terhadap Inflasi ....................................................................15 Badan Standar Akuntansi Internasional ..............................................................................20 Isu-isu Mengenai Inflasi ......................................................................................................21 Prospek Perkembangan Akuntansi untuk Perubahan Harga dan Inflasi ............................. 26 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................27

AKUNTANSI INTERNASIONAL UNTUK PERUBAHAN HARGA DAN INFLASI

Pendahuluan Argentina, Brasil, Israel, Meksiko, dan Rusia merupakan beberapa Negara penderita paling buruk dari kondisi inflasi yang tinggi. Tiap tahun rata-rata inflasi di negara-negara tersebut seringkali melampaui 100% dan bahkan tingginya mencapai 2000% di Brasil dan Rusia. Rata-rata dalam negara industri, inflasi terdapat pada dua negara adidaya pada pertengahan tahun 1970 dan di Inggris inflasi mencapai 25%. Sangat tidak mengherankan di negara tersebut pertambahan inflasi menyangkut dengan yang akan mempengaruhi dalam pemakaian akuntansi Inflasi sistem ini akan menjadi obat dari kerusakan pada menurut adat akuntansi biaya historis dan mengungkapkan dampak perubahan harga dan inflasi pada pendapata dan aset. Efek dari inflasi pada posisi keuangan dan prestasi dari perusahaan dapat berakibat dalam inefisiensi prestasi oleh keputusan manajer yang tidak mengerti dari dampak tersebut. Seperti contoh, jika bisnis holding finansial pada aset keuangan tunai selama periode dimana inflasi mengalami menaikan sampai 10%, berarti sebanyak 10% kemampuan pembelian berakhir dari periode dimulainya inflasi. Efek dari inflasi pada aset nonkeuangan dicerminkan dalam laporan laba rugi dan neraca: selama periode kenaikan harga, pendapatan dari penjualan sekarang dicocokkan terhadap inventaris tersebut mungkin bermula dari beberapa pembelian bulanan dan terhadap perhitungan depresiasi biaya histori dari tanah, bangunan, dan peralatan tersebut berasal dari pembelian beberapa tahun yang lalu, meskipun benar bahwa mengganti inventaris dan aset tetap bisa menjadi lebih mahal. Pada umumnya kemampuan pembelian menurut akuntansi memasukkan semua pola sistem dalam mempertahankan kemampuan pembelian secara nyata dari modal atau shareholder, ekuitas dalam perusahan dalam akuntansi untuk penukaran tingkatan umum dari harga. Nilai sekarang menurut akuntansi pada tangan yang lain, memasukkan semua pola sistem pada pencatatan dari nilai sekarang atau perubahan dalam harga secara spesifik. Dengan memasukkan akuntansibiayasekarang dan mengganti nilai sistem akuntansi, yang mana maksudnya adalah mempertahankan fisik modal, kapasitas produksi, atau operasi aset pada perusahaan; dan pengeluaran sekarang (atau penjualan) akuntansi harga, yang mana maksudnyamempertahankan shareholder skuitas tetapi dalam istilah untuk harga penjualan untuk aset bersih perusahaan. Filosifi umum yang mendukung kemampuan pembelian menurut akuntansi pada umunya adalah: laporan keuangan, pertanggangjawaban, pendapatan, dan beban pada unit-unit pada kemampuan pembelian. Persoalan lebih lanjut menyangkut sifat dari indeks yang dapat digunakan dalam membuat penyesuaian GPP. Kita catat permulaannya dari indeks harga konsumen yaitu salah diantaranya sangat luas penggunannya di seluruh dunia dalam mengukur inflasi. Indeks tersebut mengukur perubahandari harga pada bermacam-macam tingkat untuk konsumen

yang baik dan pelayanannya begitu juga pembelian untuk konsumsi akhir. Bagaimanapun, karena indeks konsumen berorientasi mungkin tidak terlalu penting menggambarkan perubahan dalam harga dengan tepat yang mempengaruhi perusahaan. Nilai sekarang dari akuntansi menyangkut dari kenaikan atau penurunan biaya atau nilai spesifik aset. Tidak dengan kerugian secara menyeluruh untuk kemampuan pembelian untuk mata uang. Dibawah konsep pemasukan adalah tidak mempertimbangkan pendapatan sampai perusahaan mempertahankan modal dari nilai sekarang. Dibawah nilai sekarang menurut akuntansi, dasar baru dari nilai aset menggantikan pendekatan biaya histori tradisional. Walaupun kita membicarakan GPP dan nilai sekarang dari Akuntansi secara tersendiri, banyak para akuntan dan ahli ekonomi percaya bahwa keduanya mengkombinasikan dalam sistem akuntansi berdasarkan nilai nyata. Untuk lebih jelasnya, maka berikut ini akan dijelaskan mengenai akuntansi internasional untuk perubahan harga dan inflasi. Akuntansi Internasional Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis. Konsep dari akuntansi universal atau dunia adalah yang paling luas ruang lingkupnya. Konsep ini mengarahkan akuntansi internasional menuju formulasi dan studi atas satu kumpulan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara universal. Tujuannya adalah untuk mendapatkan satu standardisasi lengkap atas prinsip-prinsip akuntansi secara internasional. Di dalam kerangka kerja konsep ini, akuntansi internasional dianggap sebagai sebuah sistem universal yang dapat diterapkan di semua negara. Sebuah seperangkat prinsipprinsip akuntansi yang berlaku umum (generally accepted accounting principles-GAAP) yang diterima di seluruh dunia, seperti yang berlaku di Amerika Serikat, akan dibentuk. Praktik dan prinsip-prinsip yang dikembangkan akan dapat diberlakukan di seluruh negara. Konsep ini akan menjadi sasaran tertinggi dari suatu sistem internasional. Konsep dari akuntansi komparatif atau akuntansi internasional mengarahkan akuntansi internasional kepada studi dan pemahaman atas perbedaan-perbedaan nasional di dalam skuntansi. Hal ini meliputi : 1. Kesadaran akan adanya keragaman internasional di dalam akuntansi perusahaan dan praktik-praktik pelaporan; 2. Pemahaman akan prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi dari masing-masing Negara; dan 3. Kemampuan untuk menilai dampak dari beragamnya praktik-praktik akuntansi pada pelaporan keuangan.

Munculnya paradigma baru di dalam akuntansi internasional memperluas kerangka kerja dan pemikiran untuk memasukkan ide-ide baru dari akuntansi internasional. Sebagai akibatnya, terbit daftar yang sangat panjang akan konsep-konsep dan teori-teori akuntansi yang dibuat oleh Amenkhienan untuk memasukkan hal-hal sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Teori universal atau dunia; Teori multinasional; Teori komparatif; Teori transaksi-transaksi internasional; dan Teori translasi.

Masing-masing teori-teori di atas memberikan dasar bagi pengembangan dari sebuah kerangka kerja konseptual untuk akuntansi internasional. Meskipun akan terdapat argumentasi mengenai teori manakah yang akan lebih disukai. Akuntansi internasional memperluas akuntansi yang bertujuan umum (general purpose yang berorientasi nasional, dalam arti luas untuk; 1. Analisa komparatif internasional; 2. Pengukuran dari isu-isu pelaporan akuntansinya yang unik bagi transaksi2 bisnis mulitnasional; 3. kebutuhan akuntansi bagi pasar-pasar keuangan internasional; dan 4. harmonisasi keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik, organisasi, profesi dan pembuatan standar. Tujuan Akuntansi Internasional 1. 2. 3. 4. Mengidentifikasi sejarah perkembangan akuntansi internasional; Memperkenalkan berbagai perbedaan nasional dalam sistem akuntansi di dunia; Meringkas evolusi bisnis sampai zaman modern; dan Membahas pentingnya dimensi akuntansi dalam bisnis global dan topik-topik penting yang membentuk akuntansi internasional.

Sejarah Akuntansi Internasional Awalnya, Akuntansi dimulai dengan sistem pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) di Italia pada abad ke 14 dan 15. Sistem pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping), dianggap awal penciptaan akuntansi. Akuntansi moderen dimulai sejak double entry accounting ditemukan dan digunakan didalam kegiatan bisnis yaitu sistem pencatatan berganda (double entry bookkeeping) yang diperkenalkan oleh Luca Pacioli (tahun 1447). Luca Pacioli lahir di Italia tahun 1447, dia bukan akuntan tetapi pendeta yang ahli matematika, dan pengajar pada beberapa universitas terkemuka di Italia. Lucalah orang yang pertama sekali mempublikasikan prinsip-prinsip dasar double accounting system dalam bukunya berjudul : Summa the arithmetica geometria proportioni et proportionalita di tahun 1494. Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa prinsip dasar

double accounting system bukanlah ide murni Luca namun dia hanya merangkum praktek akuntansi yang berlangsung pada saat itu dan mempublikasikannya. Hal ini diakui sendiri oleh Luca (Radebaugh, 1998) : Pacioli did not claim that his ideas were original, just that he was the one who was trying to organize and publish them. He objective was to publish a popular book that could be used by all, following the influence of the venetian businessmen rather than bankers. Praktek bisnis dengan metode venetian yang menjadi acuan Luca menulis buku tersebut telah menjadi metode yang diadopsi tidak hanya di Italia namun hampir disemua negara Eropa seperti Jerman, Belanda, Inggris. Luca memperkenalkan 3 (tiga ) catatan penting yang harus dilakukan: 1. Buku Memorandum, adalah buku catatan mengenai seluruh informasi transaksi bisnis. 2. Jurnal, dimana transaksi yang informasinya telah disimpan dalam buku memorandum kemudian dicatat dalam jurnal. 3. Buku Besar, adalah suatu buku yang merangkum jurnal diatas. Buku besar merupakan centre of the accounting system (Raddebaugh, 1996). Perkembangan sistem akuntansi ini didorong oleh pertumbuhan perdagangan internasional di Italia Utara selama masa akhir abad pertengahan dan keinginan pemerintah untuk menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial. Pembukuan ala Italia kemudian beralih ke Jerman untuk membantu para pedagang zaman Fugger dan kelompok Hanseatik. Pada saat bersamaan filsuf bisnis Belanda mempertajam cara menghitung pendapatan periodik dan pemerintah Perancis menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas pemerintah. Tahun 1850-an double entry bookkeeping mencapai Kepulauan Inggris yang menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi dan profesi akuntansi publik yang terorganisasi di Skotlandia dan Inggris tahun 1870-an. Praktik akuntansi Inggris menyebar ke seluruh Amerika Utara dan seluruh wilayah persemakmuran Inggris. Selain itu model akuntansi Belanda diekspor antara lain ke Indonesia, Sistem akuntansi Perancis di Polinesia dan wilayah-wilayah Afrika dibawah pemerintahan Perancis. Kerangka pelaporan sistem Jerman berpengaruh di Jepang, Swedia, dan Kekaisaran Rusia. Paruh Pertama abad 20, seiring tumbuhnya kekuatan ekonomi Amerika Serikat, kerumitan masalah akuntansi muncul bersamaan. Kemudian Akuntansi diakui sebagai suatu disiplin ilmu akademik tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh Akuntansi semakin terasa di Dunia Barat. Bagi banyak negara, akuntansi merupakan masalah nasional dengan standar dan praktik nasional yang melekat erat dengan hukum nasional dan aturan profesional. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Akuntansi Internasional Ada 8 (delapan) faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional:

1. Sumber pendanaan Di Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki fokus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait. Sebaliknya, dalam system berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki fokus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif. 2. Sistem Hukum Dunia barat memiliki dua orientasi dasar: hukum kode (sipil) dan hukum umum (kasus). Dalam Negara-negara hukum kode, hukum merupakan satu kelompok lengkap yang mencakup ketentuan dan prosedur sehingga aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap. 3. Perpajakan Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya untuk keperluan pajak. Ketka akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu. 4. Ikatan Politik dan Ekonomi 5. Inflasi Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya histories dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk menerapkan perubahan terhadap akunakun perusahaan. 6. Tingkat Perkembangan Ekonomi Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. 7. Tingkat Pendidikan Standard praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek derivatif tidak akan informatif kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten. 8. Budaya Empat dimensi budaya nasional, menurut Hofstede: individualisme, jarak kekuasaan, penghindaran ketidakpastian, maskulinitas.

Definisi Perubahan Harga Untuk memahami makna istilah perubahan harga (changing prices), kita harus membedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya termasuk ke dalam perubahan harga. Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Uinit-unit moneter mTemperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut sebagai inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut sebagai deflasi (deflation). Sedangkan, perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran. Tingkat harga yang stabil menjadi prioritas nasional bagi banyak negara di dunia. Meskipun perubahan harga terjadi diseluruh dunia, pengaruh terhadap pelaporan bisnis dan keuangan berbeda-beda dari satu negara ke negara lain. Definisi Inflasi Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang1. Laju inflasi lokal dapat mempengaruhi kurs valuta asing yang digunakan untuk mentranslasikan saldo-saldo dalam mata uang asing ke dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestik. Sangat sulit untuk memisahkan translasi mata uang asing dan inflasi, apabila dalam konteks akuntansi untuk operasi luar negeri. Penyebab Terjadinya Inflasi Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu : 1. Tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar); dan 2. Desakan atau tekanan produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dan lain-lain.

Ekspektasi kenaikan harga ini antara lain bisa disebabkan adanya kekhawatiran konsumen terhadap kenaikan tarif-tarif komoditas yang dikendalikan pemerintah, seperti BBM, listrik, serta ketidaklancaran distribusi barang dan/atau berkurangnya ketersediaan barang atau jasa sebagai akibat mahalnya biaya transportasi atau miniminya infratstruktur yang memadai.

Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan. Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dan lain-lain), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tersebut, aksi spekulasi (penimbunan), dan lain-lain, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting. Penggolongan Inflasi Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang. Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).

Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan : 1. 2. 3. 4. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun) Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun) Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun) Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

Penyebab Laporan Keuangan Memiliki Potensi Untuk Menyesatkan Selama Periode Perubahan Harga Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Dari sudut panang manajemen, ketidak akuratan pengukuran tersebut mendistorsi : 1. Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis; 2. Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja; dan 3. Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai lebih tersebut akan mengakibatkan : 1. 2. 3. 4. Kenaikan dalam proporsi pajak; Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham; Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja; dan Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).

Dan jika perusahaan telah mendistribusikan labanya maka besar kemungkinan perusahaan tidak dapat melakukan penggantian aktiva tertentu yang mengalami kenaikan harga karena kekurangan sumber daya. Penyajian laporan keuangan yang tidak disesuaikan dengan kemampuan daya beli ini juga akan mempengaruhi pembaca laporan dalam menginterprestasikan dan membandingkan kinerja oprerasi perusahaan. Jika pendapatan dicatat sesuai dengan nilai daya beli kini sedangkan biaya dicatat sebesar daya beli historis akan membuat pengukuran laba yang tidak akurat. Prosedur akuntansi yang konvensional juga mengabaikan keuntungan dan kerugian daya beli yang timbul dari kepemilikan kas (atau ekuivalennya) selama periode inflasi. Pengakuan pengaruh inflasi secara eksplisit perlu dilakukan karena: 1. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini. 2. Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pamahaman yang akurat atas masalah tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga.

3. Laporan dari para manager mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut. Meskipun laju inflasi melambat, akuntansi perubahan harga tetap berguna karena efek kumulatif inflasi yang rendah dalam beberapa waktu dapat signifikan. Pengaruh distorsi inflasi masa lalu dapat juga bertahan selama bertahun-tahun, mengingat umur panjang kebanyakan aktiva. Jenis Penyesuaian Inflasi Setiap jenis perubahan harga memiliki pengarh yang berbeda terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan dan ditimbulkan oleh adanya tujuantujuan berbeda yang tersembunyi. Akuntansi untuk pengaruh laporan keuangan atas perubahan tingkat harga umum disebut sebagai model daya beli konstan biayaa historis. Sedangkan akuntansi untuk perubahan harga khusus disebut sebagai model biaya kini. Adapun jenis dari penyesuaian inflasi ada dua, yakni : 1. Penyesuaian Tingkat Harga Umum Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli) disebut sebagai mata uang konstan biaya histories atau ekuivalen daya beli umum. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan sedemikian rupa disebut sebagai jumlah nominal. Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba periode kini, pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh Karen itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan-perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini. a. Indeks harga Perubahan tingkat harga umum biasanya diukur dengan tingkat harga dalam bentuk : p1q1 /p0q0 dimana : p = harga suatu barang tertentu q = kuantitas yang dikonsumsi. Suatu indeks harga adalah rasio biaya.

10

Contoh, jika sebuah keluarga yang terdiri dari empat orang menghabiskan uang $20.000 untuk membeli sebuah keranjang barang dan jasa yang representative pada akhir tahun 1 (tahun dasar = awal tahun 2) dan $22.000 untuk membeli keranjang yang sama setahun kemudian (awal tahun 3), indeks harga akhir tahun pada tahun 2 adalah $22.000/$20.000 atau 1,100. Angka ini menunjukan adanya laju inflasi sebesar 10% selama tahun 2. Penggunaan Indeks Harga Angka indeks harga digunakan untuk mentranslasikan jumlah uang yang dibayarkan selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya beli pada akhir periode. Angka- angka tingkat harga yang telah disesuaikan tidak mewakili biaya kini pos-pos yang dimaksud atau angka-angka tersebut masih merupakan biaya historis, angka-angka biaya historis hanya disajikan ulang dalam unit pengukuran yang baru daya beli umum pada akhir periode. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut : GPLc / GPLtd x Jumlah nominaltd = PPEc Dimana : GPL = indeks harga umum c = periode kini td = tanggal transaksi PPE = ekuivalen daya beli umum Contoh, misalkan uang yang dikeluarkan pada akhir tahun dasar adalah sebesar $500 dan setahun kemudian sebesar $700. Untuk menyajikan ulang pengeluaran menjadi ekuivalen daya beli tahun 3, maka yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Akhir dari Tahun 1 Tahun 2 Pengeluaran Nominal $500 $700 Faktor Penyesuaian 1,175/1,000 1,175/1,100 Ekuivalen daya Beli Tahun 3 $587,50 $747,73

Dengan demikian dibutuhkan uang sebesar $587,50 pada akhir tahun 2 untuk membeli (secara umum) apa-apa yang dapat terbeli dengan uang sebesar $500 pada akhir tahun 1. Demikian juga halnya dibutuhkan uang sebesar $747,73 pad akhir tahun 3 untuk membeli (secara umum) apa-apa yang dapat terbeli dengan uang sebesar $700 setahun sebelumnya. Angka-angka tingkat harga yang telah disesuaikan tidak mewakili biaya kini pospos yang dimaksud, angka-angka tersebut masih merupakan biaya historis. Angka-angk biya historis hanya disajikan ulang dalam unit pengukuran baru daya

11

beli umum akhir periode. Apabila transaksi terjadi secara merata dalam suatu periode (seperti halnya pendapatan dari penjualan barang atau jasa), penyesuaian harga mellui jalan pintas dapat dilakukan. Pada saat menyatakan pendapatan dalam ekuivalen daya beli akhir periode menggunakan cara dengan mengalikan seluruh pendapatan dalam satu tahun dengan rasio indeks akhir tahun terhadap indeks rata-rata tingkat harga umum (seperti rata-rata tertimbang tiapa bulan) selama thun tersebut, yaitu : GPLc / GPLavg x Pendapatan total = PPEc b. Objek penyesuaian tingkat harga umum Secara tradisonal, laba merupakan bagian dari kekayaan perusahaan yang dapat ditarik oleh perusahaan selama suatu periode akuntansi tanpa mengurangi kekayaannya hingga berada dibawah posisi awal. Akuntansi konvesional mengukur laba sebagai jumlah maksimum yang dapat ditarik dari perusahaan tanpa mengurangi jumlah uang yang menjadi modal awalnya. Selama inflasi, perusahaan akan mengalami perubahan kekayaan yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasinya yang biasanya perubahan ini muncul dari aktiva atau kewajiban moneter. Contoh : Perbandingan antara B-10 Meksiko dan GAAP AS
B-10 Penjualan - Harga pokok penjualan GPL - Depresiasi yang dinilai ulang Laba kotor - Biaya penjualan, umum, & adm Laba operasi - Beban bunga bersih - Kerugian valuta asing bersih + Keuntungan atau kerugian moneter Laba sebelum pajak - Pajak Laba bersih

FASB (GAAP AS)


Penjualan - Harga pokok penjualan historis - Depresiasi historis Laba kotor - Biaya penjualan, umum, & adm Laba operasi - Beban bunga bersih - Kerugian valuta asing bersih Laba sebelum pajak - Keuntungan atau kerugian translasi* - Pajak Laba bersih

* Dengan mengansumsikan bahwa dolar AS merupakan mata uang fungsional

Ketentuan laporan neraca menurut B-10


Persediaan Aktiva tetap Aktiva nonmoneter lainnya Akumulasi depresiasi Beban depresiasi Harga pokok penjualan Harus disajikan ulang dengan menggunakan indeks harga umum Pengakuan kenaikan atas nilai aktiva nonmoneter diungkapkan dalam ekuitas pemegng saham

12

Dihitung engan menggunakan indeks harga atas posisi moneter bersih (yaitu aktiva moneterkewajiban moneter); dihitung dalam laporan Laba rugi Komponen ekuitas pemegang saham Disajikan ulang dengan menggunakan indeks harga Keutungan/kerugian valuta asing Semua diasumikan akan direalisasi; harus melalui laporan laba rugi Penyajian ulang dengan mata uang Aturan B-12 mewajibkan seluruh laporan dengan nilai konstan keuangan untuk disajikan ulang dalam daya beli umum pada tanggal penyajian laporan neraca Keuntungan/kerugian moneter

2. Penyesuaian Biaya Kini Model biaya kini berbeda dengan akuntansi konvesional dalam dua aspek utama yaitu: a. Aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. b. Laba adalah jumlah yang dapat didistribusikan oleh perusahaan suatu periode namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif dan modal fisik perusahaan. Satu cara untuk mempertahankan modal adalah dengan menyesuaikan posisi aktiva bersih awal perusahaan (yang menggunakan indeks harga spesifik yang tepat atau penentuan harga langsung) untuk mencerminkan perubahan dalam ekuivalen biaya kini aktiva selama periode berjalan. Metode yang Terbaik Para pendukung model daya beli biaya historis konstan berpendapat bahwa model biaya kini melanggar kerangka dasar pengukuran biaya historis karena tidak berdasarkan biaya akuisisi pada awalnya, model tersebut juga didasarkan pada biaya perkiraan hipotetis dan oleh karenanya terlalu subjektif dan sukar dilaksanakan dalam praktik. Mengabaikan perubahan daya beli umum atas uang menyebabkan perbandingan antar periode sukar diinterpretasikan dan juga tidak mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari kepemilikan pos-pos moneter seperti utang. Pada model penyesuaian biaya kini, usaha tidak dipengaruhi oleh inflasi umum, tetapi lebih dipengaruhi oleh kenaikan biaya operasi khusus dan pengeluaran aktiva tetap. Model daya beli biaya kini konstan menggabungkan karakteristik model daya beli biaya historis konstan dan model biaya kini. Kerangka dasar campuran ini mengakui kenaikan dalam nilai kini aktiva sebagai keuntungan kekayaan, dan dengan demikian memungkinkan dilakukannya perbandingan antara laba kini dan laba pada periode sebelumnya. Perusahaan dianggap akan lebih baik hanya jika aktiva meningkat lebih besar daripada laju inflasi. Keuntungan atau kerugian moneter, yang umumnya diabaikan dalam model biaya kini, merupakan bagian dari pengukuran.

13

Current Cost Accounting. Metode ini memandang laba sebagai jumlah sumberdaya yang dapat didistribusi selama periode tertentu, dengan mengabaikan pertimbangan pajak, dan pada saat yang sama mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan. Contoh jika pada periode yang sama harga persediaan naik 40% sehingga dibutuhkan uang Ps 280 untuk menggantikan persediaan awal Ps 200. maka perusahaan akan menaikkan persediaan dan modal Ps 80. maka ketika dijual dengan mark-up 50% atau Ps 300, maka harga pokok sekarang adalah Ps 280. Akuntansi Daya Beli Umum dan Pendekatan Arus Nilai Sekarang Akuntansi Daya Beli Umum (General Purchasing Power Accounting) Filosofi utama mengenai akuntansi daya beli umum adalah untuk melaporkan aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya-biaya dalam unit moneter dengan daya beli yang sama. Pendekatannya disini adalah bahwa unit ukuran moneter harus diseragamkan sementara mempertahankan dasar ukuran yang digunakan dalam laporan keuangan (contohnya : biaya historis). Di banyak Negara, laporan keuangan disiapkan dalam biaya historis yang berdasarkan mata uang. Ini berarti bahwa laporan-laporannya tidak tidak mengalami perubahan sesuai tingkat harga umum. Dibawah akuntansi daya beli umum, hal-hal non finansial dalam laporan keuangan (inventaris, modal tetap, dan peralatan) ditetapkan kembali untuk mencerminkan daya beli umum, biasanya pada akhir neraca saldo. Akuntansi daya beli umum harus diterapkan pada aktiva dan kewajiban keuangan dengan baik. Kas, contohnya kerugian daya beli selama periode inflasi karena kas ini tidak bisa membeli sebanyak pada akhir periode seperti yang dilakukan di awal periode. Keuntungan debitur selama inflasi, karena mereka dapat membayar hutang mereka pada akhir periode dengan uang tunai yang telah menurun daya belinya. Laporan akuntansi daya beli umum akan menggambarkan kerugian atau keuntungan dalam penyesuaian pos-pos moneter yang terpisah. Masalah lebih lanjut adalah mengenai sifat indeks yang digunakan untuk membuat penyesuaian akuntansi daya beli umum. Dimana sebelumnya, indeks harga konsumen merupakan salah satu hal yang paling banyak digunakan secara luas di dunia untuk mengukur inflasi. Indeks ini akan mengukur perubahan-perubahan harga dalam kisaran barang-barang dan jasa pelanggan yang dibeli untuk konsumsi akhir. Karena indeks ini berorientasi konsumen, indeks ini tidak perlu merefleksikan perubahan-perubahan harga yang secara langsung mempengaruhi perusahaan. Akuntansi Arus Nilai Saat Ini (Current Value Accounting) Akuntansi Arus Nilai Saat Ini (Current Value Accounting) adalah hal yang berkaitan dengan peningkatan atau penurunan biaya atau nilai aktiva tertentu, bukan mengenai menurunnya daya beli mata uang. Ada dua pendekatan utama dalam akuntansi nilai sekarang, yaitu :

14

1. Biaya Pengganti (Current Cost / Replacement Cost) yang banyak digunakan dalam aktiva non moneter yaitu aktiva dinilai pada apa yang telah dikorbankan dengan apa yang akan menggantikannya; dan 2. Biaya Penjualan (Current Exit Price/ Selling Price/Net Realizable Value) yaitu menilai aktiva pada tingkat harga penjualan dikurangi biaya pelengkap penjualan. Akuntansi arus nilai sekarang berakibat pada keuntungan atas kepemilikan dan kerugian saat aktiva non moneter dinilai kembali. Akuntansi arus nilai sekarang jelas lebih kompleks karena akuntansi ini membutuhkan gabungan antara harga sebenarnya, perkiraan, penaksiran nilai dan kelompok aktiva yang homogen. Sudut Pandang Internasional terhadap Akuntansi Inflasi Beberapa negara telah mencoba metode akuntansi inflasi yang berbeda-beda. Praktik aktual juga mencerminkan pertimbangan pragmatis seperti parahnya laju inflasi nasional dan pandangan pihak-pihak yang secara langsung dipengaruhi oleh angka-angka akuntansi inflasi. Amerika Serikat Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Financial Accounting Standards-SFAS) No. 33 Berjudul Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap yang bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 miliar,untuk selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya historis dan daya beli konstan biaya kini. FASB menerbitkan panduan (SFAS 89) untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah. Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk 5 tahun terakhir : 1. 2. 3. 4. Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya; Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini; Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih; Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan (jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga umum); Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan biya kini, yang timbul dari proses konsolidasi; Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini; Laba per saham (dari operasi berjalan) menurut dasar biaya kini; Dividen per saham biasa; Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa; dan

5. 6. 7. 8. 9.

15

10. Tingkat Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan. Untuk meningkatkan daya banding data tersebut,informasi dapat disajikan dalam ekuivalen daya beli rata-rata (atau akhir tahun), atau Dollar periode dasar (1967) yang digunakan dalam menghitung CPI. Metodologi Penyajian Ulang untuk Operasi Luar Negeri

Penyesuaian biaya kini

Mata uang fungsional adalah dolar

Mata uang fungsional adalah mata uang lokal

Translasi ke dalam $, lalu sajikan ulang untuk GPL AS Translasi ke dalam $ lalu sajikan ulang untuk GPL AS

Sajikan ulang untuk GPL asing, lalu translasikan ke dalam $

Inggris Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standards Accounting PracticeSSAP 16), Akuntansi Biaya Kini untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan maret 1980. SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal. Laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan. Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan : 1. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis; 2. Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akunakun pelengkap biaya kini; dan

16

3. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai. Dalam perlakuan keuntungan dan kerugian terkait dengan pos-pos moneter SSAP 16 mengharuskan dua angka, yang keduanya mencerminkan pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu : 1. Penyesuaian modal kerja moneter (Monetary Working Capital Adjustment-MWCA), mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam operasainya; dan 2. Mekanisme penyesuaian, memungkinkan pengaruh perubahan harga spesifik terhadap aktiva non moneter perusahaan (seperti depresiasi, harga pokok penjualan, dan modal kerja moneter). Mekanisme penyesuaian mengakui bahwa laporan laba rugi tidak memerlukan biaya penggantian tambahan aktiva operasi sejauh aktiva tersebut didanai melalui utang. Rumus mekanisme penyesuaiannya adalah : [(TL CA) / (FA + I + MWC)] (CC Dep. Adj. + CC Sales Adj. + MWCA) Di mana : TL CA FA I MWC = total kewajiban selain utang usaha = aktiva lancar selain piutang usaha = aktiva tetap, termasuk investasi = persediaan = modal kerja moneter

CC Dept. Adj.= penyesuaian depresiasi biaya kini CC Sales Adj.= biaya kini penyesuian penjualan MWCA Brasil Akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil mencerminkan dua kelompok pilihan pelaporan, yaitu : 1. Hukum Perusahaan Brasil = penyesuaian modal kerja moneter

17

Menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata uang local. 2. Komisi Pengawas Pasar Modal Brasil Mewajibkan metode akuntansi untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di depan publik harus mengukur ulang seluruh transaksi yang terjadi dalam suatu periode dengan menggunakan mata uang fungsionalnya. Pada akhir periode, indeks tingkat harga umum yang berlaku mengubah unit daya beli umum menjadi unit mata uang lokal nominal. Juga : 1. Persediaan dikategorikan sebagai aktiva non moneter dan diukur ulang dengan menggunakan mata uang fungsional; 2. Pos-pos moneter yang tidak dikenakan bunga dengan masa jatuh tempo yang melebihi 90 hari didiskontokan menjadi nilai kini untuk mengalokasikan keuntungan dan kerugian inflasi yang terjadi ke dalam periode akuntansi yang memadai; dan 3. Penyesuaian neraca direklasifikasikan juga ke dalam pos-pos terkait dalam laporan laba rugi. Misalkan : M N L E i Kemudian, M+N=L+E Dengan mengalikan kedua sisi pada persamaan tersebut terhadap (1 + i) merupakan kuantitas pengaruh inflasi terhadap posisi keuangan perusahaan. Dengan demikian : M(1 + i) + N(1 + i) = L(1 + i) + E(1 + i) M + Mi + N + Ni = L + Li + E + Ei Dikelompokkan menjadi sebagai berikut : M + N + Ni = L + E + Ei + (L M)i
Penyesuaian aktiva permanen Penyesuaian ekuitas pemilik Keuntungan atau kerugian moneter

= aktiva moneter = aktiva non moneter = kewajiban = ekuitas = laju inflasi

18

Karena M + N = L + E, jadi : Ni = Ei + (L M)i Atau Ni Penyesuaian inflasi terhadap aktiva nonmoneter (permanen) Ei Penyesuaian inflasi terhadap ekuitas pemilik = (L M)i Keuntungan atau kerugian moneter

Argentina Sistem akuntansi untuk inflasi diperkenalkan terutama lewat prakarsa dan keterlibatan profesi akuntansi. Tahun 1972, sebuah pernyataan dikeluarkan yang menganjurkan publikasi laporan keuangan GPP tambahan. Belanda Di Belanda, orang-orang telah mengetahui akuntansi nilai sekarang sejak lama. Pendidikan yang ekstensif bagi para akuntan dalam ekonomi bisnis menghasilkan filosofi akuntansi yang difokuskan dengan nilai dan biaya sekarang dan dengan prinsip dan praktek ekonomi bisnis. Walaupun tidak diperlukan persyaratan untuk menggunakan akuntansi nilai sekarang, sebagai informasi utama atau tambahan, terdapat beberapa faktor pendukung untuk memakainya. Alasan digunakannya akuntansi nilai sekarang (Melibatkan teori Professor Theodore Limperg, yang sering disebut sebagai Bapak teori nilai ganti karena dari hasil kerjanya di Belanda tahun 1920 dan 1930). Beliau memfokuskan diri pada hubungan yang kuat antara ekonomi dan akuntansi dan percaya bahwa pendapatan tidak bisa dicari tanpa memelihara sumber pendapatan bisnis dari pertimbangan yang dilakukan. Belanda belajar dari pengalaman pada perusahaan multinasional besar yaitu Philips, yang merupakan pelopor laporan keuangan nilai sekarang. Faktanya, Philips pertama kali menggunakan pendekatan ini tahun 1936 untuk tujuan akuntansi biaya internal dan memperkenalkannya tahun 1952 ke dalam laporan utama untuk tujuan pelaporan keuangan. Namun pada tahun 1992, perusahaan memutuskan untuk kembali pada

19

akuntansi biaya historis yang akan memperbaiki komunikasi para pemegang saham dan lebih dekat dengan praktek akuntansi internasional. Nilai sekarang ditentukan oleh departemen penjualan untuk aktiva tetap (baik tersendiri atau dalam kelompok sejenis), oleh departemen produksi untuk sejumlah peralatan desain khusus, dan oleh desain bangunan dan gedung departemen produksi untuk bangunan. Pada kasus persediaan, indeks biasanya digunakan untuk memperbaharui nilai sekarang dari kelompok aktiva sejenis. Penambahan (atau pengurangan) dalam nilai persediaan dan aktiva tetap untuk perubahan harga tertentu dikredit (didebit) ke akun surplus revaluasi pada neraca dibandingkan ke laporan laba rugi. Akibat perubahan nilai sekarang ini ditunjukkan dalam laporan laba rugi sebagai harga pokok penjualan yang lebih tinggi atau lebih rendah (sebagai hasil penambahan atau pengurangan dalam harga persediaan) dan biaya depresiasi yang lebih tinggi atau lebih rendah. Benua Eropa Ada lebih sedikit antusiasme untuk pengenalan sistem akuntansi untuk inflasi, meskipun telah ada rekomendasi resmi pada subjeknya. Contohnya, di Perancis dan Jerman. Di Perancis pada kahir tahun 1970 ketika evaluasi kembali dilakukan dengan menggunakan indeks pemerintah dibutuhkan untuk semua aktiva jangka panjang dan aktiva tetap. Evaluasi kembali ini tidak memiliki dampak pada pendapatan kena pajak, seperti pada penyusutan tambahan. Di Swedia, tidak ada kebutuhan-kebutuhan akan akuntansi inflasi, tetapi beberapa pengungkapan sukarela khusus telah dibuat. Badan Standar Akuntansi Internasional ASB telah menyimpulkan bahwa laporan hasil posisi keuangan dan kinerja operasi dalam mata uang lokal menjadi tidak berarti lagi dalam suatu lingkungan yang mengalami hiperinflasi. IAS 29, Pelaporan Keuangan dalam Perekonomian Hiperinflasi mewajibkan (dan bukan hanya merekomendasikan) penyajian ulang informasi laporan keuangan utama. Secara khusus, laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkan pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini,harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca. Aturan ini juga berlaku untuk angka-angka terkait pada periode sebelumnya. Keuntungan atau kerugian daya beli yang terkait dengan posisi kewajiban atau aktiva moneter bersih dimasukan ke dalam laba kini. Perusahaan yang melakukan pelaporan juga harus mengungkapkan: 1. Fakta bahwa penyajian ulang untuk perubahan dalam daya beli unit pengukuran telah dilakukan; 2. Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam laporan keuangan utama (yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini); 3. Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca,beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan; dan 4. Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama periode tersebut.

20

Isu-isu Mengenai Inflasi Terdapat empat isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu. Keempat isu itu adalah: 1. 2. 3. 4. apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih baik mengukur pengaruh inflasi; perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi; akuntasi inflasi luar negeri; dan menghindari fenomena kejatuhan ganda.

Keuntungan dan Kerugian Inflasi Perlakuan keuntungan dan kerugian pos-pos moneter (yaitu kas,piutang,dan utang) tergolong kontroversial. Keuntungan dan kerugian pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan,saldo awal dan akhir,serta transakasi dalam,seluruh aktiva dan kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang). Angka yang dihasilkan diungkapkan sebagai pos terpisah. Perlakuan ini memandang keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain. Di Inggris , keuntungan dan kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian. Kedua angka tersebut ditentukan melalui perubahan harga khusus (dan bukan umum). Mekanisme penyesuaian mengindikasikan manfaat (atau biaya) kepada para pemegang saham yang berasal dari pembiayaan utama selama suatu periode perubahan harga. Angka-angka ini ditambahkan atas (dikurangi dari) laba operasi biaya kini untuk menghasilkan ukuran kemakmuran yang dapat dihapuskan, yang disebut sebagai Laba Biaya Kini Teratribusi Kepada Pemegang Saham. Pendekatan di Brasil yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan kewajiban kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal nilai yang dapat direalisasi. Namun demikian, penyesuaian dari penyajian bersih aktiva permanen dan ekuitas pemilik yang disesuaikan dengan tingkat harga menunjukkan keuntungan atau kerugian daya beli umum atas pendanaan modal kerja yang berasal dari utang atau kewajiban. Penyesuaian aktiva permanen yang melebihi penyesuaian ekuitas menunjukan adanya bagian dari aktiva permanen yang didanai oleh utang, sehingga menimbulkan keuntungan daya beli. Sebaliknya, penyesuaian ekuitas yang lebih besar dari penyesuaian aktiva permanen menunjukan adanya sebagian modal kerja yang didanai oleh ekuitas. Kerugian daya beli diakui untuk bagian ini selama periode inflasi. SSAP 16 memiliki keunggulan dalam mengatasi pengaruh inflasi. Sejalan dengan persediaan dan aktiva tetapnya, suatu perusahaan perlu meningkatkan modal kerja dalam nilai nominal bersih untuk mempertahankan kemampuan operasinya dengan harga yang semakin meningkat. Perusahaan juga akan mendapatkan manfaat dari penggunaan utang selama masa inflasi. Tujuan akuntansi inflasi adalah untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dan memungkinkan setiap orang yang tertarik untuk mengukur jumlah, waktu, dan kemungkinan arus kas masa depan.

21

Suatu perusahaan dapat mengukur penguasaannya terhadap barang dan jasa tertentu dengan menggunakan indeks untuk mengukur keuntungan dan kerugian moneter. Karena tidak seluruh perusahaan dapat menyusun indeks harga beli yang khusus untuk perusahaan itu,pendekatan di Inggris merupakan alternatif praktis yang baik. Ketimbang mengungkapkan mekanisme penyesuaian (atau sejenisnya),kami lebih suka untuk memperlakukannya sebagai pengurangan dari penyesuaian biaya kini untuk depresiasi, harga pokok penjualan dan modal kerja moneter. Pembebanan biaya kini dari penyajian ulang laba biaya historis selama masa inflasi akan terhapuskan dengan pengurangan beban jasa utang yang digunakan untuk mendanai pos-pos operasi tersebut. Keuntungan dan Kerugian Kepemilikan Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi 2 bagian : 1. Laba operasi (perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi). 2. Keuntungan yang belum direalisasi yang imbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi. Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi yaitu proyeksi arus keluar yang lebih tinggi untuk mengganti peralatan, bukanlah suatu keuntungan baik itu direalisasikan atau tidak. Apabila laba berbasis biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan, maka perubahan biaya kini persediaan, aktiva tetap dan aktiva operasi lainnya merupakan revaluasi equitas pemilik yang merupakan bagian dari laba yang harus disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya. Akuntansi untuk Inflasi Luar Negeri Di Amerika Serikat, FASB berupaya untuk membahas masalah inflasi dengan mewajibkan perusahaan pelapor yang besar untuk melakukan eksperimen dengan pengungkapan daya beli konstan biaya historis dan pengungkapan biaya kini. FAS 89, yang mendorong (dan bukan lagi mengharuskan) perusahaan untuk memperhitungkan perubahan harga, masih meninggalkan permasalahan yang masih belum terselesaikan dalam dua tingkatan. Pertama, perusahaan mungkin terus mempertahankan nilai aktiva nonmoneter berdasarkan biaya historisnya (disajikan ulang untuk perubahan tingkat harga umum) atau menyajikan ulang berdasarkan ekuivalen biaya kini. Kedua, perusahan yang memilih untuk menyediakan data biaya kini tambahan atas operasi luar negeri memiliki dua metode pilihan dalam mentranslasikan dan menyajikan ulang akun-akun luar negeri dalam dolar AS. Investor memerlukan laporan keuangan yang disesuaikan dengan tingkat harga spesifik dan bukan tingkat harga umum. Mengapa? Karena penyesuaian tingkat harga spesifik (model biaya kini yang kita gunakan) menentukan jumlah maksimum yang dpat dibayarkan oleh perusahaan sebagai dividen (kekayaan yang dapat dibagikan) tanpa mengurangi kapasitas produktifnya.

22

Kesimpulan ini menunjukan bahwa masalah sajikan ulang-translasikan versus masalah translasikan-sajikan ulang bukan merupakan sesuatu yang penting. Kedua metode tersebut didasarkan pada kerangka dasar penilaian yang tidak terlalu banyak direkomendasikanbiaya historis. Kedua metode tersebut tidak mengubah kerangka dasar yang ada. Terlepas dari bagaimana penyesuaian dilakukan,model biaya historis tetap saja adalah model biaya historis. Prosedur penyesuaian tingkat harga berikut ini lebih disukai: 1. Sajikan ulang laporan keuangan seluiruh anak perusahaan,baik domestik secara spesifik maupun asing,dan laporan induk perusahaan untuk mencerminkan perubahan dalam harga spesifik (sebagai contoh biaya kini). 2. Translasikan akun-akun seluruh anak perusahaan di luar negeri ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik dengan menggunakan suatu nilai konstan (yaitu kurs valuta asing pada tahun dasar atau tahun sekarang). 3. Gunakanlah indeks harga spesifik yang relevan dengan apa yang dikonsumsi oleh prusahaan dalam menghitung keuntungan atau kerugian moneter. Sudut pandang induk perusahaan memerlukan indeks harga domestik; sudut pandang perusahaan lokal memerlukan indeks harga lokal. Menyajikan ulang baik akun-akun perusahaan luar negeri dan domestik menjadi ekuivalen harga kini akan menghasilkan informasi yang relevan dengan keputusan. Informasi ini memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin yang menyangkut dividen masa depan. Jauh lebih mudah untuk membandingkan dan mengevaluasi hasil konsolidasi seluruh perusahaan daripada yang dilakukan dewasa ini. Menghindari Kejatuhan Ganda Masalah kejatuhan ganda muncul karena adanya inflasi lokal langsung berpengaruh terhadap kurs yang digunakan dalam translasi. Teori ekonomi mengasumsikan bahwa terdapat hubungan terbalik antara laju inflasi internal suatu Negara dan nilai eksternal mata uangnya, bukti-bukti menunjukan bahwa hubungan seperti ini jarang sekali bertahan (paling tidak dalam jangka pendek). Ukuran penyesuaian yang terjadi untuk menghapuskan kejatuhan ganda tergantung pada kurs dan perbedaan inflasi dan berhubungan secara negatif. Penyesuaian inflasi terhadap harga pokok penjualan atau beban depresiasi dimaksudkan untuk mengurangi besarnya laba untuk menghindari penilaian lebih laba bersih. Karena pengaruh hubungan terbalik antara inflasi lokal dan nilai mata uang, perubahan kurs valuta asing diantara laporan keuangan yang berurutan yang umumnya disebabkan oleh inflasi menyebabkan timbulnya sebagian pengaruh inflasi terhadap hasil operasi perusahaan. Untuk menghindari proses penyesuaian terhadap pengaruh inflasi sebanyak dua kali, penyesuaian inflasi harus memperhitungkan kerugian translasi yang sudah tercemin dalam hasildari suatu perusahaan.

23

Penyesuaian ini relevan terhadap perusahaan multinasional (multinational CorporationMNC) yang berbasis di AS, yang telah menggunakan dolar sebagai mata uang fungsional operasi luar negerinya berdasarkan FAS 52 dan yang melakukan translasi nilai persediaan dengan menggunakan kurs kini (current exchange rate). Penyesuaian ini juga relevan bagi MNC non-AS yang mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laba kini. Dengan tidak melakukan penyesuaian yang menghapuskan, perusahaan-perusahaan tersebut dapat mengurangi atau meningkatkan laba dua kali ketika mencatat inflasi luar negeri. Contoh yang menunjukan inflasi dengan translasi mata uang asing. Perusahaan ini menggunakan metode penilaian persediaan FIFO dan melakukan translasi persediaan ke dalam dolar dengan menggunakan kurs kini. Diasumsikan sebagai berikut : Inflasi Negara lokal 20% selama tahun yang baru saja berakhir Inflasi di AS 6% selama tahun tersebut. Kurs nilai tukar pembukaan pada tanggal 1 Januari adalah LC1 = $1,00 Kurs nilai tukar penutupan pada tanggal 31 Desember adalah LC1 = $0,88 Devaluasi mata uang selama tahun tersebut untuk mempertahankan paritas daya beli adalah 12%. Persediann dalam mata uang lokal sebesar LC200 pada tanggal 1 Januari dan LC240 pada tanggal 31 Desember. Tidak ada perubahan yang terjasi menyangkut jumlah fisik persediaan selama tahun tersebut.

Nilai dolar ekuivalen persediaan awal dan akhir dihitung sebagai berikut : Jumlah dalam LC 2000 24 Kurs Nilai Tukar LC = $1,00 LC = $0,88 Jumlah dalam $ $200 $211

Persediaan FIFO, 1 Januari Persediaan FIFO, 31 Desember

Perusahaan mengalami kerugiaan translasi sebesar $29 (dengan asumsi mata uang didevaluasi pada akhir tahun). Selama eriode perputaran persediaan. berikutnya, harga pokok penjualan menjadi sebesar LC240 dalam mata uang lokal, atau $211 dalam dolar. Jika HPP disesuaiakan terhadap inflasi dengan menggunakan metode sajikan ulangtranslasikan, perusahaan tersebut melakukan langkah-langkah sebgai berikut ; 1. Pindahkan laju inflasi tahun tersebut yang sebesar 20% dari persedian dalam mata uang lokal per tnggal 31 Desember (240/1,2) sehingga mengurangi nilainya menjadi LC200 sama dengan nilai pada taggal 1 Januari (sebelum inflasi). 2. Penyesuaian HPP dalam mata uang lokal akan menjadi sebesar LC240, jumlah yang diperlukan untuk mengubah persediaan per tanggal 31 Januari dari LC240 menjadi LC200.

24

3. Translasikan HPP dalam mata uang lokal (LC240) menjadi dolar dengan tingkat kurs sebesar $1,00, sehingga menimbulkan penyesuaian HPP sebesar $40 (LC40 x $1,00 = $40). Perhatikan sesuai dengan dasar penyesuaian inflasi, perusahaan di atas telah mengurangi laba dengan kerugian translasi sebesar $29 dan penyesuaian inflasi harga pokok penjualan sebesar $40-dengan jumlah keseluruhan sebesar $69 atau 34% dari saldo awal persediaan sebesar $200 pada tanggal 1 Januari. Namun demikian perhatikan pula bahwa inflasi hanyalah sebesar 20%! Kejatuhan gandalah yang menyebabkan hal ini terjadi. Perhitungan dolar memasukkan perhitungan ganda antara kerugian devaluasi mata uang,yang ditimbulkan dari inflasi dan penyesuaian harga pokok penjualan terhadap inflasi,yang menjadi akar penyebab devaluasi mata uang.Penyesuaian inflasi harga pokok penjualan dengan metode sajikan ulang-translasikan saja sudah cukup. Penyesuaian ini tidak hanya mengahapuskan laju inflasi AS (sebesar 6%),tetapi juga perbedaan laju inflasi di antara negara lokal sebesar 20% dan di AS sebesar 6%- yang menimbulkan devaluasi sebesar 12%. Jika harga pokok penjualan disesuaikan untuk menghapuskan inflasi Negara lokal, maka juga perlu dilakukan penghapusan setiap kerugian translasi yang tercermin dalam laba. Prospek Perkembangan Akuntansi untuk Perubahan Harga dan Inflasi Signifikansi keberadaan tingkat inflasi dan perubahan harga di beberapa negara mengesankan bahwa kebutuhan dan penggunaan sistem akuntansi inflasi tampaknya menyisakan sejumlah kontroversi dalam pendugaan masa depan. Meskipun akuntansi daya beli umum telah digunakan di beberapa negara Amerika Latin yang berinflasi tinggi, tidak ada contoh standar akuntansi biaya sekarang atau regulasi di Inggris dan Amerika Serikat pada tingkat nasional yang menyelamatkan kemusnahan penelitian akuntansi inflasi pada tahun 1980-an. Namun beberapa perusahaan Eropa membuat pengungkapan nilai sekarang secara sukarela. Kontroversi, hal ini masih meliputi banyak aspek akuntansi nilai sekarang, khususnya dengan perubahan perlengkapan dan pemeliharaan keuntungan dan kerugian pospos moneter. Masalah lainnya termasuk penggunaan indeks, khususnya tambahan dari luar negeri dan verifikasi nilai sekarang perusahaan industri yang mengalami perubahan teknologi dengan cepat. Pemberian perhatian baru-baru ini pada akuntansi nilai sekarang atau nilai wajar, diharapkan akan menjadi sejumlah percobaan masa depan dengan berbagai jenis perubahan sistem akuntansi harga. Selain itu, mungkin juga menjadi pertumbuhan apresiasi keadaan dimana pendekatan alternatif mungkin atau tidak mungkin atau berguna dalam mengukurlaba dan asset. Kegunaan dari harga jual atau harga keluar dalam konteks perubahan harga, terutama dengan memperhatikan nilai properti atau investasi, juga akan diapresiasikan dengan lebih baik. Selain itu, menjadi tanggung jawab untuk menggunakan sumberinformasi relevan lainnya seperti arus kas.

25

DAFTAR PUSTAKA

Blueangel, Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga Definisi Perubahan Harga, (online) http://bluegulzz.wordpress.com/2011/03/22/d/, 16 april 2012, 17.37 WIB. Frederick D.S. Choi, Gary K. Meek, International Accounting, Buku 2 Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta, 2005. Santoso. Lukman, Akuntansi Internasional untuk Perubahan Harga, (on-line) http://santoso-lukman.blogspot.com/2011/06/akuntansi-internasional-untukperubahan.html, 14 April 2012, 10.23 WIB. Setiyawati. Hari, Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga (Inflasi), Modul 6, Universitas Mercubuana, Jakarta, 2008. Suarjaya. Dedy, Akuntansi Internasional untuk Perubahan Harga, (on-line) http://dedysuarjaya.blogspot.com/2010/09/akuntansi-internasional-untukperubahan.html, 16 April 2012, 10.47 WIB. Tyastuty. Harni, Definisi Akuntansi Internasional, (on-line) http://ratihniez.blogspot.com/2011/03/definisi-akuntansi-internasional_05.html, 18 April 2012. 17.21 WIB. Warga. Warta, Bab 8 dan 9 pelaporan keungan dan perubahan harga, (on-line) http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/bab-8-dan-bab-9-pelaporan-keuangandan-perubahan-harga/, 16 April 2012. 17.41 WIB. Wikipedia, Inflasi, (on-line) http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi, 15 April 2012, 10.45 WIB. Yuwie, Tugas Akuntansi Internasional (Bagian 2) Chapter 11 Akuntansi Untuk Perubahan Harga & Inflasi Internasional, (on-line) http://yuwie30.wordpress.com/2011/05/13/tugas-akuntansi-internasional-bagian-2chapter-11-akuntansi-untuk-perubahan-harga-inflasi-internasional/, 14 April 2012, 10.25 WIB.

26

Vous aimerez peut-être aussi