Vous êtes sur la page 1sur 20

LAPORAN KEPANITERAAN PROSTODONSIA

GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN AKRILIK

Fransiska 06/197675/KG/08085 Pembimbing : Prof. Dr. drg. Haryo Mustiko Dipoyono, M. S., Sp. Pros (K)

BAGIAN PROSTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010

I. PENDAHULUAN
Definisi gigi tiruan sebagian (GTS) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi asli yang hilang (tidak seluruh gigi) yang didukung oleh gigi yang masih tinggal, mukosa dan daerah tidak bergigi atau hanya didukung oleh mukosa dan sebagian sadel dapat dipasang atau dilepas oleh pasien. Gigi tiruan sebagian sangat diperlukan mengingat akibat yang ditimbulkan karena hilangnya satu gigi atau lebih dalam jangka waktu lama. Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan bila gigi yang hilang tidak dibuat GTS: 1. Migrasi dan rotasi (drifting and tilting) Hal ini disebabkan karena gigi tidak lagi menempati posisi yang normal untuk menerima beban yang terjadi pada saat pengunyahan, maka akan mengakibatkan kerusakan struktur jaringan periodontal. 2. Erupsi yang berlebih (over eruption) Bila gigi sudah tidak punya antagonis lagi, maka akan terjadi erupsi berlebih. Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai pertumbuhan tulang alveolar. Bila hal ini disertai pertumbuhan tulang alveolar. Bila disertai pertumbuhan tulang alveolar, maka struktur periodontal akan mengalami kemunduran sehingga gigi mulai ekstruksi. 3. Penurunan efesiensi kunyah 4. Gangguan pada sendi TMJ Hal ini disebabkan pengunyahan yang buruk, atau karena hubungan maksilo mandibula yang terlalu lama. 5. Beban berlebihan pada jaringan mulut Bila penderita sudah kehilangan sebagian gigi aslinya, maka gigi yang masih ada akan menerima tekanan mastikasi yang lebih besar sehingga terjadi pembebanan berlebihan. 6. Kelainan bicara Kehilangan gigi depan atas dan bawah sering kali menyebabkan kelainan bicara, karena gigi khususnya gigi depan termasuk organ fonetik.

7. Memburuknya penampilan Menjadi buruknya penampilan karena hilangnya gigi depan akan mengurangi daya tarik seseorang, apalagi dari segi pandang manusia modern. 8. Terganggunya kebersihan mulut Adanya ruang interproksimal merupakan predisposisi terbentuknya plak, debris makanan yang akan terkalsifikasi menjadi kalkulus. Hal ini dapat menyebabkan resiko karies meningkat. 9. Atrisi Adanya beban yang berlebihan dapat menyebabkan atrisi pada gigigigi tersebut sehingga lambat laun akan mengurangi dimensi vertikal seseorang. Adapun tujuan dari dibuatkan gigi tiruan sebagian adalah memperbaiki fungsi mastikasi, memulihkan fungsi estetik, meningkatkan fungsi fonetik, serta mempertahankan jaringan mulut agar tetap sehat serta memperbaiki oklusi, serta mencegah migrasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Pengertian gigi tiruan sebagian (GTS) menurut Osborne (1959), adalah gigi tiruan yang menganti gigi asli yang hilang sebagian dapat dilepas oleh pasien. Menurut Mc. Craken (1973), GTS adalah suatu restorasi prostetik yang mengganti gigi asli yang hilang dan bagian lain rahang yang tidak bergigi sebagian, mendapat dukungan terutama dari jaringan dibawahnya dan sebagian dari gigi asli yang masih tinggal akan menjadi gigi pegangan. Indikasi perawatan GTS adalah : 1. Hilangnya satu gigi atau lebih. 2. Keadaan yang baik dari gigi yang masih tinggal. 3. Keadaan prosessus alveolaris yang masih baik. 4. Kesehatan umum pasien baik. Tujuan pembuatan GTS adalah: 1. Mengembalikan fungsi pengunyahan/mastikasi 2. Mengembalikan fungsi keindahan atau estetik 3. Mengembalikan fungsi bicara atau fonetik 4. Membantu mempertahankan gigi yang masih tinggal 5. Memperbaiki oklusi 6. Meningkatkan distribusi beban kunyah Macam macam GTS : 1. Menurut jaringan pendukungnya : a. b. c. tooth supported : dukungannya berupa gigi asli mucosa supported : dukungannya berupa mukosa ujung bebas mucosa and tooth supported : dukungannya berupa mukosa ujung

bebas dan gigi asli 2. Menurut saat pemasangannya : a. b. a. immediet protesa : segera dipasang setelah pencabutan conventional protesa : tidak segera dipasang setelah pencabutan Frame atau metal protesa

3. Menurut bahan dipakai :

b. c. a. b.

Akrilik protesa Vulcanite protesa Open face, dibuat tanpa gusi tiruan di bagian labial Close face, dibuat dengan gusi tiruan di bagian labial

4. Menurut ada / tidaknya sayap bagian bukal :

Klasifikasi gigi tiruan sebagian berdasarkan letak dari daerah yang tidak bergigi menurut Kennedy, cit. Soelarko R. M. Dan Wachijaati H., (1980) yaitu : 1. Klas I Mempunyai daerah tanpa gigi yang terletak di bagian posterior dari gigi yang tertinggal pada kedua belah sisi (bilateral Free end). 2. Klas II Mempunyai daerah tanpa gigi yang terletak di bagian posterior dari gigi yang tertinggal tetapi hanya pada satu sisi saja (unilateral free end). 3. Klas III Daerah yang tidak bergigi terletak di antara gigi yang masih ada di bagian posterior. 4. Klas IV Daerah yang tidak bergigi terletak di bagian anterior dan melewati garis median. Klasifikasi gigi tiruan sebagian berdasarkan letak klamer menurut Miller ditentukan sebagai berikut : 1. Klas I Menggunakan dua buah klamer dimana klamer-klamer tersebut lurus berhadapan dan tegak lurus median line. 2. Klas II Menggunakan dua buah klamer yang letaknya saling berhadapan dan membentuk garis diagonal serta melewati median line.

3. Klas III Menggunakan tiga buah klamer yang letaknya sedemikian rupa sehingga apabila klamer-klamer itu dihubungkan dengan suatu garis, merupakan suatu segitiga yang terletak di tengah gigi tiruan. 4. Klas IV Menggunakan empat buah klamer yang letaknya sedemikian rupa sehingga apabila klamer-klamer itu dihubungkan dengan suatu garis lurus, merupakan suatu segi empat yang terletak di tengah gigi tiruan. Menurut Austin dan Lidge (1957), gigi tiruan mempunyai beberapa komponen. Komponen GTS bahan akrilik antara lain : 1. Basis Suatu bagian GTS yang terbuat dari akrilik untuk mendukung gigi tiruan dan memindahkan tekanan oklusal ke jaringan di bawahnya. 2. Cangkolan atau klamer Bagian GTS yang terletak di abutment dan terbuat dari kawat tahan karat. Fungsi dari klamer yaitu mencegah pergerakan gigi tiruan ke arah oklusal dan mencegah tekanan oklusal yang berlebihan pada jaringan di bawahnya. Retainer ada dua macam yaitu: a. Retainer langsung (direct retainer), yaitu bagian dari gigi tiruan yang menahan terlepasnya GTS secara langsung, berupa lengan retentive; b. Retainer tidak langsung (indirect retainer), yaitu bagian dari gigi tiruan yang menahan GTS secara tidak langsung, berupa lengan pengimbang, sandaran/rest (bagian dari cangkolan yang bersandar pada bidang oklusal atau incisal gigi pegangan yang memberikan dukungan vertikal terhadap gigi tiruan). 3. Gigi pengganti Bagian GTS yang mengganti gigi yang hilang.

Faktor faktor yang perlu diperhatikan menentukan disain GTS adalah sebagai berikut : 1. Retensi Daya perlawanan terhadap lepasnya protesa atau gigi tiruan. Faktor pemberi retensi antara lain kualitas klamer, oclusal rest , contour, landasan denture, oklusi, adhesi, tekanan atmosfer, dan surface tension. 2. Stabilisasi Perlawanan atas ketahanan terhadap pemindahan tempat. Stagnasi ditentukan oleh tiga titik sandaran yang harus meliputi luas permukaan yang sebesar besarnya agar beban yang diterima protesa setiap unit bisa sekecil. 3. Estetika Dalam prostodonsia, yang berhubungan dengan permukaan GTS adalah : a. Penempatan klamer harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam posisi bagaimanapun. b. Gigi tiruan harus tampak asli dan pantas untuk tiap tiap pasien meliputi warna dan inklinasi gigi. c. Gambaran counturing harus sesuai dengan keadaan pasien. d. Perlekatan gigi diatas ridge. Syarat syarat pemilihan gigi abutmen yang digunakan sebagai pegangan klamer adalah : 1. Gigi pilar harus cukup kuat. a. Akarnya panjang b. Masuk kedalam prosesus alveolaris dalam dan tidak longgar c. Makin banyak akar makin kuat d. Gigi pilar tidak boleh goyang e. Tidak ada kelainan jaringan periodontal pada gigi penyangga. 2. Bentuk mahkota sedapat mungkin sesuai dengan macam klamer yang digunakan. 3. Kedudukan gigi tersebut hendaknya tegak lurus dengan prosesus alveolaris, gigi yang letaknya rotasi atau berputar tidak baik untuk pilar. 4. Gigi tersebut masih vital atau tidak mengalami perawatan.

5. Bila memerlukan dua klamer atau lebih maka hendaknya dipilihkan gigi yang letaknya sejajar. Keuntungan GTS lepasan adalah : 1. Pasien dapat memakai dan melepas sendiri sehingga mudah dan cepat dalam membersihkannya. 2. Mudah dipreparasi bila ada kerusakan. 3. Harganya relatif murah jika dibandingkan dengan GTC. Untuk mendapatkan GTS yang baik dalam memenuhi fungsinya maka pengetahuan yang dimiliki operator harus memadai disamping itu perlu kerjasama yang baik dengan pasien. Jika pasien sadar akan arti pentingnya GTS maka hal ini akan sangat mendukung keberhasilan dari perawatan tersebut. Pada akhirnya pembuatan GTS sangat tergantung pada peran serta pasien untuk mau dan dapat beradaptasi dalam pemakaiannya. Prinsip pembuatan desain geligi tiruan dikenal 4 tahap yaitu: Tahap 1 : menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (sadel) Tahap 2 : menentukan macam dukungan dari setiap sadel Tahap 3 : menentukan macam penahan Tahap 4 : menentukan macam konektor

III. LAPORAN KASUS

A. Identifikasi Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan Bangsa Alamat No. Kartu B. Anamnesa 1. Pemeriksaan Subyektif Motivasi : Pasien datang ke klinik atas keinginan sendiri untuk membuatkan gigi tiruan. CC PI PDH : Pasien ingin membuatkan gigi tiruan rahang atas dan bawah karena sudah kehilangan beberapa giginya. : Kesulitan mengunyah : Sudah pernah mencabutkan dan menambal gigi ke dokter gigi, namun belum pernah memakai gigi tiruan sebagian lepasan akrilik rahang atas maupun rahang bawah sebelumnya. PMH FH : Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik dan tidak alergi terhadap obat : Ayah : Sudah meninggal, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik Ibu : Sudah meninggal, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik 2. Pemeriksaan Obyektif a. Umum : Jasmani : sehat, t.a.k. Rohani : kooperatif dan komunikatif b. Lokal : : Paniyem Nunuk Pamilah : 46 th : Perempuan : Buruh : Indonesia : Jalan Kaliurang km 5 Gang Sri Rejeki no.5 Yogyakarta : 091598

EO : Bentuk muka : lonjong, simetris. Profil Bibir Inn IO : Mukosa Gingiva Lidah Palatum : cembung : sedang : tidak teraba : normal, t.a.k : normal, t.a.k : normal, t.a.k : U, normal, t.a.k

Keadaan gigi geligi : Jumlah : 21 gigi yang terdiri dari RA(11 gigi), RB(10 gigi ) Warna : putih kekuningan Bentuk : normal : Normal : Normal : Normal

Frenulum labialis Frenulum lingualis Frenulum bukalis Oral hygiene : sedang c. Formula gigi geligi V IV III II I 8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1 V IV III II I Keterangan : X : telah dicabut T : tumpatan C. Klasifikasi : Klasifikasi Kennedy :

I II III IV V 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 I II III IV V

RA : Klasifikasi Kennedy Kelas III Modifikasi 2 Klasifikasi Applegate-Kennedy Kelas V Modifikasi 2P RB : Klasifikasi Kennedy Kelas III Modifikasi 2 Klasifikasi Applegate-Kennedy Kelas III Modifikasi 1A 1P

IV.PROSEDUR KERJA DAN TAHAPAN PERAWATAN A. Persiapan di Dalam Mulut / Mouth Preparation Merupakan persiapan-persiapan di dalam mulut sebelum dibuatkan gigi tiruan sebagian, meliputi : 1. Perawatan bedah / surgical treatment, misalnya pencabutan gigi yang tidak mungkin dipertahankan 2. Perawatan periodontal / periodontal treatment, misalnya pemeriksaan gigi, gusi, dan tulang pendukungnya 3. Perawatan konservasi / konservatif treatment, misalnya restorasi gigi yang karies B. Perawatan KUNJUNGAN I ( Membuat studi model RA dan RB ) Sendok cetak : perforated stock tray No.2 Bahan cetak : alginat Cara mencetak : mukostatik Studi model ini dipergunakan untuk mempelajari : 1. Letak gigi abutment 2. Letak klamer 3. Jumlah gigi yang hilang 4. Perluasan basis protesa Cara Pencetakan Sebelum mencetak, sendok cetak dicobakan ke dalam rongga mulut pasien. 1. Pencetakan Rahang Atas : a. Pasien duduk dengan posisi sedemikian rupa sehingga kepala dan punggung terletak pada satu garis lurus, dataran oklusal sejajar lantai. Mulut pasien setinggi siku operator. b. Operator berdiri di belakang samping kanan pasien. c. Sendok cetak rahang atas yang berisis adonan alginat dimasukkan kemulut pasien dengan menempelkan bagian posterior lebih dahulu lalu

sedikit demi sedikit ke arah amterior sampai seluruh gigi terbenam alginat. Selanjutnya pasien diinstruksikan mengucapkan U lalu dilakukan muscle triming di bagian bukal dan labial. d. Setelah alginat setting, sendok cetak dilepas. 2. Pencetakan Rahang Bawah : a. Sama seperti pada rahang atas, tetapi posisi operator di sebelah kanan depan. b. Lidah diangkat keatas. Setelah selesai pencetakan, hasil cetakan diisi stone gips lalu diboxing. KUNJUNGAN II (Membuat desain gigi tiruan sebagian lepasan ) Tahap-Tahap Pembuatan Desain : TAHAP I Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (sadel) RA : Klasifikasi Kennedy Kelas III Modifikasi 2 Klasifikasi Applegate-Kennedy Kelas V Modifikasi 2P RB : Klasifikasi Kennedy Kelas III Modifikasi 2 Klasifikasi Applegate-Kennedy Kelas III Modifikasi 1A 1P T A H A P II Menentukan macam dukungan dari setiap sadel Dukungan yang dipilih dari kasus ini adalah: RA: dukungan kombinasi karena gigi 15, 17, 25 dan 27 masih kuat. RB: dukungan kombinasi karena gigi 37, 43 dan 47 masih kuat T A H A P III Menentukan jenis penahan: Rahang atas: RA : Klasifikasi Kennedy Kelas III Modifikasi 2 Klasifikasi Applegate-Kennedy Kelas V Modifikasi 2P Indikasi Protesa adalah gigi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan prinsip basis berujung bebas tetapi dibagian anterior.

RB : Klasifikasi Kennedy Kelas III Modifikasi 2 Klasifikasi Applegate-Kennedy Kelas III Modifikasi 1A 1P Indikasi Protesa adalah gigi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi denagn desain bilateral. T A H A P IV Menentukan jenis konektor berupa plat akrilik yang melekat pada mukosa mulut dan berfungsi untuk memindahkan tekanan oklusal ke jariingan di bawahnya. Gambar desain gigi tiruan sebagian lepasan akrilik pada RA Keterangan: 1. Cengkeram C 2. Plat dasar akrilik 3. Anasir gigi 4. Bukal flange

Gambar desain gigi tiruan sebagian lepasan akrilik pada RB Keterangan: 1. Cengkeram C 2. Plat dasar akrilik 3. Anasir gigi 4. Bukal flang

KUNJUNGAN III ( Membuat model Kerja RA dan RB )

Tahap Klinis 1. 2. Membuat model kerja Membuat gigitan sentrik Fungsi : untuk mendapatkan hubungan yang tepat antara gigi geligi RA dan RB sesuai sentrik oklusi Cara : dua lapis malam merah dibuat tapal kuda, ukuran disesuaikan dengan lengkung gigi pasien. Malam dilunakkan dan pasien disuruh menggigit malam tersebut. Tahap laboratoris 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. ( INSERSI) Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTS lepasan dalam mulut pasien, yang perlu diperhatikan antara lain: retensi, stabilisasi, oklusi, keluar masuknya protesa sejajar as gigi atau dengan arah vertikal, dan kenyamanan pasien. a. part of insertion and part of removement. Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada saat pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan dapat dihilangkan dengan cara pengasahan gigi tiruan (hanya pada bagian yang perlu saja). Memasang model kerja pada artikulator Pembuatan klamer Pemasangan gigi pengganti Model malam Flasking Boiling out Packing Processing Deflasking Fininshing dan Polishing Alat dan bahan sama seperti pada model studi.

KUNJUNGAN IV

b. Retensi Yaitu kemampuan bertahan terhadap pelepasan yang merupakan kemampuan GTS untuk melawan gaya pemindah yang cenderung memindahkan ke arah oklusal. Retensi ini merupakan satu cara untuk memberi kekencangan kepada GTS di dalam mulut. Pengecekan dilakukan dengan menggerakkan mukosa dan bibir, jika protesa lepas, maka retensi harus diperbaiki. Diperiksa indirect retainer pada lengan klamer dan direct retainer pada tepi plat protesa yang menempel pada cingulum gigi asli. c. Stabilisasi Yaitu perlawanan atau ketahanan GTS terhadap gaya yang menyebabkan perpindahan tempat atau gaya horizontal. Stabilisasi terlihat dalam keadaan berfungsi, misal pada mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan dengan cara menekan bagian depan dan belakang gigi tiruan secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan pergerakan pada saat tes ini. d. Oklusi Pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral dan anteroposterior. Dilakukan pengecekan terhadap balancing side, working side serta ada tidaknya premature kontak. Caranya dengan memakai kertas artikulasi yang diletakkan di antara gigi atas dan bawah, kemudian pasien diminta melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikualsi diangkat dan dilakukan pemeriksaan oklusal gigi. Pada keadaan normal terlihat warna yang tersebar secara merata pada permukaan gigi. Bila terlihat warna yang tidak merata pada oklusal gigi maka dilakukan pengurangan pada gigi yang bersangkutan dengan metode selective grinding. Pengecekan oklusi ini dilakukan sampai tidak terjadi traumatik oklusi.

Setelah GTS dipakai, hal hal yang perlu disampaikan adalah : 1. GTS diinstruksikan agar dipakai terus menerus supaya beradaptasi

2. 3. 4. 5. 6. kontrol 7.

Diberi petunjuk cara pemakaian dan pelepasan GTS Jika tidak dipakai supaya direndam dalam air dingin yang bersih supaya Jangan dipakai untuk makan makanan yang keras dan lengket Kebersihan GTS supaya dijaga Apabila timbul rasa sakit setelah pemasangan GTS, pasien harap segera Kontrol satu minggu setelah insersi

tidak berubah ukurannya

KUNJUNGAN V ( KONTROL) Kontrol dilakukan untuk mengoreksi adanya kesalahan yang mungkin terjadi setelah pemakaian GTS, dengan cara : 1. 2. Pemeriksaan subyektif apakah terdapat keluhan berkaitan dengan GTS ? apakah fungsi bicara terganggu ? Pemeriksaan obyektif

Komplikasi setelah pemakaian GTS dapat berupa : a. Rasa sakit akibat tepi GTS yang tajam maupun karena bagian yang tertekan b. Terdapat suara akibat sentrik oklusi yang tinggi sehingga menimbulkan suara pada bagian oklusal c. Retensi yang kurang menyebabkan GTS tidak stabil d. Muntah akibat plat yang terletak terlalu ke posterior e. Kesukaran berbicara akibat overjet terlalu besar sehingga retensi kurang g. Kesukaran dalam mengunyah akibat oklusi yang tidak seimbang h. Gigi tiruan goyang : perlu diperiksa oklusinya dengan kertas artikulating paper i. Saliva berlebihan : adanya stimulasi pada glandula salivarius karena gigi tiruan, namun dapat hilang setelah beradaptasi V. DISKUSI

Pada kasus ini, pasien kehilangan gigi-gigi 22, 23, 26, dan 16 untuk rahang atas, sedangkan untuk rahang bawah pasien kehilangan gigi-gigi 33, 36, 44, 45, dan 46. Pembuatan GTS ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi pengunyahan dan fungsi estetik. Berdasarkan gigi yang hilang maka kasus ini termasuk Klasifikasi Kennedy kelas III modifikasi 2 untuk rahang atas maupun rahang bawah dan merupakan indikasi gigi tiruan lepasan dukungan kombinasi gigi dan mukosa dengan desain bilateral. Tahap - tahap yang perlu diperhatikan dalam membuat disain gigi tiruan sebagian lepasan adalah : 1.T ahap I Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (sadel) RA : Klasifikasi Kennedy Kelas III Modifikasi 2 Klasifikasi Applegate-Kennedy Kelas V Modifikasi 2P Indikasi Protesa adalah gigi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan prinsip basis berujung bebas tetapi dibagian anterior. RB : Klasifikasi Kennedy Kelas III Modifikasi 2 Klasifikasi Applegate-Kennedy Kelas III Modifikasi 1A 1P Indikasi Protesa adalah gigi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dengan desain bilateral. 2.T ahap II Menentukan macam dukungan dari setiap sadel Dukungan yang dipilih dari kasus ini adalah: RA: dukungan kombinasi karena gigi 15, 17, 25 dan 27 masih kuat. RB: dukungan kombinasi karena gigi 37, 43 dan 47 masih kuat 3.T ahap III Menentukan jenis penahan: Rahang atas: Direct retainer: Gigi 14 diberi cengkeram C Gigi 17 diberi cengkeram C Gigi 24 diberi cengkeram C

Gigi 27 diberi cengkeram C Indirect retainer: berupa plat akrilik setinggi cingulum pada gigi anterior. Rahang bawah: Direct retainer : Gigi 37 diberi cengkeram C Gigi 35 diberi cengkeram C Gigi 43 diberi cengkeram C Gigi 47diberi cengkeram C Indirect retainer : berupa plat akrilik setinggi cingulum pada gigi anterior Klamer C dipilih karena bentuknya sederhana dan mudah dibuat, memberikan retensi dan stabilisasi yang cukup. Berdasarkan letak klamer, gigi tiruan sebagian lepasan akrilik ini termasuk kelas III klasifikasi Miller. 4.T ahap IV Menentukan jenis konektor berupa plat akrilik yang melekat pada mukosa mulut dan berfungsi untuk memindahkan tekanan oklusal ke jariingan di bawahnya. 5.Gigi Pengganti Ukuran gigi pengganti disesuaikan dengan ruang yang tersedia dan warna gigi harus sesuai dengan gigi aslinya. Dalam membuat gigi tiruan sebagian lepasan perlu mempertimbangkan : a) Retensi b) Stabilisasi c) Oklusi d) Estetis e) Kenyamanan pemakaian

VI. PROGNOSA

Diperkirakan hasil perawatan baik karena : 1. 2. 3. 4. Jaringan pendukung baik kesehatan umum baik motivasi pasien baik pasien kooperatif VII. KESIMPULAN Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan untuk pasien yang kehilangan giginya adalah tindakan rehabilitatif yang dapat mengembalikan fungsi mastikasi, fungsi bicara dan fungsi estetis sehingga dapat mempertahankan kesehatan jaringan mulut dan mencegah akibat buruk dari hilangnya gigi asli jika tidak dibuatkan gigi tiruan. Untuk mendapatkan gigi tiruan sebagian lepasan yang baik diperlukan perencanaan pembuatan yang baik dan benar. Keberhasilan gigi tiruan sebagian lepasan ditentukan oleh kerjasama yang baik antara operator dan pasien.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Applegate, 1959, Essentials of Removable Partial Denture Prosthesis, 2nd ed., W.B. Saunders Co. Philadelphia, London. Gunadi, H. A., Margo, A., Burhan, L. K., 1995, Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan, Jilid I, Hipokrates, Jakarta. Gunadi, H. A., Margo, A., Burhan, L. K., 1995, Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan, Jilid II, Hipokrates, Jakarta. Henderson, D., McGivney, G. P., Castleberry, D. J., 1985, McCrackens Removable Partial Prosthodontics, C. V. Mosby Company, St Louis. Soelarko, R. M., Wachijati, H., 1980, Diklat Prostodonsia Gigi Tiruan sebagian Lepasan, FKG Universitas Padjajaran, Bandung.

Vous aimerez peut-être aussi