Vous êtes sur la page 1sur 10

animasi yang kedua adalah mengenai prinsip kerja generator AC, untuk teori dasarnya anda dapat membaca

artikel "Generator Sinkron".

Animasi ini akan menampilkan proses kerja dari suatu generator AC, disertai dengan grafik fungsi tegangan AC terhadap waktu.

Setelah kita membahas di sini mengenai konstruksi dari suatu generator sinkron, maka artikel kali ini akan membahas mengenai prinsip kerja dari suatu generator sinkron. Yang akan menjadi kerangka bahasan kali ini adalah pengoperasian generator sinkron dalam kondisi berbeban, tanpa beban, menentukan reaktansi dan resistansi dengan melakukan percobaan tanpa beban (beban nol), percobaan hubungsingkat dan percobaan resistansi jangkar.

Seperti telah dijelaskan pada artikel-artikel sebelumnya, bahwa kecepatan rotor dan frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan oleh suatu generator sinkron berbanding lurus. Gambar 1 akan memperlihatkan prinsip kerja dari sebuah generator AC dengan dua kutub, dan dimisalkan hanya memiliki satu lilitan yang terbuat dari dua penghantar secara seri, yaitu penghantar a dan a.

Untuk dapat lebih mudah memahami, silahkan lihat animasi prinsip kerja generator, di sini.

Gambar

1.

Diagram

Generator

AC

Satu

Phasa

Dua

Kutub.

Lilitan seperti disebutkan diatas disebut Lilitan terpusat, dalam generator sebenarnya terdiri dari banyak lilitan dalam masing-masing fasa yang terdistribusi pada masing-masing alur stator dan disebut Lilitan terdistribusi. Diasumsikan rotor berputar searah jarum jam, maka fluks medan rotor bergerak sesuai lilitan jangkar. Satu putaran rotor dalam satu detik menghasilkan satu siklus per detik atau 1 Hertz (Hz).

Bila kecepatannya 60 Revolution per menit (Rpm), frekuensi 1 Hz. Maka untuk frekuensi f = 60 Hz, rotor harus berputar 3600 Rpm. Untuk kecepatan rotor n rpm, rotor harus berputar pada kecepatan n/60 revolution per detik (rps). Bila rotor mempunyai lebih dari 1 pasang kutub, misalnya P kutub maka masingmasing revolution dari rotor menginduksikan P/2 siklus tegangan dalam lilitan stator. Frekuensi dari tegangan induksi sebagai sebuah fungsi dari kecepatan rotor, dan diformulasikan dengan:

Untuk generator sinkron tiga fasa, harus ada tiga belitan yang masing-masing terpisah sebesar 120 derajat listrik dalam ruang sekitar keliling celah udara seperti diperlihatkan pada kumparan a a, b b dan c c pada gambar 2. Masing-masing lilitan akan menghasilkan gelombang Fluksi sinus satu dengan lainnya A B C = = berbeda 120 derajat = m. m. Sin Sin listrik. Dalam keadaan seimbang besarnya Sin t t 120 240 fluksi sesaat : t ) )

m. ( (

Gambar

2.

Diagram

Generator

AC

Tiga

Fasa

Dua

Kutub

Besarnya

fluks

resultan

adalah

jumlah

vektor

ketiga

fluks

tersebut

adalah:

T = A +B + C, yang merupakan fungsi tempat () dan waktu (t), maka besar- besarnya fluks total adalah: T = m.Sin t + m.Sin(t 120) + m. Sin(t 240). Cos ( 240)

Dengan Sin .

memakai Cos =

transformasi .Sin ( + )

trigonometri + Sin (

dari +

: ),

maka

dari

persamaan

diatas

diperoleh

T = .m. Sin (t + )+ .m. Sin (t ) + .m. Sin ( t + 240 )+ .m. Sin (t ) +.m. Sin (t + 480)

Dari akan fluksi Jadi

persamaan silang total medan

diatas,

bila T =

diuraikan Dengan

maka demikian m. Sin putar

suku dari (

kesatu, t

ketiga, ) 3/2

dan akan

kelima didapat .

menghilangkan. sebesar, resultan

persamaan modulus

Weber

merupakan

medan

dengan

dengan

sudut E

putar

sebesar

. =

Maka

besarnya Bm.

tegangan .

masing-masing

fasa r

adalah

: Volt

maks

dimana

Bm r =

= =

Kerapatan Panjang

Fluks masing-masing Kecepatan

maksimum lilitan sudut dari

kumparan dalam dari

medan medan rotor jangkar

rotor magnetik

(Tesla) (Weber) (rad/s) (meter)

Radius

anda

dapat

juga

membaca

artikel

yang

terkait

dengan

bahasan

kali

ini,

di:

elektromekanis elektromekanis

dalam dalam

sistem sistem

tenaga-1, tenaga-2,

di sini. di sini.

Generator

Tanpa

Beban

Apabila sebuah mesin sinkron difungsikan sebagai generator dengan diputar pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (If), maka pada kumparan jangkar stator akan diinduksikan tegangan tanpa beban (Eo), Eo = 4,44 .Kd. yaitu Kp. f. m. T sebesar: Volt

Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, sehingga tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If). Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan keluaran juga akan naik sampai titik saturasi (jenuh), seperti diperlihatkan pada gambar 3. Kondisi generator tanpa beban bisa digambarkan rangkaian ekuivalennya seperti diperlihatkan pada gambar 3b.

Gambar

3a

dan

3b.

Kurva

dan

Rangkaian

Ekuivalen

Generator

Tanpa

Beban

Generator

Berbeban

Bila generator diberi beban yang berubah-ubah maka besarnya tegangan terminal V akan berubah-ubah pula, hal ini Reaktansi Reaksi disebabkan Resistansi bocor Jangkar adanya kerugian jangkar jangkar tegangan pada: Ra Xl Xa

a.

Resistansi

Jangkar

Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian tegang/fasa (tegangan jatuh/fasa) dan I.Ra yang sefasa dengan arus jangkar.

b.

Reaktansi

Bocor

Jangkar

Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi tidak mengimbas pada jalur yang telah ditentukan, hal seperti ini disebut Fluks Bocor.

c.

Reaksi

Jangkar

Adanya arus yang mengalir pada kumparan jangkar saat generator dibebani akan menimbulkan fluksi jangkar (A ) yang berintegrasi dengan fluksi yang dihasilkan pada kumparan medan rotor(F), sehingga akan dihasilkan suatu fluksi resultan sebesar :

Interaksi antara kedua fluksi ini disebut sebagai reaksi jangkar, seperti diperlihatkan pada Gambar 4. yang mengilustrasikan kondisi reaksi jangkar untuk jenis beban yang berbeda-beda.

Gambar

4a,

4b,

4c

dan

4d.

Kondisi

Reaksi

Jangkar.

Gambar 4a , memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat generator dibebani tahanan (resistif) sehingga arus jangkar Ia sefasa dengan GGL Eb dan A akan tegak lurus terhadap F.

Gambar 4b, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat generator dibebani kapasitif , sehingga arus jangkar Ia mendahului ggl Eb sebesar dan A terbelakang terhadap F dengan sudut (90 -).

Gambar 4c, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat dibebani kapasitif murni yang mengakibatkan arus jangkar Ia mendahului GGL Eb sebesar 90 dan A akan memperkuat F yang berpengaruh terhadap pemagnetan.

Gambar 4d, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat arus diberi beban induktif murni sehingga mengakibatkan arus jangkar Ia terbelakang dari GGL Eb sebesar 90 dan A akan memperlemah F yang berpengaruh terhadap pemagnetan.

Jumlah dari reaktansi bocor XL dan reaktansi jangkar Xa biasa disebut reaktansi Sinkron Xs.

Vektor diagram untuk beban yang bersifat Induktif, resistif murni, dan kapasitif diperlihatkan pada Gambar 5a, 5b dan 5c.

Gambar

5a,

5b

dan

5c.

Vektor

Diagram

dari

Beban

Generator

Berdasarkan gambar diatas, maka bisa ditentukan besarnya tegangan jatuh yang terjadi, yaitu :

Total

Tegangan

Jatuh

pada

Beban:

= = I

I.Ra {Ra

+ +

j j

(I.Xa (Xs

+ +

I.XL) XL)}

{Ra

(Xs)}

I.Zs

Menentukan

Resistansi

dan

Reaktansi

Untuk bisa menentukan nilai reaktansi dan impedansi dari sebuah generator, harus dilakukan percobaan (test). Ada Test tiga Tanpa Test Test jenis test beban yang ( Hubung Resistansi biasa Beban dilakukan, Nol yaitu: ) Singkat. Jangkar.

Test

Tanpa

Beban

Test Tanpa Beban dilakukan pada kecepatan Sinkron dengan rangkaian jangkar terbuka (tanpa beban) seperti diperlihatkan pada Gambar 6. Percobaan dilakukan dengan cara mengatur arus medan (If) dari nol sampai rating tegangan output terminal tercapai.

Gambar

6.

Rangkaian

Test

Generator

Tanpa

Beban.

Test

Hubung

Singkat

Untuk melakukan test ini terminal generator dihubung singkat, dan dengan Ampermeter diletakkan diantara dua penghantar yang dihubung singkat tersebut (Gambar 7). Arus medan dinaikkan secara bertahap sampai diperoleh arus jangkar maksimum. Selama proses test arus If dan arus hubung singkat Ihs dicatat.

Gambar

7.

Rangkaian

Test

Generator

di

Hubung

Singkat.

Dari hasil kedua test diatas, maka dapat digambar dalam bentuk kurva karakteristik seperti diperlihatkan pada gambar 8.

Gambar

8.

Kurva

Karakteristik

Tanpa

Beban

dan

Hubung

Singkat

sebuah

Generator.

Impedansi

Sinkron

dicari

berdasarkan

hasil

test,

adalah:

If

konstatn

Test

Resistansi

Jangkar

Dengan rangkaian medan terbuka, resistansi DC diukur antara dua terminal output sehingga dua fasa terhubung secara seri, Gambar 9. Resistansi per fasa adalah setengahnya dari yang diukur.

Gambar

9.

Pengukuran

Resistansi

DC.

Dalam kenyataannya nilai resistansi dikalikan dengan suatu faktor untuk menentukan nilai resistansi AC efektif , eff R . Faktor ini tergantung pada bentuk dan ukuran alur, ukuran penghantar jangkar, dan konstruksi kumparan. Nilainya berkisar antara 1,2 s/d 1,6 .

Bila

nilai

Ra

telah

diketahui,

nilai

Xs

bisa

ditentukan

berdasarkan

persamaan:

Generator AC berfungsi utnuk merubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak-balik. Generator ini sering disebut juga seabagai alternator, generator AC (alternating current), atau generator sinkron. Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutubkutub magnet yangberputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator. Mesin ini tidak dapat dijalankan sendiri karena kutub-kutub rotor tidak dapat tiba-tiba mengikuti kecepatan medan putar pada waktu sakelar terhubung dengan jala-jala. Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa 2. Konstruksi Generator Arus Bolak-balik Konstruksi generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu : (1) stator, yakni bagian diam yang mengeluarkan tegangan bolakbalik, dan (2) rotor, yakni bagian bergerak yang menghasilkan medan magnit yang menginduksikan ke stator. Stator terdiri dari badan generator yang terbuat dari baja yang berfungsi melindungi bagian dalam generator, kotak terminal dan name plate pada generator. Inti Stator yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang berlapislapis dan terdapat alur-alur tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator yang merupakan tempat untuk menghasilkan tegangan. Sedangkan, rotor berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah udara sama rata (rotor silinder)

3. Prinsip Kerja Generator Arus Bolak-balik Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik. Prinsip kerja generator arus bolak-balik tiga fasa (alternator) pada dasarnya sama dengan generator arus bolak-balik satu fasa, akan tetapi pada generator tiga fasa memiliki tiga lilitan yang sama dan tiga tegangan outputnya berbeda fasa 1200 pada masing-masing fasa

Besar 1. 2. 3. Jumlah Banyaknya

tegangan Kecepatan kawat fluk pada magnet

generator

bergantung putaran

pada

: (N)

kumparan yang

yang oleh

memotong medan

fluk magnet

(Z) (f)

dibangkitkan

4.

Jumlah

Kutub

Jumlah kutub generator arus bolak-balik tergantung dari kecepatan rotor dan frekuensi dari ggl yang dibangkitkan. Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan persamaan :

F= dimana p = : f jumlah = frekuensi kutub tegangan pada

pn/120 (Hz) rotor

n = kecepatan rotor (rpm)

Vous aimerez peut-être aussi