Vous êtes sur la page 1sur 47

ANALISIS STRUKTUR

PEREKONOMIAN
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Oleh : Tim Peneliti

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


DAERAH (BALITBANGDA) KABUPATEN
KUTAI KARTANEGARA
Tenggarong 2007

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 1


Latar Belakang
 Pembangunan merupakan upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan sekaligus upaya pemerataan hasil
pembangunan bagi seluruh lapisan
masyarakat.
 Dari aspek ekonomi, pembangunan dapat
dikatakan sebagai upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat serta
pemerataan hasil-hasil aktivitas ekonomi
masyarakat.
 Besaran/nilai Produk domestik regional
bruto (PDRB) merupakan salah satu ukuran
hasil pembangunan
09/01/09
regional.
Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 2
Latar Belakang………….lanjutan !

 Dng.kata lain bahwa PDRB merupakan


salah satu indikator makroekonomi yang
cukup represen-tatif bagi analis dan
pengambil kebijakan untuk mengevaluasi
tingkat dan laju perkembangan
perekonomian.
 Dari data PDRB tersebut dapat diturunkan
beberapa informasi seperti ; perkembangan
struktur perekonomian suatu wilayah, laju
pertumbuhan ekonomi regional dan
sektoral, serta tingkat pendapatan.
09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 3
Latar Belakang………….lanjutan !

 Oleh karena itu besaran PDRB merupakan


indikator untuk menilai kinerja
perekonomian suatu wilayah.

 Terutama yg.dikaitkan dng.kemampuan


suatu daerah dalam mengelola sumber
daya (resources) yg.dimilikinya.
 Kenaikan produksi dan harga-harga barang
serta jasa yang merupakan faktor
penyebab utama kenaikan nilai PDRB.

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 4


Latar Belakang………….lanjutan !

 Studi-studi yg.khusus memfokuskan pada


analisis struktur perekonomian (PDRB) di
kab.Kukar selama ini nampak masih
kurang.

 Oleh karena itu, studi ini menyajikan suatu


kajian hasil studi data sekunder mengenai
perkem-bangan struktur perekonomian
(PDRB) kab.Kukar selama kurun waktu
tertentu.

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 5


Tujuan Studi
 Penelitian & pengkajian ini dimaksudkan
untuk :
1. Mengindentifikasi sektor-sektor ekonomi
dalam PDRB selama 5 (lima) tahun
terakhir.

3. Menganalisis sektor-sektor ekonomi


sebagai salah satu profil struktur
perekonomian kabupaten Kutai
Kartanegara.
09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 6
Manfaat Studi
• Diharapkan hasil studi ini dapat
memberikan manfaat bagi hal-hal sebagai
berikut :

 Penyusunan kebijakan dan strategi bagi


manajemen ekonomi makro dan regulasi di
kabupaten Kutai Kartanegara.
 Prediksi arah struktur perekonomian
kabupaten Kutai Kartanegara di masa
mendatang.
09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 7
Tinjauan Pustaka
 Struktur ekonomi pada umumnya dinyatakan
dalam persentase yang menunjukkan besarnya
peranan nilai tambah masing-masing sektor
ekonomi dalam menciptakan produk domestik
bruto/PDB (BPS,2006; Sukirno,1996;
Rahardja,2001;Herlambang,2001).
 Produk domestik bruto (PDB) atau Gross
Domestic Product (GDP) menurut Case dan
Fair, 1996 adalah “The total market value of sll final
goods and services produced within a given period, by
factors of production located within a country” (Nilai
barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar,
yang diproduksi oleh sebuah perekonomian dalam
satu periode (kurun waktu) dengan menggunakan
faktor-faktor produksi
09/01/09 yang berada (berlokasi)
Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 8
dalam perekonomian negara tersebut).
TINJAUAN PUSTAKA.....lanjutan !

 Dengan kata lain bahwa PDB merupakan


total output (produksi) yang dihasilkan oleh
suatu perekonomian, yang dihitung dengan
membagi-bagi perekonomian menjadi
beberapa sektor produksi (industrial origin).
 Jumlah output masing-masing sektor
merupakan jumlah output seluruh
perekonomian.
 Selain itu PDB juga mengukur aliran uang
dalam perekonomian.

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 9


TINJAUAN PUSTAKA.....lanjutan !

 Penghitungan PDB dilakukan dengan tiga


pendekatan (Case dan Fair, 1996;
Sukirno,1996;
Rahardja,2001;Herlambang,2001), yaitu ;

 Pendekatan produksi (production


approach)
 Pendekatan pendapatan (income
approach)
 Pendekatan pengeluaran (expenditure
09/01/09 approach) Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 10
TINJAUAN PUSTAKA.....lanjutan !

Pendekatan produksi
 Pendekatan produksi diperoleh dengan
menjum-lahkan nilai tambah bruto (gross
value added) dari semua sektor produksi.

 Atas dasar international stansdard


industrial classification (ISIC) sektor industri
dapat di-kelompokkan menjadi 11 (sebelas)
sektor yaitu :

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 11


TINJAUAN PUSTAKA.....lanjutan
!

1. Sektor produksi pertanian


2. Sektor produksi pertambangan dan
penggalian
3. Sektor produksi industri manufaktur
4. Sektor produksi listrik, gas dan air minum
5. Sektor produksi bangunan
6. Sektor produksi perdagangan, hotel dan
restoran
7. Sektor produksi transportasi dan komunikasi
8. Sektor produksi bank & lembaga keuangan
lainnya
9. Sektor produksi sewa rumah
10. Sektor produksi pemerintahan dan
pertahanan
11. Sektor produksi jasa-jasa lainnya.
09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 12


Pendekatan Pendapatan
 Pendekatan pendapatan diperoleh dengan
menghitung jumlah balas jasa bruto (belum
dipotong pajak) dari faktor produksi yang
dipakai.
 Jika dalam pendekatan produksi,
perhitungan menggunakan aliran barang,
maka dalam pendekatan pendapatan
penghitungan meng-gunakan aliran
pendapatannya.

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 13


Pendekatan Pengeluaran
 Pendekatan pengeluaran, perhitungan
dilakukan dengan menjumlahkan
permintaan akhir dari unit-unit ekonomi,
yaitu rumah tangga berupa konsumsi (C),
perusahaan berupa investasi (I) dan
pemerintah disebut pengeluaran
pemerintah (G).

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 14


 Nilai PDB suatu periode tertentu
sebenarnya merupakan hasil perkalian
antara harga barang yang diproduksi
dengan jumlah barang yang dihasilkan
(Rahardja,2001; Herlambang,2001).
 Penghitungan PDB dengan menggunakan
harga berlaku dapat memberi hasil yang
menyesatkan, karena pengaruh inflasi.
 Untuk memperoleh gambaran yang lebih
akurat, maka perhitungan PDB sering
menggunakan perhitungan berdasarkan
harga konstan.
 Hasil perhitungan ini menghasilkan nilai
PDB atas harga konstan.
 Yang dimaksud
09/01/09
dengan harga konstan
Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 15
adalah harga yang dianggap tidak berubah.
Metode Pendekatan
 Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif.
 Metode deskriptif diartikan sebagai
prosedur pemecahan masalah dengan
menggambarkan keadaan subyek atau
obyek studi berdasarkan fakta-fakta yang
tampak dan usaha mengemu-kakan
hubungan satu dengan yang lain di dalam
aspek-aspek yang diselidiki (Nawawi,1995).
 Data-data kuantitatif yg.digunakan
seluruhnya diperoleh dari data sekunder.
09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 16
Metode Pendekatan………….lanjutan !

 Data yang telah terkumpul diolah dengan


bantuan komputer perangkat lunak excel.
 Analisis data secara deskriptif dilakukan
dengan menguraikan data perkembangan
PDRB yang kemudian disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi.
 Data yg.diperoleh dianalisis dengan
menggunakan statistik diskriptif, disertai
pula dengan analisis kualitatif untuk
memperoleh kedalaman (in-depth) makna
hasil studi.
09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 17
Hasil-Hasil Studi

Perkembangan Kondisi Makro


Ekonomi

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 18


Tabel 1. Perkembangan PDRB tahun 2000-2004 Laju
Pertumbuhan
PDRB ADH.Berlaku PDRB ADH.Konstan Ekonomi (%)
Tahu (Rp Juta) 2000 (Rp Juta) PDRB
n ADH.Konstan
Dng.Miga Tanpa Dng.Mig Tanpa Dng.2000Tanpa
s Migas as Migas Migas Migas
2000 20.226.4 4.780.5 20.226. 4.780.55 - -
47 56 447 6
2001 22.898.6 6.031.0 20.963. 5.031.65 3,65 5,25
63 11 768 3
2002 24.641.7 6.980.4 21.405. 5.267.78 2,11 4,69
00 38 448 5
2003 27.677.1 7.908.0 21.882. 5.626.66 2,23 6,81
15 47 095 4
2004 35.458.3 9.023.5 23.320. 6.115.63 6,57 8,69
34 17 488 1
Sumber : diolah dari RPJM Kab.Kukar 2005-2010 & BPS Kab.Kukar
2005,2006

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 19


Tabel 2. Perkembangan PDRB tahun 2005-2010
Laju
Pertumbuhan
PDRB ADH.Berlaku PDRB ADH.Konstan Ekonomi (%)
Tahu (Rp Juta) 2000 (Rp Juta) PDRB
n ADH.Konstan
Dng.Miga Tanpa Dng.Miga Tanpa Dng.2000Tanpa
s Migas s Migas Migas Migas
2005 43.445.0 9.994.5 24.156. 6.457.52 3,58 5,59
62 56 164 2
2006 47.106.2 10.819. 24.766. 6.757.08 2,53 4,64
84 717 407 9
2007 50.758.4 11.635. 25.373. 7.053.14 2,45 4,38
43 815 138 3
2008 54.563.4 12.604. 26.057. 7.426.63 2,70 5,30
39 750 305 4
2009 58.420.1 13.625. 26.769. 7.828.17 2,73 5,41
45 394 518 0
2010 62.339.5 14.708. 27.515. 8.263.20 2,79 5,56
97 785 229 5
Sumber : diolah dari RPJM Kab.Kukar 2005-2010 & BPS Kab.Kukar
2005,2006
09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 20
 Perekonomian kabupaten Kutai yang
selama ini menghasilkan pertumbuhan
relatif stabil ternyata belum sepenuhnya
mampu mengatasi per-masalahan
disparitas antar wilayah pedesaan
/pedalaman (sektor tradisional dominan)
dan wilayah perkotaan (sektor modern
dominan).
 Kesenjangan tersebut, misalnya nampak
dari :
 Jumlah penduduk miskin yang banyak di
pedesaan/pedalaman,
 Pembangunan
09/01/09 sarana publik yang masih
Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 21
didominasi wilayah perkotaan.
 APBD merupakan salah satu komponen
yang penting dalam pembentukan PDRB
melalui besaran konsumsi pemerintah
kabupaten.
 Bila data PDRB tsb.dibandingkan dengan
APBD,maka nampak pd.tabel berikut ;

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 22


3. Ringkasan Laporan APBD Th.2005 & 2006 terhadap PDRB
Th. %tase Th. %tase
2005 ) thdp.P 2006 2) thdp.P
1

DRB DRB
No Keterangan Jumlah 2005 Jumlah
. (Rp (Rp 2006
(Rp
Triliun) 24,2 Triliun) (Rp 24,8
T) T)

1. Pendapatan 3.2 13,2 4.,2 16,9


Daerah

2. Belanja 2.7 11,2 3,6 14,5


Daerah
dari berbagai sumber (DPRD, Bappeda & BPK).
al 2, Perda no.... th.2007 (APBD 2006 realisasi) 1) Laporan BPK (APBD 2005 realisasi)

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 23


4. Ringkasan Laporan APBD Th.2007 & 2008 terhadap proyeksi P
Th. %tase Th. %tase
2007 ) thdp.P 2008 2) thdp.P
1

DRB DRB
No Keterangan Jumlah 2007 Jumlah
. (Rp (Rp 2008
(Rp
Triliun) 25,4 Triliun) (Rp 26,1
T) T)

1. Pendapatan 3.2 12,6 3,8 14,6


Daerah

2. Belanja 3.7 14,6 3,7 14,2


Daerah
dari berbagai sumber (DPRD, Bappeda & BPK).
al 2, Perda no.... th.2007 (APBD 2006 realisasi) 1) Laporan BPK (APBD 2005 realisasi)

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 24


 APBD merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari perekonomian secara
agregat.
 Setiap perubahan yang terjadi pada
variabel-variabel ekonomi makro (PDRB)
akan berpengaruh pada besaran-besaran
APBD.
 Sebaliknya, kebijakan-kebijakan APBD pada
gilirannya juga akan mempengaruhi
aktivitas perekonomian (PDRB) .
 Dng.demikian data tabel 3 & 4 di atas
menunjukkan peran APBD dlm.mendorong
peningkatan perekonomian agregat (PDRB)
dari tahun keMail
09/01/09
tahun.
: forkomkukar@yahoo.co.id 25
 Pada prinsipnya APBD merupakan bentuk
campur tangan pemerintah terhadap
aktivitas per-ekonomian dalam rangka
menyediakan barang dan jasa kepada
masyarakat.

 Adapun fungsi pokok kebijakan anggaran


Pemerintah adalah;
1. Fungsi alokasi,
2. Fungsi distribusi, dan
3. Fungsi stabilisasi.
09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 26
 Fungsi alokasi berkaitan dng. kebijakan
anggaran Pemerintah dalam rangka
memberikan stimulasi kepada perekonomian
baik melalui instrumen penerimaan (insentif)
maupun belanja (anggaran sektoral).
 Fungsi distribusi berkaitan dng. upaya
Pemerintah untuk mengurangi kesenjangan
pendapatan masyarakat (pemerataan).
 Fungsi stabilisasi berkaitan dengan peran
kebijakan anggaran Pemerintah dalam rangka
mengurangi gejolak perekonomian
(counter-cyclical) yang dilakukan baik melalui
kebijakan belanja maupun penerimaan negara.

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 27


 Mengingat kebijakan anggaran daerah
melalui APBD merupakan bagian integral
dari perilaku perekonomian secara
keseluruhan,
 maka besaran-besaran pada APBD secara
langsung maupun tak langsung akan
mempunyai dampak yg. sangat penting
dalam perekonomian daerah.

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 28


Perkembangan PDRB (Struktur
Ekonomi)

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 29


Tabel 5. Persentase Distribusi PDRB
dng.Migas ADH.Konstan Tahun Rata
Sektor Ekonomi 2 2 2 2 2 2 2 2
000 001 002 003 004 005 006
Pertanian 9,6 -0,4 -3,1 9,2 8,5 8,5 7,3 8,6
Pertambangan 80,4 4,5 1,3 79,3 79,5 79,0 81,2 79,9
Industri 2,2 4,6 6,1 2,4 2,4 2,4 2,1 2,3
Pengolahan
Listrik,Gas & Air 0, 1 3,3 12,4 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
Bangunan 2,5 -18,
3 39,9 3,1 3,9 3,9 3,5 3,4
Perdagangan 2,8 6,4 10,8 3,3 3,6 3,6 3,5 3,4
Transportasi 0,6 15,3 4,9 0,7 0,7 0,7 0,6 0,7
Keuangan 0,8 0,1 4,0 0,8 0,8 0,8 0,7 0,8
Jasa-Jasa 1,0 10,3 4,3 1,2 1,1 1,2 1,1 1,1
Jumlah……. 100 100 100 100 100 100 100 100

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 30


 Struktur ekonomi regional kab.Kutai
Kartanegara selama ini (2000-2006) pada
tabel 5 di atas, nampak masih didominasi
oleh sektor pertambangan dan penggalian
(rata-rata di atas 75%).
 Besarnya kontribusi sektor pertambangan
dibanding dengan sektor-sektor yang lain
menunjukkan bahwa ketergantungan
ekonomi daerah ini pada eksploitasi
sumber daya alam (tambang minyak dan
tambang batubara) secara besar-besaran
masih akan berlanjut.
09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 31
 Seharusnya dalam kurun waktu lima tahun
ke depan atau lebih peran/kontribusi
sektor pertam-bangan dan penggalian
sudah harus dikurangi dan diganti dengan
sektor pertanian (dlm.arti luas) dan sektor-
sektor tersier seperti; perdagangan, hotel
dan restoran, transportasi dan komunikasi,
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
serta jasa-jasa lainnya.
 Inilah yang seharusnya diproyeksikan ke
depan menjadi “leading sector”, yang
harus mampu memberikan kontribusi yang
besar terhadap PDRB.
09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 32
 Dengan kata lain bahwa, sektor-sektor
tersebut harus “diberdayakan” hingga
mampu berproduksi optimal.
 Ini sejalan dengan semangat program
“Gerakan pengembangan dan
pemberdayaan Kutai”.
 Proses pemberdayaan telah mulai
dilakukan khususnya di sektor jasa
pariwisata dengan sejumlah dana (investasi
pemerintah) yang diinvestasikan di sektor
tersebut.
 Namun hingga kini sektor tsb.kontribusinya
09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 33
thdp.PDRB masih sangat rendah.
 Investasi pemerintah yang cukup besar di
sektor tersebut (khususnya pariwisata)
setidak-tidaknya tercermin di dalam
proyeksi kontribusi di masa mendatang
yang semakin besar pula dari masing-
masing sektor tsb. terhadap PDRB.
 Apalagi sektor pariwisata merupakan salah
satu program “unggulan” di kabupaten
Kukar.

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 34


 Bergesernya peran masing-masing sektor,
dari sektor pertambangan yang sebagian
besar “capital intensive” menuju ke
sektor-sektor yang umumnya “labour
intensive” diharapkan sekaligus dapat
memecahkan salah satu persoalan
kesenjangan antar daerah maupun
kesenjangan antar sektor yang terjadi
selama ini.

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 35


 Bahkan dimungkinkan dapat mengurangi
tingkat kerusakan SDA (meningkatnya
kualitas ling-kungan hidup dan
melestarikan SDA), sebagaimana
disebutkan dalam pasal Pasal 17 UU.No.32
th.2004 tentang Pemerintahan Daerah,
bahwa daerah memiliki :
a. kewenangan, tanggung jawab, pemanfaatan,
pemeliharaan, pengendalian dampak, budidaya,
dan pelestarian;
b. bagi hasil atas pemanfaatan sumber daya alam
dan sumber daya lainnya; dan
c. penyerasian lingkungan dan tata ruang serta
rehabilitasi lahan.
09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 36
 Dengan demikian bila data tabel 5
diranking (dng.tanpa memuat sektor
pertambangan) maka akan nampak rata-
rata kontribusi terbesar masing-masing
sektor sbb.:
1. Sektor pertanian 8,6 %
2. Sektor bangunan 3,4 %
3. Sektor perdagangan 3,4 % dan
4. Sektor jasa 2,3 %

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 37


 Namun bila di lihat dari daya serap
tenaga kerja, maka :
n Sektor pertanian = 44%.
n Sektor jasa = 14 %.
n Sektor perdagangan = 11 %.
n Sektor pertambangan = 8 %.
(Bappeda,RPJM;2005-2010).

 Keadaan ini menunjukkan bhw.


pembangunan pertanian (dlm.arti luas) di
kab. Kutai Kartanegara tetap dianggap
terpenting dari keseluruhan pem-bangunan
ekonomi di daerah ini.
09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 38
 Beberapa alasan yg.mendasari pentingnya
pertanian (dlm.arti luas) khususnya di
kab.Kutai Kartanegara :
3. Besarnya penduduk yg. menggantungkan
hidup-nya pada sektor ini (daya serap
tenaga kerja yang tinggi), dan
4. Pangsa thdp.pendapatan daerah masih
cukup besar (kontribusi thdp.PDRB cukup
tinggi)
5. Potensi sumberdayanya yg. besar dan
beragam,
6. Menjadi basis pertumbuhan di wilayah
pedesaan (guna
09/01/09
mengurangi kesenjangan
Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 39
wilayah desa/pedalalam – perkotaan).
 Sekalipun potensi pertanian cukup
besar, namun sebagian besar dari petani
masih banyak yang termasuk golongan
miskin.

 Hal ini mengindikasikan bahwa tingginya


daya serap tenaga kerja di sektor ini,
tidak diiringi dengan peningkatan
penghasilannya.
penghasilannya

 Para petani miskin tersebut umumnya


berada di wilayah
09/01/09
pedesaan.
Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 40
Rekomendasi
 Perlunya pengarus-utamaan terhadap
pro-gram-progrm yg.dinilai mampu
menjadi “leading sector”, dan fondasi
ekonomi yang kokoh sehingga mampu
memberikan kontribusi yang besar
terhadap PDRB.
 Dalam hal ini rencana tindaknya dapat
dimulai dari sektor-sektor ekonomi
yg.memberikan kontribusi PDRB terbesar di
luar sektor pertamabangan, yaitu sektor
pertanian (dlm.arti luas)
09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 41
Rekomendasi………………..lanjutan !

1. Reorientasi anggaran (APBD) dng. rencana


aksi yang perlu ditempuh adalah : terutama
:
a. Penajaman alokasi dana bagi sektor-
sektor ekonomi yg.dinilai mampu
memberikan kontribusi yg.besar
thdp.PDRB maupun daya serap tenaga
kerja.
 Sinkronisasi dan dukungan alokasi
berbagai anggaran kegiatan / program
kerja dinas/instansi /badan dan lembaga
09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 42
bagi sektor-sektor ekonomi yg.dimaksud
Harapan
 Dengan dialokasikannya dana yang lebih
besar kepada sektor-sektor yg.dinilai
”potensial”, diharapkan mampu untuk
memacu pembangunan secara sektoral
maupun spasial,
 sehingga perbedaan tingkat pertumbuhan
antar sektor maupun wilayah dapat
dikurangi, yang pada akhirnya dapat :
 mewujudkan pemerataan pembangunan,
 mengurangi kesenjangan dan
 meredam Mail : forkomkukar@yahoo.co.id
09/01/09 gejolak ketidakpuasan 43

masyarakat.
 Dalam hal penggunaan dana
pembangunan, maka sistem keuangan
yang baik pada dasarnya adalah sistem
keuangan yang “tepat harga”, ”tepat
waktu” (efisien) dan “tepat sasaran”
(efektif) serta transparan.
 Selain itu diperlukan pemahaman
perencanaan ekonomi yang baik, sehingga
tidak terjadi penghamburan dana secara
berlebihan ke arah pengeluaran yang
kurang bermanfaat bagi masyarakat.

09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 44


DAFTAR PUSTAKA

BAPPEDA KAB.KUKAR.2005.”Draft Rencana


Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Kab.Kutai Kartanegara Tahun 2005-2010.
BUDIONO.2002. Kebijakan Pengelolaan Keuangan
Negara Dalam Rangka Pelaksanaan Azas
Desentralisasi Fiskal, Makalah Disampaikan
Pada :RAPAT KOORDINASI PENDAYAGUNAAN
APARATUR NEGARA TINGKAT NASIONAL TAHUN
2002 Jakarta, 11 Pebruari 2002.
CASE,KARL E. and RAY C.FAIR.1996. “Principles of
Economics” (4th ed.), Prentice-Hall
International, New Jersey.
HERLAMBANG,TEDY, SUGIARTO, BRASTORO, SAID
KELANA.2002. Ekonomi Makro: Teori, Analisis
dan Kebijakan,Mail PT.
09/01/09
Gramedia Pustaka Utama,
: forkomkukar@yahoo.co.id 45
Jakarta.
KARSENO,ARIEF RAMELAN.2000. “Membangun Pemerintah Daerah
Otonom yang Efektif dan Efisien”, Makalah seminar Otda-
Mhs.Kalimantan Timur , 27 Mei 2000, di Yogyakarta.
LPEM FEUI.1997.”Kerangka Konseptual Makro Ekonomi”, Bahan kuliah
Pelatihan PDRB dan Indikator-indikator Pembangunan, 18-29 Agustus,
Jakarta.
PEMKAB.KUTAI.2000.”Program Pembangunan Daerah /PROPEDA Kab.Kutai
Tahun 2001-2005 Draft I.
PERATURAN PEMERINTAH RI.2000. Tentang Pengelolaan dan Pertang-
gungjawaban Keuangan Daerah, PP. 105/2000.
PERATURAN PEMERINTAH RI.2001. Tentang Informasi Keuangan Daerah, PP.
Nomor 11 tahun 2001.
RAHARDJA,PRATHAMA dan MANDALA MANURUNG.2001. Teori Ekonomi
Makro : Suatu Pengantar, LP-FE UI, Jakarta.
SARWONO,SUNARI.1996.”Produktivitas Sumber Daya Manusia Di
Kabupaten Dati II Kutai”, Kantor Statistik Propinsi Kalimantan Timur,
Samarinda.
SUKIRNO,SADONO.1996. Pengantar Teori Makroekonomi, edisi kedua,
PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.
UNDANG-UNDANG RI.1999. Tentang Perimbangan Keuangan Pusat-
Daerah,UU.No.25 th.1999.
UNDANG-UNDANG RI.2004. TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH NOMOR 32
TAHUN 2004
WIDODO,BAMBANG.2000.”Otonomi Pembiayaan Pembangunan Prasarana
Daerah melalui Pilihan Model Pembiayaan Investasi” Jurnal
Pembangunan Daerah, edisi 1/IV/2000.
09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 46
Catatan
tambahan
 Tentang PDB adh.berlaku & adh.konstan
 Contoh :
 PDB th.2006 adalah hasil perkalian antara
harga brg.th.2006 dng.jumlah
brg.yg.diproduksi th.2006
 Misal : selama th.2006 diproduksi sebanyak
1000 unit, dng.harga jual per unit Rp 120,oo,
maka PDBnya adalah : 1000 unit x Rp 120,oo =
Rp 120.000,oo
 Jika PDB th.2005 nilainya Rp 100.000,oo, maka
dpt.disimpulkan bhw.perekonomian th.2006
lebih baik dibanding th.2005, karena PDBnya
lebih besar.
 Dapatkah ini dikatakan telah terjadi
09/01/09 Mail : forkomkukar@yahoo.co.id 47
perumbuhan output sebesar 20% ?

Vous aimerez peut-être aussi