Vous êtes sur la page 1sur 21

PENGOBATAN TRADISIONAL SARIAWAN

OLEH: NAMA NIM FAK/PS : NI KADEK ANGGI JULIANTI : 1208505005 : MIPA/Farmasi

UNIVERSITAS UDAYANA JIMBARAN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obat merupakan suatu benda yang digunakan untuk menyembuhkan, memulihkan, atau memperindah badan atau bagian dari manusia. Jenis obat sangatlah beragam dan mempunyai fungsinya masing-masing. Para orang tua dan nennek moyang kita yang terdahulu, dengan segala pengetahuan dan peralatan yang sederhana dan alami telah mampu mengatasi dan menanggulangi masalah kesehatan. Berbagai jenis penyakit dan keluhan kesehatan ringan maupun berat dapat diobati dan di sembuhkan dengan memanfaatkan tanaman dan ramuanramuan herbal dari tumbuh-tumbuhan yang mudah didapatkan di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka, dan dengan hasil yang cukup memuaskan. Hal yang telah dilakukan oleh orang tua kita adalah salah satu bentuk pengobatan secara tradisional terhadap penyakit. Cara pengobatan seperti ini, selain lebih mudah di dapatkan bahannya juga pengobatan tradisional jauh lebih murah dari pada pengobatan medis modern. Kelebihan drai pengobatan ini, di lihat dari segi efek samping yang di timbulkan jauh lebih aman dari jenis pengobatan dengan menggunakan pengobatan kimiawi. Pengobatan secara tradisional, untuk pengobatan jenis penyakit tertentu juga telah dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, melalui penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ahli di berbagai belahan dunia, seperti China, Australia, India, dan Indonesia. Dari penelitian dan pengujian yang telah di lakukan oleh para ahli, telah membuktikan bahwa di dalam tanaman obat tertentu yang di gunakan sebagai ramuan obat , ada komposisi kandungan kimiawi obat-obatan. Dengan adanya era globalisasi, ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan canggih, ternyata tidak mampu menggeser atau mengesampingkan begitu saja peranan dari tanaman dan ramuan-ramuan herbal dari pengobatan tradisional. Akan tetapi, hal itu justru menjadi sebaliknya, dimana pengobatan tradisional dapat berdampingan dan saling melengkapi dengan teknik pengobatan kimiawi modern, yang dibuktikan dengan banyaknya peminat pengobatan tradisional di kalangan masyarakat luas.

Salah satu penyakit yang sering dialami oleh kalangan masyarakat luas adalah masalah pada bagian mulut, yaitu sariawan. Namun yang menjadi masalah dan kesulitan di masyarakat untuk menangani penyakit sariawan dengan pengobatan tradisional sampai saat ini ialah, kurangnya pengetahuan dan informasi yang memadai tentang tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan sebagai ramuan obat untuk mengatasi masalah sariawan, serta bagaimana cara pengolahan atau pembuatannya. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan di perkenalkan tentang beberapa pengobatan tradisional yang mengggunakan ramuan obat dari berbagai jenis tumbuh tumbuhan obat untuk mengatasi masalah sariawan.

1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut diatas, maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut: 1.2.1. 1.2.2. 1.2.3. Bagaimana cara mengobati sariawan dengan mnggunakan pengobatan tradisional? Apa saja obat obatan tradisional yang dapat digunakan untuk menyembuhkan sariawan? Apa saja jenis tanaman obat yang digunakan dalam pengobatan tradisional terhadap sariawan? 1.3. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas , maka tujuan penulisan makalah ini adalahh sebagai berikut : 1.3.1. Untuk mengetahui cara pengobatan secara tradisional dalam penyembuhan sariawan. 1.3.2. Untuk mendapatkan informasi tentang obat-obatan tradisional yang di gunakan dalam pengobatan tradisional 1.3.3. Untuk mengetahui jenis-jenis tanaman obat yang dapat dijadikan ramuan obat untuk penyembuhan sariawan.

1.4. Manfaat Manfaat yang diharapkan dengan adanya ulasan makalah ini adalah : 1.4.1. Bagi mahasiswa Dapat memperdalam ilmu farmasi, khususnya di bidang obat-obatan tradisional dalam penanganan penyakit. 1.3.1 Bagi masyarakat a. Dapat b. mengetahui cara penyembuhan sariawan dengan menggunakan pengobatan tradisional. Dapat memperoleh informasi tentang penggunaan tanaman obat dalam pengobatan tradisional dengan penanganan tepat terhadap penyakit sariawan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Stomatitis Aphtous Reccurent/SAR (Sariawan) Stomatitis Aphtous Reccurent atau yang di kalangan awam disebut sariawan adalah luka yang terbatas pada jaringan lunak rongga mulut. Istilah recurrent digunakan karena memang lesi ini biasanya hilang timbul. Luka ini bukan infeksi, dan biasanya timbul soliter atau di beberapa bagian di rongga mulut seperti pipi, di sekitar bibir, lidah, atau mungkin juga terjadi di tenggorokan dan langit-langit mulut. Sariawan umumnya ditandai dengan rasa nyeri seperti terbakar yang terkadang menyebabkan penderita sulit untuk menelan makanan, dan bila sudah parah dapat menyebabkan demam. Gangguan sariawan dapat menyerang siapa saja, termasuk bayi yang masih berusia 6-24 bulan 2.1.1. jenis sariawan Stomatitis aphtosa ini mempunyai dua jenis tipe penyakit, di antaranya: a. Sariawan akut bisa disebabkan oleh trauma sikat gigi, tergigit, dan sebagainya. Pada sariawan akut ini bila dibiarkan saja akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. b. Sariawan kronis akan sulit sembuh jika dibiarkan tanpa diberi tindakan apa-apa. Sariawan jenis ini disebabkan oleh xerostomia (mulut kering). Pada keadaan mulut kering, kuantitas saliva atau air ludah berkurang. Akibatnya kualitasnya pun juga akan berkurang. Penyebab dari xerostomia ini bisa disebabkan gangguan psikologis (stres), perubahan hormonal, gangguan pencernaan, sensitif terhadap makanan tertentu dan terlalu banyak mengonsumsi antihistamin atau sedatif. Adapun secara klinis stomatitis aphtosa ini dapat dibagi menjadi tiga subtipe, di antaranya:

a. Stomatitis

aphtosa

minor

(MiRAS)

Sebagian besar pasien menderita stomatitis aphtosa bentuk minor ini. Yang ditandai oleh luka (ulser) bulat atau oval, dangkal, dengan diameter kurang dari 5 mm, dan dikelilingi oleh pinggiran yang eritematus. Ulserasi pada MiRAS cenderung mengenai daerah-daerah nonkeratin, seperti mukosa labial, mukosa bukal dan dasar mulut. Ulserasi bisa tunggal atau merupakan kelompok yang terdiri atas empat atau lima dan akan sembuh dalam jangka waktu 10-14 hari tanpa meninggalkan bekas.
b. Stomatitis

aphtosa

major

(MaRAS)

Hanya sebagian kecil dari pasien yang terjangkit stomatitis aphtosa jenis ini. Namun jenis stomatitis aphtosa pada jenis ini lebih hebat daripada stomatitis jenis minor (MiRAS). Secara klasik, ulser ini berdiameter kira-kira 1-3 cm, dan berlangsung selama 4 minggu atau lebih dan dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut, termasuk daerah-daerah berkeratin. Stomatitis aphtosa major ini meninggalkan bekas, bekas pernah adanya ulser seringkali dapat dilihat penderita MaRAS; jaringan parut terjadi karena keseriusan dan lamanya lesi.
c. Ulserasi

herpetiformis

(HU)

Istilah "herpetiformis" digunakan karena bentuk klinis dari HU (yang dapat terdiri ulser atas 100 kecil-kecil

pada satu waktu) mirip dengan gingivostomatitis herpetik primer, tetapi virus-

virus herpes ini tidak mempunyai peran etiologi pada HU atau dalam setiap bentuk ulserasi aphtosa. (pusdat/berbagai sumber) Gejala sariawan Awalnya timbul rasa sedikit gatal atau seperti terbakar pada 1-2 hari di daerah yang akan menjadi sariawan. Rasa ini timbul sebelum luka dapat terlihat di rongga mulut. Sariawan dimulai dengan adanya luka seperti melepuh di jaringan mulut yang terkena berbentuk bulat atau oval. Setelah beberapa hari, luka seperti melepuh tersebut pecah dan menjadi berwarna putih di tengahnya, dibatasi dengan daerah kemerahan. Bila berkontak dengan makanan dengan rasa yang tajam seperti pedas atau asam, daerah ini akan terasa sakit dan perih, dan aliran saliva (air liur) menjadi meningkat. Berdasarkan ciri khasnya secara klinis, SAR dapat digolongkan menjadi ulser minor, ulser mayor, dan ulser hepetiform. Ulser minor adalah yang paling sering dijumpai, dan biasanya berdiameter kurang dari 1 cm dan sembuh tanpa menimbulkan jaringan parut. Bentuknya bulat, berbatas jelas, dan biasanya dikelilingi oleh daerah yang sedikit hari. kemerahan. Lesi biasanya hilang setelah 7-10
Gbr. Ulser SAR di bibir bawah

Ulser mayor biasanya berdiameter lebih dari 1 cm, bulat dan juga berbatas jelas. Tipe ini membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh, dan dapat menimbulkan jaringan parut setelah sembuh. Ulser herpetiform adalah yang paling jarang terjadi dan

Gbr. Ulser SAR mayor di langitlangit mulut

biasanya merupakan lesi berkelompok dan terdiri dari ulser berukuran kecil dengan jumlah banyak. 2.1.3. Penyebab Hingga kini, penyebab dari sariawan ini belum dipastikan, tetapi ada faktor-faktor yang diduga kuat menjadi pemicu atau pencetusnya. Beberapa diantaranya adalah:
a.

Trauma pada jaringan lunak mulut (selain gigi), misal tergigit, atau ada gigi yang posisinya di luar lengkung rahang yang normal sehingga menyebabkan jaringan lunak selalu tergesek/tergigit pada saat makan/mengunyah

b. c.

Kekurangan nutrisi, terutama vitamin B12, asam folat dan zat besi. Stress masa menstruasi di mana terjadi perubahan hormonal sehingga lebih rentan terhadap iritasi

d. Gangguan hormonal, seperti pada saat wanita akan memasuki

e.

Gangguan autoimun / kekebalan tubuh, pada beberapa kasus penderita memiliki respon imun yang abnormal terhadap jaringan mukosanya sendiri.

f.

Penggunaan gigi tiruan yang tidak pas atau ada bagian dari gigi tiruan yang mengiritasi jaringan lunak

g. Pada beberapa orang, sariawan dapat disebabkan karena

hipersensitivitas terhadap rangsangan antigenik tertentu terutama makanan. Ada juga teori yang menyebutkan bahwa penyebab utama dari SAR adalah keturunan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang orang tuanya menderita SAR lebih rentan untuk mengalami SAR juga.

2.2. Obat Tradisional

Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turuntemurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magicmaupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh. Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet. 2.2.1. jenis obat tradisional a. Alpukat Persea Americana M. KLASIFIKASI: Alpukat disebut Persea Americana Mill atau Persea gratissima Gaerm. Termasuk dalam family tumbuhan Lauraceae. Tanaman ini dikenal dengan nama asing advocaat atau avocado pear. SIFAT KIMIAWI: Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandu ngan kimia yang sudah diketahui, antara lain: - Buah dan daun mengandung saponin alkaloida dan flavonoid. - Buah juga mengandung tannin, daun juga mengandung polifenol, quersetin dan gula alkohol persiit. EFEK FARMAKOLOGIS: Dalam farmakolgi Cina dan pengobatan tradisional lain disebutkan bahwa tanaman ini memiliki sifat: Daun: rasa pahit, kelat, peluruh kencing. Biji: anti radang, analgesik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun bersifat anti

bakteri yaitu menghmbat pertumbuhan beberapa spesies bakteri: staphylococcus sp, Pseudomonas sp, Eschericia sp, dan Bacillus sp. BAGIAN TANAMAN YANG DIGUNAKAN: Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan daging buah, daun, dan biji. b. Cerme Phyllantus acidus (L) Skeels KLASIFIKASI: Cerme disebut phyllantus acidus (L) Skeels atau Skeels atau Cieca disticha L atau Phyllanthus distichus Muell. Arg. termasuk ke dalam family tumbuhan Euphorbiaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah crme, ceremoi, camin-camin, careme atau caremin. SIFAT KIMIAAWI: Tumbuhan ini kaya dengan kandungan kimia, yang sudah diketahui anatara lain: - Kulit batang, kayu dan daun: tannin, flavonoida, saponin, dan polifenol. - Kayu: alkaloida - Akar: tannin, asam galus saponin (lupeol) EFEK FARMAKOLOGIS: Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisional lain disebutkan bahwa tanaman ini memiliki sifat: anti inflamasi, anti radang, dan mencegah muntal. Biji dan akar merupakan purgans yang kuat. BAGIAN TANAMAN YANG DIGUNAKAN: Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan akar dan daun serta daun muda. c. Daun Jinten Coleus amboinicus Lour. KLASIFIKASI: Daun jinten disebut Coleus amboinicus Lour atau Coleus aromaticus Benh. Termasuk dalam family tumbuhan Labiatae. Tanaman ini dienal dengan nama daerah bangun-bangun, dan hati-hati, tramun, acerang, mahja nereng, dan iwak. SIFAT KIMIAWI: Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui, antara lain: Daun: kalium,

minyak atsiri 2% yang mengandung karvakol, isopropyl-o-kresol dan fenol. EFEK FARMAKOLOGIS: Tumbuhan ini bersifat: rasa getir, berbau harum, dan membuat tebal di lidah, carminative, laktagoga, menghilangkan sakit, penurun panas, antiseptic, aphrodhisiak, penyegar, penambah semangat. Efek zat aktif: Barbatusin (seluruh tanaman), merangsang semangat, Barbatusol (daun): menghilangkan rasa lelah dan letih, Coleol (seluruh tanaman): merangsang semangat, Forskolin (umbi/akar): merangsang ereksi, tonikum jantung activator enzim adenilai-siklase, Phytoterol (seluruh tanaman): steroid. Dalam farmakologi Cina timbuhan ini memiliki rasa agak pedas dan agak masam. BAGIAN TANAMAN YANG DIGUNAKAN: Daun dan seluruh tanaman.

d.

Ketepeng Cina Cassia alata L KLASIFIKASI: Ketepeng cina disebut Cassia alata L termasuk ke dalam family Leguminosae. Tanaman ini dikenal dengan anama daerah daun kupang, daun kurap, ketepeng badak, ki manila, saya mara atau kupang-kupang. SIFAT KIMIAWI: Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui, antara lain Rein aloe-emodina, rein aloe-emodina-diantron, rein aloe-emodina, asa krisofanat dan tannin. EFEK rasa FARMAKOLOGIS: hangat, Dalam farmakologi Cina dan pengibatan tradisional lain disebut bahwa tanaman ini memiliki sifat pedas, insektisidal, menghilangkan gatal-gatal, pencahar, obat cacing, obat kelainan kulit yang disebabkan oleh parasit kulit. BAGIAN TANAMAN YANG DIGUNAKAN: Efek farmakologi diperoleh dari penggunaan daun.

e.

Mengkudu Morinda Ctrifolia L. KLASIFIKASI: mengkudu disebut Morinda Citrifolia L atau Bancudus latifolia Rumph termasuk ke dalam family tumbuhan Ribiaceae, tanaman ini dikenal dengan nama daerah eodu, bengkudu, pace, kemudu, manakudu, wangkudu, ai kombo. Nama asing Indian mulberi. SIFAT KIMIAWI:tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah dikenal antara lain: Kulit akar: Morindin, morindon, aligarin-d-menthylether, soranjidiol. Buah: Lakalodi triterpenoid, damnacanthal, pro-xeronine, methoxy, formyl, hydroxyanthraquinone Daun: mengandung protein, zat kapur karoten, dan askorbin.

Bunga: Glikosida antrakinon.

Tanaman ini juga mengandung minyak menguap asam capron dan asam caprylat. Morindon merupakan zat warna merak berkhasiat pencahar. Soranjidol berkhasiat peluruh kencing dan obat cacing gelang. EFEK FARMAKOLOGIS: Menghilangkan hawa lembab pada tubuh, meningkatkan kekuatan tulang, pembersih darah, peluruh kencing, peluruh haid, pelembut kulit, obat batuk, obat cacing, pencahar dan antiseptic menignkatkan sirkulasi. BAGIAN TANAMAN YANG DIGUNAKAN: Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan akar, daun, buah, kuli batang, dan bunga. f. Saga Rambat Abrus precantorius L. KLASIFIKASI: Saga rambat disebut Abrus precantorius L atau A. frutex Rumph termasuk ke dalam family Leguminosae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah saga biji, sagi betiono, saga leutik, saga telik, walipopo, pikalo atau kalepip. SIFAT KIMIAWI: Tumbuhan ini kaya dengan berbaga kandungan kimia yang sudah diketahui antara lain: Biji: abrie, abraline, L(+)hypaphorine, choline, trigonelline, squalene, -amaryn, abressic acid, dan asam galat. Akar, batang, daun: Glycyrrhisic acid. EFEK FARMAKOLOGIS: dalam farmakologi Cina disebut tumbuhan ini memiliki sifat: Biji: pedas, pahit, netral, sangat beracun, membunuh parasit (parasiticde), anti radang, melancarkan pengeluaran nanah. Tidak dianjurkan untuk pemakaian dalam (makan/minum) Akar, batang, daun: manis, netral. Membersihkan panas, anti radang, peluruh kencing (diuretic).

Daun: penyejuk (demulcent) pada kulit dan selaput lender. Mempunyai efektifitas ekpektoran karena adanya gliserin yang memacu sekresi mukosa dari trakea. Akar: perangsang muntah (emetikum). BAGIAN YANG DIGUNAKAN: daun, akar, biji. g. Semanggi Gunung Hydrocolyle sibthorpioides Lam. KLASIFIKASI: Semanggi gunung disebut Hydrocolyle sibthorpioides Lam. atau H. rotundifolia Roxb termasuk ke dalam family tumbuhan Umbelliferae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah pegagan embun, antanan beurit, antanan lemut, andem, katepan, rending, semanggi, take cena, salatun, tikim atau patikim. SIFAT KIMIAWI: tumbuhan ini kaya dengan kandungan kimia yang sudah diketahui antara lain minyak menguap, coamarin, dan hyperin. EFEK FARMAKOLOHGIS: dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisional lain disebutkan bahwa tanaman ini memiliki sifat: rasa manis, sedikit pedas, sejuk. Menghilangkan bengkak (anti swelling), anti radang (anti inflamasi), peluruh air seni, anti biotika, penurun panas, menetralisir racun (detoxificans) dan peluruh dahak. BAGIAN TANAMAN YANG DIGUNAKAN: efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan seluruh tanaman, segar atau kering. h. Waru Landak Sesbania grandiflora (L.) Pers. KLASIFIKASI: turi disebut Sesbania grandiflora (L.) Pers. atau agate grandiflora Desva termasuk ke dalam family tumbuhan Papiliaonaceae. Tanama ini dikenal dengan nama daerah toroy, luwi, kalala, suri atau turing. SIFAT KIMIAWI: tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui antara lain

- Kulit batang: tannin, egatin, zantogetin, basorin, resin, calcium oksalat, sulfur peroksidase, zat warna. - Daun: saponin, tannin, glikoside, peroksidase, vit A dan B. - Bunga: kalsim, zat besi, gula, vit A dan B EFEK FARMAKOLOGIS: dalam farmakologi Cina disebutkan bahwa tumbuhan ibi memiliki sifat: Bunga: pelembut kulit, pencahar, penyejuk, Kulit batang: mengurangi rasa sakit (analgetik), penurun panas (antipiretik), pencahar, pengelat (astrigen), perangsang muntah, tonik. Daun: mencairkan gumpalab darah, menghilangkan sakit, pencahar ringan, peluruh kencing (diuretic) BAGIAN TANAMAN YANG DIGUNAKAN: efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan daun, kulit batang, akar, dan bunga.

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengobatan Tradisional pada Sariawan Sariawan merupakan penyakit yang ringan dan tidak menular. Ada berbagai cara untuk menyembuhkan penyakit ini , salah satunya dengan menggunakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional ini menggunakan ramuan obat yang berasal dari tumbuh tumbuhan. Beberapa Tanaman obat yang dapat dijadikan sebagai obat sariawan dan cara pengolahannya adalah sebagai berikut.
3.1.1 Mentimun

Timun ternyata bermanfaat untuk meredakan sariawan atau seriawan. Dengan memakannya setiap hari dalam jumlah cukup banyak, niscaya buah yang memberi rasa dingin di rongga mulut ini mampu meredam panas pada sariawan. Cara pengobatan dengan mentimun cukup dimakan saja. 3.1.2 Daun sirih Cara pengolahan : Ambil 1 - 2 lembar daun sirih dan dibersihkan. Siapkan air panas dalam gelas untuk merendam daun sirih. Masukkan daun sirih ke dalam gelas dan diamkan beberapa menit (tunggu sampai air terasa hangat atau sudah dingin). Nah, air rendaman tadi yang kita gunakan untuk menyembuhkan sariawan. Berkumur-kumurlah dengan air rendaman daun sirih tersebut 3-5 kali. Lakukan minimal 3x sehari. 3.1.3 Temu kunci Cara pengolahan : untuk mengatasi sariawan, ambil rimpang segar temu kunci secukupnya, kemudian bersihkan temu dengan air bersih. Temu kunci lalu di kunyah kunyah dan di telan. Selain itu, temu kunci dapat di gabungkan dengan buah pinang, di kunyah-kunyah lalu di buang. 3.1.4 Air rebusan rumput teki

Sariawan dapat diredakan dengan menggunakan air rebusan rumput teki. Karena rumput teki merupakan tanaman yang punya sifat mendinginkan (meredakan demam), menghilangkan rasa sakit (analgesic),sebagai penenang dan menambah nafsu makan. Dengan meningkatkan konsentrasi rumput teki akan sedikit waktu yang diperlukan dalam proses penyembuhan sariawan. Tetapi kita harus tetap berhati hati pada penggunaan dosis yang tepat karena apabila berlebihan kita masih belum tahu efek yang ditimbulkan di kemudian hari.
3.1.5 Belimbing wuluh.

Cara pengolahan: rebus 10 kuntum belimbing wuluh, asam jawa, gula aren dengan tiga gelas air. Tunggu hingga airnya tersisa 3/4-nya kemudian saring. Minum ramuan ini dua kali sehari. jika Anda malas meraciknya cukup dengan mengunyahnya langsung atau menempelkan potongan buah belimbing wuluh ke bagian yang terkena sariawan. Pengobatan ini akan mempercepat luka di selaput mulut Anda mengering. Bagi pengidap sakit maag perlu berhati-hati mengonsumsi belimbing wuluh. Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyebut, kandungan vitamin C yang cukup tinggi (25,8 mg/ 100 gram) dalam belimbing wulung sangat berkhasiat mengobati sariawan. Belimbing wuluh atau biasa juga disebut belimbing sayur memiliki berbagai kandungan kimia, antara lain saponin, tanin, glukosid, kalsium oksalat, sulfur, asam format, peroksida, dan kalium sitrat. Tak ada salahnya Anda menanamnya di halaman rumah atau di pot. Pemeliharaannya pun relatif mudah 3.1.6 daun saga cara pengolahan: ambil daun saga secukupnya. Daun saga yang baru dipetik, sebaiknya dijemur beberapa menit agar layu. Lalu, daun saga bisa dikunyah-kunya sampai halus untuk berkumur. 3.1.7 Kulit manggis

Cara pengolahan : Siapkan dua buah mangis masak, pisahkan isi dan kulitnya, isinya mending langsung dimakan aja. Cuci sampai bersih kulit manggis, terutama yang bagian luar. Setelah itu kulit manggis kita potong kecil kecil kira sebesar ibu jari, dan selanjutnya di rebus dengan tiga gelas air, sampai airnya berkurang menjadi setengah. Diamkan sampai dingin selanjutnya di saring airnya, untuk mengobati sariawat air saringan kulit manggis kita kunakan untuk berkumurkumur, lakukan dua kali sehari 3.1.8 Buah alpukat Buah alpukat mengandung vitamin A, vitamin E, dan vitamin C yang berguna buat menjaga kesehatan kulit dan mukosa (selaput lendir) rongga mulut. Alpukat juga mengandung tanin , yang bisa menciutkan selaput lendir yang terluka kayak sariawan. cara pengolahan: Ambil 1 buah alpukat yang udah mateng n 2 sendok makan madu murni. Kerok daging buahnya, lumatkan, trus aduk pake madu. Lakukan 1 kali sehari. 3.1.9 Daun Jambu Biji daun jambu biji juga mengandung tanin sehingga mempercepat penyembuhan sariawan. Cara pengolahan: Ambil 2 daun jambu biji yang masih muda dan segar. 1 lembar daun sirih, n setengah genggam daun saga segar. Cuci bersih, trus kunyah sampe halus. Diamkan beberapa saat di mulut, lalu ampas dibuang dan cairan yang keluar boleh ditelan. Lakukan 2-3 kali sehari.

BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengobatan secara tradisional merupakan pengobatan alami yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit, seperti halnya sariawan. Dengan menggunakan ramuan ramuan herbal alami dtai tanaman obat, seperti alpukat, daun jambu biji, belimbing wuluh dan sebagainya. Pengobatan ini digunakan secara turun temurun dalam mengatasi masalah sariawan. Selain murah dan mudah di dapatkan , hasilnya juga sangat memuaskan. Bahan- bahan yang digunakan adalah bahan alami sehingga mengurangi resikko terjadinya efek sampung yang merugikan bagi kesehatan.

4.2.

Saran Pengobatan secara tradisional kini semakin di minati di kalangan

masyarakat. Untuk itu, bagi kalangan masyarakat penting untuk mengetahui informasi yang lebih jelas tentang bagaimana cara pengolahan obat-obatan tradisional sebagai obat yang bermanfaat dalam proses penyembuhan penyakit. Pelestarian tanaman tanaman yang dapat di jadikan obat juga harus dilakukan oleh semua kalangan masyarakat, agar pengobatan secara tradisional tetap berlangsung dan menjadi alternative dalam bidang medis

DAFTAR PUSTAKA

W, Hembing,dkk. 1995.Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia.Jakarta:Pustaka Kartini Sastromidjoyo, seno. 1997. Obat asli Indonesia. Jakarta:Dian Rakyat. Anonym.1989.Obat Tradisional 1.Jogjakarta:Penerbit Kanisius

Vous aimerez peut-être aussi