Vous êtes sur la page 1sur 29

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.

VI. RESPIRASI TUMBUHAN


6.1. Pendahuluan
Semua sel aktif terus menerus melakukan respirasi, sering menyerap O2 dan meleapskan CO2 dalam volume yang sama. Namun, seperti kita ketahui, respirasi lebih dari sekedar pertukaran gas secara sederhana. Respirasi merupakan proses dimana senyawa organik tereduksi dimobilisasi dan dioksidasi dengan cara terkontrol untuk menghasilkan energi. Senyawa organik yang umum digunakan sebagai substrat respirasi adalah glukosa. Selain glukosa, pati, fruktan, sukrosa, atau gula lainnya, lemak, asam organik, dan pada keadaan tertentu bahkan protein, dapat bertindak sebagai substrat respirasi. Ringkasan reaksi respirasi (aerob) dengan substrat glukosa adalah sebagai berikut: C6H12O6 ----- 6CO2 + 6H2O + Energi ( 680 kkal) Sebagian dari energi tersebut dibebaskan selama respirasi sebagai panas (kalor). Sisanya disimpan dalam bentuk energi kimia dalam adenosin trifosfat (ATP). Bila ATP mengalami hidrolisis, energi yang dikandungnya dikeluarkan dan digunakan dalam banyak proses hidup, seperti tumbuh dan akumulasi ion. Respirasi berperan dalam dua fungsi utama, yaitu:

Menyediakan ATP dan NADH yang diperlukan untuk kelangsungan Menyediakan rangka karbon untuk sintesis metabolit intermediat primer

reaksi dan pertumbuhan. (asam amino, protein, asam nukleat, daur Krebs, cadangan biosintesis, dll) dan sekunder (terpen, penilpropanoid, isopranoid, flavonoid). Dalam proses respirasi terdapat dua senyawa yang memegang peran penting berkaitan dengan pembentukan energi sebagai tujuan respirasi, yaitu Adenosin trifosfat (ATP) dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD).

127 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.

1) Adenosin Trifosfat (ATP) ATP merupakan pembawa gugus fosfor kaya-energi dari reaksi katabolisme ke reaksi anabolisme. Pada tumbuhan, energi tersebut digunakan untuk transpor dan kerja biosintetik, kerja mekanik (seperti motor mitokondria). Perhatikan gambar 6.1. yang menjelaskan siklus ATP. ATP merupakan nukleotida yang mengandung adenin (basa), ribosa (gula), dan tiga gugus fosfat.

Ikatan fosfat adalah ikatan kaya energi. Energi tersebut digunakan untuk membentuk ikatan dan energi tersebut dilepaskan bila ikatan putus.

ATP secara terus-menerus dibentuk dan digunakan seperti tergambar berikut:

128 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.


Gbr. 6.1. Siklus ATP-ADP

2) Pembawa Elektron a). Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD)-Pembawa elektron NAD/NADP pembawa elektron kaya-energi dari reaksi katabolik ke reaksi anabolik yang memerlukan elektron. NADP umumnya terlibat dalam reaksi biosintesis dan NAD umumnya untuk transpor elektron (perhatikan gambar 6.2.) Fungsi NAD+ di dalam respirasi sellular adalah dengan membawa dua elektron dari satu reaksi ke lainnya.

NAD+ + 2H NADH + H+
Ia mengoksidasi substratnya dengan melepas dua atom hidrogen. Satu atom hidrogen terikat ke NAD+. NAD+ tereduksi menjadi NADH. NADH dapat memindahkan dua elektron(satu di antaranya adalah atom hidrogen) ke molekul lain.

Gbr. 6.2. Siklus NAD

b) FAD (Flavin Adenine Dinucleotide) FAD direduksi menjadi FADH2. Ia dapat mentransfer dua elektron ke molekul lain. FAD + 2H - FADH2

129 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.


NADH and FADH2 membawa elektron ke respirasi seluler. sistem transpor elektron dalam

6.2. Organel yang Berperan dalam Respirasi Mitokondria Mitokondria adalah organel berbentuk batang yang dapat dianggap sebagai generator energi pada sel, dengan mengubah nutrien dengan oksigen menjadi energi. Mitokondria tersebar dalam sitosol sel eukaryot. Fungsi utamanya adalah mengubah energi potensial dalam molekul bahan makanan menjadi ATP. Jumlah mitokondria di dalam sel berkorelasi dengan tingkat aktivitas metabolismenya, dari terdiri dari 1 hingga ribuan. Struktur mitokondria Mitokondria dibungkus oleh suatu selubung yang terdiri dari dua membran. Membran luar halus, tetapi membran dalamnya berlekuk-lekuk dan disebut krista. Membran dalam membagi mitokondria menjadi dua ruangan internal, yaitu ruang intermembran yang terletak di antara membran luar dan membran dalam dan matriks mitokondria yang dilingkupi oleh membran dalam (gambar 6.3).

Gbar. 6.3. Struktur mitokondria

130 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.


Membran luar Membran luar mengandung sejumlah protein membran. Protein membran ini membentuk saluran sebagai jalan masuk dan keluarnya berbagai molekul dan ion. Membran dalam Membran dalam mengandung 5 protein membran integral, yaitu: NADH dehidrogenase Suksinat dehidrogenase Sitokrom c reduktase (juga dikenal sebagai sitokrom kompleks b-c1) Sitokrom c oksidase ATP sintase

Matriks Matriks mengandung campuran kompleks enzim terlarut yang mengkatalisis respirasi asam piruvat dan molekul organik kecil lainnya. Pada matriks, asam piruvat mengalami: Oksidasi oleh NAD+ menghasilkan NADH + H+ Dekarboksilasi menghasilkan molekul:

o Karbondioksida (CO2) dan


o Asetil SKoA

6.3. Tipe Respirasi Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, respirasi dibedakan atas respirasi aerob dan respirasi anaerob. a) Respirasi aerob Respirasi aerob adalah katabolisme aerobik nutrien menjadi karbondioksida, air, dan energi, dan melibatkan sistem transpor elektron dimana molekul oksigen bertindak sebagai akseptor akhir elektron. Umumnya eukaryot dan prokaryot menggunakan respirasi aerob untuk memperoleh energi dari glukosa. Ringkasan reaksinya adalah:

C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + energi

131 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.


Perhatikan bahwa glukosa (C6H12O6 ) dioksidasi menjadi karbondioksida (CO2), sedangkan oksigen (O2) direduksi menjadi air (H2O). Respirasi aerob terdiri atas empat tahap: glikolisis, reaksi transisi yang membentuk asetil SkoA, siklus Krebs (siklus asam sitrat), dan rantai transpor elektron dan kemiosmosis. Akan dibahas lebih lanjut setiap tahap tersebut. Respirasi aerob berlangsung pada bagian sitoplasma dan mitokondria. b) Respirasi anaerob Sejumlah prokaryot dapat menyelesaikan respirasi anaerob, respirasi dimana molekul anorganik selain oksigen sebagai akseptor terakhir elektron. Sebagai contoh, bakteri reduktor sulfat dapat mentransfer elektron ke sulfat (SO42-) mereduksinya menjadi H2S. Bakteri lain, disebut reduktor nitrat, dapat mentransfer elektron ke nitrat (NO3-) mereduksinya menjadi nitrit (NO2-). 6.4. Substrat Respirasi dan Hasil Bagi Respirasi (Quotient Respiratory) 6.4.1. Substrat Respirasi Substrat untuk respirasi adalah setiap bahan organik tumbuhan yang teroksidasi sebagian (menjadi senyawa teroksidasi) atau teroksidasi sempurna (menjadi CO2 dan H2O) dalam metabolisme respiratoris. Karbohidrat merupakan substrat utama respirasi dalam sel-sel tumbuhan tinggi. Substrat untuk respirasi yang paling penting di antara karbohidrat adalah sukrosa (disakarida yang terdiri atas glukosa dan fruktosa) dan amilum (polimer dari glukosa) yang merupakan bentuk karbohidrat yang disimpan dalam sel tumbuhan (gambar 6.4). Selain itu, inulin (polimer fruktosa) juga dapat bertindak sebagai substrat, sekalipun penyebarannya terbatas pada tumbuhan tertentu. Dalam beberapa jaringan tumbuhan, selain karbohidrat, senyawa lain kadang-kadang dapat berperan sebagai substrat respirasi. Misalnya, biji jarak, mengandung banyak lemak sebagai bahan cadangan yang terdapat dalam jaringan endosperm yang mengelilingi embrio. Selama beberapa hari selama perkecambahan, lemak-lemak ini

132 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.


diubah terutama menjadi sukrosa yang selanjutnya diserap dan direspirasi oleh embrio yang sedang tumbuh.

(a)

(b)

(c) Gbr. 6.4. Struktur sukrosa (a) serta amilosa (b) dan amilopektin (c)

Pada keadaan tertentu dalam jaringan beberapa asam organik dapat digunakan sebagai substrat untuk respirasi. Misalnya,asam malat (ditimbun dalam daun tumbuhan sukulen). Protein jarang direspirasi kecuali dalam keadaan tertentu. Dalam daun yang dipetik, misalnya, penguraian protein berlangsung bersama-sama dengan penguraian karbohidrat. Pada biji yang mangandung protein sebagai cadangan makanan, protein bertindak sebagai substrat respirasi. Pemecahan amilum dan sukrosa Dalam stroma kloroplas...

Hidrolisis amilum (amilosa dan amilopektin) dikatalisis oleh -amilase (memecah secara acak), -amilase (memecah tiap ikatan kedua dari luar) dan limit dextrinase (memotong titk percabangan).

produk utama adalah disakarida maltosa, yang dikalisis menjadi glukosa oleh -glukosidase. Produk dikeluarkan dari plastida ke sitosol .

sukrosa dihidrolsisi menjadi heksosa (glukosa dan fruktosa) oleh sukrosa sintase dan invertase

133 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.

6.4.2. Kuosien Respirasi (Respiratory Quotient, RQ) Bahan apa yang digunakan sebagai substrat respirasi dapat diketahui bila Nisbah CO2 terhadap O2 disebut kuosien respirasi atau RQ. RQ = Volume karbondioksida yang dikeluarkan Volume oksigen yang digunakan volume

oksigen yang digunakan dan volume karbondioksida yang dikeluarkan dapat dihitung.

Dari nilai RQ dapat diperkirakan substrat yang digunakan dalam repirasi. Jika karbohidrat, misalnya sukrosa, fruktosa, atau amilum merupakan substrat respirasi dan jika mereka secara sempurna dioksidasi, maka volume O2 yang diambil persis sama dengan volume CO2 yang dikeluarkan. Sebagai contoh, RQ yang diperoleh dari daun berbagai jenis tumbuhan rata-rata 1,05. Biji yang sedang berkecambah dan tumbuhan serealia dan kacang-kacangan seperti kapri yang mengandung amilum sebagai cadangan makanan, juga menunjukkan nilai RQ sekitar 1,0. Tapi, biji yang banyak mengandung lemak atau minyak yang kaya hidrogen dan rendah kandungan oksigennya, RQ sering hanya 0,7, sebab cukup banyak oksigen yang diperlukan untuk mengubah hidrogen menjadi H2O dan mengubah karbon menjadi CO2. Perhatikan oksidasi asam lemak yang lazim, yaitu asam oleat: C18H34O2 + 25,5 O2 18CO2 + 17H2O; RQ reaksi ini adalah 18/25,5 = 0,71.

Secara umum, nilai RQ substrat respirasi adalah:


karbohidrat (glukosa) 1.0 protein 0.9 lemak (lipid) 0.7

Masalahnya rumit karena setiap saat berbagai jenis senyawa dapat direspirasikan, sehingga RQ yang terukur merupakan angka rerata yang bergantung dari sumbangan tiap-tiap substrat dan kandungan karbon, hidrogen dan oksigennya.

134 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.

6.5. Pembentukan gula heksosa dari karbohidrat cadangan a. Penyimpanan dan perombakan pati Pati disimpan dalam bentuk butir yang tak larut dalam air, dan mengandung molekul amilopektin bercabang dan amilosa yang tak bercabang. Pati yang terhimpun di dalam kloroplas selama fotosintesis merupakan cadangan karbohidrat terbanyak di daun sebagian besar tumbuhan. Pati yang dibentuk di amiloplas organ penyimpan hasil dari translokasi sukrosa atau gula bukan pereduksi lainnya juga merupakan substrat respirasi yang utama dari organ penyimpan. Sel parenkim di akar dan batang umumnya menyimpan pati/Umbi kentang kaya akan amiloplas yang mengandung pati, dan sebagian besar pati ini hilang oleh respirasi dan translokasi gula dari bagian umbi yang ditanam untuk tanaman baru. Jaringan penyimpan endosperm atau kotiledon dari berbagai biji mengandung banyak pati dan sebagian besar akan hilang selama pertumbuhan kecambah. Pada jagung (contoh) hanya beberapa molekul glukosa yang berasal dari pati yang dioksidasi menjadi CO2 danH2O. Molekul glukosa lainnya diubah menjadi molekul sukrosa di dalam skutelum, dan kemudian diangkut ke akar dan batang yang sedang tumbuh, dan di situ sebagian terespirasi seluruhnya dan sebagian lagi diubah menjadi bahan dinding sel, proein, dan bahan lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhan bibit. Sebagaian besar langkah dalam proses perombakan pati menjadi glukosa dikatalisis oleh tiga macam enzim, walaupun ada enzim lainnya yang masih diperlukan untuk melengkapi proses tersebut. Katiga enzim tersebut adalah -amilase, -amilase, dan fosforilase. Dari ketiganya, hanya -amilase yang dapat menyerang butir pati secara utuh, sehingga bila -amilase dan fosforilase terlibat, diduga mereka bekerja pada produk pertama yang dilepas oleh -amilase. Titik-titik yang diserang oleh enzim tersebut diperlihatkan pada gambar 6.5.

135 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.

6.5. Tahapan Respirasi 6.5.1. Glikolisis dan Fermentasi - konversi heksosa menjadi piruvat
(a) Glikolisis

Glikolisis adalah pemecahan molekul glukosa (berkarbon-6) menjadi dua molekul piruvat (berkarbon-3), 2NADH +2H+, and 2 ATP sebagai hasil fosforilasi tingkatsubstrat, seperti ditunjukkan dalam bagan berikut (Gambar 6.5). Glikolisis berlangsung dalam sitoplasma sel. Keseluruah reaksi adalah:

glukosa (6C) + 2 NAD+ + ADP +2 fosfat inorganik (Pi) 2 piruvat (3C) + 2 NADH + 2 H+ + 2 ATP

Glikolisis juga menyediakan metabolit sebagai prekursor (zat mula), seperti ditunjukkan dalam diagram berikut (perhatikan senyawa bertulis warna coklat.

136 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.

Gbr. 6.5. Jalur Glikolisis dan fermentasi

Glikolisis tidak memerlukan oksigen dan dapat terjadi pada kondisi aerob dan anaerob. Namun, selama respirasi aerob, dua NADH tereduksi mentransfer proton dan elektron ke rantai transport elektron untuk menghasilkan ATP dengan cara fosforilasi oksidatif. Jalur Glikolisis tediri dari 9 tahap (langkah),masing-masing dikatalisis oleh enzim. Bagian 1 -Fruktosa 1,6 Bis phosphate (FBP) dihasilkan dari pemecahan amilum dan sukrosa dengan digerakkan oleh ATP. 1. Untuk memulai glikolisis pada sel eukaryot, molekul ATP dihidrolisis untuk

memindahkan gugus fosfat ke C-6 glukosa dan terbentuk Glukosa-6-fosfat (G-6-P).

137 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.

Pada prokaryot, konversi fosfoenolpiruvat (PEP) menjadi piruvat menyediakan energi untuk mengangkut glukosa melintasi membran sitoplasma, dan dalam proses ini, gugus fosfat ditambahkan ke glukosa untuk menghasilkan glukosa-6-fosfat (G-6-P).

2.

Glukosa-6-fosfat mengalami isomerasi menjadi fruktosa-6-fosfat (F-6-P)

3.

Molekul kedua ATP dihidrolisis untuk memindahkan gugus fosfat ke atom C-1 Fruktosa-1,6bisfosfat dipecah menjadi dua molekul berkarbon 3: gliseraldehid-3-

F-6-P membentuk fruktosa-1,6bisphosphat.

4.

fosfat (G-3-P) dan dihidroksiaseton fosfat (DHAP). DHAP selanjutnya diepimerasi menjadi G-3-P (dengan demikian, kini terdapat dua molekul G-3-P). Kedua molekul G-3-P selanjutnya masing-masing akan melanjutkan tahapan jalur glikolisis.

138 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S. Bagian2


-PGA dikonversi menjadi piruvat via Phosphoenol pyruvate (PEP) Masing-masing dari kedua molekul G-3-P teroksidasi, energi yang terlepas digunakan untuk menambahkan gugus fosfat anorganik (Pi) untuk membentuk dua molekul 1,3-bifofogliserat dengan kandungan ikatan fosfat berenergi tinggi. Dalam oksidasi tersebut, dua NAD+ direduksi untuk membentuk 2NADH + 2H+

Dalam respirasi aerob, 2NADH + 2H+ menyerahkan proton dan elektron ke rantai transpor elektron untuk menghasilkan ATP melalui fosforilasi oksidatif. 6. Kedua molekul 1,3 bifosfogliserat dikonversi menjadi 3-fofogliserat. Gugus fosfat berenergi tinggi ditambahkan ke ADP sehingga terbentuk 2 ATP dengan cara fosforilasi tingkat-substrat.

7. Dua molekul 3-fosfogliserat diubah menjadi dua molekul 2-fosfogliserat.

139 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.

8. Dengan melepas molekul air, molekul 2-fosfogliserat fosfoenolpiruvat (PEP) yang memiliki ikatan fosfat berenergi tinggi.

9. Dua molekul (PEP) dikonversi menjadi dua molekul piruvat. Gugus fosfat berenergi-tinggi ditambahkan ke ADP, sehingga terbentuk 2 ATP dengan cara fosforilasi tingkat-substrat.

-Konservasi energi - 4 ATP dan 2 NADH dihasilkan per mol heksosa (tidak ada CO2 yang dikeluarkan atau O2 yang dibutuhkan)

140 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.


-fermentasi pada kondisi anerob, piruvat + NADH dikonversi menjadi laktat atau umumnya etanol -NAD diperlukan untuk mengoksidasi Gliseraldehid 3 Phosphat selama glikolisis

(b) Fermentasi
Walaupun glikolisis dapat berfungsi dengan baik tanpa O2 oksidasi lebih lanjut dari piruvat dan NADH oleh mitokondria memerlukan oksigen. Karen aitu, bila O2 terbatas, NADH dan piruvat mulai tertimbun. Pada keadaan ini, tumbuha menjalankan fermentasi (respirasi anaerobik), membentuk etanol dan asam laktat, seperti terlihat pada gambar 6.6. Fermentasi adalah pemecahan karbohidrat secara anaerob dimana molekul organik merupakan akseptor elektron akhir. Tidak melibatkan sistem transpor elektron. Etanol atau asam laktat, atau keduanya merupakan produk fermentasi, bergantung pada aktivitas tiap-tiap dehidrogenase yang ada. Pemecahan parsial glukosa memberikan energi yang lebih sedikit, bersih 2 ATP per mol glukosa melalui fosforilasi tingkat-substrat, Hanya melibatkan glikolisis, dan Ditemukan pada bakteri anaerob dan anaerob fakultatif.

(1) Glikolisis selama Fermentasi Fungsi : selama repirasi aerob, glikolisis memecah molekul glukosa menjadi dua molekul piruvat, 2NADH+2H +, dan 2 ATP(net) sebagai hasil respirasi tingkatsubstrat. Glukosa + Karena tidak 2NAD+ + 2ADP + 2Pi 2piruvat + 2NADH + 2H+ + 2ATP terdapat sistem transpor elektron, proton dan elektron yang

disumbangkan oleh molekul intermediat sebelumnya selama glikolisis, tidak

141 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.


menghasilkan tambahan ATP. Sebagai ganti, mereka berkombinasi dengan koenzim NAD+, molekul organik yang bertindak sebagai akseptor elektron dan proton akhir, merduksinya menjadi NADH + H+. Dua molekul asam piruvat dikonversi melalui satu dari dua jalur dalam proses fermentasi (Perhatikan gambar 6.6.). (2) Produk Akhir Fermentasi Beberapa produk akhir fermentasi yang dihasilkan oleh mikroorganisme sangat menguntungkan manusia dan menjadi dasar sejumlah industri (seperti industri makanan dan minuman). Beberapa contoh produk akhir fermentasi adalah :
o o o o

Saccharomyces: etil alkohol dan CO2 Streptococcus dan Lactobacillus: asam laktat Propionibacterium: asam propionat, asam asetat, dan CO2 Escherichia coli: asam asetat, asam laktat, asam suksinat, etil alkohol, CO2, dan H2 Enterobacter: asam format, etil alkohol, 2,3-butanediol, asam laktat, CO2, dan H2 Clostridium: asam butirat, butil alkhol, aseton, isopropil alkohol, CO2, and H2

142 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.

Gambar 6.6 6.5.2. REAKSI TRANSISI ANTARA GLIKOLISIS DAN SIKLUS KREBS Untuk memasuki siklus asam sitrat, piruvat dari glikolisis harus mengalami reaksi transisi. Piruvat (berkarbon-tiga) dikonversi menjadi dua asetil (berkarbon-dua) dengan melepas karbonil sebagai CO2. Gugus asetil selanjutnya berlekatan dengan Koenzim A membentuk asetil Koenzim A (asetil-KoA). Sewaktu gugus asetil dioksidasi menjadi asetil-KoA, dua molekul NAD+ direduksi menjadi 2NADH + 2H+.

143 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.


Kedua molekul asetil-KoA selanjutnya memasuki siklus asam sitrat. Sementara itu 2NADH yang dihasilkan menyerahkan elektronnya ke sistem transpor elektron yang nantinya akan menghasilkan ATP melalui cara fosforilasi oksidatif.

6.5.3. SIKLUS ASAM SITRAT (Daur Krebs atau siklus asan trikarboksilat)
Dalam matriks mitokondria

Oksidasi sempurna piruvat menjadi CO2 dan NADH (8 tahap reaksi

enzimatik) Dimulai dengan dekarboksilasi oksidatif piruvat (3C) menjadi asetil KoA

(2C), dikatalisis oleh piruvat dehidrogenase Asetil KoA (2C) berkondensasi dengan dengan oksaloasetat (4C) untuk Berlangsung oksidasi, dekarboksilasi yang pada akhirnya menghasilkan

membentuk sitrat (5C), dikatalisis oleh sitrat sintase oksaloasetat


FADH2

Hasil bersih per mol poiruvat : 4 NADH, 1 FADH2), 1 ATP, 3 CO2

ditaambah regenerasi oksaloasetat. Terjadi dua kali siklus untuk menghasilkan 6 CO2, 4 ATP, 10 NADH, 2

Pada sel prokaryot, siklus asam sitrat berlangsung dalam sitoplasma sedangkan pada sel eukaryot, siklus asam sitrat berlangsung dalam matriks mitokondria. Keseluruhan reaksi siklus Krebs adalah :

2 asetil KoA + 6 NAD+ + 2 FAD + 2 ADP + 2 Pi 4 CO2 + 6 NADH + 6 H+ + 2 FADH2 + 2 ATP + Ko-SH

Siklus

Asam

Sitrat

menyediakan

serangkaian

senyawa

intermediat

yang

menyumbangkan proton dan elektron ke rantai transpor elektron dengan cara merduksi koenzim NADH dan FADH2. Rantai transpor elektron selanjutnya menghasilkan ATP dengan cara fosforilasi oksidatif. Siklus asam sitrat juga menghasilkan 2 ATP dengan cara fosforilasi tingkat-substrat.

144 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.


Sebagai tambahan, selain menghasilkan ATP, siklus asam sitrat juga berperan penting dalam aliran karbon dalam sel dengan mensuplai metabolik prekursor untuk berbagai jalur biosintesis. Siklus asam sitrat terdiri dari 8 tahap (langkah), masing-masing dikatalisis oleh enzim (Gambar 6.7.).

1
8 2

4 6 5

Gbr. 6.7. Siklus Krebs

1.Siklus asam sitrat dimulai bila Koenzim A 2-karbon gugus asetil ke senyawa 4-C
oksaloasetat untuk membentuk molekul 6-C sitrat.

145 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.


2. Sitrat mengalami isomerisasi membentuk isositrat.

3.Isositrat (berkarbon enam) dioksidasi dan molekul CO2 dilepas menghasilkan


berkarbon-lima, -Ketoglutarat. Pada saat bersamaan, NAD+ direduksi menjadi NADH + H+.

4.-Ketoglutarat dioksidasi, CO2 dilepas, dan Koenzim-A ditambahkan untuk


membentuk senyawa berkarbon-empat, suksinil-KoA. Saat oksidasi, NAD+ direduksi menjadi NADH + H+.

146 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.

5.Koenzim A dilepas dari suksinil-KoA untuk menghasilkan suksinat. Energi yang


dikeluarkan digunakan untuk membentuk guanosin trifosfat (GTP) dari guanosin difosfat (GDP) dan Pi dengan cara fosforilasi tingkat-substrat. GTP dapat digunakan untuk membentuk ATP.

6.Suksinat dioksidasi menjadi fumarat. Saat oksidasi, FAD direduksi menjadi FADH2.

7. Air ditambahkan ke fumarat untuk membentuk malat.

147 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.

8.Malat dioksidasi untuk menghasilkan oksaloasetat, senyawa yang merupakan


pengawal (starting) siklus asam sitrat.

NADH + H+ dan FADH2 membawa proton dan elektron ke rantai transport elektron untuk menghasilkan ATP dengan cara fosforilasi oksidatif.

6.5.4. Sistem Pengangkutan Elektron dan Fosforilasi Oksidatif


NADH yang terdapat di mitokondria berasal dari tiga proses utama : siklus Krebs, glikolisis, dan (di dalam daun) oksidasi glisin yang dihasilkan fotorespirasi. Bila NADH dioksidasi, akan dihasilkan ATP. Pembentukan ATP ini berlangsung dengan cara transfer elektron melalui beberapa senyawa-antara sebagai pembawa elektron. Pembawa elektron ini merupakan sistem pengangkutan-elektron (SPE, Gambar 6.7). Pembentukan ATP dengan cara transfer elektron dalam SPE, disebut fosforilasi oksidatif. Proses transfer elektron diringkas sebagai berikut :

Elektron mengalir dari NADH ke air melalui rangkaian kompleks (I-IV)

makromolekul menggunakan O2 sebagai akseptor akhir elektron.

148 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.


Gradien proton digunakan untuk menghasilkan ATP melalui ATP Sintase Pompa proton melintasi membran terjadi pada kompleks I (2H+/2e),

Kompleks III (4H+/2e) dan Kompleks IV (2H+/2e) 3 ATP per NADH yang dioksidasi, 2ATP per FADH2 teroksidasi.

Gbr. 6.7. Sistem pengangkutan elektron

149 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S. ATP YANG DIHASILKAN PADA RESPIRASI AEROB (TEORITIS)
Menentukan secara pasti jumlah ATP yang dihasilkan pada respirasi aerob sangat sulit. Jumlah ATP yang dihasilkan sesungguhnya tidak selalu tetap. Untuk setiap pasangan elektron yang diangkut ke rantai transpor elektron oleh meloekul NADH, dihasilkan antara 2 dan 3 ATP, sedangkan oleh FADH2, dihasilkan antara 1 dan 2 ATP. Pada sel eukaryot, tidak seperti prokaryot, NADH terbentuk di sitoplasma selama glikolisis harus diangkut melintasi membran mitokondria sebelum elektron dilepas ke dalam rantai transpor elektron dan untuk hal ini memerlukan energi. Karena itu, hanya dihasilkan antara 1 dan 2 ATP. Guna penyederhanaan, kita akan menggunakan ATP maksimum yang dihasilkan secara teoritis untuk setiap molekul glukosa yang diokasidasi secara aerob. Kita menggunakan asumsi bahwa setiap pasangan elektron yang diangkut melalui rantai respirasi dari NADH, dihasilkan 3 ATP. Untuk pasangan elektron dari FADH2, dihasilokan 2 ATP. Namun untuk diketahui, sesungguhnya jumlah ATP yang dihasilkan lebih kecil. Dengan menggunakan asumsi seperti di atas, untuk satu molekul glukosa yang dioksidasi pada prokayot akan dihasilkan ATP sebagai berikut: Tipe sel Tahap Pembentukan Glikolisis Reaksi Transisi Daur Krebs Sumber tingkat-substrat oksidasi, 2NADH Oksidasi, 2NADH tingkat-substrat oksidasi, 6NADH Oksidasi, 2FADH2 Jumlah (teoritis) tingkat-substrat oksidasi, 2NADH Oksidasi, 2NADH tingkat-substrat oksidasi, 6NADH Oksidasi, 2FADH2 Jumlah (teoritis) ATP 2 6 6 2 18 4 38 2 4-6* 6 2 18 4 36-38

Prokayot

Fosforilasi Fosforilasi Fosforilasi Fosforilasi Fosforilasi Fosforilasi

Glikolisis Reaksi Transisi Daur Krebs

Eukaryot

Fosforilasi Fosforilasi Fosforilasi Fosforilasi Fosforilasi Fosforilasi

*) tergantung bagaimana 2 NADH dihasilkan selama glikolisis memasuki mitokondria, apakah dihasilkan 2 atau 3 ATP per NADH

150 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S. GLUKONEOGENESIS


Glukoneogenesis adalah konversi fosfoenolpiruvat menjadi fruktosa bifosfat, selanjutnya menjadi glukosa dalam reaksi kebalikan glikolisis. Metabolisme ini terutama sekali berlangsung selama perkecambahan biji yang kaya dengan lemak. Seperti diketahui bahwa siklus glioksilat dalam glioksisom mengambil asam lemak dari hidrolisis trigliserida dalam badan lemak dan mengubahnya menjadi suksinat. Dalam mitokondria, suksinat diubah menjadi malat. Selanjutnya di dalam sitosol, malat dikonversi menjadi oksaloasetat yang selanjutnya dikonversi menjadi fosfoenolpiruvat (PEP). PEP dikonversi menjadi sukrosa dengan glukoneogenesis. Selanjutnya digunakan untuk mendukung pertumbuhan kecambah hingga memasuki fase pertumbuhan autotrof (lihat Gambar 6.8).

151 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.

Gbr. 6.8. Jalur Glioksilat dan Glukoneogenesis

6.7. Jalur Pentosa Fosfat Jalur pentosa fosfat (PPP) juga dikenal sebagai jalur oksidatif pentosa fosfat atau pentosa fosfat shunt atau jalur fosofglukonat. Beberapa senyawa PPP juga anggota siklus Calvin, tempat gula fosfat disintesis di kloroplas. Perbedaan utama antara siklus Calvin dan PPP ialah pada PPP gula fosfat tidak disintesis melainkan dirombak. Dalam hal ini, reaksi PPP serupa dengan reaksi pada glikolisis. Di samping itu, glikolisis dan PPP juga mempunyai pereaksi tertentu

152 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.


yang lazim, dan keduanya terjadi terutama di sitosol, sehingga kedua lintasan saling terjalin. Satu perbedaan penting ialah di PPP penerima elektronnya selalu NADP +, sedangkan di glikolisis penerima elektronnya ialah NAD+. Garis besar reaksi jalur PPP tertera pada gambar 6.9. Hal-hal penting berkaiatan dengan jalur PPP adalah:

Jalur paralel glikolisis dalam sitosol (mulai dengan G6P) Melibatkan gula 3C 7C seperti halnya siklus Calvin Reasi oksidasi reduksi menghasilkan NADPH penyumbang elektron

untuk menggerakkan reaksi reduksi. Juga menghasilkan gula fosfat yang akan bertindak sebagai rangka-C

untuk ribosa, deoksiribosa, dan lainnya. Terdapat tiga fungsi penting dari PPP, yaitu: 1. dihasilkannya NADPH, senyawa yang penting dalam reaksi biosintesis. dihasilkannya eritrosa-4-fosfat, yang penting sebagai senyawa pereaksi dihasilkannya ribulosa-5-fosfat sebagai prazat yang diperlukan pada unit

Selain itu, NADPH dapat dioksidasi oleh mitokondria tumbuhan membentuk ATP.

2. 3.

awal pada pembentukan berbagai senyawa fenol, seperti antosianin dan lignin. ribosa dan deoksiribosa di nukleotida, termasuk yang ada di RNA dan DNA.

153 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.

Gbr. 6.9. Jalur Pentosa Phosphat (PPP)

6.8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi


Respirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan, yaitu: a. Ketersediaan substrat Respirasi bergantung pada tersedianya substrat; tumbuhan yang kelaparan, yang kandungan pati, fruktan atau gulanya rendah, melakukan respirasi pada laju yang rendah.

154 Biologi UNM, 2008

Fisiologi Tumbuhan Drs. Ismail, M.S.


b. Ketersediaan oksigen Pasokan O2 juga mempengaruhi respirasi, tetapi peranannya sangat berbeda, bergantung pada jenis tumbuhan dan bahkan bagian tumbuhan.

c. Cahaya: mengurangi kecepatan respirasi pada cahaya rendah, kemungkinan


berkaitan dengan rendahnya kecepatan pertumbuhan.

d. Temperatur: meningkat secara eksponesial antara 5-25oC, di atas 25oC mulai


menurun dan berhenti pada 50oC.

==

Metabolisme Lipid
Lipid yang tersimpan dalam biji harus dikonversi menjadi gula sebelum digunakan untuk respirasi

Dimulai dengan konversi trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol Asam lemak dioksidasi- menjadi asetil KoA dalam glioksisom Dari asetil KoA, siklus Glioksilat (Lihat gambar 6.8) menghasilkan malat Malat dikeluarkan ke sitosol, dikonversi menjadi asam oksaloasetat,

dan suksinat selanjutnya menjadi PEP.

155 Biologi UNM, 2008

Vous aimerez peut-être aussi