Vous êtes sur la page 1sur 11

BAB I PENDAHULUAN

Banyak koperasi gagal dan pengurusnya mengeluh karena kekurangan modal koperasi sebagai badan usaha ekonomi yang harus bersaing dengan perusahaan swasta lain dalam lapangan yang sama seringkali tidak kuat berdiri dan akhirnya macet. Anggota lebih suka berhubungan dengan perusahaan swasta daripada koperasi, meskipun keuntungan yang diperoleh jelas untuk mereka sendiri. Kekurangan modal ini adalah gejala yan lumrah dan tidak ada resep yang mujarab yang dapat mengobati sekaligus selesai. Apa yang dapat kita usahakan hanyalah untuk memahami seaik-baiknya dab mengatasinya sejauh mungkin. Kalau perusahaan swasta dan negara sering mengalami kekurangan modal, koperasi akan mengalaminya lebih parah lagi. Orang yan mempunyai modal berhadapan dengan dua alternatif : 1. Meminjamkannya dengan memperoleh bunga yang besarnya sudah ditentukan. 2. Menanamkan secara langsung modal itu baik dalam perusahaan orang lain, dengan memperoleh untung sesuai dengan maju mundurnya perusahaan itu dengan resiko sebagai tantangannya.

Dalam hal yang pertama, modal dapat dipinjamkan kepada bank swasta / negara, dapat pula dipinjamkan pada perusahaan. Semuanya dengan bunga yang tergantung pada kekuatan pasar atau ketentuan dari pemerintah. Bank swasta mungkin dapat memberikan bunga yang lebih tinggi daripada bank pemerintah, tetapi juga dengan resiko yang lebih besar, perusahaan barang-barang dan perdagangan dapat memberi bunga yang lebih tinggi lagi tetapi juga dengan resiko yang lebih besar lagi. Negara terutama menanam modalnya di perusahaan-perusahaan negara didasarkan pada kepentingan publik, bukan untung semata-mata. Semua itu, baik modal yang dipinjamkan maupun yang ditanamkan langsung, memberikan penghasilan bunga atau keuntungan yang menarik buat pemilk modal. Lain sekali halnya dengan koperasi. Renungkanlah sejenak, berapa banyak jumlah orang yang memiliki modal, bersedia meminjamkannya pada koperasi. Bahkan yang menanamkan langsung dalam koperasi hampir tidak ada. Hal ini jangan dikacaukan dengan pengarahan simpanan pokok dan wajib anggota, sebab ini merupakan keharusan anggota. Yang dimaksudkan disini adalah orang yang memiliki modal baik anggota ataupun bukan yang bersedia menanamkan modalnya atau meminjamkan uangnya kepada koperasi. Hal ini disebabkan koperasi bukan badan usaha yang menarik bagi penanam modal dan memang tidak dimaksud demikian, walaupun ada modal yang ditanam ( bentuk pinjaman ) bunganya sangat rendah. Uraian tersebut diatas bermaksud menyadarkan kita bahwa koperasi tersebut lebih sulit dari perusahaan swasta lainnya karena orang berpikir dua kali menanamkan modalnya di koperasi bila dibandingkan dengan perusahaan swasta, kecuali ada orang berjiwa sosial terhadap kehidupan koperasi. Disamping hal tersebut diatas, anggota koperasi menganggap koperasi sebagai perangkap, sebab

anggota disudut menyimpan setiap saat dan bila diperlukan uang tersebut walaupun sudah keluar sebagai anggota sulit untuk diambil kembali, atau karena suatu kebutuhan mendesak. Jadi diharapkan kepada koperasi dimasa mendatang hendaknya memberi kemudahan pengambilan kembali uang anggotanya semudah anggota menyerahkan simpanan pokok dan wajibnya, sepanjang koperasi tidak membahayakan anggota lain.

BAB II PERHITUNGAN KEBUTUHAN MODAL

Pada waktu koperasi baru didirikan dan pada saat tertentu sesudah sebuah koperasi berjalan, dibutuhkan untuk kelangsungan hidup koperasi. Perhitungan ini dibuatkan didalam rencana anggaran belanja koperasi. Oleh karena ini bagi pengurus koperasi yang baru perlu mengetahui pos-pos penggunaan modal pada koperasi serta sumber-sumber modal koperasi. Pada pokoknya ada empat macam penggunaan modal koperasi : 1. Modal untuk organisasi. Penggunaan modal ini terutama pada koperasi yan baru didirikan. Bagi pengurus yang baru hendaknya banyak bertanya kepada koperasi-koperasi yang telah lama berdiri atau kepada petugas Dinas Koperasi tentang biaya-biaya yang diperlukan, misal : biaya rapat, biaya cetak, biaya administrasi. 2. Modal untuk alat perlengkapan Biasanya disebut-sebut dengan modal tetap ( fixed assets ) karena umur peralatan yang dibeli berumur lama lebih dari setahun. Misalnya : alat perlengkapan kantor (seperti : meja, kursi, mesin tik, gudang, timbangan, alat pengangkutan, peralatan mesin dan lain-lain) 3. Modal kerja atau modal lancar Pengeluaran biaya untuk kegiatan operasional koperasi. Barang-barang yang dibeli merupakan barang-barang habis pakai sebagai perlengkapan kerja sehari-hari seperti : pensil, tinta, kertas, karbon, dan lain-lain. Disamping itu modal lancar dapat dikeluarkan untuk upah, uang jasa pengurus, pegawai, pajak. Khusus koperasi konsumsi modal lancar untuk pembelian barang-barang yang dijual. 4. Modal untuk uang muka Uang ini digunakan untuk membayar barang-barang yang diserahkan kepada koperasi dalam produksi seperti : karet, kopra, perikanan, lada. Sebelum hasil bumi itu dapat dijual oleh koperasi maka anggota membutuhkan uang. Mereka mengharapkan menerima uang ini pada waktu menyerahkan hasilnya pada koperasi. Uang ini adalah uang muka, karena hasil penjualan yang sebenarnya baru diterima nanti sesudah koperasi dapat menyerahkan hasil bumi itu kepada pembeli.

BAB III SUMBER MODAL KOPERASI

Sumber modal koperasi berasal dari empat sumber yaitu : 1. ANGGOTA : dalam hal ini keuangan yang menjadi modal koperasi didapat langsung dari anggota : a. Simpanan pokok adalah simpanan yang harus dipenuhi oleh setiap orang pada waktu mulai menjadi anggota suatu koperasi. Besar simpanan pokok untuk setiap anggota sama dan tetap. Simpanan pokok baru dapat diminta kembali bila anggota keluar dari keangotaan. Simpanan pokok digunakan oleh koperasi sebagai modal pokok, dan modal ini sebagai modal resiko. Mengingat modal disimpan di koperasi, digunakan oleh koperasi penyimpanannya yaitu anggota, menanggung resiko rugi dan untung sesuai dengan kehidupan koperasi. b. Simpanan wajib adalah simpanan yang diwajibkan kepada anggota untuk membayar pada waktu dan kesempatan tertentu misal : sebulan sekali atau setiap kali memasukkan hasil bumi ke koperasi. Simpanan ini dapat diminta kembali dengan cara yang ditentukan koperasi misal : sesudah jangka waktu tertentu, atau sekian persen dari jumlah total sewaktu-waktu. c. Simpanan manasuka / sukarela adalah simpanan yang besar dan waktunya tidak menentu tergantung pada kerelaan anggota, atau perjanjian antara anggota dengan koperasi. Simpanan sukarela dapat berupa simpanan giro : boleh diminta kembali sesudah jangka waktu tertentu menurut perjanjian dan diberi bunga, simpanan khusus untuk maksud tertentu misalnya untuk lebaran. Begitulah sumber-sumber modal di negara kita. Dan untuk negara-negara barat, sumber lainnya hampir sama tapi namanya berlainan misal : Penjualan saham biasa : saham ini mempunyai deviden yang besarnya tidak ditentukan terlebih dahulu, dijual pada anggota yang berarti mempunyai hak suara. Saham utama : mempunyai deviden yang besarnya ditentukan lebih dulu, dijual kepada anggota dan bukan anggota dan tidak mempunyai hak suara. Promes ( promissory notes ) yang dijual kepada anggota.

2. PINJAMAN Seringkali koperasi yang sudah dapat mengumpulkan modal dari anggotanya pada masamasa permulaan usaha koperasi,merasa tidak cukup untuk berusaha. Apalagi jika uang dari anggota belum terkumpul semua. Karena itu pinjaman adalah sumber yang sering digunakan oleh koperasi, pinjaman ini dapat diperoleh dari anggota, dari perorangan bukan anggota dari koperasi lain, misal: primer dari pusat atau pusat dari induk, perusahaan swasta dan lain-lain. Oleh karena berasal dari pinjaman, misal ini disebut Loan capital : yang mengandung resiko yang relatif lebih kecil dari pada equity capital seperti berbagai simpanan tersebut diatas.

Pinjaman dari perorangan agak jarang sebab sudah diterangkan diatas bunganya terbatas, sehingga orang lebih tertarik untuk meminjamkan pada usaha dagang, misalnya : pinjaman dari perusahaan lain biasanya adalah untuk jangka pendek, berhubung suatu bagian yang menjadi obyek dan kepentingan bersama. Akhirnya sumber pinjaman yang paling penting bagi koperasi adalah dari bank, karena itu pula bidang ini akan dibahas lebih lanjut. Di negara barat sering juga koperasi menjual obligasi kepada siapa saja, tanpa memberikan hak suara, tapi di negara kita cara ini sama sekali tidak di kenal. 3. DANA CADANGAN Sumber ini dapat diperoleh sesudah sebuah koperasi berjalan bertahun-tahun dan tidak menderita rugi atau menderita rugi tetapi dapat ditutup kembali. Yang dimaksud dengan dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Hasil usaha yang berupa dana cadangan dapat terwujud karena pembayaran yang diserahkan oleh anggota untuk pembelian barang / penyetoran pinjaman kepada koperasi berikut bunga/keutungan terdapat bagian dari cadangan untuk koperasi yang dihitung setiap akhir tahun buku. Ada juga cara lain untuk menentukan dan memperoleh modal dari hasil usaha sebelum tutup tahun yaitu apa yang disebut sisihan. Kemungkinan yang paling besar untuk menjalankannya adalah daam koperasi produksi. Caranya adalah : dengan menyisihkan beberapa puluh sen atau beberapa rupiah setiap satu satuan yang dapat dijualkan oleh koperasi. Akhirnya suatu cara unik dalam koperasi mengumpulkan modal berputar yang akan dibahas pada paragraf khusus. 4. PENANAM MODAL Sumber ini jarang didapat di negara kita karena banyaknya saluran penanaman modal dengan penghasilan yang lebih menarik daripada koperasi. Pemilik modal lebih suka menanam modalnya di usaha-usaha lain. Lagi pula koperasi memang tidak dimaksudkan sebagai badan tempat penanaman modal, karena itu sumber ini tidak berarti banyak bagi koperasi, namun perlu diusahakan.

BAB IV KREDIT BANK

Kredit bank merupakan sumber pembiayaan yang paling murah, tetapi belum tentu yang paling mudah di dapat. Pada prinsipnya semua koperasi diizinkan meminjam uang dari bank. Disamping bank ada juga koperasi kredit yang memberikan pinjaman kepada koperasi primer dan menerima simpanan dari anggota, berarti koperasi berfungsi sama seperti bank. Kredit bank ada baiknya diberikan secara langsung kepada koperasi yang membutuhkannya hal ini berarti pengenaan bunga pinjaman lebih ringan. Untuk koperasi produksi kredit dapat diberikan kepada koperasi primer atau tingkat diatasnya, dalam hal ini kita harus membedakan tiga macam tujuan penggunaan kredit. 1. Untuk produksi 2. Untuk pengolahan lebih lanjut 3. Untuk pemasaran hasil produksi Adanya tiga macam tujuan dalam koperasi produksi tersebut sesuai kenyataannya bahwa koperasi produksi tidak menciptakan guna bentuk, tempat, waktu sebagaimana halnya pada industri swasta. Berarti koperasi produksi hanya mengasilkan produk bahan baku/barang setengah jadi. JAMINAN KREDIT Setiap penjamin dari bank, siapa pun yang meminjam harus disertai jaminan/tanggungan. Keharusan adanya jaminan ini bagi bank akan memudahkan pengembalian uang yang telah dilepaskannya sebaliknya juga bagi peminjam akan mendorong untuk bekerja keras melunasi utangnya, sebab nilai jaminan lebih tinggi dari pada hutangnya. Karena persoalan jaminan ini, maka banyak koperasi yang merasa berat, enggan meminjam, yang merasa terlalu banyak campur tangan dari bank ke dalam urusan intern koperasi. Bagi bank sendiri jaminan ini disamping kemampuan membayar kembali hutang, merupakan faktor yang menentukan dalam pemberian kredit. Karena itu sebelum mengajukan permintaan kredit sebaiknya diketahui apa-apa yang berhubungan dengan jaminan. Dalam kredit koperasi ada tiga golongan jaminan,yaitu : 1. JAMINAN MATERIAL Jaminan material adalah jaminan berupa benda, berkedudukan sebagai jaminan primer. Jaminan benda ini terdiri dari empat golongan : a. Harta milik berupa benda tetap/tidak bergerak seperti rumah, tanah, bangunan. Benda tetap ini dapat milik koperasi, anggota pengurus atau milik anggota biasa. Untuk milik pengurus atau anggota biasa biasanya memerlukan ketentuan-ketentuan tambahan. Harta milik pengurus

hanya baik untuk koperasi yang baru berjalan ketika koperasi tersebut belum puya apa-apa. Harta milik anggota baru menjadi tanggungan sesudah ada persetujuan dalam rapat anggota. b. Barang dagangan koperasi produksi, sebaiknya tersimpan di gudang koperasi dengan bukti tertentu. c. Simpanan koperasi, syaratnya adalah bahwa simpanan tadi harus disetor dan disimpan di bank untuk kemudian dibukukan. Simpanan ini dapat dijadikan jaminan primer atau tambahan. d. Jaminan materil berupa dana/cadangan baik yang disediakan oleh pemerintah, bank sendiri ataupun koperasi. Dana yang disediakan oleh bank atau koperasi peminjaman prakteknya diadakan dengan pungutan khusus dari anggota koperasi.

2. JAMINAN POTENSIAL Yang dimaksud dengan jaminan potensial ialah kemampuan koperasi untuk membayar kembali. Dalam anggaran dasar koperasi pasti ada ketentuan tentang tanggungan anggota atas kredit yang diterima koperasi. Tanggungan anggota ini dapat terdiri dari : a. Tanggungan terbatas b. Tanggungan tidak terbatas Tanggungan terbatas maksudnya terbatas sampai jumlah simpanan pokok atau sampai beberapa kali simpanan pokok. Kita dapat membayangkan bahwa dalam hal kredit dengan jaminan kemampuan koperasi atas dasar tanggungan anggota yang terbatas, maka dasar itu bank harus berhatihati. Tidak adanya benda tangible (dapat diraba) atau surat berharga yang dapat menutup uang tersebut seandainya tidak terbayar. Bank perlu mengetahui berapa banyaknya anggota koperasi dan seberapa jauh pemenuhan kewajiban mereka terhadap pembayaran simpanan pokok. Perlu pula diketahui berapakah jumlah hutang koperasi kepada pihak lain. Jika kredit diberikan, bank harus tetap mengawasi perkembangan hutang-hutang koperasi, tetapi jika ketentuan dalam anggaran dasar itu adalah tanggungan yang tidak terbatas, maka bank dapat memberikan kredit yang agak longgar, karena anggota bertanggungjawab sampai seluruh harta kekayaannya. Jaminan kemampuan koperasi dengan tanggungjawab tidak terbatas ini harus dibedakan dengan jaminan harta milik anggota tersebut dimuka. Dalam jaminan harta milik anggota, harta itu langsung dijadikan tanggungan dan anggota dapat punya kredit lain tanpa campur tangan bank, sepanjang harta miliknya cukup banyak. Sedangkan dalam jaminan kemampuan ini meskipun harta milik anggota juga diselidiki oleh bank tetapi bebas dari harta jaminan hutang. Disamping itu bank harus terus mengawasi perkembangan hutang-hutang koperasi seluruhnya selama hutang bank belum lunas. 3. JAMINAN KHUSUS Yang dimaksud dengan jaminan khusus ialah jaminan bank dimana boleh mencampuri kebijaksanaan pengurus koperasi dalam menjalankan usahanya, bahkan memberikan arah dan

mengharuskan pengurus dalam hal tertentu memperoleh izin lebih dahulu dari bank. Biasanya jaminan semacam ini terdapat dalam koperasi kredit. Disinilah sering timbul anggapan bahwa bank terlalu banyak campur tangan dalam urusan intern koperasi yang dirasakan tidak enak oleh koperasi. Namun bukan suatu hal yang mustahil bahwa sering kali koperasi tidak dapat memberikan jaminan harta benda pada waktu memohon kredit, hingga satu-satunya cara ialah memohon kredit sampai jaminan benda.

SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH KREDIT Untuk memperoleh kredit, syarat utama koperasi harus berbadan hukum. Akte berdirinya koperasi ini perlu untuk mengetahui sesuatu yang berhubungan dengan pemberian pinjaman. Selain status badan hukum koperasi, ada beberapa hal yang memudahkan pemberian kredit antara lain kelangsungan hidup koperasi. Bank tidak akan memberi kredit jika diduga koperasi tersebut berumur pendek, lebih pendek dari jangka waktu kredit. Kelangsungan hidup ini tergantung dari : Kesediaan penduduk untuk menjadi anggota. Hilang kepercayaan dan keyakinan kepada koperasi bahwa koperasi tidak bermanfaat bagi mereka. Pengurus koperasi dapat menentukan juga kelangsungan hidup koperasi. Frekuensi keluar masuk anggota koperasi. Banyaknya anggota koperasi dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai bidang usaha yang sama dengan koperasi tersebut.

PROSEDUR PERMOHONAN KREDIT Permohonan kredit diajukan dengan mengisi formulir yang disediakan bank dengan melampirkan : Akte pendirian yang syah oleh dinas koperasi. Laporan pemeriksaan terbaru dari dinas koperasi. Kutipan risalah rapat anggota koperasi yang memutuskan untuk mengadakan pinjaman dari bank. Pandangan tertulis dari dinas koperasi yang berisi : 1. Penilaian kemampuan koperasi untuk membayar. 2. Bonafiditas koperasi dengan pengurus sebagai acuan kepada pemenuhan segala kewajiban masa yang lampau. 3. Kesimpulan tentang telah / belum cukup dewasa koperasi menggunakan pinjaman. Rekomendasi dari koperasi tingkat atasan, misal koperasi primer dari pusat.

BAB V DANA BERPUTAR (REVOLVING CAPTAL)

Menurut pendapat Prof. Dr. Ace Partadirdja, dana ini adalah salah satu cara mengumpulkan modal yang bersumber pada anggota melalui hasil usaha koperasi sendiri. Cara ini banyak ditetapkan di Luar Negeri namun di Indonesia belum pernah dilaksanakan. Dana berputar dapat diterapkan pada koperasi produksi dengan sistem kerja sebagai berikut : Uang yang berasal dari anggota yang didapat dengan menyisihkan sejumlah tertentu dari hasil penjualan digunakan untuk memutar roda koperasi dan kemudian sesudah beberapa tahun memenuhi tugasnya uang itu kembali kepada anggota. Sebagai contoh : koperasi lada dengan anggota 100 orang melalui persetujuan rapat anggota atau dengan kekuatan anggaran dasar, pengurus menetapkan misalnya : menggunakan modal berputar yaitu dengan menyisihkan Rp 1.000,- per kg lada yang diserahkan kepada koperasi. Jika anggota rata-rata menjual lada 1.000 kg, maka dana diperoleh Rp 1000 x 1000 x 100 = Rp 100.000.000,/tahun. Dari uang Rp 100.000.000,- ini merupakan modal koperasi untuk dijadikan modal berputar, dan penyisihan ditetapkan dalam jangka waktu tertentu (misal 3 tahun), maka modal akan menjadi Rp 300.000.000,-. Dari modal sisihan ini koperasi membeli langsung lada kepada petani, dan dari keuntungan penjualan selalu bergilir dikembalikan kepada anggota. Dari sisa pengembalian ini tentunya terdapat jumlah uang yang di tahan (retained) untuk modal koperasi. Selanjutnya untuk 100 anggota yang memberi pinjaman kepada koperasi diberikan sebuah tanda bukti yang disebut sertifikat. Yang tertulis jumlah milik anggota yang digunakan untuk perputaran dan jumlah yang dikembalikan.

KEBAIKAN SISTEM DANA BERPUTAR 1. Dengan modal berputar berarti koperasi telah membantu dirinya sendiri (self help) tanpa menggantungkan kepada orang lain. Prinsip koperasi gotong royong, serta kawan benar-benar ditetapkan sesuai dengan istilah koperasi dari anggota kepada anggota. 2. Jumlah modal yang dipergunakan tergantung dari hasil yang di jual, semakin besar penjualan semakin besar pula uang yang disisihkan, dan pengurus pun harus bertambah hati-hati dalam mengelola keuangan ini. Dengan adanya sisihan modal ini, maka hubungan anggota semakin erat dengan koperasinya. 3. Memberi daya tarik bagi calon anggota, karena semakin kuat modal, calon anggota memandang makin aman untuk menjadi calon anggota tetap. Dengan semakin besarnya modal sisihan, maka solvabilitas koperasi semakin membaik, sehingga banyak badan lain yang bersedia memberi pinjaman. 4. Dapat ditarik kembali anggota koperasi yang telah mengundurkan diri yang berarti simpanan pokok dan wajib dapat bertambah kembali berarti modal koperasi semakin bertambah. Banyak anggota koperasi berpendapat untuk apa menyimpan jika tidak dapat menikmati hasilnya, apakah harus menanti sampai mati?

Disamping kebaikan-kebaikan tersebut diatas ada pula kesulitan-kesulitan yang harus dipertimbangkan, antara lain : 1. Lamanya waktu untuk dapat menerima kembali, karena jangka waktu 5 atau 7 tahun adalah waktu yang lama untuk menunggu. Kondisi perekonomian yang inflasi akan membawa resiko menurunnya nilai mata uang. 2. Kadangkala sukar untuk menepati waktu pengembalian, mengingat keadaan moneter tidak selalu dapat dijamin bahwa sesudah waktu yang ditentukan capital dapat kembali. 3. Ketidaktentuan cara ini justru terdapat dalam undang-undang koperasi hingga sekarang. Dengan demikian harus dicantumkan secara tegas dalam anggaran dasar atau dikuasakan dalam rapat anggota. 4. Apakah atas modal yang ditahan ini harus ditetapkan bunga yang akan diterima anggota atau tidak. Ada koperasi memberi bunga dan ada yang tidak. 5. Tidak selalu jumlah yang dibutuhkan dapat dicapai sesudah jangka waktu yang direncanakan semula, sebab tergantung keadaan moneter.

KEUANGAN KOPERASI

EKONOMI DAN UKM

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERTIBA PANGKALPINANG

Vous aimerez peut-être aussi