Vous êtes sur la page 1sur 4

BAB I PENDAHULUAN

2.1. Definisi Aspergilloma (mycetoma / fungus ball) merupakan fungus ball (misetoma) yang terjadi karena terdapat kavitas di parenkim akibat penyakit paru sebelumnya. Ini adalah gangguan paru paru yang paling umum disebabkan oleh A.flavus. Aspergilloma merupakan bola jamur yang berisi mycelia dari A.flavus, yang menyebabkan infeksi sel, fibrin, otot dan jaringan, biasanya menyebabkan lubang pada paru paru. Bola-bola ini terdiri dari serabut jamur, serabut bekuan darah dan sel-sel darah putih yang tidak beraturan. Bola-bola ini secara bertahap akan membesar dan merusak jaringan paru-paru.

Penyakit yang mendasarinya bisa berupa TB (paling sering) atau proses infeksi dengan nekrosis, sarkoidosis, fibrosis kistik, dan bula emfisema. Fungus ball ini dapat bergerak di dalam kavitas tersebut namun tidak menginvasi dinding kavitas. Adanya fungus ball menyebabkan terjadinya hemoptisis yang berulang.

2.1. Etiologi

Etiologi dari aspergiloma adalah spesies Aspergillus yang merupakan jamur yang umum ditemukan di materi organik. Meskipun terdapat lebih dari 100 spesies, jenis yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia ialah Aspergillus fumigatus dan Aspergillus niger, kadang kadang bisa juga akibat Aspergillus flavus dan Aspergillus clavatus yang semuanya menular dengan transmisi inhalasi. Aspergillus dapat menyebabkan spektrum penyakit pada manusia, bisa jadi akibat reaksi hipersensitivitas hingga bisa karena angioinvasi langsung. Umumnya Aspergillus akan menginfeksi paru-paru, yang menyebabkan empat sindrom penyakit, yakni Allergic Bronchopulmonary Aspergillosis (ABPA), Chronic Necrotizing Pneumonia Aspergillosis (CNPA), Aspergiloma, dan Aspergilosis invasif. Pada pasien yang imunokompromais aspergilosis juga dapat menyebar ke berbagai organ menyebabkan endoftalmitis, endokarditis, dan abses miokardium, ginjal, hepar, limpa, jaringan lunak, hingga tulang. 2.3. Patogenesis Pada aspergilloma terdapat kolonisasi nonivasif karena di parenkim paru sudah terdapat kavitas, kista, bula, atau bronkus yang mengalami ektasis. Penyebab yang paling sering ialah tuberkulosis, sarkoidosis, dan bronkiektasis. Penyebab lainnya bisa berupa fibrosis kistik, spondilitis ankilosa, kista bronkogenik, pneumonokoniasis, sekuestrasi pulmonal, keganasan dengan kavitas, dan pneumatokel akibat sekunder pneumonia akibat Pneumocystis carinii. Secara histologis, aspergiloma merupakan gambaran dari adanya fungus ball (misetoma), yakni sebuah konglomerasi seperti massa dari hifa yang tumpang tindih dengan fibrin, debris selular, mukus, dan produk darah lainnya. Misetoma ini dapat mengalami kalsifikasi menjadi gambaran amorf atau seperti cincin dari foto toraks. Lebih dari setengan pasien aspergiloma akan mengalami peningkatan presipitin serum. Pertumbuhan jamur di kavitas paru disebabkan akibat sistem immune yang tidak terlalu kuat di daerah tersebut.

2.4. Manifestasi klinis

Aspergiloma bisa juga tidak menimbulkan gejala klinis tertentu selain penyakit utama yang mendasarinya, yakni TBC, sarkoidosis, atau proses nekrosis lain di paru. Manifestasi yang dapat timbul pada penderita aspergiloma adalah : - Nyeri dada - Batuk - Batuk darah - Demam - Lemah Letih - Penurunan berat badan Pada pasien HIV aspergiloma dapat terjadi pada area yang berkista akibat infeksi pneumonia Pneumocystis carinii. Dari semua pasien aspergiloma, 40-60%nya akan mengalami hemoptisis yang masif dan mengancam nyawa. Kadang-kadang aspergiloma juga dapat menyebabkan batuk-batuk dan ddemam berkepanjangan. 2.6. Diagnosis

Tes darah untuk menemukan aspergillus (galactomannan) Tes darah untuk mendeteksi antibody aspergillus (serum precipitins for aspergillus) bronchoscopy Foto thorax Kultur dahak

2.7. Penatalaksanaan Terapi yang tepat untuk aspergiloma ialah simtomatik, yakni mengurangi hemoptisis. Namun terapi kausal yang tepat untuk aspergiloma ialah dengan pembedahan. Dengan lobektomi, kavitas yang berisi aspergiloma dapat dihilangkan dengan mudah. Namun toleransi pembedahan toraks sangat ketat sehingga sering ditunda karena fungsi paru penderita sudah jauh berkurang. Akhirnya, untuk aspergiloma pun digunakan itraconazole oral dengan angka

kesembuhan hingga 60%. Tindakan lain yang dapat dilakukan ialah embolisasi arteri bronkial untuk mencegah hemoptisis yang terlalu masif, namun memerlukan keahlian yang sangat tinggi dari radiologis dengan panduan CT-scan karena arteri bronkial bercabang menjadi arteri spinalis, sehingga dikhawatirkan terjadi komplikasi neurologis.

2.8. Prognosis Di beberapa orang, pembedahan dapat sangat efektif jika pembedahan berjalan lancer. Tetapi pada beberapa kasus, dapat terjadi komplikasi seperti :

Kesulitan bernafas yang bertambah berat Perdarah massif dari paru Penyebaran infeksi

BRONKIEKTASIS 3.1. Definisi Bronkientasis adalah suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran pernapasan yang besar. Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi melalui berbagai cara dan merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai dinding bronkial, baik secara langsung maupun tidak, yang mengganggu sistem pertahanannya. Keadaan ini mungkin menyebar luas, atau mungkin muncul di satu atau dua tempat. Secara khusus, bronkiektasis menyebabkan pembesaran pada bronkus yang berukuran sedang, tetapi bronkus berukuran kecil yang berada dibawahnya sering membentuk jaringan parut dan menyempit. Kadang-kadang bronkiektasis terjadi pada bronkus yang lebih besar, seperti yang terjadi pada aspergilosis bronkopulmoner alergika (suatu keadaan yang disebabkan oleh adanya respon imunologis terhadap jamur Aspergillus).

Vous aimerez peut-être aussi