Vous êtes sur la page 1sur 4

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Tubuh manusia mengandungi glukosa darah, atau yang biasa disebut adalah gula darah. Glukosa darah adalah gula utama yang dihasilkan oleh tubuh dari makanan yang dikonsumsi. Glukosa dibawa keseluruh tubuh melalui pembuluh darah untuk menghasilkan energi ke semua sel di dalam tubuh (American Diabetes Association, 2010). Glukosa dihasilkan dari makanan yang mengandungi karbohidrat yang terdiri dari monosakarida, disakarida dan juga polisakarida. Karbohidrat akan dikonversikan menjadi glukosa di dalam hati dan seterusnya berguna untuk pembentukan energi dalam tubuh. Glukosa tersebut akan diserap oleh usus halus kemudian akan dibawa oleh aliran darah dan didistribusikan ke seluruh sel tubuh. Glukosa yang disimpan dalam tubuh dapat berupa glikogen yang disimpan di dalam otot dan hati. Selain itu, glukosa juga disimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Fungsi glukosa dalam tubuh adalah sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme dan juga merupakan sumber energi utama bagi otak (Irawan, 2007). Untuk mengetahui kadar glukosa darah, terdapat berbagai jenis tes yang dapat menentukannya. Antara lain adalah tes gula darah puasa, tes gula darah dua jam selepas makan (postprandial), tes gula darah sesewaktu dan tes toleransi glukosa. Setiap tes ini mempunyai fungsi dan tujuan tersendiri. Tes gula darah puasa dilakukan dengan mengambil sampel darah sekurang-kurangnya delapan jam setelah makan, yaitu dalam keadaan perut kosong kecuali meminum air putih. Untuk tes gula darah dua jam selepas makan, darah diambil selepas dua jam mengkonsumsi makanan seperti sarapan atau makan tengah hari. Darah diambil kapan saja untuk melakukan tes gula darah sesewaktu di mana tidak melihat waktu makan. Tes toleransi glukosa pula dimulai dengan tes gula darah puasa, kemudian diberikan minuman manis yang mengandungi kadar gula tertentu sebelum sampel darah

Universitas Sumatera Utara

diambil (Yayasan Spiritia, 2010). Dalam penelitian ini akan dilakukan tes gula darah puasa di mana kadar glukosa darah tidak dipengaruh oleh makanan yang dikonsumsi. Kadar glukosa darah dapat dipengaruh oleh beberapa perkara seperti aktivitas atau olah raga, pengambilan makanan atau diet dan juga stres. Dari beberapa jurnal dan artikel mengatakan bahwa beberapa hormon turut mempengaruhi kadar glukosa dalam darah yaitu hormon estrogen dan progesteron. Kedua-dua hormon ini terlibat dengan jelas pada wanita karena adanya siklus menstruasi (Trout and Scheiner, 2008). Menstruasi atau haid merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Hal ini biasanya terjadi setiap bulan sejak usia 11 tahun sampai menopause sekitar 45-55 tahun (Salem and Setty, 2006). Pada saat menstruasi darah yang keluar sebenarnya merupakan darah akibat peluruhan dinding rahim (endometrium). Darah menstruasi tersebut mengalir dari rahim menuju ke leher rahim, untuk kemudian keluar melalui vagina yang berlaku setiap bulan pada selang masa tertentu. Ini juga dikenal sebagai siklus menstruasi. Perdarahan yang berlaku saat menstruasi adalah sekitar 3-7 hari (Biohealth Indonesia, 2007). Siklus reproduksi wanita melibatkan berbagai organ, yaitu uterus, ovarium, vagina, dan payudara yang berlangsung dalam waktu tertentu atau adanya sinkronisasi. Hal ini dimungkinkan oleh adanya pengaturan, koordinasi dari hormon. Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang langsung dialirkan dalam cairan interstitial kemudian ke peredaran darah dan mempengaruhi organ tertentu yang disebut organ target. Hormon-hormon yang berhubungan dengan siklus menstruasi ialah gonadotropin-releasing hormone (GnRH), follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), estrogen, progesterone, relaxin dan inhibin (Tortora and Derrickson, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Dari PLoS one Journal, penelitian yang telah dipublikasi pada tahun 2008 mengatakan adanya reseptor estrogen pada sel pankreas dan akan menyebabkan pelepasan insulin yang merupakan hormon terpenting dalam homeostasis glukosa dalam darah. Selain itu, progesteron juga dikatakan memiliki sifat anti-insulin dan akan menjadikan sel-sel lebih rentan terhadap insulin menyebabkan terjadinya resistansi insulin dalam tubuh (Jovanovic, 2004). Kedua-dua hormon ini mempunyai efek antagonis terhadap kadar glukosa darah. Dalam penelitian yang telah dilaksanakan, kadar glukosa darah diukur saat terjadinya perbedaan hormon estrogen dan progesteron pada siklus menstruasi. Menurut Tortora and Derrickson, 2009, menstruasi dapat dibagi menjadi empat fase yaitu fase menstrual (hari pertama hingga ke-5), fase preovulatori (hari ke-6 hingga ke-13), ovulasi (hari ke-14) dan fase pasca ovulatori (hari ke-15 hingga ke-28). Penelitian ini akan melihat perbedaan kadar glukosa darah pada fase pasca ovulatori dan juga fase menstrual.

1.2. Rumusan Masalah Masalah yang telah diteliti adalah: Apakah terdapat hubungan perubahan kadar glukosa darah pada fase pasca ovulatori dan fase menstrual pada usia muda.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan perubahan kadar glukosa darah pada fase pasca ovulatori dan fase menstrual pada usia muda.

Universitas Sumatera Utara

1.3.2. Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Mengukur kadar glukosa darah pada sampel penelitian sebelum dan pada saat menstruasi yaitu pada fase pasca ovulatori dan fase menstrual. 2. 3. Menilai gambaran fase siklus menstruasi pada sampel penelitian. Menggambarkan hubungan perubahan kadar glukosa darah pada fase pasca ovulatori dan fase menstrual.

1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Sebagai bahan informasi untuk wanita usia muda agar dapat mengetahui kadar glukosa darah sebelum dan saat menstruasi. 2. Dapat digunakan sebagai informasi tambahan kepada ahli kesehatan dalam menentukan diet pada wanita terutama sebelum dan saat menstruasi. 3. Selain itu, data dan informasi ini diharapkan dapat membantu mempermudahkan penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

Vous aimerez peut-être aussi