Vous êtes sur la page 1sur 9

RESUME AKUNTANSI KEUANGAN II

Penjualan Angsuran dan Penjualan Retur

Oleh : Richo Widiantoro

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indoakti Malang 2013

PENJUALAN ANGSURAN DAN PENJUALAN RETUR

A. Penjualan Angsuran Penjualan Agsuran adalah penjualan barang dagangan atau jasa yang dilaksanakan dengan perjanjian dimana pembayaran dilakukan secara bertahap atau berangsur di masa yang akan datang.

Dalam Penjualan Angsuran ada beberapa tahap pembayaran: 1. Pada saat barang atau jasa diserahkan ke pembeli, penjual menerima uang muka (down payment) sebagai pembayaran pertama. 2. Dan sisanya diangsur dengan beberapa kali angsuran, biasanya dibebankan bunga atas saldo yg belum diterima.

Untuk menghindari resiko karena pembeli tidak membayar dan supaya penjual tidak mengalami kerugian, maka biasanya saat membeli ada perjanjian, antara lain: 1. Pada saat membeli disertai dengan meninggalkan jaminan ke penjual. 2. Hak kepemilikan barang berpindah ke pembeli, kalu pembayarannya sudah lunas.

Untuk mengurangi kemungkinan kerugian yang terjadi dalam pemilikan kembali, faktor-faktor yang harus diperhatikan penjual : 1. Besarnya pembayaran pertama (down payment). 2. Jangka waktu pembayaran. 3. Besarnya pembayaran angsuran.

Perhitungan Bunga Dalam setiap penjualan angsuran ada bunga yang ditanggung oleh pembeli. Dengan demikian setiap angsuran yang dibayarkan pembeli terdiri dari angsuran pokok pinjaman dan bunga yang diperhitungkan.

Macam-macam perhitungan bunga yang dapat dipakai dalam penjualan angsuran yaitu: 1. Bunga dihitung dari pokok pinjaman 2. Bunga dihitung dari sisa pinjaman 3. Sistem anuitas (bunga semakin menurun dan angsuran pokok pinjaman meningkat)

Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Bunga dihitung dari pokok pinjaman/sistem bunga tetap dan angsuran pokok tetap. Dalam metode ini besarnya bunga dihitung dari pokok pinjaman sehingga besarnya bunga adalah tetap. 2. Bunga dihitung dari sisa pinjaman/Sistem bunga menurun dan angsuran pokok pinjaman tetap. Besarnya bunga dihitung dari saldo pinjaman awal periode, tergantung periodenya bulanan atau tahunan. Kalau angsuran bulanan, bunga didasarkan pada saldo awal bulan. Kalau angsuran tahunan, maka bunga didasarkan pada saldo awal tahun. Jumlah bunga semakin lama semakin turun. 3. Sistem anuitas, besarnya bunga dihitung menggunakan rumus anuitas. Dengan menggunakan rumus anuitas jumlah angsuran tetap tetapi jumlah bunga semakin menurun, sedangkan angsuran pokok semakin meningkat.

PERLAKUAN AKUNTANSI LAINNYA

Perlakuan Akuntansi Penjualan Angsuran yang lain, kecuali masalah penentuan bunga adalah: a. Pengakuan Laba Kotor b. Tukar- tambah ( trade in) c. Pembatalan Penjualan Angsuran

A. Pengakuan Laba Kotor Dasar pengakuan laba yang dapat dipakai dalam penjualan angsuran adalah: 1. Dasar Penjualan (Accrual Basis) 2. Dasar tunai (Cash Basis) Penjelasannya adalah sebagai berikut 1. Dasar Penjualan (Accrual Basis) Bila menggunakan dasar ini, laba kotor diakui pada saat penjualan angsuran terjadi tanpa memperhatikan apakah pembayarannya sudah diterima atau belum. Cara ini sama dengan pencatatan penjualan kredit biasa. Metode ini dapat digunakan bila memenuhi 3 kondisi: a. Jangka waktu pembayaran relatif pendek b. Kemungkinan terjadinya pembatalan sangat kecil c. Biaya-biaya yang berhubungan dengan penjualan angsuran bisa ditaksir dengan teliti

2. Dasar tunai (Cash Basis) Dalam metode ini laba kotor diakui saat pengumpulan kas. Setiap pengumpulan kas terdiri dari: a. pembayaran atas beban pokok penjualan dan b. pembayaran atas laba kotor

Ada 3 metode untuk memperlakukan penerimaan piutang penjualan angsuran, yaitu: a. Harga pokok kemudian laba kotor (cost recovery method) Dalam metode ini penerimaan kas pertama dianggap sebagai penutup beban pokok penjualan dahulu, setelah beban pokok penjualan tertutup, baru penerimaan kas berikutnya diakui sebagai laba kotor. b. Laba kotor kemudian harga pokok Dalam metode ini penerimaan kas pertama dianggap sebagai perolehan laba kotor dahulu, setelah laba kotor tercapai baru sisa penerimaan kas berikutnya diakui sebagai penutup harga pokok. c. Beban pokok penjualan dan laba kotor diakui secara proporsional (metode penjualan angsuran) Dalam metode ini setiap periode penerimaan kas diakui adanya pembayaran beban pokok penjualan dan realisasi laba kotor. Dari ketiga metode di atas, yang paling banyak dipakai adalah perlakuan yang ketiga, yaitu beban pokok penjualan dan laba kotor diakui secara proporsional setiap menerima kas. Contoh masing masing perbedaannya : Pada awal tahun 1991 PT ABC melakukan penjualan angsuran seharga Rp. 12.500.000,dengan syarat pembayaran sebagai berikut : Uang muka Rp. 2.500.000, langsung diterima. Sisanya dibayar melalui 4 kali angsuran tahunan setiap akhir tahun.

Harga pokok penjualan adalah : Rp. 10.000.000,Dengan demikian penerimaan pembayaran adalah : 1. Dengan Metode harga pokok kemudian laba kotor (cost recovery method) Tanggal 1-1-1991 31-12-1991 31-12-1992 31-12-1993 Keterangan Uang muka Angsuran ke - 1 Angsuran ke - 2 Angsuran ke - 3 Jumlah 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000

31-12-1994

Angsuran ke - 4 Jumlah

2.500.000 12.500.000

2. Laba kotor kemudian harga pokok Dari contoh diatas apabila digunakan metode ini maka pada tahun 1991 PT ABC akan mengakui laba kotor Rp. 2.500.000, sedangkan tahun selanjutnya diakui sebagai harga pokok penjualan.

3. Beban pokok penjualan dan laba kotor diakui secara proporsional (metode penjualan angsuran) Pembayaran Rp. (100%) 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 12.500.000 Harga Pokok Rp. (80%) 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 10.000.000 Laba kotor Rp(20%) 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 2.500.000

Tanggal

Keterangan

1-1-1991 31-12-1991 31-12-1992 31-12-1993 31-12-1994

Uang muka Angsuran ke - 1 Angsuran ke - 2 Angsuran ke - 3 Angsuran ke - 4 Jumlah

Pencatatan di dalam Metode Penjualan Angsuran 1. Untuk mencatat penjualan dengan penerimaan uang muka : Kas ............................................................... xxxx Piutang Penjualan Angsuran 19xx ............... xxxx Penjualan Angsuran .......................... 2. Untuk mencatat penerimaan angsuran : Kas ............................................................... xxxx Piutang Penjualan Angsuran 19xx.... 3. Untuk mencatat harga pokok penjual angsuran : Apabila perusahan menggunakan sistem fisik, maka pada akhir periode perusahaan harus membuat jurnal penyesuaian untuk mencatat harga pokok penjualan angsuran dan harga pokok penjualan biasa, HPP .............................................................. xxxx HPP- Penjualan Angsuran............................ xxxx Persediaan .................................................... xxxx xxxx xxxx

Pengembalian Pembelian ............................. xxxx Potongan Pembelian.................................... xxxx Persediaan ......................................... Pembelian ......................................... Biaya Angkut Pembelian .................. 4. Untuk mencatat laba kotor yang belum di realisir : Penjualan Angsuran ..................................... xxxx HPP-Penjualan Angsuran ................. xxxx Laba Kotor Belum direalisir 19xx .... 5. Untuk mencatat laba kotor yang sudah direalisir : Laba Kotor Belum direalisir 19xx Laba Kotor Sudah direalisir 19xx..... xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx

B. Tukar Tambah atau Trade In Tukar tambah adalah penjualan dimana pembeli menyerahkan barangnya sebagai uang muka (down payment/DP) kekurangannya dibayar secara angsuran. Dalam penjualan angsuran sering terjadi cara tukar tambah untuk menarik pembeli. Dalam tukar tambah, barang yang diserahkan sebagai uang muka dicatat berdasar realisasi bersihnya dengan syarat : Nilai realisasi bersih tidak boleh melebihi nilai pokok pengganti (current replacement cost). Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual barang dikurangi biaya perbaikan, biaya pemasaran, dan biaya-biaya lain serta taksiran laba yang diharapkan. Selisih antara harga yang disepakati dengan nilai realisasi bersih dimasukkan ke rekening cadangan kelebihan harga. Pada akhir periode rekening cadangan kelebihan harga mengurangi rekening penjualan angsuran. Jadi harga penjualan angsuran sebenarnya adalah sebesar rekening penjualan dikurangi cadangan kelebihan harga. 1. Untuk mencatat penjualan : Piutang Penjualan Angsuran ........................ xxxx Persediaan barang dagangan ........................ xxxx Cadangan kelebihan Harga .......................... xxxx Penjualan Angsuran .......................... 2. Untuk mencatat harga pokok penjual angsuran : HPP- Penjualan Angsuran............................ xxxx Persediaan Barang Dagangan ........... xxxx xxxx

3. Untuk Mencatat laba kotor penjualan angsuran yang belum direalisasi : Penjualan Angsuran ..................................... xxxx HPP- Penjualan Angsuran ................ Cadangan Kelebihan Harga .............. Laba Kotor yang belum direalisir ..... xxxx xxxx xxxx

B. Penjualan Retur Penjualan Retur adalah pembatalan atas penjualan angsuran yang belum dilunasi. Dengan demikian perusahhan akan menerima kembali barang yang sudah dijual, menghapus piutang penjualan angsuran yang belum direalisasi, dan juga mengakui laba/ rugi pembatalan penjualan angsuran. Besarnya laba/rugi pembatalan penjualan angsuran tergantung pada metode pengakuan labakotor atas penjualan angsuran, yang terdiri dari : 1. Metode Accrual Dalam metode ini, semua laba penjualan angsuran sudah diakui pada saat penjualan, sehingga saldo piutang penjualan angsuran menunjukkan besarnya Harga Poko Penjualan yang belum diterima pembayarannya, sehingga besarnya laba atau rugi yang diakui dari pembatalan penjualan angsuran adalah sama dengan selisih antara nilai passar barang bekas yang diterima dengan saldo piutang penjualan angsuran yang belum diterima pembayarannya. Pencatatan transaksi dalam metode ini adalah sbb : Persediaan barang dagangan ........................ xxxx Rugi pembatalan penjualan angsuran .......... xxxx Piutang Penjualan Angsuran............. xxxx

2. Metode Penjualan Angsuran Dalam metode ini perusahaanbaru mengakui laba kotor penjualan angsuran secara proporsional dengan besarnya penerimaan kas. Dengan demikian saldo piutang penjualan angsuran terdiri atas dua unsur yaitu harga pokok penjualan angsuran dan laba kotor yang belum diralisasi. Besarnya harga pokok penjualan angsuran yang belum diterima pembayarannya adalah sama dengan saldo piutang penjulan angsuran dikurangi dengan saldo laba kotor yang belum direalisir atas penjualan angsuran yang dibatalkan tersebut. Besarnya laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran dapat dihitung dengan rumus :

L=TNRS-(PPA-LBBR) Ket. : L : Laba /Rugi Penjualan

TNRS : taksiran nilai realisasi bersih barang yang diterima kembali PPA : Saldo Piutang Penjualan Angsuran

LBBR : laba Kotor yang belum di realisir

Pencatatan transaksi dalam metode ini dengan : Persediaan barang dagangan ........................ xxxx Laba Kotor Belum direalisir ........................ xxxx Piutang Penjualan Angsuran............. xxxx

KESIMPULAN

Penjualan angsuran adalah penjualan barang dengan pembayaran secara berangsur. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan volume penjualan yang akhirnya meningkatkan laba yang didapatkan, karena metode penjualan ini memberikan kemudahan kepada konsumen dalam pembayaran barang yang dibelinya, sehingga konsumen tertarik untuk melakukan pembelian. Namun disisi lain perusahaan menghadapi kemungkinan terjadinya kerugian karena adanya pembeli yang tidak melaksanakan kewajibannya, untuk menghadapi semua itu perusahaan harus berhati-hati dalam penjualannya. Untuk itu perlu dibuat perjanjian yang mengikat kedua belah pihak untuk melaksanakan kewajibannya. Permasalahan dari penjualan angsuran ini tidak terbatas ada pada hal diatas tetapi juga masalah perhitunga besar bunga dan angsuranbeserta pencatatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Widayat, Utoyo. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Edisi Revisi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1999 Suparwo l. Akuntansi Keuangan Lanjutan Edisi satu. Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada 1991.

Vous aimerez peut-être aussi