Vous êtes sur la page 1sur 10

ASKEP BRONKOPNEUMONIA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tiada yang lebih berharga dari nikmat hidup sehat Suatu ungkapan yang selalu menjadi patokan setiap orang untuk memperoleh hidup sehat yang optimal. Di Era globalisasi ini dengan perkembangan IPTEK yang semakin pesat ini, ada begitu banyak penyakit yang muncul yang sering membawa keresahan bagi masyarakat, karena dengan begitu cepat dapat merenggut nyawa seseorang. Penyakit tidak pernah mengenal usia, siapapun bisa menjadi tempat sarangnya, entahlah ia bayi, anak, remaja, maupun orang dewasa. Itulah sebabbnya sehingga setiap orang selalu berupaya untuk mempertahankan kesehatannya. Melihat masalah diatas, sudah seharusnya setiap perawat dapat memberikan pelayanan perawatan yang profesional pada masyarakat. Untuk itu kami mengangkat masalah dalam makalah ini yaitu Asuhan Keperwatan Pada Anak Dengan Bronkopneumoni yang sekiranya bisa membantu perawat dalam mengatasi masalah perawatan pada anak menderita bronkopneumoni.

B. Tujuan Penulisan Makalah ini ditulis untuk memberikan pengetahuan yang lebih jelas tentang penyakit bronkopneumoni pada anak kepada setiap pembaca lebih khusus pada tenaga perawat. Selain itu makalah ini juga disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak I dari Ibu Jeane Utina, Spd, A Kep.

C. Batasan Makalah Dalam penulisan makalh ini, penulis hanya membatsi pada Konsep Dasar Bronkopneumoni dan Asuhan Keperawatan pada anak dengan Bronkopneumoni yang disusun secara teoritis.

D. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku medis dan keperawatan yang berhubungan dengan bronkopneumoni, serta menggunakan metode diskusi.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR 1. Defenisi Bronkopneumoni adalah suatu inflamasi akut yang umum terjadi pada parenkim paru yang lobular.

2. Tanda Dan Gejala Penderita bronkopneumoni menunjukkan tanda dan gejala sebagai berikut: Suhu badan meningkat sampai 39 40C Sesak nafas Dispneu Taki kardi Pernafasan cepat dan dangkal Pernafasan cuping hidung Redup pada perkusi Ronki basah halus nyaring/ronki sedang Batuk dan kering sampai produktif Muntah dan diare Sianosis disekitar mulut dan hidung Sakit kepala, malaise dan mylgia Gelisah

3. Etiologi Bronkopneumoni disebabkan oleh bakteri pneumococcus

4. Patofisiologi Bakteri Pneumococcus Dropplet infeksi Proses inflamasi

Respon inflamasi

Edema alveolar

Pembentukan exudat

Alveoli dan bronkiolus terisi cairan exudat, sel darah dan fibrin bakteri Bronkopneumoni

5. Penatalaksanaan Penatalaksanaan untuk penderita bronkopneumoni adalah: Istirahat di tempat tidur Posisi yang nyaman Diberi O2 bila gelisah/sianosis Kompres dingin Diberi cairan infus: biasanya diperlukan campuran glukosa 5% dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3 : 1 ditambah larutan KCl W mEg / 500 ml / botol infus Medikamentosa: Penisilin 50.000 U/kg BB/hari, ditambah dengan kloramferikol 50 70 mg/kg BB/hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti ampisilin. Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4 5 hari. 6. Komplikasi Dengan penggunaan antibiotik, komplikasi hampir tidak pernah dijumpai. Komplikasi yang dapat dijumpai ialah empiema, otitis media akut. Komplikasi lain seperti meningitis, perikarditis, osteomiclitis, peritonitis namun jarang ditemui.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian a. Identitas

1) Identitas pasien Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Agama Suku/Bangsa Tanggal MRS Tanggal Pengkajian Ruangan Diagnosa Medis No. Med. Rec : : : : : : : : : : :

2) Identitas Penanggung Jawab Nama Ayah Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat Umur Nama Ibu : : : : : : :

Agama Umur Pendidikan Pekerjaan Alamat

: : : : :

b. Riwayat Kesehatan: 1) Riwayat kesehatan sekarang: a. Keluhan utama : Biasanya keluhan utama yang membuat orang tua pasien membawa anaknya ke Rumah Sakit adalah sesak nafas Riwayat keluhan utama: c. Keluhan yang menyertai : Keluhan lain yang biasanya menyertai keluhan utama adalah suhu badan meningkat, batu dan kejang-kejang karena demam yang tinggi. Selain itu pasien juga mengalami muntah dan diare. d. - Keadaan umum : Keadaan umum pasien dengan bronkopneumoni biasanya tampak lemah dan gelisah. - TTV - TB - BB : : : Respirasi cepat dan dangkal, takikardi, suhu badan meningkat

2) Riwayat kesehatan dahulu : a. Riwayat kehamilan/persalinan : Penyakit bronkopneumoni tidak dipengaruhi oleh adanya gangguan atau kelainan pada kehamilan/persalinan b. c. Riwayat tumbang: Riwayat imunisasi:

3) Riwayat keluarga : Biasanya dalam keluarga pasien, ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien. 4) Riwayat sosial : Siapa yang merawat anak dan hubungannya dengan anak sangat mempengaruhi terjadinya bronkopneumonia. 5) Riwayat kesehatan lingkungan : Anak yang tinggal dirumah yang kecil/sempit dan penghuninya banyak dengan salah satu penghuninya telah terinfeksi oleh bakteri pneumococcus, lebih mudah untuk terinfeksi/terjangkit sampai terjadi bronkopneumoni.

Sumber air minum, pembuangan sampah dan air kotor juga bisa mempengaruhi terjadinya brokopneumoni yang bisa dibawa oleh bakteri. 6) Kebutuhan dasar a) Pola nafas : Pasien dengan bronkopneumoni mengalami pernafasan sempit dan dangkal, pernafasan cuping hidung, dengan irama inreguler. b) Pola makan : Pasien sering tidak mau makan atau minum karena batu dan sesak, bahkan sampai dimuntahkan kembali makanan yang dimasukkan. c) Pola eliminasi : Biasanya pola eliminasi pasien terganggu karena adanya perubahan pola makan, intake yang kurang dan pasien bisa diare. d) Pola istirahat dan tidur : Pasien sering tidak bisa tidur dengan nyenyak karena apabila sesak nafas atau batuk, pasien terbangun. e) Pola aktivitas : Biasanya tergantung pada tahap perkembangannya, misalnya bermain dengan warna-warna terang, kontak mata antara anak dengan orang tuanya. Namun jika pasien dengan pasien bronkopneumoni, kurang beraktivitas. f) Pola kebersihan diri : Untuk pemenuhan kebersihan diri pasien, biasanya dilakukan oleh orang tuanya dan dibantu oleh perawat. 7) Pemeriksaan fisik a) Keadaan umum : Pasien tampak lemah dan gelisah b) Kesadaran : Composmentis c) TTV : TD N R SB TB BB : Meningkat : Takikardi : Cepat dan dangkal : Meningkat ::-

d) Kepala : Kulit kepala biasanya lembab, rambut basah/berminyak 1) Mata : Gerakan bola mata seringkali tegang, panas yang tinggi dapat menyebabkan konjungtiva anemis 2) Telinga : 3) Hidung : Biasanya ada sekret/beringus, sianosir, cuping hidung. 4) Mulut : Sianosis, bibir kering 5) Kulit : Biasanya turgor kulit jelek kekurangan volume cairan e) Thorax dan perut

1) Thorax : Inspeksi Palpasi Perkusi : : :

Auskultasi : 2) Perut : Inspeksi Palpasi Perkusi : : :

Auskultasi : 3) Jantung : f) Genetalia : :

g) Anus

h) Ekstemitas : Panas pada perabaan i) j) 1. Neurolog : Pasien biasanya masih berespon terhadap refleks fisiologis Pemeriksaan Penunjang Foto thoraks : Pada Foto thoraks bronkopneumonia terdapat bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus. Jika pada pneumoni lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus. 2. Pemeriksaan laboratorium : Gamburan darah tepi menunjukkan leukositosis, dapat mencapai 15.000-40.000/mm dengan pergeseran kekiri. Kuman penyebab dapat dibiak dari usapan tenggorok, dan mungkin juga dari darah. Urin biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat albuminuria ringan karena suhu yang naik dan sedikit torak nialin. Analisis gas darah arteri dapat menunjukkan osidisis metalistik dengan atau tanpa retensi CO2.

2. Klasifikasi Data Pasian dengan bronkopneumoni biasanya ditemukan data-data sebagai berikut: Data subjektif : Orang tua mengatakan bahwa anaknya sesak nafas, panas, batuk Orang tua mengatakan bahwa anaknya muntah saat makan Orang tua mengatakan anaknya sulit tidur kalau batuk dan sesak Orang tua mengatakan mengerti dengan proses penyakit anaknya Orang tua mengatakan belum tahu cara perawatan bagi anaknya.

Data objektif :

Keadaan umum : Tampak lemah Suhu badan meningkat Sesak nafas Tampak gelisah Pernafasan cepat dan dangkal Pernafasan cuping hidung Dispnea Takikardi Batuk produktif Ronki Redup pada perkusi Sianosis di sekitar mulut dan hidung Bibir kering Muntah Sulit tidur Sering menangis Gerakan bola mata tegang Konjungtiva anemis Orang tua tampak cemas Orang tua bertanya tentang proses penyakit anaknya Orang tua bertanya tentang perawatan anaknya.

3. Analisa Data No. DATA ETIOLOGI Respon inflamasi Pembentukan edima Peningkatan produksi cepat dan sputum Kurangnya suplay O2 MASALAH Bersihan nafas tidak efektif

DS: 1 Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya sesak nafas DO: - Pasien sesali - Dispnea Pernafasan dangkal - Pernafasan Cuping Hidung - Ronki

- Batuk Produktif - Takikardi

Bersihan jalan nafas tidak efektif

DS: 2 Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya muntah saat makan DO: - Suhu badan meningkat - Sianosis - Bibir kering - Takikardi - Muntah - Konjungtiva anemis DS: 3 Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya sulit tidur DO: - Sesak nafas - Batuk - Tampak gelisah - Sulit tidur - Konjugtiva anemis - Gelisah - Sering menagis

Respon inflamasi Demam, berkeringat banyak, muntah Kehilangan cairan Intake kurang Kurangnya volume cairan Rangsangan berupa peningkatan frekuensi nafas dan batuk produktif Merangsang susunan saraf Mengaktifkan kerja organ REM menurun Pasien terjaga Gangguan pola tidur

Kurangnya volume cairan

Gangguan pola tidur

DS: 4 Orang tua pasien mengatakan tidak mengerti dengan prose penyakit anaknya DO: - Anak sesak nafas - Anak tampak gelisah - Anak tampak lemah

Kurangnya informasi Kurangnya pengetahuan Ansietas orang tua

Ansietas orang tua

- Gerakan bola mata tegang - Orang tua bertanya-tanya tentang proses penyakit anaknya DS: 5 Orang tua pasien mengatakan belum tahu cara perawatan anaknya DO: - Orang tua bertanya-tanya tentang cara perawatan anaknya Kurangnya informasi Kurangnya pengetahuan tentang cara perawatan anak Kurangnya pengetahuan orang tentang perawatan anaknya tua

4. Diagnosa Keperawatan 1. 2. Bersihan jalan nafas tidak efektif sehubungan dengan peningkatan produksi sputum Kurangnya volume cairan dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan demam dan intake yang kurang 3. 4. 5. Gangguan pola tidur sehubungan dengan batuk dan sesak nafas Ansietas orang tua berhubungan dengan sesak nafas anak dan hospitalisasi Kurangnya pengetahuan orang tua tentang cara perawatan ananya sehubungan dengan kurangnya informasi

Vous aimerez peut-être aussi