Vous êtes sur la page 1sur 10

REPORTING

ASKEP HARGA DIRI RENDAH

Di susun oleh Nim Prodi

: Andri Rukmana : G2A011007 : S1 Ilmu Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2012

1.

KASUS (MASALAH UTAMA) Harga diri rendah

2.

Proses terjadinya masalah

A.

Pengertian Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart & Sunden, 1995). Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir namun dipelajari. Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat diartikan bahwa harga diri menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten. (Stuart dan Sundeen, 1991). Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain. Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara social. Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah. Harga diri tinggi terkait dengam ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh orang lain.

Sedangkan harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk dan resiko terjadi depresi dan skizofrenia. B. Penyebab Penyebab yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis C. Tanda dan gejala a. b. c. d. e. f. g. h. i. D. Akibat Akibat yang mungkin timbul berupa, Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi peran : a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan denganpertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri. b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian. c) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan perasaan yang negatif terhadap diri sendiri hilangnya percaya diri dan harga diri merasa gagal mencapai keinginan mengkritik diri sendiri penurunan produktivitas destruktif yang diarahkan pada orang lain perasaan tidak mampu mudah tersinggung menarik diri secara social.

bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan. E. Rentang respon Respon adaptif >.................................< Respon maladaptif Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999). Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain. Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara : 1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopani (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai. 2. F. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama

Prilaku Prilaku yang dilakukan pada individu yang menarik diri biasanya individu tersebut cenderung menjauhkan diri dari orang lain selain itu individu tersebut juga memiliki tingkat percaya diri yang sangat rendah dan selalu berfikir negatif tentang dirinya sendiri.

G.

Patofisiologi Patofisiologi dari harga diri rendah tergantung dari keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.

H.

Pohon masalah Resiko isolasi sosial: menarik diri Gangguan konsep diri : Harga diri rendah Core problem Berduka disfungsional

I.

Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji 1. Masalah keperawatan : 1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah. 2. Resiko isolasi sosial :menarik diri 2. Data yang perlu dikaji : 1. Data subyektif : Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apaapa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri. 2. Data obyektif: Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

3. NO 1

Rencana tindakan DIAGNOSA Gangguan konsep diri: harga diri rendah TUJUAN TUM: klien memiliki konsep diri yang positif TUK: 1. klien membina hubungan saling percaya dengan perawat 1. setelah beberapa kali interaksi,klien menunjukkan ekspresi wajah bersahabat,rasa senang,ada kontak mata,mau berjabata tangan,menjawab salam,dan mau duduk berdampingan 2. klien dapat aspek positif dan kemampuan yang dimilki. dengan perawat. 2.setelah beberapa menyebutkan: *Aspek positif dan kemampuan yang dimilik klien *aspek positif keluarga *aspek positif lingkungan klien 2.1. diskusikan dengan klien tentang: *aspek positif klien,keluarga dan lingkungan *kemampuan yang dimiliki klien 2.2. beri pujian yang realistis ,hindari memberi penilaian yang 1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip kounikasi terapiutik KRITERIA EVALUASI INTERVENSI

mengidentifikasi kali interaksi klien

3.klien dapat menilai kempuan yang dimiliki untuk dilaksanakan

3. setlah beberapa kali interaksi klien dapat menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakannya.

negatif. 3.1. diskusikan dengan klien kemapuan yang dapat dilaksanakannya. 3.2. diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya. 4.1. tingkatkan kegiatan sesuai sesuai kondisi klien 4.2. berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan klien.

4. klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang 2 dimilikinya. Resiko isolasi TUM: Klien sosial: menarik diri dapat berinteraksi dengan orang lain TUK: 1. klien dapat membina hubungan saling percaya

4. setelah beberapa kali interaksi membuat rencana kegiatan harian

1. setelah beberapa kali interaksi klien menunjukkan tandatanda percaya kepada / terhadap perawat: wajah berkenalan,ada kontak mata,menceritakan masalahnya dan bersedia

1.1 Bina hubungan saling percaya dengan: *beri salam setiap interaksi *perkenalkan anggilan perwat dan tujuan berkenalan *tanyakan dan panggil nama kesukaan klien

cerah,tersenyum,mau nama,nama

mengungkapkan masalahnya

*tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi 2.1. tanyakan pada klien tentang: *orang yang tinggal serumah / teman sekamar klien *orang yang paling dekat dengan klien di rumah/diruang perawatan *apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut 2.2. Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain. 2.3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan persaannya. 3.1 Tanyakan pada klien tentang: *manfaat hubungan sosial *kerugian menarik diri

2. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri

2. Setelah beberapa kali interaksiklien menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri dari: diri sendiri,orang lain dan lingkungan.

3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian

3. Setelah beberapa kali interaksi dengan klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan

menarik diri.

sosial,misalnya: banyak teman,tidak kesepian,bisa diskusi,saling menolong dan kerugian menarik diri,misalnya: sendiri,kesepian dan tidak bisa diskusi.

3.2. Diskusikan bersama klien tentang manfaat hubungan sosial dan kerugian menarik diri. 3.3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st

edition. Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia. Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition. Lippincott- Raven Publisher: philadelphia. Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta Keliat, Budi Anna, dkk. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. EGC: Jakarta

Vous aimerez peut-être aussi