Vous êtes sur la page 1sur 72

Pengantar Sistem Pengelolaan Sampah

Aspek Teknis Operasional (3/4)

Seri Belajar Mengelola Sampah dengan Efektif

Dasar-dasar Sistem Pengelolaan Sampah

www.nawasis.com

Dasar-dasar Sistem Pengelolaan Sampah

ASPEK TEKNIS OPERASIONAL

www.nawasis.com

Aspek-aspek Pengelolaan Sampah

www.nawasis.com

Aspek Teknis Operasional


6 Elemen Fungsi (Aspek)
1. Penimbulan (waste generation), 2. Penanganan yang terdiri dari pemisahan, penyimpanan dan prosesing di tempat (waste handling, separation, storage and processing at the source), 3. Pengumpulan (collection), pemindahan dan pengangkutan (transfer and transport), 4. Pemisahan, prosesing dan transformasi (separation and processing and transformation), dan 5. Pemrosesan akhir (disposal).

www.nawasis.com

Faktor-faktor dalam Pengelolaan Sampah


Tchobanoglous et al., 1993

www.nawasis.com

Penanggung Jawab Pengelolaan Sampah


Penanggung jawab pengelolaan persampahan dilaksanakan oleh dinas-dinas terkait seperti Dinas Kebersihan. Pengelolaan oleh dinas-dinas terkait ini dimulai dari pengangkutan sampah sampai pemrosesan akhir sampah. Sumber sampah dan pengumpulan di sumber sampah adalah menjadi tanggung jawab pengelola yaitu:
Swasta/developer dan atau; Organisasi kemasyarakatan. Sampah B3-rumah tangga ditangani khusus oleh lembaga tertentu

www.nawasis.com

Pola Operasional Penanganan Sampah

www.nawasis.com

Pola Operasional Penanganan Sampah


3R (reuse, reduce, recycle)
Pola operasional pengelolaan dengan konsep 3R (reduce, reuse dan recycle) diterapkan mulai dari sumber sampah. Adanya program 3R diharapkan dapat:
mengurangi jumlah sampah yang ditangani di TPS 3R maupun di TPST atau TPA, menurunkan beban pengolahan sampah pada skala kota maupun skala regional.

www.nawasis.com

Dasar-dasar Sistem Pengelolaan Sampah

ASPEK TEKNIS OPERASIONAL


Timbulan Sampah

www.nawasis.com

1. Penimbulan
Sumber-sumber sampah (1/5)
Sampah yang akan dikelola dibedakan atas 1. Sampah rumah tangga
Sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.

2. Sampah sejenis sampah rumah tangga


Sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.

www.nawasis.com

1. Penimbulan
Sumber-sumber sampah (2/5)
3. Sampah spesifik sebagaimana dimaksud meliputi:
sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun; sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun; sampah yang timbul akibat bencana; sampah bongkaran bangunan; sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau sampah yang timbul secara tidak periodik

www.nawasis.com

1. Penimbulan
Sumber-sumber sampah (3/5)
Sampah rumah tangga
bersumber dari aktifitas rumah/dapur serta aktifitas rumah tangga lainnya. Jenis atau tipe sampah yang dihasilkan terutama berupa
sampah basah dan sampah kering dan debu.

www.nawasis.com

1. Penimbulan
Sumber-sumber sampah (4/5)
Sampah sejenis sampah rumah tangga
bersumber dari pasar, pertokoan, restoran, perusahaan dan sebagainya. sebagian besar kategori sampah ini berasal dari pasar dan kebanyakan berupa sampah organik.

www.nawasis.com

1. Penimbulan
Sumber-sumber sampah (5/5)
Sampah spesifik
sampah ini dikelola secara terpisah dengan jenis sampah yang lain karena mempunyai sifat spesifik yang harus ditangani secara khusus.

Sampah lain-lain:
sampah pertanian, kandang hewan/pemotongan hewan, sampah dari instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, dan lain-lain.

www.nawasis.com

1. Penimbulan
Klasifikasi sumber-sumber sampah (1/6)
Sampah yang berasal dari: daerah perumahan daerah komersial fasilitas umum fasilitas sosial lain-lain

www.nawasis.com

1. Penimbulan
Sumber-sumber sampah, di daerah perumahan (1/4)
Sumber sampah di daerah perumahan: Perumahan masyarakat berpenghasilan tinggi (High income) Perumahan masyarakat berpenghasilan menengah (Middle income) Perumahan masyarakat berpenghasilan rendah/daerah kumuh (Low income/slum area)

www.nawasis.com

1. Penimbulan
Sumber-sumber sampah, di daerah komersial (2/4)
Sumber sampah di daerah komersial: Daerah komersial umumnya didominasi oleh kawasan perniagaan, hiburan dan lain-lain. Yang termasuk kategori komersial adalah
Pasar, pertokoan Hotel, restauran, bioskop, Salon kecantikan, Industri dan lain-lain.

www.nawasis.com

1. Penimbulan
Sumber-sumber sampah, fasum & fasos (3/4)

Fasilitas Umum Fasilitas umum merupakan sarana/prasarana perkotaan yang dipergunakan untuk kepentingan umum. Yang termasuk dalam kategori fasilitas umum ini adalah
perkantoran, sekolah, rumah sakit, apotik, gedung olah raga, museum, taman, jalan, saluran/sungai dan lain-lain.

Fasilitas Sosial Fasilitas sosial merupakan sarana prasarana perkotaan yang digunakan untuk kepentingan sosial atau bersifat sosial. Fasilitas sosial ini meliputi
panti-panti sosial (rumah jompo, panti asuhan) dan tempat-tempat ibadah (mesjid, gereja pura, dan lain-lain).

www.nawasis.com

1. Penimbulan
Sumber-sumber sampah, lainnya (4/4)
Sumber sampah lainnya: Sumber-sumber sampah ini disesuaikan dengan kondisi kota atau peruntukan tata guna lahannya. Contoh sampah yang berasal dari
sampah dari tempat pemotongan hewan, limbah dari pertanian, atau buangan dari instalasi pengolahan air limbah (sludge),

www.nawasis.com

Timbulan Sampah
Ukuran yang digunakan

Berat dan Volume: Berdasarkan berat


satuan berat : ton, kg

Satuan atau Unit Timbulan Perumahan


l/capita.day; kg/orang/hari

Berdasarkan volume
satuan volume : liter, m3

Komersil
l/capita/day; kg/orang/hari

Industri :
l waste/product/day

Jalan
l/panjang jalan

www.nawasis.com

Timbulan Sampah
Metode Pengukuran
1. Load-Count Analysis
Didasarkan atas jumlah kendaraan pengangkutan yang masuk dilokasi Transfer Station atau Recycling Center atau TPA, Berdasarkan jumlah, volume dan berat.

2. WeightVolume Analysis,
Pengukuran langsung pada kendaraan pengangkut, Berdasarkan berat, atau volume.

www.nawasis.com

Teknis Operasional Penanganan Sampah

www.nawasis.com

Timbulan Sampah
Cara Pengukuran
1. Perkembangan jumlah penduduk 2. Survei pengambilan contoh sampah di sumber sampah 3. Penentuan desitas sampah

www.nawasis.com

Cara Pengukuran Timbulan Sampah


Perkembangan jumlah penduduk (1/2)
1. Metode Aritmatik
Rumus matematis : Pn = Po + r ( dn )
Pn = Jumlah penduduk pada akhir tahun periode Po = Jumlah penduduk pada awal proyeksi r = Rata-rata pertambahan penduduk tiap tahun dn = Kurun waktu proyeksi

2. Metoda Geometric
Rumus matematis : Pn = Po ( 1+ r )dn
Pn = Jumlah penduduk pada akhir tahun periode Po = Jumlah penduduk pada awal proyeksi r = Rata-rata pertambahan penduduk tiap tahun dn = Kurun waktu proyeksi
www.nawasis.com

Cara Pengukuran Timbulan Sampah


Perkembangan jumlah penduduk (2/2)
3. Metode Least Square
Rumus : Pn = a + ( b . t )
t = Tambahan tahun terhitung dari tahun dasar

Penentukan metoda yang dipakai untuk proyeksi penduduk, terlebih dahulu kita mencari nilai korelasi (r) untuk tiap-tiap metoda. Pada metoda yang mempunyai nilai korelasi paling mendekati nilai 1, itulah yang akan dipakai. Rumus nilai korelasi (r) adalah sebagai berikut :

www.nawasis.com

Cara Pengukuran Timbulan Sampah


Survei pengambilan contoh sampel (1/3)
Guna menentukan timbulan sampah yang dihasilkan dari suatu permukiman perlu dilakukan suvey pengambilan contoh sampah langsung di sumber sampah. Pengambilan ini untuk mengetahui rata-rata berapa timbulan sampah yang dihasilkan L/orang/hari atau kg/orang/hari. Pelaksanaan survey dan pengambilan contoh berdasarkan SNI M-36-1991-03 Tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.

www.nawasis.com

Cara Pengukuran Timbulan Sampah


Survei pengambilan contoh sampel (2/3)
Jumlah contoh jiwa atau sampel:
S = Jumlah contoh (jiwa) Cd = Koefisien perumahan Cd = 1 (Kota besar / metropolitan) Cd = 0,5( Kota sedang / kecil ) Ps = Populasi (jiwa)

Jumlah KK yang diamati : K = S / N (2)


K = Jumlah contoh (KK) N = Jumlah jiwa per keluarga = 5

www.nawasis.com

Cara Pengukuran Timbulan Sampah


Survei pengambilan contoh sampel (3/3)
Laju timbulan sampah juga ditentukan oleh klasifikasi pemukiman. Berdasarkan SNI M-36-1991-03 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan :
Pemukiman diklasifikasikan atas permukiman permanen, nonpermanen dan semipermanen. Jumlah contoh timbulan sampah dari perumahan adalah sbb:
Contoh dari perumahan permanen = (S1 x K) keluarga. Contoh dari perumahan semi permanen = (S2 x K) keluarga. Contoh dari perumahan non permanen = (S3 x K) keluarga.

www.nawasis.com

Cara Pengukuran Timbulan Sampah


Klasifikasikan Pemukiman (1/2)
Klasifikasi pemukiman dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder, misalnya
kelas jalan (arteri, sekunder, lokal) kondisi sosial ekonomi (daerah kelas atas, menengah, bawah) keteraturan tata letak bangunannya (teratur, tidak teratur)

Klasifikasi pemukiman ini sangat erat kaitannya dengan pengelolaan sampah, karena menyangkut aspek :
Teknis(jumlah timbulan sampah, sistem pewadahan, pengumpulan dan pengangkutan sampah) Pembiayaan/retribusi.

www.nawasis.com

Cara Pengukuran Timbulan Sampah


Klasifikasikan Pemukiman (2/2)
Setelah diketahui jumlah sampel KK yang harus diambil, selama 7 hari berturut-turut dilaksanakan pengambilan contoh sampah:
Setiap KK diberikan kantong plastic dan diminta untuk memasukkan sampah yang dihasilkan setiap hari ke kantong plastik tersebut Lakukan penimbangan sampah setiap harinya sehingga diketahui rata-rata jumlah sampah yang dihasilkan L/orang/hari atau Kg/orang/hari.

www.nawasis.com

Densitas Sampah
Apa dan bagaimana? (1/2)
Densitas sampah adalah berat sampah yang diukur dalam satuan kilogram dibandingkan dengan volume sampah yang diukur tersebut (kg/m3). Densitas sampah sangat penting dalam menentukan jumlah timbulan sampah. Di samping itu juga penting untuk menentukan luas lahan TPA yang diperlukan.

www.nawasis.com

Densitas Sampah
Apa dan bagaimana? (2/2)
Penentuan densitas sampah ini berdasarkan SNI M-361991-03 dilakukan dengan cara :
menimbang sampah yang di-sampling dalam 1/5 - 1 m3 volume sampah. Sebuah kotak disiapkan dengan ukuran 20 x 20 cm dan kedalaman 100 cm. Sampah dimasukkan dalam wadah dan dilakukan penimbangan berat serta dilakukan pengetrokkan sebanyak 3 kali kemudian dihitung volume sampah. Berdasarkan hasil ini diketahui berapa besar densitas sampah kg/m3.

www.nawasis.com

Timbulan Sampah
Manfaat menentukan jumlah timbulan sampah
Jumlah timbulan sampah perlu diketahui, agar pengelolaan persampahan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Jumlah timbulan sampah ini akan berhubungan dengan elemen-elemen pengelolaan sampah antara lain:
pemilihan peralatan, misalnya wadah, alat pengumpulan dan pengangkutan perencanaan rute pengangkutan fasilitas untuk daur ulang luas dan jenis TPA

www.nawasis.com

Timbulan Sampah
Faktor penting yang menentukan jumlah timbulan (1/3)
1. Reduksi di sumber sampah:
Adanya peningkatan reduksi timbulan sampah pada sumber sampah akan menurunkan laju timbulan sampah. Aktivitas yang termasuk dalam reduksi antara lain:
mengurangi bungkus/packaging produk lebih tahan lama (dpt digunakan lagi) mengganti bahan sekali pakai (popok, tempat makanan, piring dll) sesedikit mungkin menggunakan bahan-bahan/sumber daya alam tingkatkan bahan yang dapat direcycle atau reused

www.nawasis.com

Timbulan Sampah
Faktor penting yang menentukan jumlah timbulan (2/3)
2. Recycling, bagian dari upaya mereduksi jumlah sampah. Merupakan metoda yang dapat merubah sampah mempunyai nilai ekonomis. 3. Kebiasaan masyarakat mempengaruhi penanganan sampah mulai dari sumber sampah. Jika masyarakat mempunyai kebiasaan mengelola sampah dengan baik maka laju timbulan sampah di suatu kota dapat ditekan atau diturunkan.

www.nawasis.com

Timbulan Sampah
Faktor penting yang menentukan jumlah timbulan (3/3)
3. Peraturan, terkait dengan kebijakan pemerintah misalkan peraturan untuk mengurangi penggunaan kemasan yang tidak ramah lingkungan. 4. Kondisi
fisik dan geografi musim, iklim, dataran tinggi

www.nawasis.com

Timbulan Sampah
Metoda pengukuran jumlah timbulan
1. Load-count analysis/Analisis penghitungan beban
Jumlah masing-masing volume sampah yang masuk ke TPA dihitung dengan mencatat : volume, berat, jenis angkutan dan sumber sampah, kemudian dihitung jumlah timbulan sampah kota selama perioda tertentu.

2. Weight-volume analysis/Analisis berat-volume


Jumlah masing-masing volume sampah yang masuk ke TPA dihitung dengan mencatat : volume dan berat sampah, kemudian dihitung jumlah timbulan sampah kota selama perioda tertentu.

3. Material-balance analysis/Analisis kesetimbangan bahan


Material balance lebih baik menghasilkan data untuk sampah rumah tangga, institusi, industri dan material balance juga diperlukan untuk program daur ulang.
www.nawasis.com

Timbulan Sampah
Aliran kesetimbangan bahan

www.nawasis.com

Timbulan Sampah
Cara Analisis
1. Tentukan batas system (system boundary) 2. Identifikasi seluruh kegiatan di dalam system yang akan menghasilkan sampah 3. Identifikasi jumlah timbulan sampah dari masing-masing aktifitas tersebut 4. Dengan hubungan matematik, tentukan timbulan sampah, pengumpulan dan tersimpan.

www.nawasis.com

Timbulan Sampah
Aliran keseimbangan bahan

www.nawasis.com

Timbulan Sampah
Besaran Timbulan sampah berdasarkan sumber sampah

www.nawasis.com

Timbulan Sampah
Besaran Timbulan sampah berdasarkan klasifikasi kota

www.nawasis.com

Timbulan Sampah
Contoh perhitungan timbulan sampah (1/3)
Tentukan Berat sampah yang dihasilkan per minggu dari 1200 rumah. Dengan sistem pengumpulan:
Truk compactor ada 9 buah. Volume truk compactor : 20 m3 Jumlah dump truk adalah : 7 buah. Volume truk : 8 m3 Jumlah pick-up adalah : 10 Ukuran pick-up : 2 m3

Jawab : Tentukan jumlah sampah yang dihasilkan tiap rumah/minggu


-Truk kompaktor : 9 x 20 m3 = 180 m3 -Dump truk : 7 x 8 m3 = 56 m3 -Pick up : 10 x 2 m3 = 20 m3 -Total sampah : 256 m3/minggu

Volume sampah yang dihasilkan setiap rumah : 256 m3/1200 rumah = 0,2133 m3/rumah/minggu

www.nawasis.com

Timbulan Sampah
Contoh perhitungan timbulan sampah (2/3)
Tentukan Berat sampah yang dibuang ke TPA dan berat sampah yang dapat dimanfaatkan dari sampah kota dengan berat 1000 ton/hari, dengan karakteristik
60% sampah organik, 10% sampah kertas, 10% plastik, 5% kaleng, 5% tekstil, logam 5% dan lain-lain 5%. Pemanfaatan sampah organik hanya 50% sebagai kompos sedangkan sisanya adalah residu yang akan dibuang ke TPA. Kertas dan plastik hanya dapat dimanfaatkan masingmasing 8%, sedangkan kaleng dan logam dapat dimanfaatkan semuanya. Tekstil hanya dapat dimanfaatkan 5%. Selain sampah domestik, ada sampah industri yang juga dibuang ke TPA sebesar 0,8 ton/hari dan 70% dari sampah tersebut dapat dimanfaatkan.
www.nawasis.com

Timbulan Sampah
Contoh perhitungan timbulan sampah (3/3)

Jawab : Berat sampah yang dimanfaatkan adalah 610,56 ton/hari, dan berat sampah yang dibuang ke TPA adalah 390,24 ton/hari.

www.nawasis.com

Timbulan Sampah
Perhitungan Jumlah Timbulan Sampah Per kapita
Pengamatan dilakukan selama seminggu di salah satu lokasi TPS yang diketahui dengan jelas sumber sampah yang membuang sampahnya ke sana. Data yang diperoleh,
jumlah kk yang membuang sampah 1200 rumah. Jumlah jiwa/kk = 5 orang. Jumlah sampah yang masuk ke TPS 35.000 kg.

Maka laju timbulan sampahnya adalah:


Laju = (35.000 kg/minggu)/(1200 x 5)(7 hari/minggu) = 0,83 kg/orang/hari

www.nawasis.com

Komposisi Sampah
Komposisi sampah untuk menentukan :
sistem penanganan yang dapat dilakukan terhadap sampah. jenis dan kapasitas peralatan, sistem, dan program penanganannya.

Komposisi sampah adalah setiap komponen sampah yang membentuk suatu kesatuan, dalam prosentase (%). Komposisi sampah berbeda-beda berdasarkan :
sumber sampah, karakteristik perilaku masyarakat, kondisi ekonomi, proses penanganan sampah di sumber sampah.
www.nawasis.com

Komposisi Sampah
Sumber dan komposisi sampah

www.nawasis.com

Komposisi Sampah
Sumber dan komposisi sampah (negara)

www.nawasis.com

Komposisi Sampah
Sumber dan komposisi sampah (Depok)

www.nawasis.com

Karakteristik Sampah
Karakteristik sampah secara umum dibedakan atas :
Karakteristik fisik Karakteristik kimiawi Karakteristik biologi

Karakteristik sampah sangat menentukan metoda pengolahan yang akan digunakan. Terutama komposisi berdasarkan karakteristik kimiawi sangat menentukan reaksi komponen unsur pembentuk sampah seperti kandungan unsur Carbon (C), Nitrogen (N), Hidrogen (H) dan Oksigen (O).

www.nawasis.com

Karakteristik Sampah
Karakteristik fisik
Kandungan kadar air, penentuan berapa kandungan kadar air dalam sampah dengan menggunakan metoda gravimetri. Persamaan matematik yang digunakan adalah :
M = {(w-d)/w}x100% dimana: w = jumlah berat sampel, kg d = berat sampel setelah dikeringkan 1050 C, kg

Spesific Weight / Berat Jenis (berat/volume; kg/liter, lb/ft3) Ukuran partikel dan distribusi partikel Field Capacity, didefinisikan sebagai jumlah total air yang dapat ditahan oleh sampah secara gravitasi Permeabilitas sampah, sangat penting untuk mengetahui pergerakan cairan dan gas dalam landfill.
www.nawasis.com

Karakteristik Sampah
Karakteristik kimiawi
Proximate Analysis
Analisis terhadap kelembaban sampah, kandungan volatile di dalam sampah, fixed carbon, dan ash di dalam sampah.

Fusing point of ash


Temperatur dimana bisa terbakar sbg abu (clinker) suhu diatas 1000oC

Ultimate Analysis
Analisis terhadap unsur-unsur kimia penyusun sampah.

Energy content (Btu/lb)


Analisis kandungan energi dalam sampah. sampah.

www.nawasis.com

Karakteristik Sampah
Karakteristik biologi
Biodegradability adalah kemampuan sampah untuk diuraikan dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Ditentukan dengan persamaan : BF = 0.83 0.028 LC
dimana : BF = Biodegradable Fraction (fraksi bahan organik yang mudah terurai) LC = Lignin Content (kandungan lignin)

www.nawasis.com

Karakteristik Sampah
Karakteristik biologi (biodegrability)

www.nawasis.com

Dasar-dasar Sistem Pengelolaan Sampah

ASPEK TEKNIS OPERASIONAL


Penanganan, Pengumpulan, Transfer & Transport, Pemisahan, dan Pemrosesan Akhir Sampah
www.nawasis.com

2. Penanganan:
Pemisahan, Penyimpanan dan Prosesing di Tempat
Wadah sampah individual (disumber) disediakan oleh setiap penghasil sampah sendiri sedangkan wadah komunal dan pejalan kaki disediakan oleh pengelola dan atau swasta. spesifikasi wadah sedemikian rupa sehingga memudahkan operasionalnya, tidak permanen dan higienis. Akan lebih baik apabila ada pemisahan wadah untuk sampah basah dan sampah kering. Pengosongan sampah dari wadah individual dilakukan paling lama 2 hari sekali sedangkan untuk wadah komunal harus dilakukan setiap hari.

www.nawasis.com

3. Pengumpulan Sampah
Langsung dan tidak langsung
Pengumpulan sampah dari sumber dapat dilakukan secara:
langsung dengan alat angkut (untuk sumber sampah besar atau daerah yang memiliki kemiringan lahan cukup tinggi) atau tidak langsung dengan menggunakan gerobak (untuk daerah teratur) dan secara komunal oleh mayarakat sendiri (untuk daerah tidak teratur).

Penyapuan jalan diperlukan pada daerah pusat kota seperti:


ruas jalan protokol, pusat perdagangan, taman kota dan lain-lain.

www.nawasis.com

4. Transfer dan Transport


Pemindahan
Pemindahan sampah dari
alat pengumpul (gerobak) ke alat angkut (truk) dilakukan di transfer depo atau container untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan.

Lokasi pemindahan harus dekat dengan daerah pelayanan atau radius sekitar 500 m. Pemindahan skala kota ke stasiun transfer diperlukan bila jarak ke lokasi TPA lebih besar dari 25 km.

www.nawasis.com

4. Transfer dan Transport


Pengangkutan
Pengangkutan secara langsung dari setiap sumber harus dibatasi pada daerah pelayanan yang tidak memungkinkan cara operasi lainnya atau pada daerah pelayanan tertentu berdasarkan pertimbangan keamanan maupun estetika dengan memperhitungkan besarnya biaya operasi yang harus dibayar oleh pengguna jasa. Penetapan rute pengangkutan sampah harus didasarkan pada hasil survey time motion study untuk mendapatkan jalur yang paling efisien.

www.nawasis.com

4. Transfer dan Transport


Pengangkutan
Jenis truk yang digunakan minimal dump truck yang memiliki kemampuan membongkar muatan secara hidrolis, efisien dan cepat. Penggunaan arm roll truck dan compactor truck harus mempertimbangkan kemampuan pemeliharaan.

www.nawasis.com

5. Pemisahan, Prosesing dan Transformasi


Pengolahan sampah dimaksudkan untuk:
mengurangi volume sampah yang harus dibuang ke TPA serta meningkatkan efisiensi penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan.

Teknologi pengolahan sampah dapat dilakukan melalui


pembuatan kompos, pembakaran sampah secara aman (bebas COx, SOx, NOx dan dioxin), pemanfaatan gas metan dan daur ulang sampah.

www.nawasis.com

5. Pemisahan, Prosesing dan Transformasi


Skala pengolahan sampah mulai dari individual, komunal (kawasan), skala kota dan skala regional. Penerapan teknologi pengolahan harus memperhatikan aspek :
lingkungan, dana, SDM dan Kemudahan operasional.

www.nawasis.com

6. Pemrosesan Akhir
TPA (1/5)
Pemilihan lokasi TPA harus mengacu pada SNI 03-32411994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA. Agar keberadaan TPA tidak mencemari lingkungan, maka jarak TPA
ke badan air penerima > 100m, ke perumahan terdekat > 500 m, ke airport 1500 m (untuk pesawat propeler) dan 3000 m (untuk pesawat jet).

Selain itu muka air tanah harus > 4 m, jenis tanah lempung dengan nilai K < 10-6 cm/det.

www.nawasis.com

6. Pemrosesan Akhir
TPA (2/5)
Metode pembuangan akhir minimal dilakukan dengan
controlled landfill (untuk kota sedang dan kecil) dan sanitary landfill (untuk kota besar dan metropolitan) dengan sistem sel.

Prasarana dasar minimal yang harus disediakan adalah


jalan masuk, drainase keliling dan pagar pengaman (dapat berfungsi sebagai buffer zone).

www.nawasis.com

6. Pemrosesan Akhir
TPA (3/5)
Fasilitas perlindungan lingkungan:
lapisan dasar kedap air, jaringan pengumpul leachate, pengolahan leachate dan ventilasi gas/ flaring atau landfill gas extraction untuk mngurangi emisi gas.

Fasilitas operasional :
alat berat (buldozer, excavator, l oader dan atau landfill compactor) dan stok tanah penutup.

www.nawasis.com

6. Pemrosesan Akhir
TPA (4/5)
Penutupan tanah harus dilakukan secara harian atau minimal secara berkala dengan ketebalan 20 - 30 cm. Penyemprotan insektisida harus dilakukan apabila penutupan sampah tidak dapat dilakukan secara harian. Penutupan tanah akhir harus dilakukan sesuai dengan peruntukan lahan bekas TPA.

www.nawasis.com

6. Pemrosesan Akhir
TPA (5/5)
Kegiatan pemantauan lingkungan harus tetap dilakukan meskipun TPA telah ditutup terutama untuk gas dan efluen leachate, karena proses dekomposisi sampah menjadi gas dan leachate masih terus terjadi sampai 25 tahun setelah penutupan TPA. Manajemen pengelolaan TPA perlu dikendalikan secara cermat dan membutuhkan tenaga terdidik yang memadai. Lahan bekas TPA direkomendasikan untuk digunakan sebagai lahan untuk berbagai keperluan seperti taman, lapangan olahraga, dan lain-lain.

www.nawasis.com

Referensi

PERSAMPAHAN Materi Diseminasi dan Sosialisasi Keteknikan Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP), Direktorat Pengembangan PLP, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementrian Pekerjaan Umum
www.nawasis.com

Daftar Modul & Materi


Sistem dan Manajemen Persampahan
Dasar-dasar Sistem Pengelolaan Sampah Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah
Rencana Induk Persampahan Studi Kelayakan Persampahan

Penanganan Sampah di Sumber Sampah Pengangkutan Sampah Pengolahan Sampah Penerapan 3R di Permukiman Pemrosesan Akhir Sampah

Dapatkan seluruh modulnya dan ikuti pelatihannya di : www.nawasis.com

www.nawasis.com

Websites Pilihan :
Nawasis.Com, Sanitasi.Net, Sanitasi.Org PenataanRuang.Com
Page 71

Contact

Joy Irman
Indonesian Institute for Infrastructure Studies joyirman@nawasis.com
Page 72

Vous aimerez peut-être aussi