Vous êtes sur la page 1sur 3

RSUD DR SOETOMO SURABAYA STANDART ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN


No. Dokumen: 1.02.04.2.4.001 Tanggal Terbit : 23-Sep-02 DENGAN No. Revisi : Halaman : 1 dari 2 Ditetapkan Direktur :

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PANCARDITIS (PERICARDITIS, MIOCARDITIS, ENDOCARDITIS) A. DEFINISI Pericarditis adalah peradangan pericard parietal, visceral atau keduanya. Miocarditis adalah peradangan otot jantung (miocard). Endocarditis adalah peradangan endocard yang mencakup katub jantung. B. PATOFISIOLOGI Akibat terjadinya infeksi yang berulang-ulang oleh kuman streptococcus hemolitikus graup A pada faring dapat menimbulkan reaksi immunologis yang disebut demam rheumatik. Selanjutnya demam rheumatik ini akan menimbulkan cidera kardiovasculer dan ekstracardial. Cidera kardiovasculer bisa mengenai pericard, endocard dan miocard. Sedangkan cidera ekstracardial umumnya mengenai jaringan sub cutan (sub cutan nodul), sendi (poli artritis migrain) dan susunan saraf pusat (khorea). C. GEJALA KLINIS Pericarditis : - Nyeri dada seperti ditusuk terutama bila bergerak, nafas dalam dan berkurang bila duduk. - Nyeri dada sub sternal / parasternal menjalar ke bahu, leher, dan lengan kiri. - Pericardial friction rub. - Sesak nafas, heart rate meningkat. - Distensi vena jugularis, hepatomegali dan edema ekstremitas bawah. Miocarditis : - Dada terasa berat. - Sesak nafas.

Demam, takikardi, anoreksia dan gelisah. Tanda-tanda gagal jantung. Suara jantung abnormal : BJ3, BJ4 gallop, friction rub.

Endocarditis : - Demam tinggi, menggigil. - Murmur, pleural dan friction rub. - Clubbing, anemis. - Ptechiae pada mukosa tenggorok, mata (roth`s spot), kulit dada. - Splinter hemoragic (emboli di bawah kuku dengan bentuk linier). - Osler`s nodes (nodul berwarna kebiruan / merah muda / merah) di bagian dalam jari, otot tenar dan hipotenar. D. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan kerusakan otot jantung dampak dari proses peradangan / inflamasi. 2. Gangguan rasa nyaman (nyeri dada) berhubungan dengan dengan kerusakan otot jantung dampak dari proses peradangan / inflamasi. 3. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi / infeksi. 4. Resiko tinggi terjadi injury (emboli pada vena / arteri) berhubungan dengan valvular vegetasion. E. PERENCANAAN 1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan kerusakan otot jantung dampak dari proses peradangan / inflamasi. 1) Kaji keadaan umum klien. 2) Kaji tanda-tanda toxicitas digitalis. 3) Monitor tanda-tanda vital, nadi perifer, kegelisahan, friction rub, tekanan nadi (kecil / lemah), CVP, vena juguler. 4) Bila ada tanda-tanda tamponade letakkan dalam posisi fowler, observasi tanda-tanda vital tiap 5 menit dan pericardiocentesis. 5) Observasi gejala / tanda yang mungkin merupakan indikasi berkembangnya gagal jantung, seperti batuk, palpitasi, murmur. 6) Evaluasi respon aktifitas klien dan dan anjurkan klien bed rest sampai gejala tekanan jantung berkurang. 7) Ambil darah untuk kultur darah selama suhu tinggi dan intermiten pada fase recovery. 8) Kolaborasi : - Pemberian oksigen. - Pemberian digitalis, diuretik anti aritmia dan antibiotik. - Pericardiocentesis.

2. Gangguan rasa nyaman (nyeri dada) berhubungan dengan dengan kerusakan otot jantung dampak dari proses peradangan / inflamasi. 1) Kaji keadaan umum klien. 2) Anjurkan klien bed rest bila terjadi nyeri dada, panas dan friction rub. 3) Berikan posisi yang nyaman. 4) Monitor tanda-tanda vital. 5) Observasi diaphoresis, menggigil dan tanda-tanda infeksi. 6) Kolaborasi dalam pemberian analgesik, antipiretik dan steroid / anti inflamasi. 3. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi / infeksi. 1) Kaji keadaan umum klien. 2) Monitor suhu tubuh tiap 4 jam bila perlu. 3) Monitor tanda-tanda vital. 4) Berikan kompres dingin. 5) Berikan kompres hangat pada ekstremitas. 6) Kolaborasi pemberian antipiretik dan antibiotik. 4. Resiko tinggi terjadi injury (emboli pada vena / arteri) berhubungan dengan valvular vegetasion. 1) Observasi perubahan pada area semua sistem seperti urine output, nyeri abdomen, gangguan neurologik, nyeri akut di ekstremitas. 2) Observasi kemerahan dan edema di area IV line. 3) Berikan ROM (Range of Motion) dan rubah posisi secara teratur. 4) Kolaborasi pemberian antikoagulan, anti emboli dan trombolitik.

Vous aimerez peut-être aussi