Vous êtes sur la page 1sur 5

Pendahuluan 1. 2.

Penyakit saraf akut paling banyak dan penyebab kematian, kecacatan, dan penderitaan Surabaya, tahun 2008 (RSU Dr. Soetomo), dari 1523 (stroke iskemik 1050 dan hemoragik 473) meninggal 438 (iskemik 179, hemoragik 259) Batasan 1. 2. 3. Gangguan fungsi otak Timbul mendadak Fokal / global 5. 4. Berlangsung > 24 jam (berakhir sebelum 24 jam/meninggal) Akibat gangguan peredaran darah otak

Penyebab Umum 1. Trombosis serebri a. b. c. 2. 3. Aterosklerosis Hiperkoagulasi, hematokrit meningkat Arteritis 5. 4. Hipoksia umum a. b. c. aritmia Hipoksia lokal a. b. Spasme arteri serebri disertai perdarahan subarachnoid Vasokontriksi arteri otak Hipertensi yang parah Henti jantung paru Curah jantung turun akibat

Emboli Hemoragik a. b. c. Epidural hematom Subdural hematom Intraserebral hematom

Faktor Risiko 1. 2. 3. Hipertensi Penyakit kardiovaskuler-embolisme serebri Kolesterol tinggi 4. 5. 6. Obesitas Peningkatan hematokrit Diabetes

Klasifikasi Stroke

Non hemoragik / iskemik

Hemoragik / perdarahan

1.

Stroke non hemoragik Tidak terjadi perdarahan, terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia, menimbulkan edema sekunder, kesadaran umumnya baik.

2.

Stroke hemoragik Disfungsi neurologis fokal yang akut disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak, terjadi secara spontan, bukan karena trauma kapitis, tapi pecahnya pembuluh darah.

Stroke Nonhemoragik / Iskemik 1. Emboli dan trombosis serebri iskemia hipoksia otak edema otak.

2. 3. 4. 5. 6. 7.

Terjadi setelah lama istirahat, baru bangun tidur, di pagi hari. Kesadaran umumnya baik. Infark serebri Akibat trombosis, emboli, penurunan perfusi sistemik Iskemik dan hipoksia edema otak PTIK kematian Klasifikasi klinik iskemik Berdasarkan perjalanan penyakit atas stadiumnya: a. b. c. TIA/SOS, gangguan neurologis lokal, terjadi beberapa menit sampai beberapa jam saja, gejala hilang dalam waktu kurang dari 24 jam. Stroke involusi, stroke yang terjadi masih terus berkembang, semakin parah, berjalan dalam 24 jam atau beberapa hari Stroke komplet, gangguan menetap, dapat diawali oleh TIA Awitan : akut bangun tidur/tanpa aktivitas Didahului TIA Kelemahan separoh badan d. e. f. Rasa tebal separoh badan Bicara pelo/gangguan bahasa Bisa terjadi penurunan kesadaran akibat edema serebri

8.

Gejala klinik stroke iskemik a. b. c.

Stroke Hemoragik / Perdarahan 1. Pembuluh darah otak Darah masuk ke parenkim otak Membentuk massa (hematoma) Menekan jaringan otak edema otak dan sekitarnya PTIK Herniasi Kematian 2. Etiologi a. b. 3. a. b. c. d. e. f. g. HT Aneurisma Awitan sangat akut Serangan saat aktivitas Nyeri kepala hebat, muntah, kejang, penurunan kesadaran Kelumpuhan Kaku kuduk PIS Perdarahan luas waktu singkat meninggal Perdarahan Intraserebri (PIS) Hipertensi mikroaneurisma darah masuk ke dalam jaringan otak edema otak ptik herniasi otak kematian. h. Perdarahan subarachnoid (psa) Aneurisma di luar parenkim otak PTIK 1) Struktur peka nyeri regang nyeri kepala hebat. 2) Vasospasme pembuluh darah serebri disfungsi otak global (ggg kesadaran), fokal (hemiparese, afasia,dll) c. d. AVM Neoplasma e. Trauma

Manifestasi klinis

Patofisiologi Umum
Faktor risiko

Aterosklerosis, hiperkoagulasi, arteritis

Katup jantung rusak Miokard infark, miokarditis

Aneurisma, malformasi arteriovenous

Trombosis serebral

Penyumbatan pembuluh darah oleh bekuan darah, lemak, udara

Perdarahan intraserebral

1. Pembuluh darah oklusi 2. Iskemik jaringan 3. Edema

Emboli serebral

STROKE

1. Perembesan darah dalam parenkim otak 2. Menekan jaringan otak 3. Infark otak, edema, herniasi otak

Defisit neurologis

Pengkajian 1. Anamnesis : a. b. c. d. 2. Identitas : usia, pekerjaan, dll Keluhan utama : kelemahan anggota gerak, bicara pelo, penurunan tingkat kesadaran Riwayat penyakit saat ini : mendadak ketika aktivitas, bangun tidur, nyantai, lumpuh, nyeri kepala, muntah, kejang, tidak sadarkan diri Riwayat penyakit dahulu : hipertensi, stroke sebelumnya, DM, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, dll Pemeriksaan fisik a. B1 (Breathing) Peningkatan produksi sputum, sesak napas, suara rhonki, dll b. B2 (Blood) Peningkatan TD c. B3 (Brain), pengkajian fokus 1) 2) 3) 4) 5) Tingkat kesadaran (kualitas/kuantitas) Fungsi serebri; disfasia perseptif (area wernicke), disfasia ekspresif (area broca), disartria (paralisis otot bicara), Saraf kranial, Sistem motorik; kekuatan otot Sistem sensorik

d. B4 (Bladder) Retensi, inkontinensia, kontrol spinkter ekterna hilang e. B5 (Bowel) Sulit menelan, nafsu makan turun, mual-muntah karena produksi asam lambung meningkat, penurunan peristaltik usus, inkontinensia alvi f. 3. a. B6 (Bone + skin) Hemiplegi (lesi otak yang berlawanan), turgor jelek, dekubitus, dll Angiografi serebri; malformasi arteriovena, aneurisma

Pemeriksaan diagnostik

b. c. d. e.

CS Scan; letak edema, hematom, jaringan infark, MRI (magnetic imaging resonance); area lesi, infark EEG; dampak infark, menurunnya impuls listrik dalam otak Lab darah

Penatalaksanaan Umum Hacke, W, 2000 1. 2. 3. 4. 5. Terapi umum (keadaan fisiologik umum) Terapi spesifik patogenesis Profilaksis dan pengobatan komplikasi Rehabilitasi dini Stabilisasi saluran napas a. b. c. d. 6. a. b. 7. a. b. c. d. Mencegah hipoksia otak akibat obstruksi parsial jln nps, aspirasi pneumonia, dll 24 jam I O2 2-4 lt/mnt nasal kanul + bronkospasmolitik Masker 6-8 lt/mnt ggg paru Kesadaran turun ETT, suction, trakeostomi, NGT (cegah aspirasi), BGA Cairan, hindari cairan hipotonik : glukosa CVP Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat Hiperventilasi dengan ventilator (PaCO2 n) Osmoterapi : manitol, furosemid Kesadaran turun : pantau GCS, TTV (tiap 2 jam) c. Optimalisasi tekanan darah

Stabilisasi hemodinamik

Penatalaksanaan PTIK (n 5-20 mmHg)

Pencegahan Komplikasi 1. 2. Pneumonia dan aspirasi NGT, head up sd 30 Ulkus dekubitus mobilisasi ringan 3. 4. Rehabilitasi medik Edukasi post hospitalisasi

Diagnosa Keperawatan 1. 2. 3. 4. 5. PK : TIK Meningkat b/d peningkatan volume intrakranial, penekanan jaringan otak, edema serebri Perubahan perfuisi jaringan otak b/d perdarahan intraserebral, edema otak Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d akumulasi sekret, kemampuan batuk menurun Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan neuromuskular ekstremitas Gangguan komunikasi verbal b/d keruisakan area bicara, kehilangan kontrol tonus otot fasial

Rencana Intervensi (Dx. 1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Monitor penyebab TIK Dan TTV tiap 4 jam Evaluasi pupil Pertahankan kepala, badan pada posisi netral (tdk lebih 30 0), hindari penggunaan bantal yang tinggi Berikan periode istirahat antara periode tindakan perawatan dan batasi lamanya prosedur Ciptakan lingkungan tenang, sentuhan ramah, pembicaraan tidak gaduh Bantu klien batuk muntah, hindari hal-hal yang meningkatkan TIK Pertahankan drainase urin paten, cegah konstipasi Berikan penjelasan pada klien/keluarga ttg sebab TIK Observasi tingkat kesadaran

10. Kolaborasi pemberian O2

11. Kolaborasi terapi medis; manitol, furosemid (osmosis diuretik/osmoterapi) 12. Kolaborasi analgetika, kodein, antihipertensi, antibiotika 13. Monitor hasil lab

Vous aimerez peut-être aussi