Vous êtes sur la page 1sur 10

APGAR SKOR & RESUSITASI

Disusun Oleh:
Zaerotul Lutfia/referensi/993308608 Asri Asrianti/power point/993308611 Dika Silvia Sari/operator/993308614 Fitriani/presentasi/993308617 Jeni Cahyati Lolok/ makalah/993308620 Muzlia Gelamona/ makalah/993308623 Nuraini Ali/menjawab/993308626 Putri Rahayu Ningsih/menjawab/993308629

PRODI D-III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2012

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Peilaian keadaan umum bayi dinilai satu menit setelah lahir dengan penggunaan nilai APGAR. Penilaian ini perlu untuk menilai bayi apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Adapun penilaian meliputi frekuensi jantung (heart rate), usaha nafas (respiratory effort), tonus otot (muscle tone), warna kulit (colour), dan reaksi terhadap rangsangan (respon to stimuli) yaitu dengan memasukan kateter ke lubang hidung setelah jalan nafas dibersihkan Setiap penilaian diberi angka 0, 1 dan 2. Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakan bayi normal (vigorous baby = nilai Apgar 7-10), asfiksia sedang-ringan (nilai Apgar 4-6), atau bayi menderita asfiksia berat (nilai Apgar 0-3). Bila nilai Apgar dalam 2 menit tidak mencapai 7, maka harus dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut karena kalau bayi menderita asfiksia lebih dari 5 menit kemungkinan terjadi gejala-gejala neurologik lanjutan dikemudian hari akan lebih besar, maka penilaian Apgar dilakukan selain pada 1 menit juga 5 menit setelah bayi dilahirkan. Resusitasi neonatus merupakan suatu prosedur yang diaplikasikan untuk neonatus yang yang gagal bernafas secara spontan.Sebuah sistem yang menjelaskan status klinis neonatus diperlukan untuk mengavaluasi hasil akhir persalinan dan untuk mendokumentasikan respon terhadap resusitasi. Untuk menentukan kebutuhan bayi terhadap resusitasi, tiga tanda skor afgar sangat penting pernafasan, warna dan denyut jantung. Semua neonatus harus diobservasi secara ketat selama jam pertama kehidupan.

B. Tujuan Untuk mengetahui penilaian APGAR Untuk mengetahui batasan normal BBL Untuk mengetahui pengertian Resusitasi Untuk mengetahui cara penanganan bayi dengan asfiksia C.Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah kami yaitu: Kapan dimulai penilaian APGAR pada BBL Bagaimana cara penilaiana APGAR Apa yang dimaksud dengan Resusitasi Bagaimana cara penangani BBL dengan asfiksia

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian APGAR SKOR Apgar Score merupakan alat untuk menilai kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi lima variabel yaitu frekuensi jantung (heart rate), usaha nafas (respiratory effort), tonus otot (muscle tone), warna kulit (colour), dan reaksi terhadap rangsangan (respon to stimuli), setiap penilaian diberi angka 0, 1 dan 2. Apgar score dilakukan pada: a. 1 menit kelahiran, yaitu untuk memberi kesempatan pada memulai perubahan. b. Menit ke-5 c. Menit ke-10 bayi untuk

Prosedur penilaian Apgar score Pastikan Pencahayaan baik Catat waktu kelahiran, nilai Apgar pad 1 menit pertama dengan cepat dan stimultan, jumlahkan hasilnya. Lakukan tindakan dengan cepat dan tepat sesuai dengan hasilnya. Ulangi pada menit ke-5 Ulangi pada menit ke-10 Dokumentasikan hasil dan lakukan tindakan yang sesuai.

Nilai Apgar Tanda Appearance Nilai 0 Seluruhnya biru

1 Warna kulit tubuh normal merah muda, tetapi tangan dan kaki kebiruan (akrosianosis)

2 Warna kulit tubuh, tangan dan kaki normal merah muda, tidak ada sianosis

Pulse

Tidak ada

<100 kali/menit

>100 kali/menit

Grimace

Tidak ada respon terhadap stimulasi

Meringis/menangis Bersin/batuk saat lemah ketika stimulasi saluran distimulasi nafas

Activity

Lemah/tidak ada

Sedikit gerakan

Bergerak aktiv

Respiration

Tidak ada

Lemah/ tidak teratur

Menangis kuat, pernafasan baik dan teratur

B. Resusitasi Resusitasi neonatus merupakan suatu prosedur yang diaplikasikan untuk neonatus yang gagal bernafas secara spontan. Sebuah sistem yang menjelaskan status klinis neonatus diperlukan untuk mengevaluasi hasil akhir persalinan dan untuk mendokumentasikan respon terhadap resusitasi. Untuk menentukan kebutuhan bayi terhadap resusitasi, tiga tanda apgar skor sangat penting, yakni

pernafasan, warna, dan denyut jantung. Semua neonatus harus diobservasi secara ketat selama jam pertama kehidupan.

PERSIAPAN DAN CARA RESUSITASI

Persetujuan tindakan medik a. Siapa ayah/wali pasien, sebutkan bahwa anda petugas yang diberi wewenang untuk menjelaskan tindakan pada bayi. b. Jelaskan tentang diagnosis, penatalaksanaan dan komplikasi asfiksia neonatal. c. Jelaskan bahwa tindakan klinik juga mengandung resiko. d. Pastikan ayah/wali pasien memahami berbagai aspek tersebut diatas. e. Buat persetujuan tindakan medik, simpan dalam catatan medik.

1. PERSIAPAN RESUSITASI a. Persiapan keluarga Sebelum menolong persalinan, bicarakan dengan keluarga mengenai kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya serta persiapan yang dilakukan oleh penolong untuk membantu kelancaran persalinan dan melakukan tindakan yang diperlukan. b. Persiapan tempat resusitasi Gunakan ruangan yang hangat dan terang. Tempat resusitasi hendaknya rata,keras, bersih dan kering, misalnya meja, dipan atau diatas lantai beralas tikar. Kondisi yang rata diperlukan untuk mengatur posisi kepala bayi. Tempat resusitasi sebaiknya di dekat sumber pemanas (misalnya: lampu sorot) dan tidak banya tiupan angin (jendela atau pintu yang terbuka). Biasanya digunakan lampu sorot atau bohlam berdaya 60 watt atau lampu gas minyak bumi (petromax). Nyalakan lampu menjelang kelahiran bayi. c. Persiapan alat resusitasi Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat resusitasi. d. Peralatan untuk mengisap lendir : Bulb syringe Kateter pengisap (ukuran 5 atau 6,8,dan 10 Fr) Aspirator mekonium Pengisap dan pipa mekanik

Pipa lambung ukuran 8 Fr dan spuit 20 cc Peralatan balon dan sungkup resusitasi Balon resusitasi bayi yang mampu memberikan oksigen 90-100% dan mempunyai katup pelepas tekanan/alat ukur tekanan. Oksigen dengan pengukuran aliran dan selang. Sungkup/masker wajah dengan pinggiran bantalan untuk ukuran bayi cukup bulan dan prematur. Kateter nasal (nasal prongs/kanul nasal). Oral airway, ukuran bayi cukup bulan dan prematur.

e. Peralatan inkubasi Laringoskop dengan daun lurus, ukuran 00 (sangat prematur), 0 (prematur), dan 1 (neonatus cukup bulan) Bola lampu dan baterai cadangan untuk laringoskop Pipa ET (ukuran 2,5;3;3,5 dan 4,0 mm) Gunting Sarung tangan 2. LANGKAH RESUSITASI Tempatkan bayi di bawah pemanas radian /infant warmer Letakkan bayi terlentang pada posisi setengah tengadah untuk membukajalan nafas. Sebuah gulungan handuk diletakkan dibawah bahu untuk membantu mencegah fleksi leher dan u Bersihkan jalan nafas atas dengan mengisap mulut terlebih dahulu kemudian hidung, dengan menggunakan blub syringe, alat pengisap lendir, atau kateter pengisap. Perhatikan untuk menjaga bayi dari kehilangan panas setiap saat. Catatan : pengisapan dan pengeringan tubuh dapat dilakukan bersamaan bila air ketuban bersih dari mikonium. Pengisapan yang kontinyu dibatasi 3-5 detik pada satu pengisapan. Mulut diisap terlebih dahulu untuk mencegah aspirasi. Pengisapan lebih agresif hanya boleh dilakukan jika terdapat mekonium pada jalan nafas (kondisi ini dapat mengarah ke bradikardia). Bila terdapat mekonium dan bayi tidak bugar, lakukan pengisapan dari trakea. Keringkan, stimulasi, ganti kain yang basah dengan kain yang kering, dan reposisi kepala. Tindakan yang dilakukan sejak bayi lahir sampai reposisi kepala dilakukan tidak lebih dari 30 detik. Menilai pernafasan,jika bayi mulai bernafas secara teratur dan memadai, periksa denyut jantung. Jika denyut jatung > 100 Kali/menit dan bayi tidak mengalami sianosis, hentikan resusitasi. Akan tetapi, jika sianosis, ditemui, berikan oksigen aliran bebas.

f. Perawatan Lanjutan Catat nilai afgar untuk menit ke-1 dan ke-5 dalam rekam medik. Jika bayi memerlukan asuhan intensif, rujuk ke rumah sakit terdekat yang memiliki kemampuan memberikan dukungan neonatus. Jika bayi dalam keadaan stabil, pindahkan ke ruang neonatal untuk dipantau dan ditindaklanjuti. Di ruang neonatal, ikuti panduan asuhan neonatus normal untuk pemeriksaan fisik dan tindakan profilaksis. Selain itu, monitor secara ketat tanda vital, sirkulasi, ferfusi, status neurologic, dan jumlah urui, serta pemberian minum ditunda disesuaikan kondisi. Sebagai ganti pemberian minumsecara oral, berikan glukosa 10 % intravena. Uji laboratoriu, seperti analisis darah, glukosa, dan hematokrit Dalam keadaan darurat, resusitasi dapat diakhiri bila terdapat salah satu dari berikut : Telah timbul kembali sirkulasi dan ventilasi spontan yang efektif. Ada orang lain yang mengambil alih tanggung jawab Pasien dinyatakan mati Setelah dimulai resusitasi, ternyata kemudian diketahui bahwa pasien berada dalam stadium terminal suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan atau hampir dipastikan bahwa fungsi serebral tidak akan pulih, yaitu sesudah 1 jam terbukti tidak ada nadi pada normotermia tanpa RJP.

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan Apgar Score merupakan alat untuk menilai kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi lima variabel yaitu frekuensi jantung (heart rate), usaha nafas (respiratory effort), tonus otot (muscle tone), warna kulit (colour), dan reaksi terhadap rangsangan (respon to stimuli), setiap penilaian diberi angka 0, 1 dan 2. Resusitasi neonatus merupakan suatu prosedur yang diaplikasikan untuk neonatus yang gagal bernafas secara spontan. Sebuah sistem yang menjelaskan status klinis neonatus diperlukan untuk mengevaluasi hasil akhir persalinan dan untuk mendokumentasikan respon terhadap resusitasi. Untuk menentukan kebutuhan bayi terhadap resusitasi, tiga tanda apgar skor sangat penting, yakni pernafasan, warna, dan denyut jantung. Semua neonatus harus diobservasi secara ketat selama jam pertama kehidupan. b. Saran Dengan terselesainya makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kesalahan,sehingga kami mengharapkan saran dan kritik dari teman-teman yang bersifat membangun sehingga dalam pembuatan makalah kedepannya akan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Nanny Lia Dewi, Vivian, S. ST. Dan Sunarsih, Tri, S. ST. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2011. h. 118-27.

Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2003. h. 11.

Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2005.

Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2009.

Vous aimerez peut-être aussi