Vous êtes sur la page 1sur 11

KELOMPOK TERNAK AGROMANDR KELOMPOK TERNAK AGROMANDR KELOMPOK TERNAK AGROMANDR KELOMPOK TERNAK AGROMANDR 8EJAHTERA 8EJAHTERA 8EJAHTERA

8EJAHTERA" "" "


PUNDUNG DK. V RT. 18/09 DESA BANARAN, BROSOT, KULON PROGO, DI YOGYAKARTA
PROPOSAL INVESTASI
PENGGEMUKAN SAPI
DISIAPKAN OLEH : CATUR PRASETYO
TANGGAL 01 1UNI 2009
I. PENDAHULUAN
Jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 220 juta jiwa. Menurut Dirjen Bina Produksi
Peternakan ternyata setiap orang Indonesia baru mampu mengkonsumsi daging sapi sekitar 1,7
juta kg/orang /tahun, maka untuk memenuhi daging sapi tersebut diperlukan 1,5 juta ekor sapi
lokal untuk menghasilkan daging sebanyak 350.000 ton ditambah dengan impor sapi dari
Australia sebanyak 350.000 ekor yang menghasilkan 30.000 ton daging.
Jika saja terjadi peningkatan populasi penduduk 2 per tahun dan peningkatan populasi sapi di
dalam negeri sekitar 14 per tahun dengan kemampuan konsumsi daging (sapi) masyarakat
hanya naik 1 gram/kapita/hari, di mana kondisi ini pun masih di bawah norma gizi. Maka
dibutuhkan daging sekitar 1.265,8 ton/hari identik dengan 10.548 ekor sapi yang harus dipotong
per hari atau 3,85 juta ekor per tahun. Jika saja 50 penduduk Indonesia tidak mampu membeli
daging sapi artinya sekira 100 juta orang masih memerlukan dan mampu membeli daging (Rohadi
ThawaI, UNPAD).
Data ini menunjukkan kepada kita betapa negeri tercinta ini merupakan pasar yang sangat
potensial, perlu dibina dan dikembangkan untuk meningkatkan produksi ternak di dalam negeri.
II. PROGRAM INTENSIF PENGGEMUKAN SAPI
Dikarenakan masih sangat besarnya potensi peternakan sapi di Indonesia, maka kami Kelompok
Ternak 'Agromandiri Sejahtera telah mulai merintis usaha penggemukan sapi secara lebih
modern yang berlokasi di Pundung Dk. V Rt. 18/09 Desa Banaran, Brosot, Kulon Progo, DI
Yogyakarta. Adapun pengurus Kelompok Ternak 'Agromandiri Sejahtera terdiri dari :
1. Aldio Krisarto S. Hut : Ketua Kelompok
2. Catur Prasetyo : Bendahara Kelompok
3. M. Wawan Dwiantoro : Penanggung Jawab Kandang
III. TEKNOLOGI PENGGEMUKAN SAPI
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh peternak tradisional dalam peternakan sapi adalah
produktivitas ternak sapi yang rendah. Salah satu Iaktor penyebab rendahnya produktivitas adalah
pemilihan pakan ternak yang tidak sesuai dengan sistem penggemukan sapi modern.
Para petani tradisional terbiasa menggunakan jerami dan hijau-hijauan sebagai makanan pokok
untuk ternak sapi. Sedangkan untuk penggemukan sapi agar lebih intensiI dan produktiIitas
menjadi tinggi maka makanan dengan kandungan protein dan karbohidrat yang tinggi sangat
diperlukan.
Kendala makanan ternak tersebut kami atasi dengan penggunaan konsentrat sapi yang telah diuji
coba dengan hasil yang sangat baik di daerah Klaten, Jawa Tengah. Konsentrat tersebut terdiri
dari konsentrat kering dan konsentrat basah yang diberikan sebanyak 2 dari berat tubuh sapi.
Selain konsentrat sebagai makanan pokok ditambahkan pula jerami yang telah diIermentasi dan
singkong sebagai tambahan karbohidrat untuk ternak sapi.
Dengan menggunakan pola makanan tersebut, dapat diperkirakan kenaikan rata-rata berat badan
sapi per ekor adalah sebesar 1,8 kg/ekor/hari.
IV. FOTO KANDANG TERNAK
Kapasitas Kandang 30 ekor sapi
Tempat Makan Bak Penampungan Kotoran
V. KONSEP USAHA
Konsep dari usaha penggemukan sapi ini adalah bagi hasil/syariah yang melibatkan pemilik
modal dan kelompok ternak selaku pengelola. Bagi hasil dari usaha ini adalah :
- Pemilik modal : 50
- Kelompok ternak : 50
Bagi hasil diambil dari laba bersih penjualan sapi.
VI. HAK DAN KEWA1IBAN
1. Pemilik modal
Memberikan dana sebagai modal untuk pembelian ternak sapi dan pembelian pakan
untuk sapi selama periode produksi.
2. Kelompok ternak
- Bertanggung jawab terhadap kegiatan sehari-hari di peternakan
- Memberikan Iormula pakan yang tepat
- Memberikan pengawasan dalam pemeliharaan sapi
- Melakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan ternak
- Melakukan pencatatan dan evaluasi terhadap ternak yang dikelola
- Memberikan laporan tertulis kepada investor paling lambat tanggal 10 tiap bulan
- Bertanggung jawab akan kebersihan kandang
- Memberikan pakan
- Melaporkan jika ada ternak yang sakit
- Bertanggung jawab terhadap keamanan dan kesehatan ternak
- Bertanggung jawab atas pelaporan penggunaan dana kepada pemilik modal
VII. ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI
SpesiIikasi :
1. Harga per ekor sapi : Rp. 10.000.000,-
2. Masa pemeliharaan : 100 hari (1 tahun /- 4 kali panen)
3. Kenaikan berat sapi : 1,8 kg / ekor / hari
4. Jumlah sapi : 30 ekor
5. Harga daging : Rp. 23.000.000
6. Kebutuhan pakan : Rp. 20.000,- / ekor / hari
A. Kebutuhan Modal
- Pembelian sapi
- Pakan 100 hari
30 x Rp. 10.000.000
100 x 30 x Rp. 20.000
Rp. 300.000.000
Rp. 60.000.000
TOTAL MODAL Rp. 360.000.000
B. Laba Kotor
- 100 hari x 1,8 kg x 30 ekorx Rp. 23.000 Rp. 124.4 00.000
C. Biaya Operasional
- Biaya pakan Rp. 60.000.000
TOTAL BIAYA Rp. 60.000.000
D. Laba Bersih Rp. 64.400.000
VIII. ILUSTRASI KASUS
Pak Ahmad berencana menitipkan sapi ke Kelompok Ternak 'Agromandiri. Pertanyaanya
berapa modal yang harus disiapkan Pak Ahmad dan berapa perkiraan bagi hasilnya?
A. Kebutuhan Modal
- Pembelian sapi
- Pakan 100 hari
1x Rp. 10.000.000
100 x 1 x Rp. 20.000
Rp. 10.000.000
Rp. 2.000.000
TOTAL MODAL Rp. 12.000.000
B. Laba Kotor
- 100 hari x 1,8 kg x 1 x Rp. 23.000 Rp. 4.140.000
C. Biaya Operasional
- Biaya pakan Rp. 2.000.000
TOTAL BIAYA Rp. 2.000.000
D. Laba Bersih Rp. 2.140.000
E. Bagi Hasil
- Pak Ahmad
- Kelompok Ternak
50 X Rp. 2.140.000
50 X Rp. 2.140.000
Rp. 1.070.000
Rp. 1.070.000
Jadi modal yang dibutuhkan oleh Pak Ahmad untuk investasi 1 ekor sapi adalah sebesar Rp.
12.000.000 dan bagi hasil per periode adalah sebesar Rp. 1.070.000 atau Rp. 4.280.000 setahun (1
tahun /- 4 kali panen)
IX. KETERANGAN LAINNYA
1. Apabila terdapat sapi yang sakit maka semua biaya perawatan selama sakit menjadi
tanggung jawab pengelola program, dan apabila sapi tersebut atas nasihat dari dokter
diharuskan dijual maka atas kerugiannya ditanggung bersama antara investor dan pengelola
program yaitu sebesar 50 : 50.
2. Apabila terdapat sapi yang mati, maka atas kerugian tersebut ditanggung bersama oleh
investor dan pengelola program sebesar 50 : 50
LAMPIRAN
CONTOH PER1AN1IAN KER1A SAMA PENGGEMUKAN
SAPI
SURAT PER1AN1IAN KER1A SAMA
Pada hari ini, ............. tanggal ........ bulan.......................tahun............., kami yang bertanda tangan
dibawah ini :
1. Nama :
Alamat :
No. Identitas (KTP / SIM) :
Dalam hal ini bertindak sebagai pengelola program investasi penggemukan sapi yang selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA
2. Nama :
Alamat :
No. Identitas (KTP / SIM) :
Dalam hal ini bertindak sebagai salah satu pemegang saham program penggemukan sapi yang
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Dengan ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju untuk mengadakan perjanjian kerjasama
dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut dibawah ini.
Pasal 1
Lingkup Kerjasama
1. Terhitung tanggal pada surat ini maka mulai hari ini PIHAK KEDUA memberikan modal kepada
PIHAK PERTAMA berupa uang tunai sebesar Rp ..............................
2. Bahwa PIHAK PERTAMA akan menggunakan dana tersebut untuk pembelian sapi.
Pasal 2
1enis Usaha
Jenis Usaha yang akan didirikan oleh PIHAK PERTAMA adalah penggemukan sapi yang berlokasi di
Dusun Banaran, Kecamatan Brosot, Kabupaten Kulon Progo, Proponsi DIY.
Pasal 3
Penetuan Laba Bersih
a. Yang dimaksud Laba bersih adalah Laba Kotor setelah dikurangi dengan biaya pakan dan biaya
pembelian sapi.
b. Yang dimaksud Laba Kotor adalah selisih harga antara harga jual sapi dengan harga pembelian
sapi.
Pasal 4
Ketentuan Bagi Hasil
1. Bagi hasil investasi diberikan setelah periode panen.
2. Prosentase bagi hasil adalah sebagai berikut :
- Investor sapi : 50 dari laba bersih
- Kelompok ternak : 50 dari laba bersih
3. Perubahan ketentuan bagi hasil tidak dapat dirubah sampai dengan berakhirnya masa kerja
sama.
Pasal 5
Kewajiban Masing-Masing Pihak
KEWA1IBAN PIHAK PERTAMA
1. Mengelola modal secara proIesional hanya untuk perusahaan.
2. Memberikan laporan keuangan perbulan pada setiap tanggal 10.
3. Memberikan laporan kemajuan perusahaan setiap bulan secara tertulis bersamaan dengan
laporan keuangan.
4. Bertanggung jawab atas kesehatan, keselamatan dan perkembangan ternak di lapangan.
KEWA1IBAN PIHAK KEDUA
PIHAK KEDUA tidak berhak menarik kembali penyertaanya langsung dari perusahaan sepanjang
kerja sama belum berakhir, PIHAK KEDUA hanya berhak mengalihkan penyertaanya kepada
pihak lain.
Pasal 6
Batas Waktu Kerjasama
Perjanjian kerjasama ini berlaku selama 4 periode panen terhitung sejak penandatanganan surat
perjanjian ini dan berakhir pada tanggal ........................................, surat perjanjian kerjasama ini
dinyatakan berakhir dan selanjutnya dapat diperpanjang kembali dengan surat perjanjanjian baru atas
kesepakatan kedua belah pihak.
Pasal 7
Perselisihan
Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak didalam pelaksanaan pasal pasal dan surat
perjanjian ini pada dasarnya akan diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 8
Force Majeure
1. Yang dimaksud Iorce majeure adalah hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan Perjanjian
Kerjasama ini, yang terjadi diluar kekuasaan kedua belah pihak, seperti pemogokan umum,
gempa bumi, banjir, sabotase, hura-hara, kerusuhan, dan keadaan darurat yang secara resmi
dikeluarkan oleh Pemerintah.
2. Apabila terjadi Iorce majeure, PIHAK PERTAMA harus memberitahukan secara tertulis
kepada Pihak KEDUA paling lambat 1 (satu) bulan setelah terjadi Iorce majeure, dan untuk ini
PIHAK PERTAMA tidak dikenakan kewajiban atau denda apapun juga.
Pasal 9
Lain-Lain
1. Surat perjanjian kerjasama ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan dan atau kekurangan maka akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
2. Hal-hal lain yang tidak tertera dalam surat perjanjian kerja sama ini dapat diatur atas
kesepakatan kedua belah pihak
Pasal 10
Penutup
Surat perjanjian kerjasama ini dibuat pada hari dan tanggal yang sama dengan diatas dan
ditandatangani tanpa paksaan dari pihak manapun juga dan dibuat rangkap 2 (dua).
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
(Materai Rp. 6000)

Vous aimerez peut-être aussi