Vous êtes sur la page 1sur 140

hal-1

Matakuliah

: Aspek Hukum dan Manajemen Kontrak

Pendahuluan Pertemuan 01

hal-2

Kegiatan Manajemen Konstruksi


Kegiatan Manajemen Konstruksi meliputi pengendalian waktu, biaya, pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi di dalam pembangunan bangunan gedung negara, mulai dari tahap persiapan/ perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaan konstruksi.

Bina Nusantara

hal-3

Kegiatan Manajemen Konstruksi


KEGIATAN MANAJEMEN KONSTRUKSI menurut SK Ditjen Cipta Karya 1997/1998 : 1. TAHAP PERSIAPAN 2. TAHAP PERENCANAAN 3. TAHAP PELELANGAN 4. TAHAP PELAKSANAAN

Bina Nusantara

hal-4

KEGIATAN MANAJEMEN KONSTRUKSI menurut SK Ditjen Cipta Karya 1997/1998

1. TAHAP PERSIAPAN : i. membantu pengelola proyek melaksanakan pengadaan konsultan perencana, termasuk menyusun Kerangka Acuan Kerja (TOR), memberi saran waktu dan strategi pengadaan, serta bantuan evaluasi proses pengadaan. ii. membantu pengelola proyek menyiapkan kontrak perjanjian pekerjaan perencanaan
Bina Nusantara

hal-5

KEGIATAN MANAJEMEN KONSTRUKSI menurut SK Ditjen Cipta Karya 1997/1998


2. TAHAP PERENCANAAN: i. mengevaluasi program pelaksanaan kegiatan perencanaan yang dibuat oleh konsultan perencana, yang meliputi program penyediaan dan penggunaan sumberdaya, strategi dan pentahapan penyusunan dokumen lelang. ii. memberikan konsultansi kegiatan perencanaan, yang meliputi penelitian dan pemeriksaan hasil perencanaan dari sudut efesiansi sumber daya dan biaya, serta kemungkinan keterlaksanaan konstruksi. iii. mengendalikan program perencanaan, melalui kegiatan evaluasi program terhadap hasil perencanaan, perubahan-perubahan lingkungan, penyimpangan teknis dan administrasi atas persoalan yang timbul, serta pengusulan koreksi program. iv. melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat pada tahap perencanaan, menyusun laporan bulanan kegiatan konsultansi manajemen konstruksi tahap perencanaan, merumuskan evaluasi status dan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan, meneliti kelengkapan dokumen perencanaan dan dokumen pelelangan menyusun program pelaksanaan pelelangan bersama konsultan perencana, dan ikut memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, serta membantu kegiatan panitia pelelangan. v. menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan perencanaan. vi. mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi perencanaan, menyusun laporan hasil rapat koordinasi, dan membuat laporan kemajuan pekerjaan manajemen konstruksi.
Bina Nusantara

hal-6

KEGIATAN MANAJEMEN KONSTRUKSI menurut SK Ditjen Cipta Karya 1997/1998


3. TAHAP PELELANGAN

i. membantu Pengelola Proyek dalam mempersiapkan dan menyusun program pelaksanaan pelelangan pekerjaan konstruksi fisik, ii. membantu Panitia Lelang dalam menyusun Perhitungan Biaya Sendiri (Owner's Estimate) pekerjaan konstruksi fisik. iii.membantu Panitia Lelang melakukan prakualifikasi calon peserta pelelangan iv.membantu Panitia Lelang dalam penyebarluasan pengumuman pelelangan, baik melalui papan pengumuman, media cetak, maupun media elektronik. v. membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu rapat penjelasan pekerjaan. vi.membantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap penawaran yang masuk, serta memberikan rekomendasi calon pemenang yang diusulkan. vii.membantu menyiapkan draft surat perjanjian pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik. viii.menyusun laporan proyek tahap pelelangan

Bina Nusantara

hal-7

KEGIATAN MANAJEMEN KONSTRUKSI menurut SK Ditjen Cipta Karya 1997/1998


4. TAHAP PELAKSANAAN mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang disusun oleh pemborong, yang meliputi program -,,-program pencapaian sasaran konstruksi, penyediaan dan penggunaan tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan, informasi, dana, can program kesehatan dan keselamatan kerja. mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi program pengendalian sumber daya, pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas) hasil konstruksi, pengendalian tertib administrasi, pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja, evaluasi program terhadap panyimpangan teknis dan manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan, melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan, dan melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi fisik. melakukan koordinasi terhadap kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Konsultan Pengawas dalam rangka pelaksanaan tugasnya.

Bina Nusantara

hal-8

Pertemuan 01 Jelaskan mengenai tahapan kegiatan Manajemen Konstruksi menurut SK Ditjen Cipta Karya tahun 1997/1998? Dalam tahap persiapan, hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kerangka TOR? Apakah manfaat dari evaluasi program pelaksanaan kegiatan perencanaan yang dibuat oleh konsultan perencana? jelaskan alasan anda!

hal-9

Matakuliah Tahun

: S0812 Aspek Hukum dan Manajemen Kontrak : 2008

Kegiatan Manajemen Konstruksi Pertemuan 02

hal-10

Kegiatan Manajemen Konstruksi


Manajemen konstruksi menurut kontrak cmaa 1. Tahap pra desain 2. Tahap desain 3. Tahap lelang dan keputusan pemenang 4. Tahap konstruksi 5. Tahap pasca konstruks! 6. Pelayanan tambahan
Bina Nusantara

hal-11

MANAJEMEN KONSTRUKSI MENURUT KONTRAK CMAA


1.TAHAP PRA DESAIN MANAJEMEN PROYEK

MANAJEMEN WAKTU MANAJEMEN BIAYA

1. Membuat Rencana untuk MK 2. Menyiapkan Pemilihan Desainer Profesional 3. Menyiapkan Kontrak untuk Desainer Profesional 4. Melakukan Orientasi dengan Desainer Profesional 1. Mamba Master Schedule 2. Membuat Millestone Schedule untuk tahap Desain 1. Melakukan Survey Pasar Konstruksi 2. Melakukan Penyusunan Anggaran Proyek dan Konstruksi 3. Melakukan Analisis Anggaran 1. Menyusunan Sistem Informasi Manajemen Proyek 2. Membuat Prosedur Tahapan Desain

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI

Bina Nusantara

hal-12

MANAJEMEN KONSTRUKSI MENURUT KONTRAK CMAA


2.TAHAP DESAIN MANAJEMEN PROYEK 1. Melakukan Revisi atas Rencana untuk MK 2. Melakukan Konferensi Proyek 3. Melakukan Koordinasi Informasi tahap Desain 4. Menyiapkan Pertemuan Proyek 5. Melakukan Reviu atas Dokumen Desain 6. Memberikan Rekomendasi terhadap Desain 7. Membantu pelaksanaan Reviu atas Desain oleh Pemilik 8. Mendapatkan Persetujuan oleh Pihak Pihak yang berwenang 9. Menyiapkan did berdasar Kondisi Umum 10. Menyiapkan hubungan dengan Masyarakat 11. Menyiapkan Pembiayaan Proyek
Bina Nusantara

MANAJEMEN WAKTU 1. Melakukan Revisi atas Master Schedule 2. Melakukan Monitoring Millestone Schedule 3. Menyiapkan Schedule Konstruksi sebelum penawaran MANAJEMEN BIAYA 1. Melakukan Revisi Anggaran Proyek dan Konstruksi 2. Melakukan Pengawasan Biaya 3. Menyiapkan Studi Enjiniring Nilai 4. Menyiapkan Studi Pemasaran MANAJEMEN SISTEM INFORMASI 1. Menyiapkan Laporan atas Schedule 2. Menyiapkan Laporan Biaya Proyek 3. Menyiapkan Laporan Cash flow 4. Menyiapkan Laporan Perubahan Pekerjaan pada Tahap Perubahan Design

hal-13

MANAJEMEN KONSTRUKSI MENURUT KONTRAK CMAA


3. TAHAP LELANG DAN KEPUTUSAN PEMENANG MANAJEMEN PROYEK
1. Manyiapkan Prakualifikasi Rekanan 2. Menyampaikan Pemberitahuan dan Pemasangan Iklan 3. Melakukan Penyampaian dokuman lelang 4. Melakukan Kampanye menarik perhatian Rekanan 5. Menyiapkan Konferensi pra lelang 6. Menyiapkan Informasi untuk Para Peserta Lelang 7. Menyiapkan Catatan Adendum 8. Melakukan Pembukaan Penawaran dan mamberikan Rekomendasi 9. Melakukan Kanferensi Pasca-lelang 10. Menyiapkan Kontrak Pelaksanaan Konstruksi 11. Melakukan Pertemuan Pra Konstruksi Bina 12. Nusantara Menyiapkan Ijin ijin, asuransi, hukum perburuhan

MANAJEMEN WAKTU
1. Jadwal pra lelang 2. Jadwal konstruksi kontraktor

MANAJEMEN BIAYA
1. Estimase Adenda 2. Menganalisis Penawaran

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI


1. Laporan pemeriksaan schedule pelaksanaan 2. Laporan biaya proyek 3. Laporan Cash flow 4. Daftar Nilai untuk setiap Kontrak

hal-14

MANAJEMEN KONSTRUKSI MENURUT KONTRAK CMAA


4. TAHAP KONSTRUKSI
MANAJEMEN BIAYA MANAJEMEN PROYEK
1. Alokasi biaya pada schedule konstruksi dad kontraktor 2. Pengawasan atas order perubahan/change orders 3. Rapat Lapangan Proyek 4. Pencatatan biaya 1. 2. 3. 4. 5.

1. Manajamen Lapangan dan Prosedur Komunikasi pada tahap Konstruksi 2. Rapat Lapangan Proyek 3. Koordinasi atas Konsultan Konsultan mandiri 4. Penyelesaian Pokok 5. Penyelesaian akhir 6. Reviu at as permintaan perubahan atas waktu dan biaya kontrak 7. Material untuk operasi dan pemeliharaan 8. Reviu atas mutu

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN WAKTU
1. 2. 3. 4. 5.

Master Schedule Schedule Konstruksi dad kontraktor Reviu Ketepatan Schedule Reviu CM atas permintaan perpanjangan waktu ' Perbaikan Schedule

Laporan pemeliharaan schedule Laporan biaya proyek Revisi Biaya Proyek dan Konstruksi Laporan cash-flow Laporan Pembayaran atas kemajuan pelaksanaan pekerjaan 6. Laporan Order Perubahan 7. Laporan Program K3 dari Kontraktor

Bina Nusantara

hal-15

MANAJEMEN KONSTRUKSI MENURUT KONTRAK CMAA


5. TAHAP PASCA KONSTRUKSI MANAJEMEN PROYEK 1. Dokumen Gambar dalam Pelaksanaan/as-build drawing 2. Pengorganisasian & Pengindekan matrial untuk operasi & pemeliharaan 3. Surat Ijin Penggunaan Bangunan 4. Kegiatan mulai Penggunaan Bangunan MANAJEMEN WAKTU 1. Program Penggunaan Bangunan MANAJEMEN BIAYA 1. Estimasi Order Perubahan 2. Pembayaran Final MANAJEMEN SISTEM INFORMASI 1. Laporan Penyelesaian Pekerjaan 2. Laporan Mulai dan Penggunaan Bangunan

Bina Nusantara

hal-16

MANAJEMEN KONSTRUKSI MENURUT KONTRAK CMAA


6. PELAYANAN TAMBAHAN ATAS PERMINTAAN PEMBERI KERJA 1. .. 2. .. 3. ..

Bina Nusantara

hal-17

Pertemuan 02 Jelaskan mengenai tahapan kegiatan Manajemen Konstruksi menurut Kontrak CMAA? Informasi apa saja yang perlu diberikan ke peserta lelang? Diskusikan dengan kelompok anda mengenai perbedaan tahapan kegiatan Manajemen Konstruksi antara CMAA dengan SK Ditjen Cipta Karya tahun 1997/1998!

hal-18

Matakuliah Tahun

: S0812 Aspek Hukum dan Manajemen Kontrak : 2008

Bentuk Kontrak Pertemuan 03 - 04

hal-19

DOKUMEN KONTRAK
DOKUMEN KONTRAK Memuat aturan pokok mengenai hubungan kerja, hak, kewajiban , tanggung jawab serta lingkup kerja masingmasing penandatanganan

Bina Nusantara

hal-20

KONTRAK EPK (engineering, pengadaan & konstruksi) adalah dokumen yang memuat persetujuan bersama secara sukarela, yang mempunyai kekuatan hukum, dimana pihak kesatu berjanji untuk memberikan jasa dan menyediakan material untuk membangun proyek bagi pihak kedua, sedangkan pihak kedua berjanji membayar sejumlah uang sebagai imbalan untuk jasa dan material yang telah digunakan. Pada dasarnya kontrak harus bersifat wajar (fair) terhadap kedua belah pihak, dan tidak bermaksud untuk mengambil keuntungan sepihak dengan cara merugikan pihak lain.
Bina Nusantara

1. INTERAKSI ANTARA PEMILIK DAN KONTRAKTOR

hal-21

Pembentukan kontrak dihasilkan dari interaksi pihakpihak yang bersangkutan (pemilik-kontraktor atau pemilik-konsultan dll) INTERAKSI ini terdiri dari PROSES yang panjang mulai dari pemilik mengadakan undangan prakualifikasi, menyusun dokumen lelang, lelang, peserta lelang membuat proposal, sampai negosiasi dengan calon pemenang. Proses ini diakhiri dengan penandatanganan kontrak oleh pemenang dan pemilik
Bina Nusantara

1. INTERAKSI ANTARA PEMILIK DAN KONTRAKTOR

hal-22

1. INTERAKSI ANTARA PEMILIK DAN KONTRAKTOR

KONTRAK PEMBANGUNAN YG LENGKAP AKAN MENGANDUNG HAL2 SBB:


Adanya pasal yang melindungi kepentingan pemilik terhadap kemungkinan tidak tercapainya sasaran proyek, disebabkan oleh sesuatu yang menjadi tanggung jawab kontraktor. Adanya pasal yang memperhatikan hak-hak kontraktor. Memberikan keleluasaan kepada pemilik untuk meyakinkan tercapainya sasaran2 proyek tanpa mencampuri tanggung jawab kontraktor. Hal ini dijelaskan dengan memberikan kesempatan pemantauan dan pengawasan yang luas sewaktu proyek sedang berjalan, seperti laporan berkala, pengetesan, uji coba dll. Penjabaran yang jelas akan segala sesuatu yang diingini oleh pemilik. Misalnya definisi lingkup kerja, spesifikasi material dan latan. Demikian pula syarat dan kondisi aspek komersial

Bina Nusantara

hal-23

1. INTERAKSI ANTARA PEMILIK DAN KONTRAKTOR Mekanisme PERLINDUNGAN TERHADAP RESIKO dalam suatu kontrak yang baik (untuk pemilik) meliputi : Jaminan pelaksanaan (perfomance bond) Garansi dan pertanggungan (warranty) Pembayaran berdasarkan kemajuan pekerjaan (progress payment) Hak untuk mengadakan inspeksi dan test Hak mendapatkan laporan berkala Hak melaksanakan penjaminan mutu (quality control)
Bina Nusantara

hal-24

2. PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KONTRAK


(1) Perencanaan & Strategi (2) Pembentukan (penyusunan ) Kontrak (3) Pelaksanaan Kontrak (Contract Execution) Komersial
Strategi kontrak Jenis Kontrak Kelengkapan paket Kondisi lokal Kepentingan spesifik proyek Rancangan kontrak Prakualifikasi Menyusun paket lelang Membuat proposal Negosiasi Tanda tangan kontrak Prosedur pembayaran Klaim Change order Back-charge Penutupan Kontrak

Teknis
Program QA,/QC Inspeksi Testing Jaminan Laporan

Bina Nusantara

hal-25

3. RANCANGAN KONTRAK
Rancangan kontrak adalah dokumen yang setelah ditandatangani; menjadi kontrak resmi yang mengikat kedua belah pihak Rancangan kontrak ditambah dengan surat atau dokumen lain akan menjadi paket lelang (RFP-request for proposal) Paket lelang (RFP) dikirim ke peserta lelang yang telah lulus prakualifikasi untuk diminta mengajukan proposal
Bina Nusantara

hal-26

3. RANCANGAN KONTRAK

A. SUMBER REFERENSI Pendekatan yang digunakan sebagai Iangkah awal, memakai standar kontrak yang dikeluarkan oleh organisasi sebagai referensi B. KOMPONEN RANCANGAN KONTRAK
Komponen I = Pokok-pokok persetujuan (article of agreement) Komponen II = Syarat-syarat umum (general codition) Komponen III = Syarat-syarat khusus (special condition) Komponen IV = Uraian lingkup kerja spesifikasi teknikdan gambar desain engineering

Bina Nusantara

hal-27

3. RANCANGAN KONTRAK
Memuat : Pernyataan persetujuan kedua belah pihak untuk bekerjasama dalam bentuk kontrak Harga kontrak Tanggal mulai berlaku (effective date) Jadwal penyelesaian pembangunan secara makanikal (mechanical completion) Jaminan (Bond) dan pertanggungan (guaranties and warranty) perihal performance atau kinerja jadwal penyelesaian proyek mutu pekerjaan Pajak, asuransi dan royalti Penghentian pekerjaan (terminasi) Pengurangan dan penambahan pekerjaan Keadaan Force Majeure Pengaturan hak kepemilikan Persengketaan , arbitrase

KOMPONEN I (pokok-pokok persetujuan-article of agreement) Memuat materi pokok rencana persetujuan antara pemilik dan kontraktor (bila ditandatangani akan menjadi inti dr dokumen kontrak)

Bina Nusantara

hal-28

3. RANCANGAN KONTRAK
KOMPONEN II Syarat-syarat umum (general codition) Memuat syarat2 umum yang memberikan definisi bagaimana pekerjaan harus dilaksanakan (project's procedures). Termasuk penjelasan , petunjuk dan tata cara penyelenggaraan proyek Demikian juga mengenai garis garis wewenang dan tanggung jawab pihak2 yang bersangkutan.
Bina Nusantara

Petunjuk & prosedur meliputi: Desain engineering Pengadaan material dan jasa Konstruksi dan subkontrak Perencanaan, pengendalian biaya & Jadwal Pengendalian mutu Laporan kemajuan proyek Korespondensi dan sistem arsip Prosedur persetujuan, keuangan dan pembayaran Penyelesaian dan penutupan proyek

hal-29

3. RANCANGAN KONTRAK
KOMPONEN IV Uraian lingkup kerja spesifikasi teknik dan gambar desain engineering Memuat uraian perincian lingkup kerja proyek secara menyeluruh (project's scope of work): termasuk kriteria dan spesifikasi Dalam spesifikasi dijelaskan segala sesuatu yg tidak dapat ditunjukkan dalam bentuk gambar, mis. Mutu peralatan, kriteria kerja dll, yg merupakan kelengkapan dr gambar spesifikasi.

KOMPONEN III Syarat-syarat khusus (special condition) Memuat syarat2 khusus sbb: Pengadaan material dan jasa yang ditanggung oleh pemilik Lingkup kerja khusus seperti pelatihan (training) Fasilitas sementara Kondisi2 lain yang di luar komponen II yang perlu diketahui oleh kontraktor
Bina Nusantara

hal-30

3. RANCANGAN KONTRAK
KOMPONEN IV Kelengkapan dr gambar spesifikasi al : Rincian lingkup pekerjaan seperti : unit utama, unit utiliti, unit off-site, instrumen & pusat pengendalian (control room) Lingkup kerja desain dan engineering Standar, kode (code) dan satuan ukuran Gambar serta keterangan singkat seperti : Gambar denah (lay-out) Gambar peralatan dan asesori Gambar isometrik dll
Bina Nusantara

C.ADENDUM merupakan pelengkap atau perubahan, atau tambahan dari dokumen2 tadi yang terjadi selama proses lelang dan akan menjadi bagian dari kontrak

hal-31

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Undangan untuk ikut lelang Petunjuk lelang Proposal Pokok-pokok Persetujuan (articles of Syarat-syarat agreement Umum Syarat-syarat Khusus Lingkup proyek spesifikasi & kriteria Gambar-gambar desain & engineering Adendum A = Dokumen lelang A+B = Paket lelang (RFP)

PAKET LELANG
Catatan : Komponen 1,2,4,5,6,7&8 dipersiapkan oleh pemilik proyek Komponen 3 dipersiapkan oleh pemilik, diselesaikan oleh peserta lelang Komponen 9 adalah hasil interaksi antara pemilik & peserta sebelum penandatanganan kontrak

B = Rancangan kontrak

Bina Nusantara

C = Adendum, muncul pd waktu negosiasi

hal-32

PAKET LELANG
Menurut Kepres No. 16 Tahun 1994 ada 4 macam Pelelangan PELELANGAN UMUM Pelelangan ini terbuka untuk umum bagi dunia usaha yang memenuhi syarat/kriteria/kualifikasi dibidangnya. Diumumkan secara luas melalui media massa, cetak dan sebagainya. PELELANGAN TERBATAS Pelelangan untuk pekerjaan tertentu, diikuti minimal oleh lima rekanan, Syarat rekanan yang mengikuti adalah tercantum dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) Rekanan tersebut tercantum dalam Daftar Rekanan Terseleksi (DRT) yang dipilih diantara DRM. Pelelangan ini diumurnkan secara luas. PEMILIHAN LANGSUNG/PENUNJUKKAN LANGSUNG Membandingkan dan melakukan negosiasi dari tiga penawar yang ditunjuk baik teknis maupun harganya. Rekanan2 tersebut tercatat dalam DRM yang sesuai dalam bidang usahanya. PENGADAAN LANGSUNG Hal ini dilakukan diantara rekanan satu pengusaha golongan ekonomi lemah (GEL) tanpa melalui lelang atau pemilihan langsung.

Bina Nusantara

hal-33

5. KONTRAK HASIL PENUNJUKAN LANGSUNG


A. PROSES PEMBENTUKAN model kontrak harga tidak tetap dengan jumlah fee tetap (cost plus fixed fee-CFF), yang dihasilkan oleh penunjukan langsung dengan sebab utama belum lengkapnya definisi lingkup kerja proyek B. PASAL KONTRAK Format untuk kontrak jenis ini umumnya tidak standar, disusun sesuai keperluan (pasalnya lebih fleksibel dan spesifikasi)
Bina Nusantara

Elemen-elemen yg penting: Lingkup proyek Jadwal penyelesaian proyek Batasan Reimbursable dan non reimbursable Program pemantauan dan pengendalian Prosedur persetujuan dan pembayaran Tanggung jawab pemilik dan kontraktor Asuransi dan klaim Terminasi kontrak

hal-34

5. KONTRAK HASIL PENUNJUKAN LANGSUNG C. LINGKUP KERJA Lingkup kerja minimal harus mencantumkan : Lokasi proyek Kapasitas instalasi Karakteristik bahan mentah dan produk Proses yang dipilih Jadwal yang diingini lndikasi biaya Filosofi desain (umur instalasi, tingkat teknologi dll)
Bina Nusantara

D. BUTIR BUTIR REIMBURSABLE Di dalam kontrak, hendaknya dijabarkan terinci klasifikasi pekerjaan mana yang dapat ditagih kembali (reimbursable), dan mana yg bukan. Yang dapat ditagih semua pengeluaran yg digunakan (biaya langsung, tidak langsung dan overhead) Pelayanan & upah pekerja, gaji pokok, tunjangan & jaminan Pengadaan material & peralatan termasuk transportasi Membeli atau menyewa peralatan konstruksi Pembelian alat2 kecil mis alat kantor, komputer dll Royalti, asuransi, perijinan, patent dll Pengeluaran u/ fasilitas sementara mis bedeng & biaya tak langsung

hal-35

5. KONTRAK HASIL PENUNJUKAN LANGSUNG E. PROGRAM IMPLEMENTASI Program atau rencana implementasi proyek disiapkan oleh kontraktor utama, setelah disetujui oleh pemilik. akan menjadi petunjuk dasar penyelenggaraan proyek F. LETTER OF INTENT Sambil menunggu adanya kontrak resmi, biasanya pemilik mengeluarkan surat LETER OF INTENT (agar segera mulai kerja) LATER OF INTENT pemilik memberikan wewenang untuk mulai mengerjakan bagian dari lingkup kerja proyek

Bina Nusantara

hal-36

5. KONTRAK HASIL PENUNJUKAN LANGSUNG


PENUNJUKAN LANGSUNG artinya tidak melalui proses lelang dan dikenal sebagai kontrak hasil negosiasi atau negotiated contract Atau proyek yang bersifat khusus (menyangkut teknologi baru) Penunjukkan langsung lebih banyak menyingkat waktu Pemilihan umumnya terletak pada kepercayaan pihak pemilik terhadap kontraktor, didasarkan atas pengalaman, pengetahuan dan kesiapan

Dilakukan untuk proyek ekspansi atau duplikasi, dimana kontraktor yg sama telah menunjukkan keberhasilan pd proyek terdahulu

Bina Nusantara

hal-37

6. JENIS KONTRAK
Variasi kontrak jenis ini sbb :

A. KONTRAK dgn HARGA TETAP (LUMP-SUM atau FIXED PRICE) pada kontrak ini, kontraktor setuju untuk melaksanakan semua pekerjaan proyek yg dicantumkan dim kontrak dengan imbalan uang (harga) yang jumlahnya tetap.

Harga Tetap dengan Eskalasi disini terdapat ketentuan bahwa harga kontrak dapat disesuaikan, naik/turun, yang didasarkan atas suatu indeks eskalasi yg disetujui bersama Harga Tetap dengan Perangsang dalam hal ini kontraktor akan mendapat tambahan harga yg telah disetujui formulanya sebagai perangsang, mis dapat menyelesaikan proyek lebih awal dari rencana Kontrak dengan Satuan Harga Tetap [unit price) kontrak ini sering dijumpai dlm keadaan bilamana jenis pekerjaan dan spesifikasinya dapat secara jelas ditentukan, sedangkan jumlah atau besarnya pekerjaan belum diketahui secara tepat.

Bina Nusantara

hal-38

6. JENIS KONTRAK
Variasi kontrak jenis ini sbb : Harga Tidak Tetap dengan Upah Tetap (cost plus fixed feeCFF) Pemilik membayar kembali semua biaya proyek yang dikeluarkan oleh kontraktor, ditambah fee yang jumlahnya tetap Harga Tidak Tetap dengan Suatu Batas Maksimum Pemilik membayar kembali semua biaya yg dikeluarkan oleh kontraktor untuk merampungkan proyek ditambah upah, sampai pada suatu batas maksimum (diatas batas max tanggungan kontraktor) Harga Tidak Tetap dengan Resiko Ditanggung Bersama Disini jumlah upah akan naik sesuai dgn penghematan yang dihasilkan tetapi akan mendapat hukuman denda sesuai dgn jumlah kelebihan biaya yg terjadi diatas sasaran Harga Tidak Tetap dengan Upah Berubah-ubah Kontrak harga tidak tetap dengan jumlah perangsang berubah-ubah Pertama diadakan persetujuan sasaran biaya proyek & jumlah upah Diakhir proyek ternyata biaya dibawah sasaran, maka jumlah upah naik demikian sebaliknya Kontraktor tidak dikenakan hukuman

B. KONTRAK DENGAN HARGA TIDAK TETAP (COST-PLUS atau REIMBURSABLE) pada kontrak ini, pihak pemilik membayar semua biaya (jasa & material) yg dikeluarkan untuk melaksanakan proyek yg diatur dlm kontrak ditambah dgn sejumlah uang dlm bentuk upah (fee)
Bina Nusantara

hal-39

Pertemuan 03-04 Sebutkan hal hal yang terkandung dalam sebuah kontrak pembangunan yang lengkap? Jelaskan proses yang harus dilalui sehingga dapat tercipta interaksi antara Pemilik dan Kontraktor yang menghasilkan pembentukan kontrak? Mekanisme apa saja yang sebaiknya terkandung dalam sebuah kontrak sehingga Pemilik mendapatkan perlindungan terhadap resiko. Jelaskan! Apa yang dimaksud dengan paket lelang? Sebutkan komponen-komponen yang terkandung dalam sebuah rancangan kontrak? Diskusikan dengan kelompok anda mengenai jenis pelelangan yang digunakan di Indonesia dan presentasikan di kelas. (Tiap kelompok memilih jenis pelelangan yang berbeda)

hal-40

Kontrak dalam Pelaksanaan Fungsi Manajemen Konstruksi Pertemuan 05

hal-41

1. TIMBULNYA KONTRAK
Bagan : timbulnya kontrak yang dilindungi hukum
PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN KESEPAKATAN PIHAK-PIHAK KEWENANGAN BERKONTRAK HAL TERTENTU SEBAB YANG HALAL
Bina Nusantara

PEMBUATAN PERJANJIAN

TIMBULNYA KETERIKATAN

KONTRAK

DILINDUNGI HUKUM

hal-42

2. KEABSAHAN KONTRAK

BAGAN KEABSAHAN KONTRAK


ADANYA KESEPAKATAN SYARAT SUBYEKTIF SYARAT SAHNYA KONTRAK SYARAT OBYEKTIF SEBAB YANG HALAL KEWENANGAN PIHAK-PIHAK HAL TERTENTU NULL & VOID VOIDABLE

Bina Nusantara

hal-43

2. KEABSAHAN KONTRAK Menurut KUH perdata pasal 1320 suatu kontrak adalah sah bila memenuhi 4 syarat: 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya 2. Cakap membuat suatu perjanjian 3. Mengenai suatu hal tertentu 4. Suatu kausa yang halal

Bina Nusantara

hal-44

2. KEABSAHAN KONTRAK
1. ADANYA KESEPAKATAN PARA PIHAK Bila dalam perjanjian telah ada kesepakatan antara pihak-pihak, maka timbullah perikatan antara pihak-pihak. Adanya kesepakatan para pihak ini diklasifikasikan sebagai persyaratan subyektif, yang bila tidak memenuhi persyaratan mempunyai sifat voidable atau dapat dimintakan pembatalan ke pengadilan. Kesepakatan ini merupakan dokumen tersendiri yaitu masuk dalam Agreement Dokumen, yang merupakan bagian dari keseluruhan Dokumen Kontrak. Batas waktu rnengajukan tuntutan pembatalan suatu perjanjian adalah lima tahun, kecuali UU menentukan waktu yang lebih pendek (pasal 1454 KUH Perdata)
Bina Nusantara

hal-45

2. KEABSAHAN KONTRAK
2. ADANYA KECAKAPAN (& KEWENANGAN) UNTUK MEMBUAT KONTRAKK Tidak cakap membuat perjanjian seperti tercantum pd (KUH perdata pasal 1330) 1. Orang2 yang belum dewasa 2. Mereka yg ditaruh dibawah pengampunan 3. Orang2 perempuan, dlm hal ini yg ditetapkan oleh UU & pd umumnya semua org kpd siapa UU telah melarang membuat perjanjian2 tertentu
Bina Nusantara

Mengenai ketentuan no 3, menurut Surat Edaran Mahkamah Agung no 3/1963, tidak berlaku lagi sehingga menjadi: 1. Orang2 yang belum dewasa 2. Mereka yg ditaruh dibawah pengampunan Syarat kecakapan merupakan syarat yg subyektif artinya jika tidak dipenuhi maka kontrak tsb adalah voidable atau dapat diminta pembatalannya oleh salah satu pihak kepada pengadilan

hal-46

2. KEABSAHAN KONTRAK
2. ADANYA KECAKAPAN (& KEWENANGAN) UNTUK MEMBUAT KONTRAK Para pihak yang membuat perjanjian dapat pula berbentuk badan usaha seperti: 1. Perseroan Terbatas 2. Perusahaan Komanditer 3. Perusahaan Firma 4. Usaha Perorangan (UP) 5. Partnership
Bina Nusantara

hal-47

2. KEABSAHAN KONTRAK
3. HAL TERTENTU Suatu Hal Tertentu yaitu obyek yang disepakati dalam kontrak, harus jelas, tegas dan berlandaskan sesuatu yang sah 4. SUATU KAUSA YANG HALAL Tidak ada penjelasan dlm KUH Perdata, tetapi bisa diartikan sesuai dgn yg diperjanjikan Bila syarat obyektif kausa yang halal ini tidak dipenuhi, maka kontrak disebut "null and void" atau batal demi hukum

Bina Nusantara

hal-48

Pertemuan 05 Mengapa sebuah kontrak memiliki kekuatan hukum? Syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi sehingga sebuah kontrak dapat dikatakan sah? Carilah contoh bentuk kontrak yang diterapkan di Indonesia.

hal-49

Matakuliah

: S0812 Aspek Hukum dan Manajemen Kontrak

Fungsi Manajemen Kontrak Pertemuan 06

hal-50

MANAJEMEN KONTRAK
MANAJEMEN KONTRAK adl kegiatan untuk mengelola suatu kontrak agar kontrak tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dan sebagai alat pengendalian pelaksanaan pekerjaan Manajemen kontrak berfungsi membantu manajemen investasi, agar proyek dapat terlaksana dgn baik sesuai kriteria "waktu, mutu dan biaya", tanpa ketegangan karena adanya sengketa

Bina Nusantara

hal-51

MANAJEMEN KONTRAK
Pelaksanaan fungsi Manajemen Kontrak terdiri :
1. 2. 3. 4. Penyusunan Kontrak Penggunaan Kontrak sebagai Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Kontrak sebagai Alat Pengendali Pelaksanaan Administrasi Kontrak

Bina Nusantara

hal-52

MANAJEMEN KONTRAK

Bagan Manajemen Kontrak


MELAKUKAN MANAJEMEN KONTRAK

MELAKUKAN PENYUSUNAN
KONTRAK 1

MENGGUNAKAN KONTRAK sebagai PEDOMAN PELAKSANAAN

MENGGUNAKAN KONTRAK sebagai PELAKSANAAN

KENDALI

2 4 MELAKUKAN ADMINISTRASI
KONTRAK

Bina Nusantara

hal-53

FUNGSI MANAJEMEN KONTRAK


1. 2. PENYUSUNAN KONTRAK Akan dibahas tersendiri PENGGUNAAN KONTRAK sebagai PEDOMAN PELAKSANAAN bahwa kriteria dari PEDOMAN diturunkan dari kontrak dan berupa spesifikasi yang berasal dari dokumen kontrak baik kriteria waktu, mutu dan biaya, baik bagi masukan, proses dan produk yang berkenaan kegiatan pelaksanaan konstruksi (kontraktor) PENGGUNAAN KONTRAK sebagai PEDOMAN PENGENDALIAN pengendalian terdiri atas pengawasan yang bisa dilakukan oleh konsultan, dan tindak lanjut yang akan dilakukan oleh pemilik proyek atau wakilnya/Manajemen Proyek PELAKSANAAN ADMINISTRASI KONTRAK Administrasi Kontrak dilakukan sejak penyusunan kontrak sampai penggunaan kontrak sebagai pedoman pelaksanaan dan sebagai alat pengendalian sampai penutupan kontrak Kegiatan pada tiap tahap terdiri atas :

3. 4.

1. Pencatatan 2. Pendokumentasian (Analisis, Evaluasi dan Kesimpulan) 3. Masukan Sistem Retrieval

Bina Nusantara

hal-54

BAGAN KONTRAK sebagai PEDOMAN & PENGENDALIAN PELAKSANAAN

Bina Nusantara

hal-55

PENYUSUNAN KONTRAK
DALAM MENYUSUN KONTRAK PERLU DlTETAPKAN : Hukum mana yang akan diacu dan bahasa yang dipakai (dipengaruhi oleh asal sumber dananya) Keabsahan Kontrak (sepakat, cakap, hal tertentu, halal) General Condition of Contract yang harus diacu (mis FIDIC) Dipelajari dokumen lelang yang relevan untuk penyusunan kontrak (spesifikasi teknis)

Bina Nusantara

hal-56

Pertemuan 06 Menurut anda, apakah fungsi dari sebuah manajemen kontrak? Jelaskan proses dalam penyusunan kontrak! Hal-hal apa saja yang perlu ditetapkan dalam penyusunan sebuah kontrak?

hal-57

Kontrak Dalam Pedoman Pengendalian Pelaksanaan Pertemuan 07

hal-58

MANAJEMEN KONTRAK

Bagan Manajemen Kontrak


MELAKUKAN MANAJEMEN KONTRAK

MELAKUKAN PENYUSUNAN
KONTRAK 1

MENGGUNAKAN KONTRAK sebagai PEDOMAN PELAKSANAAN

MENGGUNAKAN KONTRAK sebagai PELAKSANAAN

KENDALI

2 4 MELAKUKAN ADMINISTRASI
KONTRAK

Bina Nusantara

hal-59

BAGAN KONTRAK sebagai PEDOMAN & PENGENDALIAN PELAKSANAAN

Bina Nusantara

hal-60

POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK dengan uraian sbb : 1. Dokumen kontrak adl sumber dari kriteria untuk pelaksanaaan pekerjaan yang dilakukan oleh pemborong, karena itu pula menjadi sumber kriteria pengendaliannya, yang kegiatan pengawasannya dilakukan oleh konsultan pengawas dan tindak lanjutnya dilakukan pemilik proyek 2. Disusun kriteria2 sebagai pedoman pernborong melaksanakan pekerjaan sekaligus sebagai kriteria pengendalian 3. Pemborong menghasilkan keluaran seperti apa yang telah disepakati dalam kontrak, namun keluaran ini tidak sekaligus selesai tapi tahap demi tahap secara kumulatif. Kriteria keluaran ini juga bersumber dari dokumen kontrak. Pada umumnya kriteria tsb terdiri dari : a. kriteria waktu, b. kriteria kualitas, dan c. kriteria biaya.
Bina Nusantara

hal-61

POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK (lanjutan)

4. Untuk menghasilkan keluaran pemborong melakukan proses seperti apa yang telah disepakati dalam kontrak. Kriteria Proses ini harus konsisten dengan kriteria keluaran, agar proses yang dilakukan, dapat menghasilkan keluaran seperti yang telah ditetapkan dalam kontrak. 5. Untuk melakukan proses pemborong memerlukan masukan, seperti apa yang telah disepakati dalam kontrak. Agar proses dapat berjalan lancar dan menghasilkan keluaran seperti yang telah ditetapkan, maka kriteria rnasukan haruslah konsisten dengan kriteria proses 6. Kemudian dapatlah diamati bahwa antara kriteria masukan proses - keluaran haruslah konsisten satu sama lain
Bina Nusantara

hal-62

POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK (lanjutan)

Catatan : Waktu menyusun, membuat dokumen teknis yang dikerjakan oleh konsultan perancang, adanya kriteria masukan, kriteria proses, dan kriteria keluaran haruslah sudah disusun dalam suatu klasifikasi, kemudian konsisten kriteria sudah harus diperiksa dan kalau perlu diadakan simulasi. Kemudian setelah pertemuan penjelasan /aanwijzing dan peninjauan lapangan mungkin ada perubahan terhadap rencana pelaksanaan pekerjaan beserta kriterianya, yang ditetapkan dalarn suatu berita acara
Bina Nusantara

hal-63

POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK (lanjutan)
7. Pada waktu pemborong melaksanakan pekerjaannya, Konsultan melakukan pengawasan, yang terdiri atas: 1. kegiatan pemantauan/monitoring, 2. kegiatan pemeriksaan /validasi 3. kegiatan pengevaluasian/evaluasi
Keluaran dari kegiatan ini adl: : i. Laporan harian yg dibuat oleh kontraktor, tap! belum diperiksa konsultan ii. Laporan mingguan yg dibuat oleh kontraktor, tapi belum diperiksa konsultan iii. Laporan bulanan yg dibuat oleh kontraktor, tapi belum diperiksa konsultan iv. Bentuk lainnya missalnya : Hasil peninjauan lapangan oleh Pimpro Berita dari media masa seperti koran, majalah, radio, dan TV & pengaduan lewat tromolpos pengaduan, informasi ini termasuk pengawasan masyarakat Untuk proyek pemerintah; Laporan temuan dari BPKP, BPK, Inspektorat Jendral. Informasi ini termasuk pangawasan fungsional

Adapun penjelasannya adalah sbb: a. MONITORING adl kegiatan untuk mendapatkan data serta informasi mengenai kegiatan konstruksi
Bina Nusantara

hal-64

POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK (lanjutan) b. VALIDASI adl kegiatan untuk mengecek keabsahan hasil pemantauan sekaligus dapat pula dilakukan pemilahan mengenai klasifikasi hasil monitoring apakah termasuk klasifikasi mutu waktu dan biaya i. Hal ini dapat dicek lewat prosedurnya, tekniknya, sumbernya, materinya, waktunya, dsb ii. Keluaran dari kegiatan ini adl
LAPORAN HARIAN yg telah dicek keabsahannya oleh konsultan LAPORAN MINGGUAN yg telah dicek keabsahannya oleh konsultan LAPORAN BULANAN yg telah dicek keabsahannya oleh konsultan LAPORAN LAINNYA yg telah dicek keabsahannya BAIK oleh konsultan maupun oleh PIMPRO

Bina Nusantara

hal-65

POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK (lanjutan)
c. EVALUASI adl kegiatan : i. Menganalisa data serta informasi yg telah absah, yaitu memerinci serta mendapatkan hal2 yg tersirat, dan esensi dari keadaan pelaksanaan. ii. Membandingkan hasil analisis dengan kriteria2 yg telah ditetapkan iii. Menyusun persoalan yg ada , yg dapat dipilah menurut klasifikasi mutu, waktu atau biaya iv. Mencari penyebab persoalan dan pemecahan lewat pertemuan periodik atau pertemuan khusus
Bina Nusantara

v. Menyusun berita acara pertemuan seperti : Berita acara kemajuan pekerjaan Berita acara penagihan Berita acara persoalan, yg untuk hal2 teknis dibuat oleh konsultan, dan diluar tugas konsultan dibuat oleh staf PIMPRO. Pengendalian terdiri atas kegiatan : 1. Kegiatan pengawasan yg dapat dilakukan oleh Konsultan Pengawas 2. Kegiatan Tindak Lanjut yg dilakukan oleh Pemilik Proyek yg diwakili Pemimpin Proyek

hal-66

POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK (lanjutan)
Uraiannya adalah sbb : 1. Mekanisme pokok dari kegiatan pengawasan adl : a. Penyusunan laporan berkala i. Laporan harian ii. Laporan mingguan iii. Laporan bulanan b. Laporan status pekerjaan yg disusul berita acaranya i. Laporan penyelesaian bagian pekerjaan/ kemajuan pakerjaan beserta berita caranya, dan pada umumnya disusul berita acara penagihan ii. Laporan penyelesaian pekerjaan, beserta berita acaranya, yg disusul berita acara penagihan sampai 95 % iii. Laporan panyelesaian pameliharaan, beserta berita acara penyerahan pekerjaan, yg disusul berita acara penagihan sisa 5 % c. Pertemuan pengevaluasian adl merupakan proses penyusunan laporan berkala maupun laporan status pekerjaan d. Berita Acara Teknis dam Berita Acara Penagihan Pembayaran Berita acara ditanda tangani oleh kedua belah pihak, sehingga merupakan dokumen otentik dan dapat merupakan bukti yang sempurna bila ada persoalan yang dibawa ke Pengadilan
Bina Nusantara

hal-67

POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK (lanjutan)
2.

a. Tindak lanjut Apreasi b. Tindak lanjut Konfirmasi c. Tindak lanjut Koreksi d. Spesifik Proyek

Tindak lanjut, dilakukan oleh pemilik proyek :

i. Penyimpangan pemborosan ii. Penyimpangan penyelewengan i. Penghargaan /rekomendasi ii. Konfirmasi pekerjaan iii. Dispute Musyawarah Arbitrase pengadilan

Bina Nusantara

hal-68

1. KENDALI MUTU
MASUKAN PROSES KELUARAN

ACUAN LEGAL

2. KENDALI WAKTU

Adapun sistematiknya pertamatama digunakan form2 sbb

MASUKAN

PROSES

KELUARAN

ACUAN LEGAL

3. KENDALI BIAYA
MASUKAN PROSES KELUARAN

ACUAN LEGAL

Bina Nusantara

hal-69

CONTOH KASUS
Misalnya 1000 buah kusen kayu Kamper yang dikirim tidak disertai penjelasan atau mungkin hasil test laboratorium bahwa spasifikasi pengawetan kayu dan tahan rayap telah dipenuhi, Hal ini merupakan masukan, Proses selanjutnya misalnya enjinir minta agar dilakukan test sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak. Bila misalnya test laboratoris menyatakan spesifikasi terpenuhi, maka akibatnya sebagai keluaran , enjinir mengintruksikan pemasangan kusen boleh dilakukan, Karena hal ini merupakan persoalan mutu maka digunakan format kendali mutu. Dan untuk acuan atau dampak legalnya digunakan FIDIC 92, maka bentuknya adalah sbb
Bina Nusantara

hal-70

Penyelesaian Kasus
1. KENDALI MUTU
MASUKAN Dari laporan harian tertera: pemasukan 1000 kusen tanpa disertai bukti sertifikat pengujian keawetan kayu dan tahan rayap PROSES Atas perintah Enjinir, Kontraktor diminta melakukan test laboratories mengenai keawetan kayu dan ketahanan terhadap hama rayap sesuai spesifikasi dlm dokumen kontrak dan pemasangan kusen harus menunggu hasil test ACUAN LEGAL Mengacu kepada FIDIC 1992, Part I, subclause 43.1 Time of Completion KELUARAN Dilaporkan kepada Enjinir bahwa hasil test laboratories berupa sertifikat test bahwa kusen memenuhi persyaratan keawetan dan tahan rayap yang ditetapkan. Maka Enjinir menyatakan pemasangan kusen dapat dilakukan Mengacu kepada FIDIC 1992, Part I, subcalause 37.4 Rejection

Mengacu kepada FIDIC 1992, Part I, subclause 36.1 Quality of Material Plant and Workmanship
Bina Nusantara

hal-71

LANJUTAN KASUS
Seandainya setelah selesai pemasangan 1000 kusen tsb, yang selesai dalam 30 had, dan menurut ketentuan kontrak dapat ditagihkan, maka dapat dilihat untuk pekerjaan ini terdapat 20 laporan harian, 4 laporan mingguan dan 1 laporan bulanan (yg pendokumentasiannya akan diuraikan dalam bab Administrasi Kontrak). Seandainya pelaksanaan pekerjaan telah memenuhi spesifikasi mutu dan waktu yang ditetapkan , maka dapat disampaikan berita acara kemajuan pekerjaan, dan berita acara tagihan, dan tentulah pemberi kerja harus melakukan tindak lanjut pembayaran. Dalam format kendali terdapat kendali mutu dan kendali waktu sebagai berikut :
Bina Nusantara

hal-72

Penyelesaian KASUS
1. KENDALI MUTU
MASUKAN Dari laporan2 harian, laporan2 mingguan dan laporan bulanan tertera pemasangan 1000 kusen dilakukan dgn telah sesuai dgn spesifikasi kualitas pelaksanaan dan spesifikasi waktu Mengacu kepada FIDIC 1992, Part I, subclause 36.1 Quality of Material Plant and Workmanship
Bina Nusantara

PROSES Enjinir telah : Menerima dgn baik laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan Menandatangani BA kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan BA penagihan ACUAN LEGAL Mengacu kepada FIDIC 1992, Part I, subclause 43.1 Time of Completion

KELUARAN Atas BA penagihan tersebut, Pemilik Proyek melakukan pembayaran sesuai BA

Mengacu kepada FIDIC 1992, Part I, subclause 60.1 dan 60.2 Monthly Payment

hal-73

Pertemuan 07 Mengapa kontrak dapat dijadikan sebagai pedoman dan alat dalam mengendalikan pelaksanaan Proyek? Apa yang dimaksud dengan validasi dalam sebuah kontrak? Jelaskan mekanisme pokok dari kegiatan pengawasan dalam pelaksanaan proyek!

hal-74

Matakuliah Tahun

: S0812 Aspek Hukum dan Manajemen Kontrak : 2008

Administrasi Kontrak Pertemuan 08

hal-75

ADMINISTRASI KONTRAK

Setelah proses pembentukan kontrak selesai menjadi dokumen kontrak maka langkah berikutnya adalah mengelola eksekusi kontrak yg terdiri dari aspek teknik dan administratif Mengelola kegiatan :
1. 2. 3. 4. 5.

Administrasi

Kontrak

terdiri

dari

Mengkaji kelengkapan dokumen yang disyaratkan Prosedur komunikasi, surat-menyurat, dan sistem arsip Pengelolaan pembayaran Change order dan back charge Klaim

Bina Nusantara

hal-76

DOKUMEN YANG DISYARATKAN


Diantara dokumen yang penting adl

1. Surat2 tanda jaminan (bond) lelang, kinerja, peralatan, pembayaran, dan subkontrak 2. Sertifikat Asuransi Builder All Risk, Transit dan Comprehensive General Liability

1. TANDA JAMINAN Karena pentingnya faktor waktu dan biaya, maka pemilik ingin adanya jaminan yg melindungi dari akibat2 y9 terjadi karena kontraktor tidak melanjutkan pekerjaan/tidak melaksanakan pembayaran kpd subkontraktor/rekanan MACAM JAMINAN :

Jaminan LELANG (bid band) Jaminan KINERJA (performance bond) Jaminan PEMBAYARAN (payment bond) Jaminan SUBKONTRAKTOR (subcontractor bond)

Bina Nusantara

hal-77

DOKUMEN YANG DISYARATKAN

JAMINAN LELANG (bid bond) Tujuan jaminan lelang adl untuk melindungi pemilik dari kerugian keuangan yg terjadi bila pemenang lelang mengundurkan diri Mekanismenya, peserta lelang diwajibkan menyerahkan tanda jaminan berupa garansi bank kpd pemillik pd saat menyerahkan proposal Tanda jaminan tsb memberikan hak kpd pemilik untuk menarik sejumlah dana yg ditentukan besarnya atas beban peserta lelang, bila oleh satu dan lain sebab tidak bersedia menerima pekerjaan yg telah dimenangkan Tanda jaminan lelang tsb akan dikembailkan kpd masing2 peserta jika proses lelang telah diakhiri dengan ditunjuknya pemenang
Bina Nusantara

hal-78

DOKUMEN YANG DISYARATKAN

JAMINAN KINERJA (performance (bond) Tujuan jaminan kinerja adl untuk melindungi pemilik thd kemungkinan kontraktor tidak dapat memenuhi kewajiban seperti telah ditentukan dlm kontrak, mis : menghentikan pekerjaan karena kesulitan keuangan Dalam kasus ini pemilik berhak menarik dana yg dijaminkan dari badan atau perusahaan penjamin untuk membayar pekerjaan yang dilakukan oleh pihak ketiga atas prakarsa pemilik, melanjutkan pekerjaan yang ditinggalkan oleh kontraktor
Bina Nusantara

hal-79

DOKUMEN YANG DISYARATKAN


JAMINAN PERALATAN Suatu jaminan atas berfungsinya peralatan yang telah terpasang di proyek Jaminan tsb dikenal sbg equipment guaranty yg diterbitkan oleh vendor atau manufacturer yg meliputi jaminan material & mutu pengerjaan (workmanship), umumnya berlaku selama 1 thn Dlm hal ini, kontraktor berkewajiban memperoleh surat pernyataan/ sertifikat jaminan tsb, dan menyerahkan kpd pemilik pd saat proyek selesai JAMINAN PEMBAYARAN (payment bond) Jaminan pembayaran dimaksudkan untuk melindungi subkontraktor dan rekanan, jika kontraktor tidak melakukan pembayaran pada waktu dan jumlah yg telah dijanjikan dalam kontrak antara mereka, sedang barang dan jasa telah diserahkan & dikerjakan sesuai dengan ketentuan
Bina Nusantara

hal-80

DOKUMEN YANG DISYARATKAN

JAMINAN SUBKONTRAKTOR (subcontractor bond) Dlm hal ini, kontraktor untuk melindungi dirinya dalam masalah kerugian keuangan yg diakibatkan oleh subkontraktor yg tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak yg telah mereka setujui 2. SERTIFIKAT ASURANSI Dalam penyelenggaraan proyek adanya resiko yg dapat menimbulkan kerusakan, kecelakaan, dan kerugian thd harta benda, keselamatan dll, merupakan sumber kerugian. Oleh sebab itu baik pemilik maupun kontraktor harus melindungi diri dengan berbagai macam asuransi
Bina Nusantara

hal-81

DOKUMEN YANG DISYARATKAN

Asuransi tsb terdiri dari : Asuransi yg melindungi harta benda dan liability proyek atau pemilik Asuransi yg melindungi kontraktor dad kehilangan, kerusakan dan klaim serta liability selama operasi proyek ASURANSI BUILDER ALL RISK Asuransi ini bertujuan melindungi dari kemungkinan adanya kerusakan yg terjadi pada harta milik proyek Jumlah harga yg dihitung didasarkan atas jumlah biaya total proyek dikurangi harga milik proyek yg dianggap tidak terkena kerusakan, mis: harga tanah, desain engineering dll Umumnya pemilik menentukan pihak kontraktor atau pemilik sendiri yg akan membeli asuransi in! sedangkan kontraktor membantu segi administrasi
Bina Nusantara

hal-82

DOKUMEN YANG DISYARATKAN


ASURANSI TRANSIT Asuransi ini bertujuan untuk melindungi resiko kerusakan atau kehilangan hak milik proyek - sewaktu dalam perjalanan (transit) Termasuk didalamnya adl asuransi barang atau muatan (cargo insurance) untuk angkutan lewat laut maupun udara Proyek perlu mempunyai asuransi transit, yg jumlah harganya sama dengan harga muatan Umumnya pemilik membeli asuransi transit sedangkan kontraktor utama memroses dan mengajukan kpd pemilik bila timbul klaim

Disamping jenis asuransi tsb diatas masih ads asuransi jenis lain yaitu mis : comprehensive general liability dan automobile liability
Bina Nusantara

hal-83

SURAT MENYURAT & SISTEM ARSIP


MASA PERENCANAAN & PEMBENTUKAN KONTRAK Catatan dan arsip gol. ini terdiri dari butir2 : Perencanaan strategi & Jadwa! kontrak Prakuaiifikasi peserta lelang Kerangka acuan & garis baser lingkup proyek Rancangan kontrak RFT atau dokumen lelang Dokumen proposal peserta lelang Hasil evaluasi proposal Catatan2 negosiasi & penentuan pemenang Dokumen kontrak sell termasuk adendum bile ada Letter of intent

Suatu catatan dan arsip kontrak umumnya dikelompokkan sesuai dgn sistematika pengelolaan kontrak yaitu : Masa pembentukan Masa eksekusi atau pelaksanaan Korespondensi, Otorisasi, dan Laporan Berkala Dokumentasi Keuangan

Bina Nusantara

hal-84

SURAT MENYURAT & SISTEM ARSIP


MASA EKSEKUSI KONTRAK Catatan dan arsip yg penting pd katagori ini adl: Dokumen evaluasi status kemajuan pekerjaan Invoice atau faktur dan catatan2 lain untuk pembayaran berkala Pembayaran butir2 reimbursable Pengajuan change order Dokumentasi evaluasi & persetujuan change order Pembayaran change order Dokumentasi pembayaran change order Dokumentasi pengajuan serta evaluasi klaim Pembayaran 8 sertifikasi asuransi Proses & hasil atau pertemuan audit
Bina Nusantara

KORESPONDENSI, OTORISASI, & LAPORAN BERKALA Mengatur berbagai hal mengenai surat menyurat, serta format, alamat laporan berkala kemajuan proyek (mingguan, bulanan dll) dan sistem penyimpanan arsip DOKUMENTASI KEUANGAN KHUSUSNYA DANA PINJAMAN Dana untuk membiayai proyek sering kali diperoleh dari pihak luar, seperti bank atau lembaga keuangan lain. Cukup banyak pekerjaan administrasi yg menyangkut masalah tsb, seperti prosedur realisasi s/d pembayaran kembali & laporan penutupan

hal-85

MENGELOLA PEMBAYARAN
Untuk merumuskan suatu cara pembayaran yg dianggap wajar, perlu dimengerti keinginan masing2 pihak yg berbeda yaitu :
Pihak KONTRAKTOR tidak ingin melakukan pre-financing pekerjaan yg telah diserahkan kpdnya sesuai kontrak (tanpa ada pengaturan khusus mengenai masalah tsb, seperti bunga dll) PEMILIK bermaksud membayar hanya untuk pekerjaan yg telah selesai pada waktu ditagih, artinya membayar sesuai kinerja
Bina Nusantara

DASAR PERHITUNGAN PEMBAYARAN Dikenal beberapa cara pembayaran yg didasarkan atas : 1. Biaya yg sesungguhnya telah dikeluarkan 2. Kurun waktu tertentu secara periodik 3. Kemajuan pekerjaan dan kinerja yg telah dicapai : 4. Metode milestone 5. Metode milestone dan prosentase penyelesaian 6. Pembayaran berdasarkan perkiraan pengeluaran bulan yg akan datang

hal-86

MENGELOLA PEMBAYARAN
BIAYA SESUNGGUHNYA TELAH DIKELUARKAN Pembayaran kpd kontraktor diperhitungkan berdasarkan jumlah dana yg telah dikeluarkan sampai pada waktu tertentu (biasanya akhir bulan) KURUN WAKTU TERTENTU : SECARA PERIODIK Pembayaran dibagi rata secara periodik (mingguan, bulanan dll)
Bina Nusantara

KEMAJUAN KINERJA PEKERJAAN Pada kontrak lump-sum kontraktor menagih pembayaran kpd pemilik secara periodik umumnya bulanan yg didasarkan kpd pekerjaan yg telah terlaksana atau kinerja (performance) Untuk proyek E-MK (Engineering Manufacturing Kontruksi) sering digunakan milestone clan milestone plus persentasi penyelesaian

hal-87

MENGELOLA PEMBAYARAN
RETENSI Prosedur yg umum pada akhir pelaksanaan kontrak lumpsum, dimana pemilik menahan untuk beberapa waktu sejumlah uang pembayaran kepada kontraktor berdasarkan kemajuan atau prestasi pekerjaan kontraktor PEMBAYARAN BERDASARKAN PERKIRAAN PENGELUARAN BULAN YG AKAN DATANG Menurut cara ini, kontraktor membuat perkiraan pengeluaran biaya untuk lingkup kerja bulan yang akan datang dan diajukan kepada pemilik Bila ternyata terjadi selisih karena pengeluaran ternyata dibawah perkiraan, maka akan diperhitungkan untuk pengajuan bulan berikutnya

Bina Nusantara

hal-88

Pertemuan 08 Sebutkan dokumen-dokumen yang disyaratkan untuk dipenuhi dalam mengelola administrasi kontrak? Sebutkan macam macam dari jaminan yang digunakan dalam kontrak dan mengapa kita memerlukan adanya jaminan dalam sebuah kontrak? Apa yang dimaksud dengan asuransi Builder All Risk?

hal-89

Matakuliah Tahun

: S0812 Aspek Hukum dan Manajemen Kontrak : 2008

Change Order and Claim Pertemuan 09

hal-90

CHANGE ORDER
CHANGE ORDER CO adl perubahan (umumnya berupa penambahan) lingkup proyek setelah kontrak ditandatangani. Hal ini mencerminkan seolah-olah kurang baik nya perencanaan dan kurang tepatnya usaha mengantisipasi berbagai faktor dan permasalahan teknis maupun komersial Timbulnya CO dapat datang dad pemilik maupun kontraktor

Bina Nusantara

hal-91

CHANGE ORDER

Perubahan lingkup proyek dimungkinkan oleh berbagai sebab al :


Adanya informasi mengenai spesifikasi atau kriteria desain engineering Diminta calon organisasi operasi pada saat akhir proyek saat prakomisi Terungkapnya kondisi baru yang berbeda dengan hasil2 pengkajian terdahulu Kurang jelasnya pasal2 kontrak Keinginan mempercepat jadwal

Bina Nusantara

hal-92

CHANGE ORDER
PROSES CHANGE ORDER Terlepas dari kuat tidaknya alasan yg mendukung suatu C0, kedudukan pemilik thd kontraktor di dim negosiasi biaya dan jadwa! tidak sekuat sebelum kontrak ditandatangani Oleh sebab itu dalam menghadapi perubahan tsb, pemilik hendaknya memiliki persiapan yg matang, mulai mengkaji perlu tidaknya perubahan, & bila memang harus, diusahakan agar lingkup perubahan berdampak sekecil mungkin thd biaya & jadwal

Bina Nusantara

hal-93

CHANGE ORDER
Prosedur & langkah2 mengkaji perlu tidaknya perubahan :
Evaluasi mendalam ttg perlunya perubahan lingkup kerja Mengkaji dampak yang diakibatkan adanya perubahan (aspek biaya & jadwal) Mengajukan persetujuan kpd pimpinan proyek/pemilik bila lingkup perubahan cukup besar Mengadakan tindak lanjut, berupa pengawasan dan laporan untuk meyakinkan bahwa perubahan lingkup kerja telah dijalankan sebaik-baiknya

Bina Nusantara

hal-94

ARUS PROSES CHANGE ORDER

Bina Nusantara

hal-95

BACK CHARGE
Kadang-kadang kontraktor atau suplier oleh karena satu dan lain sebab, tidak mengerjakan sebagian porsi pekerjaan yg telah tercantum dalam kontrak Untuk mengatasinya, pemilik mengerjakan sendiri atau menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan porsi tsb dan membebankan biaya yang dikeluarkan (back charge) kepada kontraktor atau suplier yang bersangkutan Kesulitan yg timbul dalam masalah ini umumnya terletak pada besarnya jumlah pengeluaran yg akan dibebankan kepada kontraktor.
Bina Nusantara

hal-96

KLAIM (CLAIM)

KLAIM diartikan sebagai permintaan atau tuntutan kompensasi uang atau biaya, atau jadwal diluar kontrak Klaim dapat datang dari pihak pemilik ataupun kontraktor atau supplier
Persamaan antara Klaim dan Change Order adl keduanya terjadi setelah kontrak ditanda tangani Untuk Change Order lingkupnya telah diketahui terlebih dahulu, kemudian diproses pelaksanaan sesuai prosedur Untuk Klaim subyek yg menjadi persoalan telah terjadi (after the fact), sehingga seringkali tidak mudah untuk mencari titik temu pemecahannya.
Bina Nusantara

hal-97

PENYEBAB TIMBULNYA KLAIM (CLAIM)


Material atau peralatan yang cacat Hasil kerja di bawah Standar

u/ mengganti/memperbaikinya memerlukan waktu yg lama shg memperlambat jadwal proyek mis: pek. pengelasan yg setelah diperiksa tdk memenuhi persyaratan harus diulang & akan memperlambat pek. lain mis : kondisi lahan ternyata diluar estimasi semula, hasil tes tanah ternyata kurang akurat perubahan peraturan yg langsung mempengaruhi atau menaikkan biaya proyek, mis : kenaikan harga bahan bakar minyak, peraturan pajak, peraturan ekspor-impor dll pasal2 yg kurang lengkap dan jelas menerangkan, merumuskan/mendefinisikan sesuatu/sifatnya mengambang shg menimbulkan penafsiran yg berbeda , antara pemilik , kontraktor, konsultan atau suplier

Keadaan lahan yg di luar perkiraan dan hasil tes yg kurang akurat Perubahan peraturan yang tidak diduga

Pasal-pasal kontrak yang kurang lengkap dan kurang jelas

Bina Nusantara

hal-98

PROSES MENANGANI KLAIM (CLAIM) Proses menangani klaim oleh pemilik ditekankan kpd mengkaji alasan klaim yg diajukan, dan bila terdapat cukup alasan, besarnya kompensasi yg akan diberikan didasarkan atas : Mencari fakta yang sesungguhnya telah terjadi Mengkaji hubungan klaim dengan kontrak Memperkirakan biaya kompensasi Negosiasi
Bina Nusantara

hal-99

EVOLUSI dari CLAIM

Bina Nusantara

hal-100

Pertemuan 09 Mengapa perubahan lingkup sebuah proyek dapat terjadi? Kriteria apa saja yang dapat memungkinkan hal tersebut terjadi? Mengapa change order dapat terjadi? Sebutkan prosedur dalam mengkaji perlu atau tidaknya suatu perubahan!

hal-101

Matakuliah Tahun

: S0812 Aspek Hukum dan Manajemen Kontrak : 2008

Security and Insurance Pertemuan 10 - 11

hal-102

MASALAH KONSTRUKSI, JAMINAN dan ASURANSI


Dlm hub dgn konstruksi (dr sudut penjaminan & asuransi), ada 4 pihak yg berkepentingan : PEMILIK Proyek /Pemberi Pek. agar proyeknya bisa selesai sesuai persetujuan biaya yg dinyatakan dlm kontrak KONTRAKTOR proyek/Pelaksana Pek. (di dlmnya termasuk pemasok bahan & alat), agar selalu bisa memenuhi kewajiban pelaksanaan pekerjaan KONSULTAN (sbg Perencana/Pengawas) yang bertanggung jawab atas kebenaran dan Kebaikan dari apa yg diberikannya MASYARAKAT (berhub dgn pelaksanaan) mencakup : Para pekerja yg turut melaksanakan pekerjaan Masyarakat umum yg ada sangkut pautnya dengan pekerjaan tsb
Bina Nusantara

hal-103

MASALAH KONSTRUKSI, JAMINAN dan ASURANSI


Jaminan dan Asuransi untuk melindungi kepentingan masing2 pihak. Jenis2 Jaminan & Asuransi yang sudah lazim di Indonesia : Jaminan berupa Surety Bond atau Bank Garansi Jaminan berupa Asuransi Engineering (CAR = Construction All Risks atau EAR = Erection All Risks) Penutupan2 asuransi lainnya (Kebakaran, Kendaraan, Kecelakaan diri dsb) Sedangkan jaminan (belum lazim) yg masih harus diatur secara khusus adl jaminan thd tenaga2 ahli (perencana, Lawyer, Ahli Hukum dsb) yang disebut dengan `Proffesional Indemnity Insurance" atau "Proffesional Liability Insurance", belum lazim karena belum Iengkapnya saranasarana pendukung yg diperlukan untuk itu.
Bina Nusantara

hal-104

MASALAH KONSTRUKSI, JAMINAN dan ASURANSI

Sarana pendukung yg pd umumnya diperlukan agar proteksi asuransi tsb dapat dilaksanakan dengan baik al :
1. Ada tidaknya dasar hukum yang mendukung proteksi asuransi tsb. Dasar hukum ini diperlukan sebagai pedoman apabila ada perbedaan pendapat antara tertanggung dan penanggung. 2. Tertib dan konsistensinya pelaksanaan atas sesuatu aturan yang telah ada 3. Jelas sanksi-sanksi dan hukuman yang bisa di kenakan bagi mereka yang melanggar aturan 4. Adanya pengertian dan pemahaman dari tertanggung bahwa jaminan asuransi yg diberikan kepadanya berlaku, apabila ia melakukan tindakan untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan kerugian seolah-olah kepentingannnya tsb tidak diasuransikan

Bina Nusantara

hal-105

MASALAH KONSTRUKSI, JAMINAN dan ASURANSI Dalam hubungan dengan pelaksanaan penutupan asuransi biasanya Perusahaan Asuransi baru bersedia memberikan jaminan apabila diketahui : Pihak tertanggung mempunyai kualifikasi standar yang telah disepakati dan ditetapkan oleh pihak2 yg berkepentingan Ada sistem dan prosedur yg dapat dijadikan sebagai ukuran dan penilaian (untuk bisa sebagai pegangan dlm hal terjadi claim) Jenis-jenis Jaminan dan Asuransi dalam Hubungan dgn konstruksi : Jaminan yg diperlukan selama persiapan dan pelaksanaan konstruksi (bagi pemilik & kontraktor) Jaminan sesudah konstruksi selesai
Bina Nusantara

hal-106

JENIS-JENIS JAMINAN & ASURANSI DLM HUBUNGAN KONSTRUKSI


SELAMA PERSIAPAN & PELAKSANAAN KONSTRUKSI A. JAMINAN bagi PEMILIK PROYEK Jenis2 Jaminan yg biasanya diminta pemilik : Jaminan Tender (Bid Bond) Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond) Jaminan Uang Muka (Advanced Payment Bond) Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond) Jaminan2 tsb bisa berupa Jaminan Bank (Bank Garansi) atau Jaminan Asuransi (Surety Bond) Hambatan2 dalam hubungan dengan jaminan2 tsb al: Belum seragamnya isi kontrak yg dibuat antara pemilik proyek & kontraktor Dilihat dari sudut perlindungan maka kurang jelas apakah Jaminan tsb dimaksudkan sbg hukuman atau ganti rugi untuk melindungi pemberi tugas Masih sangat kecilnya Jaminan Penawaran (1-3%) dan Jaminan Pelaksanaan (sekitar 5%)
Bina Nusantara

hal-107

JENIS-JENIS JAMINAN & ASURANSI DLM HUBUNGAN KONSTRUKSI

SELAMA PERSlAPAN & PELAKSANAAN KONSTRUKSI B. JAMINAN bagi KONTRAKTOR Jaminan bagi kontraktor bisa macam2 al .
1. Jaminan atas pelaksanaan pekerjaan yo sedang dilakukan, lazim disebut "Engineering Insurance", 2. Jaminan atas para pekerja proyek (bisa berupa Workman Compensation atau Employer Liability) 3. Jaminan atas tanggung jawab thd pihak ketiga (Third party Liability atau Public Liability)
Bina Nusantara

hal-108

JENIS-JENIS JAMINAN & ASURANSI DLM HUBUNGAN KONSTRUKSI

1.

Jaminan atas pelaksanaan pekerjaan/ Engineering Insurance (mis :CAR, EAR) Jaminan tsb pada prinsipnya mencakup :
Kerusakan2 yg terjadi atas konstruksi (termasuk bad workmanship) yg tidak disengaja Kerusakan alat peralatan yg digunakan (baik milik kontraktor atau bukan Tanggung jawab thd pihak ketiga (kerugian secara physic akibat pelaksanaan) Dgn persetujuan khusus bisa mencakup faulty design (kesalahan perencana)

Bina Nusantara

hal-109

JENIS-JENIS JAMINAN & ASURANSI DLM HUBUNGAN KONSTRUKSI


2. Asuransi atas Tenaga Kerja Ada 2 macam asuransi tenaga kerja :

a. Asuransi untuk pekerja sesuai aturan (Workman Compensation Insurance) Asuransi ini sesuai UU yg berlaku di Indonesia, dilaksanakan oleh ASTEK berdasarkan PP No 33 Thn 1977 a. Asuransi atas pegawai yang diatur Perusahaan (Employer's Liability Insurance) Yaitu tanggung jawab pengusaha thd pekerjanya sesuai dgn ketentuan yg berlaku di perusahaan

3. Asuransi atas Tanggung Jawab terhadap Pihak Ketiga (Public Liability Insurance) adl jenis asuransi yg melindungi kontraktor thd pihak ketiga (publik) yaitu apabila dalam melaksanakan pekerjaan ada pihak ketiga yg dirugikan. C. JAMINAN bagi KONSULTAN Untuk melindungi pihak konsultan Perencana dr tanggung gugat hukum dapat ditempuh suatu cara pengalihan resiko melalui mekanisme Asuransi yaitu pada "Proffesional Liability Insurance)
Bina Nusantara

hal-110

SESUDAH KONSTRUKSI SELESAI A. ASURANSI bagi PEMILIK Jenis Asuransi Kerugian (Resiko)
Asuransi Kebakaran Asuransi Pembongkaran Asuransi Machinery Breakdown Asuransi Tanggung jawab pd Publik

JENIS-JENIS JAMINAN & ASURANSI DLM HUBUNGAN KONSTRUKSI

Asuransi atas pegawai dan pekerja Public Liability Insurance


Bina Nusantara

Mis Asuransi kecelakaan diri : Employer's Liability, Fidelity Insurance dll Diperlukan apabila gedung/hasil konstruksi tsb digunakan untuk kepentingan publik

hal-111

JENIS-JENIS JAMINAN & ASURANSI DLM HUBUNGAN KONSTRUKSI SESUDAH KONSTRUKSI SELESAI B. KEWAJIBAN bagi KONTRAKTOR /ARSITEK "Longterm Guarantee", jaminan yg sifatnya hampir sama dgn Proffesional LiabilityPeriode Longterm Guarantee biasa 5 s/d 10 thn tergantung pd obyek yg dikerjakan (hingga saat ini belum ada aturan yg jelas.)

Bina Nusantara

hal-112

Pertemuan 10 - 11 Sebutkan stakeholder-stakeholder yang berkepentingan dalam sebuah hubungan dengan konstruksi apabila dilihat dari sudut penjaminan dan asuransi? Jaminan dan asuransi apa saja yang lazim dan tidak lazim di Indonesia? Sarana pendukung apa saja yang diperlukan agar masalah konstruksi, jaminan dan asuransi dapat terlaksana dengan baik? Menurut anda hambatan-hambatan apa saja yang terjadi dalam sebuah proses penjaminan? Jaminan apa yang dapat digunakan oleh kontraktor selama persiapan dan pelaksanaan konstruksi? Sebutkan jenis jenis jaminan dan asuransi dalam hubungan konstruksi!

hal-113

Matakuliah Tahun

: S0812 Aspek Hukum dan Manajemen Kontrak : 2008

Arbitrase Pertemuan 12

hal-114

Pengertian ARBITRASE (Menurut UU no 30 thn 1999)

ARBITRASE adl cara penyelesaian suatu sengketa perdata diluar peradilan umum yg didasarkan pada perjanjian arbitrase yg dibuat secara tertulis oleh para pihak yg bersengketa PERJANJIAN ARBITRASE adl suatu kesepakatan berupa klausula arbitrase yg tercantum dim suatu perjanjian tertulis yg dibuat para pihak sebelum timbul sengketa , atau suatu perjanjian arbitrase tersendiri yg dibuat para pihak setelah timbul sengketa
Bina Nusantara

hal-115

Pengertian ARBITRASE (menurut UU no 30 thn 1999)


Perjanjian Arbitrase tersendiri yg dibuat oleh para pihak, setelah terjadi sengketa harus dalam bentuk akta notaris dan harus (bila tidak akan batal demi hukum) memuat: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Masalah yg dipersengketakan Nama lengkap dan tempat tinggal para pihak Nama lengkap dan tempat tinggal arbiter atau majelis arbitrase Tempat arbiter atau majelis arbitrase akan mengambil keputusan Nama lengkap sekretaris Jangka waktu penyelesaian sengketa Pernyataan kesediaan dari arbiter dan Pernyataan kesediaan dari pihak yg bersengketa untuk menanggung segala biaya yg diperlukan untuk menyelesaikan sengketa melalui arbitrase

Bina Nusantara

hal-116

Pengertian ARBITER
ARBITER adl seorang atau lebih yg dipilih oleh para pihak yang bersengketa atau yang ditunjuk oleh Pengadilan Negeri atau lembaga arbitrase, untuk memberikan putusan mengenai senqketa tertentu yg diserahkan penyelesaiannya melalui arbitrase

Bina Nusantara

hal-117

SYARAT PENGANGKATAN ARBITER

1. Yang dapat ditunjuk atau diangkat sebagai arbiter harus memenuhi syarat:
a. Cakap melakukan tindakan hukum b. Berumur paling rendah 35 tahun c. Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan salah satu pihak bersengketa d. Tidak mempunyai kepentingan financial atau kepentingan lain atas putusan arbitrase dan e. Memiliki pengalaman serta menguasai secara aktif di bidangnya paling sedikit 15 tahun

2. Hakim, jaksa, panitera dan pejabat peradilan Iainnya tidak dapat ditunjuk atau diangkat sebagai arbiter
Bina Nusantara

hal-118

PUTUSAN ARBITRASE
Putusan Arbitrase harus memuat :

a. Segala putusan yg berbunyi Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa" b. Nama lengkap dan alamat para pihak c. Uraian singkat sengketa d. Pendirian para pihak e. Nama Lengkap dan alamat Arbiter f. Pertimbangan dan kesimpulan arbiter atau majelis arbitrase mengenai sengketa g. Pendapat tiap2 arbiter dalam hat terdapat perbedaan pendapat dlm majelis arbitrase h. Amar putusan i. Tempat dan tanggal putusan dan j. Tanda tangan arbiter atau majelis arbitrase

Bina Nusantara

hal-119

SIFAT KEPUTUSAN ARBITRASE

Putusan yang dijatuhkan oleh Arbiter bersifat "final" dan disebut "award" Sifat "final" putusan
a. Langsung '"biding" kepada para pihak b. Dan berkekuatan "ekskutorial" c. Tapi pelaksanaan eksekusi dilakukan oleh pengadilan

Bina Nusantara

hal-120

PEMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE

Terhadap putusan arbitrase para pihak dapat mengajukan permohonan pembatalan apabila putusan tsb diduga mengandung unsur2 sbb :
a. Surat atau dokumen yg diajukan dim pemeriksaan, setelah putusan dijatuhkan, diakui palsu atau dinyatakan palsu b. Setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat menentukan yg disembunyikan oleh pihak lawan , atau c. Putusan diambil dari hasil tipu muslihat yg dilakukan oleh salah satu pihak dalam pemeriksaan sengketa

Bina Nusantara

hal-121

BERAKHlRNYA TUGAS ARBITER

Tugas Arbiter berakhir karena :


Putusan mengenai sengketa telah diambil Jangka waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian arbitrase atau sesudah diperpanjang oleh para pihak telah lampau atau, Para pihak sepakat untuk menarik kembali penunjukkan Arbiter

Bina Nusantara

hal-122

BIAYA ARBITRASE

Arbiter menentukan biaya arbitrase Biaya arbitrase meliputi :

Biaya arbitrase dibebankan kepada pihak yang kalah Dalam hal tuntutan hanya dikabulkan sebagian biaya arbitrase dibebankan kepada para pihak secara seimbang
Bina Nusantara

a. Honorarium Arbiter b. Biaya perjalanan dan biaya lainnya yg dikeluarkan oleh Arbiter c. Biaya saksi dan atau saksi ahli yang diperlukan dlm pemeriksaan sengketa d. Biaya administrasi

hal-123

Membandingkan Penyelesaian Sengketa dengan Arbitrase


M a c a m p e n ye le s a ia n H a l p e rtim b a n g a n 1 . D a m p a k te rh a d a p m a sya ra ka t b isn is P e n ye le s a ia n le w a t P E N G A D IL A N T e rb u ka , d a p a t d ike ta h u i m a sya ra ka t b isn is, d e n g a n se ga la p e n d a p a t d a ri m e d ia m a sa R e la tif la m a ka re n a p ro se s b iro k ra si, d a n K e p u tu sa n H a kim d a p a t d ib a n d in g b e rje n ja n g d a ri P e n ga d ila n , ke m u d ia n ke P e n ga d ila n T in g gi d a n M a h ka m a h A gu n g K e p u tu sa n d ib e rika n o le h H a kim ya n g a h li d a la m b id a n g h u ku m P e n ye le s a ia n le w a t A R B IT R A S E T e rtu tu p

2 . P e n e ta p a n K e p u tu sa n d a n W a ktu

R e la tif ce p a t, ka re n a tid a k b e rje n ja n g K e p u tu sa n m e ru p a ka n ya n g te ra kh ir d a n m e n gika t

3 . K u a lita s K e p u tu sa n

4 . B ia ya

Bina Nusantara

R e la tif se ca ra a ku m u la tif tin g gi, a p a b ila b ila d ih itu n g o p p o rtu n ity co st se rta ke h ila n g a n fo ku s s e r t a k e te n a n g a n pada p e ke rja a n ka re n a sifa tn ya ya n g te rb u ka , se h in g ga tim b u l "e xte rn a l p re s su re "

K e p u tu sa n d ib e rika n o le h p a ra A rb ite r ya n g a h li d ib id a n g ya n g d ip e rse n g ke ta ka n d a n K o o rd in a to r A rb ite r ya n g a h li d a la m b id a n g h u ku m R e la tif se ca ra a ku m u la tif re n d a h "e xte rn a l p re ssu re " re n d a h ka re n a sifa tn ya ya n g te rtu tu p , se h in g ga tid a k ke h ila n ga n fo ku s se rta ke te n a n ga n p a d a p e ke rja a n

hal-124

Membandingkan Penyelesaian Sengketa dengan Arbitrase


Macam penyelesaian Hal pertimbangan 1. Dampak terhadap masyarakat bisnis Penyelesaian lewat PENGADILAN Terbuka, dapat diketahui masyarakat bisnis, dengan segala pendapat dari media masa Tertutup Penyelesaian lewat ARBITRASE

2. Penetapan Keputusan dan Waktu

Relatif lama karena proses birokrasi, dan Keputusan Hakim dapat dibanding berjenjang dari Pengadilan, kemudian ke Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung

Relatif cepat, karena tidak berjenjang Keputusan merupakan yang terakhir dan mengikat

3. Kualitas Keputusan

Keputusan diberikan oleh Hakim yang ahli dalam bidang hukum

Keputusan diberikan oleh para Arbiter yang ahli dibidang yang dipersengketakan dan Koordinator Arbiter yang ahli dalam bidang hukum

4. Biaya

Relatif secara akumulatif tinggi, apabila bila dihitung opportunity cost serta kehilangan fokus serta ketenangan pada pekerjaan karena sifatnya yang terbuka, sehingga timbul "external pressure"

Relatif secara akumulatif rendah "external pressure" rendah karena sifatnya yang tertutup, sehingga tidak kehilangan fokus serta ketenangan pada pekerjaan

Bina Nusantara

Pertemuan 12 Menurut anda apakah yang dimaksud dengan perjanjian arbitrase? Carilah kasus kasus arbitrase dalam dunia konstruksi yang terjadi (dalam kelompok). Diskusikan dengan kelompok anda dan presentasikan dikelas.

hal-125

hal-126

Matakuliah Tahun

: S0812 Aspek Hukum dan Manajemen Kontrak : 2008

Contract close out Pertemuan 13

hal-127

TEKNIS DAN NON TEKNIS

Pada tahap penutupan proyek pimpro mempunyai tugastugas yang bersifat teknis dan non teknis pada tahap penutupan

Perencanaan dan kenyataan yg sering berbeda di waktu kegiatan proyek mulai menurun
Bina Nusantara

hal-128

KEGIATAN NON TEKNIS


Tugas yang bersifat non teknis mencakup masalah yang berkaitan dengan sikap, perasaan dan harapan personil proyek sebagai akibat selesainya proyek Cara yg dianjurkan adl agar pimpro menjelaskan kpd mereka hal-hal yg sebenarnya mengenai segala sesuatu yang berhubungan dgn perencanaan penugasan mereka
Bina Nusantara

Perencanaan tersebut meliputi: Pelepasan sesuai dengan tingkat kebutuhan proyek Perencanaan penugasan hendaknya terbuka Pimpro hendaknya ikut aktif dalam perencanaan Dipilih waktu yang tepat untuk menyampaikan rencana diatas agar tidak mempengaruhi sikap mereka thd penyelesaian pekerjaan yg masih tertinggal

hal-129

KEGIATAN TEKNIS
Kegiatan teknis yang dihadapi pimpro dalam rangka penutupan proyek adalah sebagai berikut. a. Menyerahkan hasil fisik proyek. Kontraktor mempersiapkan penyerahan fasilitas atau produk kepada pemilik sesuai kontrak, sedangkan pemilik menerima dan menyerahkannya kepada organisasi operasi yang ditunjuk atau dibentuknya. b. Menyelesaikan buku pedoman operasi dan pemeliharaan kepada organisasi operasi.
Bina Nusantara

c. Menyusun laporan penutupan proyek, menjelaskan keberhasilan dan kekurangan kepada pimpinan perusahaan serta bahan masukan untuk proyek yang akan datang. d. Bagian pengadaan dan keuangan menyelesaikan masalah klaim, warranty dan guaranty, pembayaran dan tagihan yang masih outstanding dan menutup buku keuangan, e. Membuat catatan aset dan persiapan pemeriksaan audit.

hal-130

KEGIATAN TEKNIS
f. Pimpro dan pimpinan perusahaan induk membuat perencanaan re-assignment tenaga ahli dan personil tetap. g. Demobilisasi tenaga kerja dan peralatan konstruksi. h. Membersihkan barang-barang sisa proyek. Proyek besar umumnya memiliki material, komponen peralatan, dan sisasisa keperluan proyek lainnya, yang bila mungkin dapat didayagunakan kembali untuk operasi atau proyek yang lain. Tetapi yang tidak berguna lagi harus dibersihkan dari lokasi proyek
Bina Nusantara

i. Implementasi program masa jaminan (warranty & guaranty). Karena masa jaminan berlangsung sampai jauh setelah proyek ditutup, maka proyek tidak bertanggung jawab lagi mengenai penanganannya. Meskipun demikian, proyek berkewajiban agar penyerahan masalah ini kpd organisasi operasi berjalan sebaik2nya, dgn memberikan data, gambar, serta keterangan mengenai perjanjian jaminan tsb j. Sertifikat penyelesaian fisik/mekanik dan operasional.

hal-131

BUKU PANDUAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN


Buku panduan (manual) operasi dan pemeliharaan merupakan bagian dari dokumen proyek yang harus dipersiapkan sebelum proyek ditutup. Buku ini berisi keterangan lengkap tentang bagaimana menjalankan operasi (standard operating procedure) instalasi atau produk hasil proyek, dan dipersiapkan untuk menjadi pegangan bagi operator dan mekanik pemeliharaan.
Bina Nusantara

Buku ini menjelaskan perihal: Fungsi tiap peralatan. Sistem instrumen untuk pengendalian operasi. Prosedur start-up, operasi normal, dan operasi darurat. Petunjuk penanganan bahan kimia dan katalis untuk operasi. Petunjuk pemeliharaan. Disamping itu buku2 panduan diatas, sebelum proyek ditutup perlu diselesaikan dokumen2 sbb : Data2 teknis dan engineering Gambar engineering as-built Hasil studi dan survei

hal-132

PENYERAHAN INSTALASI HASIL PROYEK Bagi proyek industri berskala besar dikenal dua tahap penyelesaian, yaitu penyelesaian fisik dan operasional. Penyelesaian operasional didahului oleh penyelesaian fisik atau mekanik. Adapun penyerahan kepada pemilik dapat dilakukan secara bertahap atau langsung. Kedua bentuk penyerahan tsb diikuti dengan penyelesaian administrasi dan keuangan sebelum proyek dapat dinyatakan selesai secara keseluruhan.
Bina Nusantara

hal-133

PENYERAHAN INSTALASI HASIL PROYEK


a. Penyerahan Bertahap Pada penyerahan bertahap, kontraktor akan bertanggung jawab sampai pembangunan fisik instalasi selesai dan menyerahkannya kepada pemilik. Langkah selanjutnya, pemilik (organisasi operasi dari pemilik) melaksanakan start-up dan operasi instalasi yang baru selesai dibangun, termasuk uji kemampuan dan kinerja operasi (performance test), serta mengkaji hasil-hasilnya. Penyerahan semacam ini di Indonesia dikenal secara luas, di antaranya proyekproyek LNG dan LPG Arun dan Bontang, serta berbagai proyek pembangunan kilang-kilang minyak. Pada umumnya, bila pemilik telah memiliki organisasi operasi yang mampu menangani operasi instalasi hasil proyek, akan memilih cara penyerahan bertahap.
Bina Nusantara

b. Penyerahan Langsung Di sini kontraktor bertanggung jawab di samping penyelesaian fisik, juga start-up praoperasi yang berupa uji kemampuan dan kinerja. Maksud penyelesaian langsung adalah untuk mendapatkan penanggung jawab tunggal, dalam hal ini kontraktor, atas pelaksanaan pembangunan instalasi, dimulai sejak pemberian kontrak EPK sampai instalasi selesai operasional. Hat ini berarti instalasi telah terbukti mampu beroperasi secara lancar dan berproduksi dengan kapasitas penuh, yang ditunjukkan dalam suatu uji kemampuan sebelum diserahterimakan kepada pemilik proyek.

hal-134

UJI COBA DAN SERTIFIKASI PENYELESAIAN OPERASI


Uji Coba Operasi

Penyelesaian Fisik

Prosedur yg mengatur pemeriksaan akhir dan uji coba praoperasi berbeda dari satu proyek-ke lain proyek, tetapi umumnya dimulai dgn permintaan dr pihak kontraktor kpd pemilik untuk melakukan pemeriksaan akhir pd bagian instalasi yg dianggap selesai Setelah seluruh bagian instalasi selesai mengalami pemeriksaan akhir uji coba secara memuaskan, maka pihak pemilik mengeluarkan sertifikat yang menandai bahwa instalasi telah selesai dr segi fisik, dan pihak Pemilik kemudian menyerahkan kpd organisasi operasi untuk start-up operasi Selanjutnya bila semua bagian instalasi telah siap secara fisik, maka start-up operasi sepenuhnya dapat dimulai

Penyelesaian Operasi

Bina Nusantara

hal-135

LAPORAN PENUTUP PROYEK

Laporan penutupan proyek dipersiapkan pada akhir proyek, disusun oleh penanggung jawab proyek yang dipimpin oleh pimpro. Laporan ini memuat sejarah proyek dengan penekanan pada aspek teknis dan manajemennya, menjelaskan apa yang telah dicapai, dan membandingkan dengan sasaran dan perencanaan yang ditetapkan semula.

Bina Nusantara

hal-136

LAPORAN PENUTUP PROYEK


Maksud dan Tujuan

adalah memberikan keterangan dan bahan pemikiran untuk dikaji dan digunakan untuk proyek yang akan datang. Menimba pengalaman kemudian dipisahkan mana yang perlu dicontoh dan mana yang harus dihindari. Masukan kepada pimpinan perusahaan dan staf tentang aspek pengelolaan proyek. Umpan balik bagi bidang teknik khususnya dan bidang-bidang lain pada umumnya, mengenai kinerja yang berurusan dengan peranannya dalam penyelenggaraan proyek. Hal-hal lain yang bersifat khusus, seperti kondisi lokasi, tenaga kerja, transportasi, dan lain-lain. Kesulitan, hambatan yang dialami selama siklus proyek.

Dengan demikian laporan ini minimal harus memuat:

Bina Nusantara

hal-137

LAPORAN PENUTUP PROYEK


Materi Laporan Untuk tujuan di atas materi laporan perlu mencakup butir-butir sebagai berikut: Uraian perihal pendekatan aspek manajemen dan organisasi yang telah dilakukan, keputusan-keputusan strategis yang telah diambil, serta pemilihan alternatif dan dampaknya pada implementasi fisik. Seperti misalnya dipilih bentuk organisasi matriks padahal kesiapan sikap personil ternyata tidak mendukung. Aspek manajemen, yaitu pengalamanPengalaman yang berkaitan dengan usahausaha koordinasi dan integrasi antara peserta proyek, seperti kontraktor, suplier atau pemasok, konsultan, dan bidangbidang fungsional internal organisasi. Prestasi atau kinerja aspek teknis. Termasuk kategori ini adalah jadwal biaya dan mutu antara rencana dan kenyataan yang dicapai, dan keterangan singkat penyebabnya. Kinerja aspek administrasi, termasuk keuangan, administrasi kontrak, kepegawaian, perburuhan, dan lain-lain.

Bina Nusantara

hal-138

LAPORAN PENUTUP PROYEK


Materi Laporan Untuk tujuan di atas materi laporan perlu mencakup butir-butir sebagai berikut:

Uraian perihal pendekatan aspek manajemen dan organisasi yang telah dilakukan, keputusan-keputusan strategis yang telah diambil, serta pemilihan alternatif dan dampaknya pada implementasi fisik. Seperti misalnya dipilih bentuk organisasi matriks padahal kesiapan sikap personil ternyata tidak mendukung. Aspek manajemen, yaitu pengalamanPengalaman yang berkaitan dengan usahausaha koordinasi dan integrasi antara peserta proyek, seperti kontraktor, suplier atau pemasok, konsultan, dan bidangbidang fungsional internal organisasi. Prestasi atau kinerja aspek teknis. Termasuk kategori ini adalah jadwal biaya dan mutu antara rencana dan kenyataan yang dicapai, dan keterangan singkat penyebabnya. Kinerja aspek administrasi, termasuk keuangan, administrasi kontrak, kepegawaian, perburuhan, dan lain-lain.

Bina Nusantara

hal-139

LAPORAN PENUTUP PROYEK

Di samping itu, materi laporan hendaknya juga menyinggung rincian masalah-masalah yang spesifik seperti:
Terbitnya change order yang diakibatkan oleh kurang tepatnya pekerjaan desain engineering, ataupun kurang tepatnya pasokan barang oleh suplier atau rework oleh subkontraktor. Evaluasi kinerja peralatan-peralatan utama. Persoalan yang ditimbulkan oleh kurang tepatnya atau kurang lengkapnya pasalpasal kontrak EPK.

Laporan penutupan proyek disamping dialamatkan kepada pimpinan perusahan atau corporate planner, juga diberikan kepada semua kepala bidang yang berperan dalam pengembangan dan implementasi proyek.
Bina Nusantara

hal-140

Pertemuan 13 Langkah apa yang akan anda lakukan apabila anda adalah pimpinan proyek dari sebuah proyek yang akan segera selesai dan dalam rangka penutupan proyek? Carilah minimum 3 referensi mengenai contract close out dan contohnya? Buatlah sebuah laporan penutup sebuah proyek dari contoh yang ada!

Vous aimerez peut-être aussi