Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Matakuliah
Pendahuluan Pertemuan 01
hal-2
Bina Nusantara
hal-3
Bina Nusantara
hal-4
1. TAHAP PERSIAPAN : i. membantu pengelola proyek melaksanakan pengadaan konsultan perencana, termasuk menyusun Kerangka Acuan Kerja (TOR), memberi saran waktu dan strategi pengadaan, serta bantuan evaluasi proses pengadaan. ii. membantu pengelola proyek menyiapkan kontrak perjanjian pekerjaan perencanaan
Bina Nusantara
hal-5
hal-6
i. membantu Pengelola Proyek dalam mempersiapkan dan menyusun program pelaksanaan pelelangan pekerjaan konstruksi fisik, ii. membantu Panitia Lelang dalam menyusun Perhitungan Biaya Sendiri (Owner's Estimate) pekerjaan konstruksi fisik. iii.membantu Panitia Lelang melakukan prakualifikasi calon peserta pelelangan iv.membantu Panitia Lelang dalam penyebarluasan pengumuman pelelangan, baik melalui papan pengumuman, media cetak, maupun media elektronik. v. membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu rapat penjelasan pekerjaan. vi.membantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap penawaran yang masuk, serta memberikan rekomendasi calon pemenang yang diusulkan. vii.membantu menyiapkan draft surat perjanjian pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik. viii.menyusun laporan proyek tahap pelelangan
Bina Nusantara
hal-7
Bina Nusantara
hal-8
Pertemuan 01 Jelaskan mengenai tahapan kegiatan Manajemen Konstruksi menurut SK Ditjen Cipta Karya tahun 1997/1998? Dalam tahap persiapan, hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kerangka TOR? Apakah manfaat dari evaluasi program pelaksanaan kegiatan perencanaan yang dibuat oleh konsultan perencana? jelaskan alasan anda!
hal-9
Matakuliah Tahun
hal-10
hal-11
1. Membuat Rencana untuk MK 2. Menyiapkan Pemilihan Desainer Profesional 3. Menyiapkan Kontrak untuk Desainer Profesional 4. Melakukan Orientasi dengan Desainer Profesional 1. Mamba Master Schedule 2. Membuat Millestone Schedule untuk tahap Desain 1. Melakukan Survey Pasar Konstruksi 2. Melakukan Penyusunan Anggaran Proyek dan Konstruksi 3. Melakukan Analisis Anggaran 1. Menyusunan Sistem Informasi Manajemen Proyek 2. Membuat Prosedur Tahapan Desain
Bina Nusantara
hal-12
MANAJEMEN WAKTU 1. Melakukan Revisi atas Master Schedule 2. Melakukan Monitoring Millestone Schedule 3. Menyiapkan Schedule Konstruksi sebelum penawaran MANAJEMEN BIAYA 1. Melakukan Revisi Anggaran Proyek dan Konstruksi 2. Melakukan Pengawasan Biaya 3. Menyiapkan Studi Enjiniring Nilai 4. Menyiapkan Studi Pemasaran MANAJEMEN SISTEM INFORMASI 1. Menyiapkan Laporan atas Schedule 2. Menyiapkan Laporan Biaya Proyek 3. Menyiapkan Laporan Cash flow 4. Menyiapkan Laporan Perubahan Pekerjaan pada Tahap Perubahan Design
hal-13
MANAJEMEN WAKTU
1. Jadwal pra lelang 2. Jadwal konstruksi kontraktor
MANAJEMEN BIAYA
1. Estimase Adenda 2. Menganalisis Penawaran
hal-14
1. Manajamen Lapangan dan Prosedur Komunikasi pada tahap Konstruksi 2. Rapat Lapangan Proyek 3. Koordinasi atas Konsultan Konsultan mandiri 4. Penyelesaian Pokok 5. Penyelesaian akhir 6. Reviu at as permintaan perubahan atas waktu dan biaya kontrak 7. Material untuk operasi dan pemeliharaan 8. Reviu atas mutu
MANAJEMEN WAKTU
1. 2. 3. 4. 5.
Master Schedule Schedule Konstruksi dad kontraktor Reviu Ketepatan Schedule Reviu CM atas permintaan perpanjangan waktu ' Perbaikan Schedule
Laporan pemeliharaan schedule Laporan biaya proyek Revisi Biaya Proyek dan Konstruksi Laporan cash-flow Laporan Pembayaran atas kemajuan pelaksanaan pekerjaan 6. Laporan Order Perubahan 7. Laporan Program K3 dari Kontraktor
Bina Nusantara
hal-15
Bina Nusantara
hal-16
Bina Nusantara
hal-17
Pertemuan 02 Jelaskan mengenai tahapan kegiatan Manajemen Konstruksi menurut Kontrak CMAA? Informasi apa saja yang perlu diberikan ke peserta lelang? Diskusikan dengan kelompok anda mengenai perbedaan tahapan kegiatan Manajemen Konstruksi antara CMAA dengan SK Ditjen Cipta Karya tahun 1997/1998!
hal-18
Matakuliah Tahun
hal-19
DOKUMEN KONTRAK
DOKUMEN KONTRAK Memuat aturan pokok mengenai hubungan kerja, hak, kewajiban , tanggung jawab serta lingkup kerja masingmasing penandatanganan
Bina Nusantara
hal-20
KONTRAK EPK (engineering, pengadaan & konstruksi) adalah dokumen yang memuat persetujuan bersama secara sukarela, yang mempunyai kekuatan hukum, dimana pihak kesatu berjanji untuk memberikan jasa dan menyediakan material untuk membangun proyek bagi pihak kedua, sedangkan pihak kedua berjanji membayar sejumlah uang sebagai imbalan untuk jasa dan material yang telah digunakan. Pada dasarnya kontrak harus bersifat wajar (fair) terhadap kedua belah pihak, dan tidak bermaksud untuk mengambil keuntungan sepihak dengan cara merugikan pihak lain.
Bina Nusantara
hal-21
Pembentukan kontrak dihasilkan dari interaksi pihakpihak yang bersangkutan (pemilik-kontraktor atau pemilik-konsultan dll) INTERAKSI ini terdiri dari PROSES yang panjang mulai dari pemilik mengadakan undangan prakualifikasi, menyusun dokumen lelang, lelang, peserta lelang membuat proposal, sampai negosiasi dengan calon pemenang. Proses ini diakhiri dengan penandatanganan kontrak oleh pemenang dan pemilik
Bina Nusantara
hal-22
Bina Nusantara
hal-23
1. INTERAKSI ANTARA PEMILIK DAN KONTRAKTOR Mekanisme PERLINDUNGAN TERHADAP RESIKO dalam suatu kontrak yang baik (untuk pemilik) meliputi : Jaminan pelaksanaan (perfomance bond) Garansi dan pertanggungan (warranty) Pembayaran berdasarkan kemajuan pekerjaan (progress payment) Hak untuk mengadakan inspeksi dan test Hak mendapatkan laporan berkala Hak melaksanakan penjaminan mutu (quality control)
Bina Nusantara
hal-24
Teknis
Program QA,/QC Inspeksi Testing Jaminan Laporan
Bina Nusantara
hal-25
3. RANCANGAN KONTRAK
Rancangan kontrak adalah dokumen yang setelah ditandatangani; menjadi kontrak resmi yang mengikat kedua belah pihak Rancangan kontrak ditambah dengan surat atau dokumen lain akan menjadi paket lelang (RFP-request for proposal) Paket lelang (RFP) dikirim ke peserta lelang yang telah lulus prakualifikasi untuk diminta mengajukan proposal
Bina Nusantara
hal-26
3. RANCANGAN KONTRAK
A. SUMBER REFERENSI Pendekatan yang digunakan sebagai Iangkah awal, memakai standar kontrak yang dikeluarkan oleh organisasi sebagai referensi B. KOMPONEN RANCANGAN KONTRAK
Komponen I = Pokok-pokok persetujuan (article of agreement) Komponen II = Syarat-syarat umum (general codition) Komponen III = Syarat-syarat khusus (special condition) Komponen IV = Uraian lingkup kerja spesifikasi teknikdan gambar desain engineering
Bina Nusantara
hal-27
3. RANCANGAN KONTRAK
Memuat : Pernyataan persetujuan kedua belah pihak untuk bekerjasama dalam bentuk kontrak Harga kontrak Tanggal mulai berlaku (effective date) Jadwal penyelesaian pembangunan secara makanikal (mechanical completion) Jaminan (Bond) dan pertanggungan (guaranties and warranty) perihal performance atau kinerja jadwal penyelesaian proyek mutu pekerjaan Pajak, asuransi dan royalti Penghentian pekerjaan (terminasi) Pengurangan dan penambahan pekerjaan Keadaan Force Majeure Pengaturan hak kepemilikan Persengketaan , arbitrase
KOMPONEN I (pokok-pokok persetujuan-article of agreement) Memuat materi pokok rencana persetujuan antara pemilik dan kontraktor (bila ditandatangani akan menjadi inti dr dokumen kontrak)
Bina Nusantara
hal-28
3. RANCANGAN KONTRAK
KOMPONEN II Syarat-syarat umum (general codition) Memuat syarat2 umum yang memberikan definisi bagaimana pekerjaan harus dilaksanakan (project's procedures). Termasuk penjelasan , petunjuk dan tata cara penyelenggaraan proyek Demikian juga mengenai garis garis wewenang dan tanggung jawab pihak2 yang bersangkutan.
Bina Nusantara
Petunjuk & prosedur meliputi: Desain engineering Pengadaan material dan jasa Konstruksi dan subkontrak Perencanaan, pengendalian biaya & Jadwal Pengendalian mutu Laporan kemajuan proyek Korespondensi dan sistem arsip Prosedur persetujuan, keuangan dan pembayaran Penyelesaian dan penutupan proyek
hal-29
3. RANCANGAN KONTRAK
KOMPONEN IV Uraian lingkup kerja spesifikasi teknik dan gambar desain engineering Memuat uraian perincian lingkup kerja proyek secara menyeluruh (project's scope of work): termasuk kriteria dan spesifikasi Dalam spesifikasi dijelaskan segala sesuatu yg tidak dapat ditunjukkan dalam bentuk gambar, mis. Mutu peralatan, kriteria kerja dll, yg merupakan kelengkapan dr gambar spesifikasi.
KOMPONEN III Syarat-syarat khusus (special condition) Memuat syarat2 khusus sbb: Pengadaan material dan jasa yang ditanggung oleh pemilik Lingkup kerja khusus seperti pelatihan (training) Fasilitas sementara Kondisi2 lain yang di luar komponen II yang perlu diketahui oleh kontraktor
Bina Nusantara
hal-30
3. RANCANGAN KONTRAK
KOMPONEN IV Kelengkapan dr gambar spesifikasi al : Rincian lingkup pekerjaan seperti : unit utama, unit utiliti, unit off-site, instrumen & pusat pengendalian (control room) Lingkup kerja desain dan engineering Standar, kode (code) dan satuan ukuran Gambar serta keterangan singkat seperti : Gambar denah (lay-out) Gambar peralatan dan asesori Gambar isometrik dll
Bina Nusantara
C.ADENDUM merupakan pelengkap atau perubahan, atau tambahan dari dokumen2 tadi yang terjadi selama proses lelang dan akan menjadi bagian dari kontrak
hal-31
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Undangan untuk ikut lelang Petunjuk lelang Proposal Pokok-pokok Persetujuan (articles of Syarat-syarat agreement Umum Syarat-syarat Khusus Lingkup proyek spesifikasi & kriteria Gambar-gambar desain & engineering Adendum A = Dokumen lelang A+B = Paket lelang (RFP)
PAKET LELANG
Catatan : Komponen 1,2,4,5,6,7&8 dipersiapkan oleh pemilik proyek Komponen 3 dipersiapkan oleh pemilik, diselesaikan oleh peserta lelang Komponen 9 adalah hasil interaksi antara pemilik & peserta sebelum penandatanganan kontrak
B = Rancangan kontrak
Bina Nusantara
hal-32
PAKET LELANG
Menurut Kepres No. 16 Tahun 1994 ada 4 macam Pelelangan PELELANGAN UMUM Pelelangan ini terbuka untuk umum bagi dunia usaha yang memenuhi syarat/kriteria/kualifikasi dibidangnya. Diumumkan secara luas melalui media massa, cetak dan sebagainya. PELELANGAN TERBATAS Pelelangan untuk pekerjaan tertentu, diikuti minimal oleh lima rekanan, Syarat rekanan yang mengikuti adalah tercantum dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) Rekanan tersebut tercantum dalam Daftar Rekanan Terseleksi (DRT) yang dipilih diantara DRM. Pelelangan ini diumurnkan secara luas. PEMILIHAN LANGSUNG/PENUNJUKKAN LANGSUNG Membandingkan dan melakukan negosiasi dari tiga penawar yang ditunjuk baik teknis maupun harganya. Rekanan2 tersebut tercatat dalam DRM yang sesuai dalam bidang usahanya. PENGADAAN LANGSUNG Hal ini dilakukan diantara rekanan satu pengusaha golongan ekonomi lemah (GEL) tanpa melalui lelang atau pemilihan langsung.
Bina Nusantara
hal-33
Elemen-elemen yg penting: Lingkup proyek Jadwal penyelesaian proyek Batasan Reimbursable dan non reimbursable Program pemantauan dan pengendalian Prosedur persetujuan dan pembayaran Tanggung jawab pemilik dan kontraktor Asuransi dan klaim Terminasi kontrak
hal-34
5. KONTRAK HASIL PENUNJUKAN LANGSUNG C. LINGKUP KERJA Lingkup kerja minimal harus mencantumkan : Lokasi proyek Kapasitas instalasi Karakteristik bahan mentah dan produk Proses yang dipilih Jadwal yang diingini lndikasi biaya Filosofi desain (umur instalasi, tingkat teknologi dll)
Bina Nusantara
D. BUTIR BUTIR REIMBURSABLE Di dalam kontrak, hendaknya dijabarkan terinci klasifikasi pekerjaan mana yang dapat ditagih kembali (reimbursable), dan mana yg bukan. Yang dapat ditagih semua pengeluaran yg digunakan (biaya langsung, tidak langsung dan overhead) Pelayanan & upah pekerja, gaji pokok, tunjangan & jaminan Pengadaan material & peralatan termasuk transportasi Membeli atau menyewa peralatan konstruksi Pembelian alat2 kecil mis alat kantor, komputer dll Royalti, asuransi, perijinan, patent dll Pengeluaran u/ fasilitas sementara mis bedeng & biaya tak langsung
hal-35
5. KONTRAK HASIL PENUNJUKAN LANGSUNG E. PROGRAM IMPLEMENTASI Program atau rencana implementasi proyek disiapkan oleh kontraktor utama, setelah disetujui oleh pemilik. akan menjadi petunjuk dasar penyelenggaraan proyek F. LETTER OF INTENT Sambil menunggu adanya kontrak resmi, biasanya pemilik mengeluarkan surat LETER OF INTENT (agar segera mulai kerja) LATER OF INTENT pemilik memberikan wewenang untuk mulai mengerjakan bagian dari lingkup kerja proyek
Bina Nusantara
hal-36
Dilakukan untuk proyek ekspansi atau duplikasi, dimana kontraktor yg sama telah menunjukkan keberhasilan pd proyek terdahulu
Bina Nusantara
hal-37
6. JENIS KONTRAK
Variasi kontrak jenis ini sbb :
A. KONTRAK dgn HARGA TETAP (LUMP-SUM atau FIXED PRICE) pada kontrak ini, kontraktor setuju untuk melaksanakan semua pekerjaan proyek yg dicantumkan dim kontrak dengan imbalan uang (harga) yang jumlahnya tetap.
Harga Tetap dengan Eskalasi disini terdapat ketentuan bahwa harga kontrak dapat disesuaikan, naik/turun, yang didasarkan atas suatu indeks eskalasi yg disetujui bersama Harga Tetap dengan Perangsang dalam hal ini kontraktor akan mendapat tambahan harga yg telah disetujui formulanya sebagai perangsang, mis dapat menyelesaikan proyek lebih awal dari rencana Kontrak dengan Satuan Harga Tetap [unit price) kontrak ini sering dijumpai dlm keadaan bilamana jenis pekerjaan dan spesifikasinya dapat secara jelas ditentukan, sedangkan jumlah atau besarnya pekerjaan belum diketahui secara tepat.
Bina Nusantara
hal-38
6. JENIS KONTRAK
Variasi kontrak jenis ini sbb : Harga Tidak Tetap dengan Upah Tetap (cost plus fixed feeCFF) Pemilik membayar kembali semua biaya proyek yang dikeluarkan oleh kontraktor, ditambah fee yang jumlahnya tetap Harga Tidak Tetap dengan Suatu Batas Maksimum Pemilik membayar kembali semua biaya yg dikeluarkan oleh kontraktor untuk merampungkan proyek ditambah upah, sampai pada suatu batas maksimum (diatas batas max tanggungan kontraktor) Harga Tidak Tetap dengan Resiko Ditanggung Bersama Disini jumlah upah akan naik sesuai dgn penghematan yang dihasilkan tetapi akan mendapat hukuman denda sesuai dgn jumlah kelebihan biaya yg terjadi diatas sasaran Harga Tidak Tetap dengan Upah Berubah-ubah Kontrak harga tidak tetap dengan jumlah perangsang berubah-ubah Pertama diadakan persetujuan sasaran biaya proyek & jumlah upah Diakhir proyek ternyata biaya dibawah sasaran, maka jumlah upah naik demikian sebaliknya Kontraktor tidak dikenakan hukuman
B. KONTRAK DENGAN HARGA TIDAK TETAP (COST-PLUS atau REIMBURSABLE) pada kontrak ini, pihak pemilik membayar semua biaya (jasa & material) yg dikeluarkan untuk melaksanakan proyek yg diatur dlm kontrak ditambah dgn sejumlah uang dlm bentuk upah (fee)
Bina Nusantara
hal-39
Pertemuan 03-04 Sebutkan hal hal yang terkandung dalam sebuah kontrak pembangunan yang lengkap? Jelaskan proses yang harus dilalui sehingga dapat tercipta interaksi antara Pemilik dan Kontraktor yang menghasilkan pembentukan kontrak? Mekanisme apa saja yang sebaiknya terkandung dalam sebuah kontrak sehingga Pemilik mendapatkan perlindungan terhadap resiko. Jelaskan! Apa yang dimaksud dengan paket lelang? Sebutkan komponen-komponen yang terkandung dalam sebuah rancangan kontrak? Diskusikan dengan kelompok anda mengenai jenis pelelangan yang digunakan di Indonesia dan presentasikan di kelas. (Tiap kelompok memilih jenis pelelangan yang berbeda)
hal-40
hal-41
1. TIMBULNYA KONTRAK
Bagan : timbulnya kontrak yang dilindungi hukum
PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN KESEPAKATAN PIHAK-PIHAK KEWENANGAN BERKONTRAK HAL TERTENTU SEBAB YANG HALAL
Bina Nusantara
PEMBUATAN PERJANJIAN
TIMBULNYA KETERIKATAN
KONTRAK
DILINDUNGI HUKUM
hal-42
2. KEABSAHAN KONTRAK
Bina Nusantara
hal-43
2. KEABSAHAN KONTRAK Menurut KUH perdata pasal 1320 suatu kontrak adalah sah bila memenuhi 4 syarat: 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya 2. Cakap membuat suatu perjanjian 3. Mengenai suatu hal tertentu 4. Suatu kausa yang halal
Bina Nusantara
hal-44
2. KEABSAHAN KONTRAK
1. ADANYA KESEPAKATAN PARA PIHAK Bila dalam perjanjian telah ada kesepakatan antara pihak-pihak, maka timbullah perikatan antara pihak-pihak. Adanya kesepakatan para pihak ini diklasifikasikan sebagai persyaratan subyektif, yang bila tidak memenuhi persyaratan mempunyai sifat voidable atau dapat dimintakan pembatalan ke pengadilan. Kesepakatan ini merupakan dokumen tersendiri yaitu masuk dalam Agreement Dokumen, yang merupakan bagian dari keseluruhan Dokumen Kontrak. Batas waktu rnengajukan tuntutan pembatalan suatu perjanjian adalah lima tahun, kecuali UU menentukan waktu yang lebih pendek (pasal 1454 KUH Perdata)
Bina Nusantara
hal-45
2. KEABSAHAN KONTRAK
2. ADANYA KECAKAPAN (& KEWENANGAN) UNTUK MEMBUAT KONTRAKK Tidak cakap membuat perjanjian seperti tercantum pd (KUH perdata pasal 1330) 1. Orang2 yang belum dewasa 2. Mereka yg ditaruh dibawah pengampunan 3. Orang2 perempuan, dlm hal ini yg ditetapkan oleh UU & pd umumnya semua org kpd siapa UU telah melarang membuat perjanjian2 tertentu
Bina Nusantara
Mengenai ketentuan no 3, menurut Surat Edaran Mahkamah Agung no 3/1963, tidak berlaku lagi sehingga menjadi: 1. Orang2 yang belum dewasa 2. Mereka yg ditaruh dibawah pengampunan Syarat kecakapan merupakan syarat yg subyektif artinya jika tidak dipenuhi maka kontrak tsb adalah voidable atau dapat diminta pembatalannya oleh salah satu pihak kepada pengadilan
hal-46
2. KEABSAHAN KONTRAK
2. ADANYA KECAKAPAN (& KEWENANGAN) UNTUK MEMBUAT KONTRAK Para pihak yang membuat perjanjian dapat pula berbentuk badan usaha seperti: 1. Perseroan Terbatas 2. Perusahaan Komanditer 3. Perusahaan Firma 4. Usaha Perorangan (UP) 5. Partnership
Bina Nusantara
hal-47
2. KEABSAHAN KONTRAK
3. HAL TERTENTU Suatu Hal Tertentu yaitu obyek yang disepakati dalam kontrak, harus jelas, tegas dan berlandaskan sesuatu yang sah 4. SUATU KAUSA YANG HALAL Tidak ada penjelasan dlm KUH Perdata, tetapi bisa diartikan sesuai dgn yg diperjanjikan Bila syarat obyektif kausa yang halal ini tidak dipenuhi, maka kontrak disebut "null and void" atau batal demi hukum
Bina Nusantara
hal-48
Pertemuan 05 Mengapa sebuah kontrak memiliki kekuatan hukum? Syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi sehingga sebuah kontrak dapat dikatakan sah? Carilah contoh bentuk kontrak yang diterapkan di Indonesia.
hal-49
Matakuliah
hal-50
MANAJEMEN KONTRAK
MANAJEMEN KONTRAK adl kegiatan untuk mengelola suatu kontrak agar kontrak tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dan sebagai alat pengendalian pelaksanaan pekerjaan Manajemen kontrak berfungsi membantu manajemen investasi, agar proyek dapat terlaksana dgn baik sesuai kriteria "waktu, mutu dan biaya", tanpa ketegangan karena adanya sengketa
Bina Nusantara
hal-51
MANAJEMEN KONTRAK
Pelaksanaan fungsi Manajemen Kontrak terdiri :
1. 2. 3. 4. Penyusunan Kontrak Penggunaan Kontrak sebagai Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Kontrak sebagai Alat Pengendali Pelaksanaan Administrasi Kontrak
Bina Nusantara
hal-52
MANAJEMEN KONTRAK
MELAKUKAN PENYUSUNAN
KONTRAK 1
KENDALI
2 4 MELAKUKAN ADMINISTRASI
KONTRAK
Bina Nusantara
hal-53
3. 4.
Bina Nusantara
hal-54
Bina Nusantara
hal-55
PENYUSUNAN KONTRAK
DALAM MENYUSUN KONTRAK PERLU DlTETAPKAN : Hukum mana yang akan diacu dan bahasa yang dipakai (dipengaruhi oleh asal sumber dananya) Keabsahan Kontrak (sepakat, cakap, hal tertentu, halal) General Condition of Contract yang harus diacu (mis FIDIC) Dipelajari dokumen lelang yang relevan untuk penyusunan kontrak (spesifikasi teknis)
Bina Nusantara
hal-56
Pertemuan 06 Menurut anda, apakah fungsi dari sebuah manajemen kontrak? Jelaskan proses dalam penyusunan kontrak! Hal-hal apa saja yang perlu ditetapkan dalam penyusunan sebuah kontrak?
hal-57
hal-58
MANAJEMEN KONTRAK
MELAKUKAN PENYUSUNAN
KONTRAK 1
KENDALI
2 4 MELAKUKAN ADMINISTRASI
KONTRAK
Bina Nusantara
hal-59
Bina Nusantara
hal-60
POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK dengan uraian sbb : 1. Dokumen kontrak adl sumber dari kriteria untuk pelaksanaaan pekerjaan yang dilakukan oleh pemborong, karena itu pula menjadi sumber kriteria pengendaliannya, yang kegiatan pengawasannya dilakukan oleh konsultan pengawas dan tindak lanjutnya dilakukan pemilik proyek 2. Disusun kriteria2 sebagai pedoman pernborong melaksanakan pekerjaan sekaligus sebagai kriteria pengendalian 3. Pemborong menghasilkan keluaran seperti apa yang telah disepakati dalam kontrak, namun keluaran ini tidak sekaligus selesai tapi tahap demi tahap secara kumulatif. Kriteria keluaran ini juga bersumber dari dokumen kontrak. Pada umumnya kriteria tsb terdiri dari : a. kriteria waktu, b. kriteria kualitas, dan c. kriteria biaya.
Bina Nusantara
hal-61
POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK (lanjutan)
4. Untuk menghasilkan keluaran pemborong melakukan proses seperti apa yang telah disepakati dalam kontrak. Kriteria Proses ini harus konsisten dengan kriteria keluaran, agar proses yang dilakukan, dapat menghasilkan keluaran seperti yang telah ditetapkan dalam kontrak. 5. Untuk melakukan proses pemborong memerlukan masukan, seperti apa yang telah disepakati dalam kontrak. Agar proses dapat berjalan lancar dan menghasilkan keluaran seperti yang telah ditetapkan, maka kriteria rnasukan haruslah konsisten dengan kriteria proses 6. Kemudian dapatlah diamati bahwa antara kriteria masukan proses - keluaran haruslah konsisten satu sama lain
Bina Nusantara
hal-62
POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK (lanjutan)
Catatan : Waktu menyusun, membuat dokumen teknis yang dikerjakan oleh konsultan perancang, adanya kriteria masukan, kriteria proses, dan kriteria keluaran haruslah sudah disusun dalam suatu klasifikasi, kemudian konsisten kriteria sudah harus diperiksa dan kalau perlu diadakan simulasi. Kemudian setelah pertemuan penjelasan /aanwijzing dan peninjauan lapangan mungkin ada perubahan terhadap rencana pelaksanaan pekerjaan beserta kriterianya, yang ditetapkan dalarn suatu berita acara
Bina Nusantara
hal-63
POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK (lanjutan)
7. Pada waktu pemborong melaksanakan pekerjaannya, Konsultan melakukan pengawasan, yang terdiri atas: 1. kegiatan pemantauan/monitoring, 2. kegiatan pemeriksaan /validasi 3. kegiatan pengevaluasian/evaluasi
Keluaran dari kegiatan ini adl: : i. Laporan harian yg dibuat oleh kontraktor, tap! belum diperiksa konsultan ii. Laporan mingguan yg dibuat oleh kontraktor, tapi belum diperiksa konsultan iii. Laporan bulanan yg dibuat oleh kontraktor, tapi belum diperiksa konsultan iv. Bentuk lainnya missalnya : Hasil peninjauan lapangan oleh Pimpro Berita dari media masa seperti koran, majalah, radio, dan TV & pengaduan lewat tromolpos pengaduan, informasi ini termasuk pengawasan masyarakat Untuk proyek pemerintah; Laporan temuan dari BPKP, BPK, Inspektorat Jendral. Informasi ini termasuk pangawasan fungsional
Adapun penjelasannya adalah sbb: a. MONITORING adl kegiatan untuk mendapatkan data serta informasi mengenai kegiatan konstruksi
Bina Nusantara
hal-64
POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK (lanjutan) b. VALIDASI adl kegiatan untuk mengecek keabsahan hasil pemantauan sekaligus dapat pula dilakukan pemilahan mengenai klasifikasi hasil monitoring apakah termasuk klasifikasi mutu waktu dan biaya i. Hal ini dapat dicek lewat prosedurnya, tekniknya, sumbernya, materinya, waktunya, dsb ii. Keluaran dari kegiatan ini adl
LAPORAN HARIAN yg telah dicek keabsahannya oleh konsultan LAPORAN MINGGUAN yg telah dicek keabsahannya oleh konsultan LAPORAN BULANAN yg telah dicek keabsahannya oleh konsultan LAPORAN LAINNYA yg telah dicek keabsahannya BAIK oleh konsultan maupun oleh PIMPRO
Bina Nusantara
hal-65
POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK (lanjutan)
c. EVALUASI adl kegiatan : i. Menganalisa data serta informasi yg telah absah, yaitu memerinci serta mendapatkan hal2 yg tersirat, dan esensi dari keadaan pelaksanaan. ii. Membandingkan hasil analisis dengan kriteria2 yg telah ditetapkan iii. Menyusun persoalan yg ada , yg dapat dipilah menurut klasifikasi mutu, waktu atau biaya iv. Mencari penyebab persoalan dan pemecahan lewat pertemuan periodik atau pertemuan khusus
Bina Nusantara
v. Menyusun berita acara pertemuan seperti : Berita acara kemajuan pekerjaan Berita acara penagihan Berita acara persoalan, yg untuk hal2 teknis dibuat oleh konsultan, dan diluar tugas konsultan dibuat oleh staf PIMPRO. Pengendalian terdiri atas kegiatan : 1. Kegiatan pengawasan yg dapat dilakukan oleh Konsultan Pengawas 2. Kegiatan Tindak Lanjut yg dilakukan oleh Pemilik Proyek yg diwakili Pemimpin Proyek
hal-66
POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK (lanjutan)
Uraiannya adalah sbb : 1. Mekanisme pokok dari kegiatan pengawasan adl : a. Penyusunan laporan berkala i. Laporan harian ii. Laporan mingguan iii. Laporan bulanan b. Laporan status pekerjaan yg disusul berita acaranya i. Laporan penyelesaian bagian pekerjaan/ kemajuan pakerjaan beserta berita caranya, dan pada umumnya disusul berita acara penagihan ii. Laporan penyelesaian pekerjaan, beserta berita acaranya, yg disusul berita acara penagihan sampai 95 % iii. Laporan panyelesaian pameliharaan, beserta berita acara penyerahan pekerjaan, yg disusul berita acara penagihan sisa 5 % c. Pertemuan pengevaluasian adl merupakan proses penyusunan laporan berkala maupun laporan status pekerjaan d. Berita Acara Teknis dam Berita Acara Penagihan Pembayaran Berita acara ditanda tangani oleh kedua belah pihak, sehingga merupakan dokumen otentik dan dapat merupakan bukti yang sempurna bila ada persoalan yang dibawa ke Pengadilan
Bina Nusantara
hal-67
POLA PENGGUNAAN KONTRAK untuk menjadikan sebagai PEDOMAN dan alat MENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK (lanjutan)
2.
a. Tindak lanjut Apreasi b. Tindak lanjut Konfirmasi c. Tindak lanjut Koreksi d. Spesifik Proyek
i. Penyimpangan pemborosan ii. Penyimpangan penyelewengan i. Penghargaan /rekomendasi ii. Konfirmasi pekerjaan iii. Dispute Musyawarah Arbitrase pengadilan
Bina Nusantara
hal-68
1. KENDALI MUTU
MASUKAN PROSES KELUARAN
ACUAN LEGAL
2. KENDALI WAKTU
MASUKAN
PROSES
KELUARAN
ACUAN LEGAL
3. KENDALI BIAYA
MASUKAN PROSES KELUARAN
ACUAN LEGAL
Bina Nusantara
hal-69
CONTOH KASUS
Misalnya 1000 buah kusen kayu Kamper yang dikirim tidak disertai penjelasan atau mungkin hasil test laboratorium bahwa spasifikasi pengawetan kayu dan tahan rayap telah dipenuhi, Hal ini merupakan masukan, Proses selanjutnya misalnya enjinir minta agar dilakukan test sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak. Bila misalnya test laboratoris menyatakan spesifikasi terpenuhi, maka akibatnya sebagai keluaran , enjinir mengintruksikan pemasangan kusen boleh dilakukan, Karena hal ini merupakan persoalan mutu maka digunakan format kendali mutu. Dan untuk acuan atau dampak legalnya digunakan FIDIC 92, maka bentuknya adalah sbb
Bina Nusantara
hal-70
Penyelesaian Kasus
1. KENDALI MUTU
MASUKAN Dari laporan harian tertera: pemasukan 1000 kusen tanpa disertai bukti sertifikat pengujian keawetan kayu dan tahan rayap PROSES Atas perintah Enjinir, Kontraktor diminta melakukan test laboratories mengenai keawetan kayu dan ketahanan terhadap hama rayap sesuai spesifikasi dlm dokumen kontrak dan pemasangan kusen harus menunggu hasil test ACUAN LEGAL Mengacu kepada FIDIC 1992, Part I, subclause 43.1 Time of Completion KELUARAN Dilaporkan kepada Enjinir bahwa hasil test laboratories berupa sertifikat test bahwa kusen memenuhi persyaratan keawetan dan tahan rayap yang ditetapkan. Maka Enjinir menyatakan pemasangan kusen dapat dilakukan Mengacu kepada FIDIC 1992, Part I, subcalause 37.4 Rejection
Mengacu kepada FIDIC 1992, Part I, subclause 36.1 Quality of Material Plant and Workmanship
Bina Nusantara
hal-71
LANJUTAN KASUS
Seandainya setelah selesai pemasangan 1000 kusen tsb, yang selesai dalam 30 had, dan menurut ketentuan kontrak dapat ditagihkan, maka dapat dilihat untuk pekerjaan ini terdapat 20 laporan harian, 4 laporan mingguan dan 1 laporan bulanan (yg pendokumentasiannya akan diuraikan dalam bab Administrasi Kontrak). Seandainya pelaksanaan pekerjaan telah memenuhi spesifikasi mutu dan waktu yang ditetapkan , maka dapat disampaikan berita acara kemajuan pekerjaan, dan berita acara tagihan, dan tentulah pemberi kerja harus melakukan tindak lanjut pembayaran. Dalam format kendali terdapat kendali mutu dan kendali waktu sebagai berikut :
Bina Nusantara
hal-72
Penyelesaian KASUS
1. KENDALI MUTU
MASUKAN Dari laporan2 harian, laporan2 mingguan dan laporan bulanan tertera pemasangan 1000 kusen dilakukan dgn telah sesuai dgn spesifikasi kualitas pelaksanaan dan spesifikasi waktu Mengacu kepada FIDIC 1992, Part I, subclause 36.1 Quality of Material Plant and Workmanship
Bina Nusantara
PROSES Enjinir telah : Menerima dgn baik laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan Menandatangani BA kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan BA penagihan ACUAN LEGAL Mengacu kepada FIDIC 1992, Part I, subclause 43.1 Time of Completion
Mengacu kepada FIDIC 1992, Part I, subclause 60.1 dan 60.2 Monthly Payment
hal-73
Pertemuan 07 Mengapa kontrak dapat dijadikan sebagai pedoman dan alat dalam mengendalikan pelaksanaan Proyek? Apa yang dimaksud dengan validasi dalam sebuah kontrak? Jelaskan mekanisme pokok dari kegiatan pengawasan dalam pelaksanaan proyek!
hal-74
Matakuliah Tahun
hal-75
ADMINISTRASI KONTRAK
Setelah proses pembentukan kontrak selesai menjadi dokumen kontrak maka langkah berikutnya adalah mengelola eksekusi kontrak yg terdiri dari aspek teknik dan administratif Mengelola kegiatan :
1. 2. 3. 4. 5.
Administrasi
Kontrak
terdiri
dari
Mengkaji kelengkapan dokumen yang disyaratkan Prosedur komunikasi, surat-menyurat, dan sistem arsip Pengelolaan pembayaran Change order dan back charge Klaim
Bina Nusantara
hal-76
1. Surat2 tanda jaminan (bond) lelang, kinerja, peralatan, pembayaran, dan subkontrak 2. Sertifikat Asuransi Builder All Risk, Transit dan Comprehensive General Liability
1. TANDA JAMINAN Karena pentingnya faktor waktu dan biaya, maka pemilik ingin adanya jaminan yg melindungi dari akibat2 y9 terjadi karena kontraktor tidak melanjutkan pekerjaan/tidak melaksanakan pembayaran kpd subkontraktor/rekanan MACAM JAMINAN :
Jaminan LELANG (bid band) Jaminan KINERJA (performance bond) Jaminan PEMBAYARAN (payment bond) Jaminan SUBKONTRAKTOR (subcontractor bond)
Bina Nusantara
hal-77
JAMINAN LELANG (bid bond) Tujuan jaminan lelang adl untuk melindungi pemilik dari kerugian keuangan yg terjadi bila pemenang lelang mengundurkan diri Mekanismenya, peserta lelang diwajibkan menyerahkan tanda jaminan berupa garansi bank kpd pemillik pd saat menyerahkan proposal Tanda jaminan tsb memberikan hak kpd pemilik untuk menarik sejumlah dana yg ditentukan besarnya atas beban peserta lelang, bila oleh satu dan lain sebab tidak bersedia menerima pekerjaan yg telah dimenangkan Tanda jaminan lelang tsb akan dikembailkan kpd masing2 peserta jika proses lelang telah diakhiri dengan ditunjuknya pemenang
Bina Nusantara
hal-78
JAMINAN KINERJA (performance (bond) Tujuan jaminan kinerja adl untuk melindungi pemilik thd kemungkinan kontraktor tidak dapat memenuhi kewajiban seperti telah ditentukan dlm kontrak, mis : menghentikan pekerjaan karena kesulitan keuangan Dalam kasus ini pemilik berhak menarik dana yg dijaminkan dari badan atau perusahaan penjamin untuk membayar pekerjaan yang dilakukan oleh pihak ketiga atas prakarsa pemilik, melanjutkan pekerjaan yang ditinggalkan oleh kontraktor
Bina Nusantara
hal-79
hal-80
JAMINAN SUBKONTRAKTOR (subcontractor bond) Dlm hal ini, kontraktor untuk melindungi dirinya dalam masalah kerugian keuangan yg diakibatkan oleh subkontraktor yg tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak yg telah mereka setujui 2. SERTIFIKAT ASURANSI Dalam penyelenggaraan proyek adanya resiko yg dapat menimbulkan kerusakan, kecelakaan, dan kerugian thd harta benda, keselamatan dll, merupakan sumber kerugian. Oleh sebab itu baik pemilik maupun kontraktor harus melindungi diri dengan berbagai macam asuransi
Bina Nusantara
hal-81
Asuransi tsb terdiri dari : Asuransi yg melindungi harta benda dan liability proyek atau pemilik Asuransi yg melindungi kontraktor dad kehilangan, kerusakan dan klaim serta liability selama operasi proyek ASURANSI BUILDER ALL RISK Asuransi ini bertujuan melindungi dari kemungkinan adanya kerusakan yg terjadi pada harta milik proyek Jumlah harga yg dihitung didasarkan atas jumlah biaya total proyek dikurangi harga milik proyek yg dianggap tidak terkena kerusakan, mis: harga tanah, desain engineering dll Umumnya pemilik menentukan pihak kontraktor atau pemilik sendiri yg akan membeli asuransi in! sedangkan kontraktor membantu segi administrasi
Bina Nusantara
hal-82
Disamping jenis asuransi tsb diatas masih ads asuransi jenis lain yaitu mis : comprehensive general liability dan automobile liability
Bina Nusantara
hal-83
Suatu catatan dan arsip kontrak umumnya dikelompokkan sesuai dgn sistematika pengelolaan kontrak yaitu : Masa pembentukan Masa eksekusi atau pelaksanaan Korespondensi, Otorisasi, dan Laporan Berkala Dokumentasi Keuangan
Bina Nusantara
hal-84
KORESPONDENSI, OTORISASI, & LAPORAN BERKALA Mengatur berbagai hal mengenai surat menyurat, serta format, alamat laporan berkala kemajuan proyek (mingguan, bulanan dll) dan sistem penyimpanan arsip DOKUMENTASI KEUANGAN KHUSUSNYA DANA PINJAMAN Dana untuk membiayai proyek sering kali diperoleh dari pihak luar, seperti bank atau lembaga keuangan lain. Cukup banyak pekerjaan administrasi yg menyangkut masalah tsb, seperti prosedur realisasi s/d pembayaran kembali & laporan penutupan
hal-85
MENGELOLA PEMBAYARAN
Untuk merumuskan suatu cara pembayaran yg dianggap wajar, perlu dimengerti keinginan masing2 pihak yg berbeda yaitu :
Pihak KONTRAKTOR tidak ingin melakukan pre-financing pekerjaan yg telah diserahkan kpdnya sesuai kontrak (tanpa ada pengaturan khusus mengenai masalah tsb, seperti bunga dll) PEMILIK bermaksud membayar hanya untuk pekerjaan yg telah selesai pada waktu ditagih, artinya membayar sesuai kinerja
Bina Nusantara
DASAR PERHITUNGAN PEMBAYARAN Dikenal beberapa cara pembayaran yg didasarkan atas : 1. Biaya yg sesungguhnya telah dikeluarkan 2. Kurun waktu tertentu secara periodik 3. Kemajuan pekerjaan dan kinerja yg telah dicapai : 4. Metode milestone 5. Metode milestone dan prosentase penyelesaian 6. Pembayaran berdasarkan perkiraan pengeluaran bulan yg akan datang
hal-86
MENGELOLA PEMBAYARAN
BIAYA SESUNGGUHNYA TELAH DIKELUARKAN Pembayaran kpd kontraktor diperhitungkan berdasarkan jumlah dana yg telah dikeluarkan sampai pada waktu tertentu (biasanya akhir bulan) KURUN WAKTU TERTENTU : SECARA PERIODIK Pembayaran dibagi rata secara periodik (mingguan, bulanan dll)
Bina Nusantara
KEMAJUAN KINERJA PEKERJAAN Pada kontrak lump-sum kontraktor menagih pembayaran kpd pemilik secara periodik umumnya bulanan yg didasarkan kpd pekerjaan yg telah terlaksana atau kinerja (performance) Untuk proyek E-MK (Engineering Manufacturing Kontruksi) sering digunakan milestone clan milestone plus persentasi penyelesaian
hal-87
MENGELOLA PEMBAYARAN
RETENSI Prosedur yg umum pada akhir pelaksanaan kontrak lumpsum, dimana pemilik menahan untuk beberapa waktu sejumlah uang pembayaran kepada kontraktor berdasarkan kemajuan atau prestasi pekerjaan kontraktor PEMBAYARAN BERDASARKAN PERKIRAAN PENGELUARAN BULAN YG AKAN DATANG Menurut cara ini, kontraktor membuat perkiraan pengeluaran biaya untuk lingkup kerja bulan yang akan datang dan diajukan kepada pemilik Bila ternyata terjadi selisih karena pengeluaran ternyata dibawah perkiraan, maka akan diperhitungkan untuk pengajuan bulan berikutnya
Bina Nusantara
hal-88
Pertemuan 08 Sebutkan dokumen-dokumen yang disyaratkan untuk dipenuhi dalam mengelola administrasi kontrak? Sebutkan macam macam dari jaminan yang digunakan dalam kontrak dan mengapa kita memerlukan adanya jaminan dalam sebuah kontrak? Apa yang dimaksud dengan asuransi Builder All Risk?
hal-89
Matakuliah Tahun
hal-90
CHANGE ORDER
CHANGE ORDER CO adl perubahan (umumnya berupa penambahan) lingkup proyek setelah kontrak ditandatangani. Hal ini mencerminkan seolah-olah kurang baik nya perencanaan dan kurang tepatnya usaha mengantisipasi berbagai faktor dan permasalahan teknis maupun komersial Timbulnya CO dapat datang dad pemilik maupun kontraktor
Bina Nusantara
hal-91
CHANGE ORDER
Bina Nusantara
hal-92
CHANGE ORDER
PROSES CHANGE ORDER Terlepas dari kuat tidaknya alasan yg mendukung suatu C0, kedudukan pemilik thd kontraktor di dim negosiasi biaya dan jadwa! tidak sekuat sebelum kontrak ditandatangani Oleh sebab itu dalam menghadapi perubahan tsb, pemilik hendaknya memiliki persiapan yg matang, mulai mengkaji perlu tidaknya perubahan, & bila memang harus, diusahakan agar lingkup perubahan berdampak sekecil mungkin thd biaya & jadwal
Bina Nusantara
hal-93
CHANGE ORDER
Prosedur & langkah2 mengkaji perlu tidaknya perubahan :
Evaluasi mendalam ttg perlunya perubahan lingkup kerja Mengkaji dampak yang diakibatkan adanya perubahan (aspek biaya & jadwal) Mengajukan persetujuan kpd pimpinan proyek/pemilik bila lingkup perubahan cukup besar Mengadakan tindak lanjut, berupa pengawasan dan laporan untuk meyakinkan bahwa perubahan lingkup kerja telah dijalankan sebaik-baiknya
Bina Nusantara
hal-94
Bina Nusantara
hal-95
BACK CHARGE
Kadang-kadang kontraktor atau suplier oleh karena satu dan lain sebab, tidak mengerjakan sebagian porsi pekerjaan yg telah tercantum dalam kontrak Untuk mengatasinya, pemilik mengerjakan sendiri atau menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan porsi tsb dan membebankan biaya yang dikeluarkan (back charge) kepada kontraktor atau suplier yang bersangkutan Kesulitan yg timbul dalam masalah ini umumnya terletak pada besarnya jumlah pengeluaran yg akan dibebankan kepada kontraktor.
Bina Nusantara
hal-96
KLAIM (CLAIM)
KLAIM diartikan sebagai permintaan atau tuntutan kompensasi uang atau biaya, atau jadwal diluar kontrak Klaim dapat datang dari pihak pemilik ataupun kontraktor atau supplier
Persamaan antara Klaim dan Change Order adl keduanya terjadi setelah kontrak ditanda tangani Untuk Change Order lingkupnya telah diketahui terlebih dahulu, kemudian diproses pelaksanaan sesuai prosedur Untuk Klaim subyek yg menjadi persoalan telah terjadi (after the fact), sehingga seringkali tidak mudah untuk mencari titik temu pemecahannya.
Bina Nusantara
hal-97
u/ mengganti/memperbaikinya memerlukan waktu yg lama shg memperlambat jadwal proyek mis: pek. pengelasan yg setelah diperiksa tdk memenuhi persyaratan harus diulang & akan memperlambat pek. lain mis : kondisi lahan ternyata diluar estimasi semula, hasil tes tanah ternyata kurang akurat perubahan peraturan yg langsung mempengaruhi atau menaikkan biaya proyek, mis : kenaikan harga bahan bakar minyak, peraturan pajak, peraturan ekspor-impor dll pasal2 yg kurang lengkap dan jelas menerangkan, merumuskan/mendefinisikan sesuatu/sifatnya mengambang shg menimbulkan penafsiran yg berbeda , antara pemilik , kontraktor, konsultan atau suplier
Keadaan lahan yg di luar perkiraan dan hasil tes yg kurang akurat Perubahan peraturan yang tidak diduga
Bina Nusantara
hal-98
PROSES MENANGANI KLAIM (CLAIM) Proses menangani klaim oleh pemilik ditekankan kpd mengkaji alasan klaim yg diajukan, dan bila terdapat cukup alasan, besarnya kompensasi yg akan diberikan didasarkan atas : Mencari fakta yang sesungguhnya telah terjadi Mengkaji hubungan klaim dengan kontrak Memperkirakan biaya kompensasi Negosiasi
Bina Nusantara
hal-99
Bina Nusantara
hal-100
Pertemuan 09 Mengapa perubahan lingkup sebuah proyek dapat terjadi? Kriteria apa saja yang dapat memungkinkan hal tersebut terjadi? Mengapa change order dapat terjadi? Sebutkan prosedur dalam mengkaji perlu atau tidaknya suatu perubahan!
hal-101
Matakuliah Tahun
hal-102
hal-103
hal-104
Sarana pendukung yg pd umumnya diperlukan agar proteksi asuransi tsb dapat dilaksanakan dengan baik al :
1. Ada tidaknya dasar hukum yang mendukung proteksi asuransi tsb. Dasar hukum ini diperlukan sebagai pedoman apabila ada perbedaan pendapat antara tertanggung dan penanggung. 2. Tertib dan konsistensinya pelaksanaan atas sesuatu aturan yang telah ada 3. Jelas sanksi-sanksi dan hukuman yang bisa di kenakan bagi mereka yang melanggar aturan 4. Adanya pengertian dan pemahaman dari tertanggung bahwa jaminan asuransi yg diberikan kepadanya berlaku, apabila ia melakukan tindakan untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan kerugian seolah-olah kepentingannnya tsb tidak diasuransikan
Bina Nusantara
hal-105
MASALAH KONSTRUKSI, JAMINAN dan ASURANSI Dalam hubungan dengan pelaksanaan penutupan asuransi biasanya Perusahaan Asuransi baru bersedia memberikan jaminan apabila diketahui : Pihak tertanggung mempunyai kualifikasi standar yang telah disepakati dan ditetapkan oleh pihak2 yg berkepentingan Ada sistem dan prosedur yg dapat dijadikan sebagai ukuran dan penilaian (untuk bisa sebagai pegangan dlm hal terjadi claim) Jenis-jenis Jaminan dan Asuransi dalam Hubungan dgn konstruksi : Jaminan yg diperlukan selama persiapan dan pelaksanaan konstruksi (bagi pemilik & kontraktor) Jaminan sesudah konstruksi selesai
Bina Nusantara
hal-106
hal-107
SELAMA PERSlAPAN & PELAKSANAAN KONSTRUKSI B. JAMINAN bagi KONTRAKTOR Jaminan bagi kontraktor bisa macam2 al .
1. Jaminan atas pelaksanaan pekerjaan yo sedang dilakukan, lazim disebut "Engineering Insurance", 2. Jaminan atas para pekerja proyek (bisa berupa Workman Compensation atau Employer Liability) 3. Jaminan atas tanggung jawab thd pihak ketiga (Third party Liability atau Public Liability)
Bina Nusantara
hal-108
1.
Jaminan atas pelaksanaan pekerjaan/ Engineering Insurance (mis :CAR, EAR) Jaminan tsb pada prinsipnya mencakup :
Kerusakan2 yg terjadi atas konstruksi (termasuk bad workmanship) yg tidak disengaja Kerusakan alat peralatan yg digunakan (baik milik kontraktor atau bukan Tanggung jawab thd pihak ketiga (kerugian secara physic akibat pelaksanaan) Dgn persetujuan khusus bisa mencakup faulty design (kesalahan perencana)
Bina Nusantara
hal-109
a. Asuransi untuk pekerja sesuai aturan (Workman Compensation Insurance) Asuransi ini sesuai UU yg berlaku di Indonesia, dilaksanakan oleh ASTEK berdasarkan PP No 33 Thn 1977 a. Asuransi atas pegawai yang diatur Perusahaan (Employer's Liability Insurance) Yaitu tanggung jawab pengusaha thd pekerjanya sesuai dgn ketentuan yg berlaku di perusahaan
3. Asuransi atas Tanggung Jawab terhadap Pihak Ketiga (Public Liability Insurance) adl jenis asuransi yg melindungi kontraktor thd pihak ketiga (publik) yaitu apabila dalam melaksanakan pekerjaan ada pihak ketiga yg dirugikan. C. JAMINAN bagi KONSULTAN Untuk melindungi pihak konsultan Perencana dr tanggung gugat hukum dapat ditempuh suatu cara pengalihan resiko melalui mekanisme Asuransi yaitu pada "Proffesional Liability Insurance)
Bina Nusantara
hal-110
SESUDAH KONSTRUKSI SELESAI A. ASURANSI bagi PEMILIK Jenis Asuransi Kerugian (Resiko)
Asuransi Kebakaran Asuransi Pembongkaran Asuransi Machinery Breakdown Asuransi Tanggung jawab pd Publik
Mis Asuransi kecelakaan diri : Employer's Liability, Fidelity Insurance dll Diperlukan apabila gedung/hasil konstruksi tsb digunakan untuk kepentingan publik
hal-111
JENIS-JENIS JAMINAN & ASURANSI DLM HUBUNGAN KONSTRUKSI SESUDAH KONSTRUKSI SELESAI B. KEWAJIBAN bagi KONTRAKTOR /ARSITEK "Longterm Guarantee", jaminan yg sifatnya hampir sama dgn Proffesional LiabilityPeriode Longterm Guarantee biasa 5 s/d 10 thn tergantung pd obyek yg dikerjakan (hingga saat ini belum ada aturan yg jelas.)
Bina Nusantara
hal-112
Pertemuan 10 - 11 Sebutkan stakeholder-stakeholder yang berkepentingan dalam sebuah hubungan dengan konstruksi apabila dilihat dari sudut penjaminan dan asuransi? Jaminan dan asuransi apa saja yang lazim dan tidak lazim di Indonesia? Sarana pendukung apa saja yang diperlukan agar masalah konstruksi, jaminan dan asuransi dapat terlaksana dengan baik? Menurut anda hambatan-hambatan apa saja yang terjadi dalam sebuah proses penjaminan? Jaminan apa yang dapat digunakan oleh kontraktor selama persiapan dan pelaksanaan konstruksi? Sebutkan jenis jenis jaminan dan asuransi dalam hubungan konstruksi!
hal-113
Matakuliah Tahun
Arbitrase Pertemuan 12
hal-114
ARBITRASE adl cara penyelesaian suatu sengketa perdata diluar peradilan umum yg didasarkan pada perjanjian arbitrase yg dibuat secara tertulis oleh para pihak yg bersengketa PERJANJIAN ARBITRASE adl suatu kesepakatan berupa klausula arbitrase yg tercantum dim suatu perjanjian tertulis yg dibuat para pihak sebelum timbul sengketa , atau suatu perjanjian arbitrase tersendiri yg dibuat para pihak setelah timbul sengketa
Bina Nusantara
hal-115
Bina Nusantara
hal-116
Pengertian ARBITER
ARBITER adl seorang atau lebih yg dipilih oleh para pihak yang bersengketa atau yang ditunjuk oleh Pengadilan Negeri atau lembaga arbitrase, untuk memberikan putusan mengenai senqketa tertentu yg diserahkan penyelesaiannya melalui arbitrase
Bina Nusantara
hal-117
1. Yang dapat ditunjuk atau diangkat sebagai arbiter harus memenuhi syarat:
a. Cakap melakukan tindakan hukum b. Berumur paling rendah 35 tahun c. Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan salah satu pihak bersengketa d. Tidak mempunyai kepentingan financial atau kepentingan lain atas putusan arbitrase dan e. Memiliki pengalaman serta menguasai secara aktif di bidangnya paling sedikit 15 tahun
2. Hakim, jaksa, panitera dan pejabat peradilan Iainnya tidak dapat ditunjuk atau diangkat sebagai arbiter
Bina Nusantara
hal-118
PUTUSAN ARBITRASE
Putusan Arbitrase harus memuat :
a. Segala putusan yg berbunyi Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa" b. Nama lengkap dan alamat para pihak c. Uraian singkat sengketa d. Pendirian para pihak e. Nama Lengkap dan alamat Arbiter f. Pertimbangan dan kesimpulan arbiter atau majelis arbitrase mengenai sengketa g. Pendapat tiap2 arbiter dalam hat terdapat perbedaan pendapat dlm majelis arbitrase h. Amar putusan i. Tempat dan tanggal putusan dan j. Tanda tangan arbiter atau majelis arbitrase
Bina Nusantara
hal-119
Putusan yang dijatuhkan oleh Arbiter bersifat "final" dan disebut "award" Sifat "final" putusan
a. Langsung '"biding" kepada para pihak b. Dan berkekuatan "ekskutorial" c. Tapi pelaksanaan eksekusi dilakukan oleh pengadilan
Bina Nusantara
hal-120
Terhadap putusan arbitrase para pihak dapat mengajukan permohonan pembatalan apabila putusan tsb diduga mengandung unsur2 sbb :
a. Surat atau dokumen yg diajukan dim pemeriksaan, setelah putusan dijatuhkan, diakui palsu atau dinyatakan palsu b. Setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat menentukan yg disembunyikan oleh pihak lawan , atau c. Putusan diambil dari hasil tipu muslihat yg dilakukan oleh salah satu pihak dalam pemeriksaan sengketa
Bina Nusantara
hal-121
Bina Nusantara
hal-122
BIAYA ARBITRASE
Biaya arbitrase dibebankan kepada pihak yang kalah Dalam hal tuntutan hanya dikabulkan sebagian biaya arbitrase dibebankan kepada para pihak secara seimbang
Bina Nusantara
a. Honorarium Arbiter b. Biaya perjalanan dan biaya lainnya yg dikeluarkan oleh Arbiter c. Biaya saksi dan atau saksi ahli yang diperlukan dlm pemeriksaan sengketa d. Biaya administrasi
hal-123
2 . P e n e ta p a n K e p u tu sa n d a n W a ktu
3 . K u a lita s K e p u tu sa n
4 . B ia ya
Bina Nusantara
R e la tif se ca ra a ku m u la tif tin g gi, a p a b ila b ila d ih itu n g o p p o rtu n ity co st se rta ke h ila n g a n fo ku s s e r t a k e te n a n g a n pada p e ke rja a n ka re n a sifa tn ya ya n g te rb u ka , se h in g ga tim b u l "e xte rn a l p re s su re "
K e p u tu sa n d ib e rika n o le h p a ra A rb ite r ya n g a h li d ib id a n g ya n g d ip e rse n g ke ta ka n d a n K o o rd in a to r A rb ite r ya n g a h li d a la m b id a n g h u ku m R e la tif se ca ra a ku m u la tif re n d a h "e xte rn a l p re ssu re " re n d a h ka re n a sifa tn ya ya n g te rtu tu p , se h in g ga tid a k ke h ila n ga n fo ku s se rta ke te n a n ga n p a d a p e ke rja a n
hal-124
Relatif lama karena proses birokrasi, dan Keputusan Hakim dapat dibanding berjenjang dari Pengadilan, kemudian ke Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung
Relatif cepat, karena tidak berjenjang Keputusan merupakan yang terakhir dan mengikat
3. Kualitas Keputusan
Keputusan diberikan oleh para Arbiter yang ahli dibidang yang dipersengketakan dan Koordinator Arbiter yang ahli dalam bidang hukum
4. Biaya
Relatif secara akumulatif tinggi, apabila bila dihitung opportunity cost serta kehilangan fokus serta ketenangan pada pekerjaan karena sifatnya yang terbuka, sehingga timbul "external pressure"
Relatif secara akumulatif rendah "external pressure" rendah karena sifatnya yang tertutup, sehingga tidak kehilangan fokus serta ketenangan pada pekerjaan
Bina Nusantara
Pertemuan 12 Menurut anda apakah yang dimaksud dengan perjanjian arbitrase? Carilah kasus kasus arbitrase dalam dunia konstruksi yang terjadi (dalam kelompok). Diskusikan dengan kelompok anda dan presentasikan dikelas.
hal-125
hal-126
Matakuliah Tahun
hal-127
Pada tahap penutupan proyek pimpro mempunyai tugastugas yang bersifat teknis dan non teknis pada tahap penutupan
Perencanaan dan kenyataan yg sering berbeda di waktu kegiatan proyek mulai menurun
Bina Nusantara
hal-128
Perencanaan tersebut meliputi: Pelepasan sesuai dengan tingkat kebutuhan proyek Perencanaan penugasan hendaknya terbuka Pimpro hendaknya ikut aktif dalam perencanaan Dipilih waktu yang tepat untuk menyampaikan rencana diatas agar tidak mempengaruhi sikap mereka thd penyelesaian pekerjaan yg masih tertinggal
hal-129
KEGIATAN TEKNIS
Kegiatan teknis yang dihadapi pimpro dalam rangka penutupan proyek adalah sebagai berikut. a. Menyerahkan hasil fisik proyek. Kontraktor mempersiapkan penyerahan fasilitas atau produk kepada pemilik sesuai kontrak, sedangkan pemilik menerima dan menyerahkannya kepada organisasi operasi yang ditunjuk atau dibentuknya. b. Menyelesaikan buku pedoman operasi dan pemeliharaan kepada organisasi operasi.
Bina Nusantara
c. Menyusun laporan penutupan proyek, menjelaskan keberhasilan dan kekurangan kepada pimpinan perusahaan serta bahan masukan untuk proyek yang akan datang. d. Bagian pengadaan dan keuangan menyelesaikan masalah klaim, warranty dan guaranty, pembayaran dan tagihan yang masih outstanding dan menutup buku keuangan, e. Membuat catatan aset dan persiapan pemeriksaan audit.
hal-130
KEGIATAN TEKNIS
f. Pimpro dan pimpinan perusahaan induk membuat perencanaan re-assignment tenaga ahli dan personil tetap. g. Demobilisasi tenaga kerja dan peralatan konstruksi. h. Membersihkan barang-barang sisa proyek. Proyek besar umumnya memiliki material, komponen peralatan, dan sisasisa keperluan proyek lainnya, yang bila mungkin dapat didayagunakan kembali untuk operasi atau proyek yang lain. Tetapi yang tidak berguna lagi harus dibersihkan dari lokasi proyek
Bina Nusantara
i. Implementasi program masa jaminan (warranty & guaranty). Karena masa jaminan berlangsung sampai jauh setelah proyek ditutup, maka proyek tidak bertanggung jawab lagi mengenai penanganannya. Meskipun demikian, proyek berkewajiban agar penyerahan masalah ini kpd organisasi operasi berjalan sebaik2nya, dgn memberikan data, gambar, serta keterangan mengenai perjanjian jaminan tsb j. Sertifikat penyelesaian fisik/mekanik dan operasional.
hal-131
Buku ini menjelaskan perihal: Fungsi tiap peralatan. Sistem instrumen untuk pengendalian operasi. Prosedur start-up, operasi normal, dan operasi darurat. Petunjuk penanganan bahan kimia dan katalis untuk operasi. Petunjuk pemeliharaan. Disamping itu buku2 panduan diatas, sebelum proyek ditutup perlu diselesaikan dokumen2 sbb : Data2 teknis dan engineering Gambar engineering as-built Hasil studi dan survei
hal-132
PENYERAHAN INSTALASI HASIL PROYEK Bagi proyek industri berskala besar dikenal dua tahap penyelesaian, yaitu penyelesaian fisik dan operasional. Penyelesaian operasional didahului oleh penyelesaian fisik atau mekanik. Adapun penyerahan kepada pemilik dapat dilakukan secara bertahap atau langsung. Kedua bentuk penyerahan tsb diikuti dengan penyelesaian administrasi dan keuangan sebelum proyek dapat dinyatakan selesai secara keseluruhan.
Bina Nusantara
hal-133
b. Penyerahan Langsung Di sini kontraktor bertanggung jawab di samping penyelesaian fisik, juga start-up praoperasi yang berupa uji kemampuan dan kinerja. Maksud penyelesaian langsung adalah untuk mendapatkan penanggung jawab tunggal, dalam hal ini kontraktor, atas pelaksanaan pembangunan instalasi, dimulai sejak pemberian kontrak EPK sampai instalasi selesai operasional. Hat ini berarti instalasi telah terbukti mampu beroperasi secara lancar dan berproduksi dengan kapasitas penuh, yang ditunjukkan dalam suatu uji kemampuan sebelum diserahterimakan kepada pemilik proyek.
hal-134
Penyelesaian Fisik
Prosedur yg mengatur pemeriksaan akhir dan uji coba praoperasi berbeda dari satu proyek-ke lain proyek, tetapi umumnya dimulai dgn permintaan dr pihak kontraktor kpd pemilik untuk melakukan pemeriksaan akhir pd bagian instalasi yg dianggap selesai Setelah seluruh bagian instalasi selesai mengalami pemeriksaan akhir uji coba secara memuaskan, maka pihak pemilik mengeluarkan sertifikat yang menandai bahwa instalasi telah selesai dr segi fisik, dan pihak Pemilik kemudian menyerahkan kpd organisasi operasi untuk start-up operasi Selanjutnya bila semua bagian instalasi telah siap secara fisik, maka start-up operasi sepenuhnya dapat dimulai
Penyelesaian Operasi
Bina Nusantara
hal-135
Laporan penutupan proyek dipersiapkan pada akhir proyek, disusun oleh penanggung jawab proyek yang dipimpin oleh pimpro. Laporan ini memuat sejarah proyek dengan penekanan pada aspek teknis dan manajemennya, menjelaskan apa yang telah dicapai, dan membandingkan dengan sasaran dan perencanaan yang ditetapkan semula.
Bina Nusantara
hal-136
adalah memberikan keterangan dan bahan pemikiran untuk dikaji dan digunakan untuk proyek yang akan datang. Menimba pengalaman kemudian dipisahkan mana yang perlu dicontoh dan mana yang harus dihindari. Masukan kepada pimpinan perusahaan dan staf tentang aspek pengelolaan proyek. Umpan balik bagi bidang teknik khususnya dan bidang-bidang lain pada umumnya, mengenai kinerja yang berurusan dengan peranannya dalam penyelenggaraan proyek. Hal-hal lain yang bersifat khusus, seperti kondisi lokasi, tenaga kerja, transportasi, dan lain-lain. Kesulitan, hambatan yang dialami selama siklus proyek.
Bina Nusantara
hal-137
Bina Nusantara
hal-138
Uraian perihal pendekatan aspek manajemen dan organisasi yang telah dilakukan, keputusan-keputusan strategis yang telah diambil, serta pemilihan alternatif dan dampaknya pada implementasi fisik. Seperti misalnya dipilih bentuk organisasi matriks padahal kesiapan sikap personil ternyata tidak mendukung. Aspek manajemen, yaitu pengalamanPengalaman yang berkaitan dengan usahausaha koordinasi dan integrasi antara peserta proyek, seperti kontraktor, suplier atau pemasok, konsultan, dan bidangbidang fungsional internal organisasi. Prestasi atau kinerja aspek teknis. Termasuk kategori ini adalah jadwal biaya dan mutu antara rencana dan kenyataan yang dicapai, dan keterangan singkat penyebabnya. Kinerja aspek administrasi, termasuk keuangan, administrasi kontrak, kepegawaian, perburuhan, dan lain-lain.
Bina Nusantara
hal-139
Di samping itu, materi laporan hendaknya juga menyinggung rincian masalah-masalah yang spesifik seperti:
Terbitnya change order yang diakibatkan oleh kurang tepatnya pekerjaan desain engineering, ataupun kurang tepatnya pasokan barang oleh suplier atau rework oleh subkontraktor. Evaluasi kinerja peralatan-peralatan utama. Persoalan yang ditimbulkan oleh kurang tepatnya atau kurang lengkapnya pasalpasal kontrak EPK.
Laporan penutupan proyek disamping dialamatkan kepada pimpinan perusahan atau corporate planner, juga diberikan kepada semua kepala bidang yang berperan dalam pengembangan dan implementasi proyek.
Bina Nusantara
hal-140
Pertemuan 13 Langkah apa yang akan anda lakukan apabila anda adalah pimpinan proyek dari sebuah proyek yang akan segera selesai dan dalam rangka penutupan proyek? Carilah minimum 3 referensi mengenai contract close out dan contohnya? Buatlah sebuah laporan penutup sebuah proyek dari contoh yang ada!