Vous êtes sur la page 1sur 11

PENGKAJIAN

Nama perawat yang mengkaji : Perawat A Ruang / kamar Unit Tanggal/waktu pengkajian Cara pengkajian : Fransiskus/22 : Rawat inap : 02 juni 2010 : Auto anamnese Allo anamnese

I.

IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. H Usia : 30 th Tempat/tgl lhr : Klaten 23 januari 1680 Agama : Katolik Suku : Jawa Jenis kelamin : Perempuan Status perkawinan : Sudah kawin Pendidikan : SD Bahasa yg digunakan: Jawa Alamat : Pulowatu RT 01 RW 06, karangnongko, klaten Dx. Medik : Struma derajat II

II.

IDENTITAS PENANGGUNGJAWAB PASIEN Nama : TN. H Umur : 35 th Jenis kelamin : laki-laki Pekerjaan : petani perkebunan Hubungan dengan klien : Suami klien RIWAYAT KEPERAWATAN MASA LALU Penyakit yang pernah diderita :Operasi yang pernah dilakukan : -

III.

IV.

Alergi(makanan,udara,obat) :Penyakit yang pernah diderita di dalam keluarga :Imunisasi :Kebiasaan buruk : pasien mengatakan suka makan kacang,kubis,dan kol Obat obatan :RIWAYAT KEPERAWATAN SAAT INI a. Alsan masuk : Pasien mengatakan bahwa ia terkena penyakit gondok,terasa nyeri saat menelan, telapak tangan sering berkeringat. Kemudian tanggal 29 mei 2010 jam 6 pagi,pasien di bawa ke RS untuk di rawat inap. TINDAKAN ATAU TERAPI YANG SUDAH DITERIMA 1.Tanggal 31 mei 2010 :Pemeriksaan Lab 2.Tanggal 30 mei 2010:Pemeriksaan rontgen 3.tanggal 30 mei 2010: Pemeriksaan pemadatan tulang KELTHAN UTAMA: pasien mengeluh nyeri saat menelan KELUHAN PENYERTA : Pasien mengatakan sesak napas

V.

PENGKAJIAN POLA KESEHATAN A. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan 1. Sebelum sakit: Pasien mengatakan kalau pasien tidak tau tentang penyebab penyakitnya,Penatalaksanaan,serta pengobatannya. Pasien mengatakan suka makan Kacang,kubis,dan kol. Pasien mengatakan kalau ia tinggal di daerah pegunungan. 2. Sesudah sakit : Pasien mengatakan kalau pasien tidak mengetahui penyebab dari penyakitnya, penatalaksanaan dan pengobatan penyakitnya. B. Pola Nutrisi Metabolik 1. Sebelum sakit : Pasien suka makan kubis, kacang dan coll, pasien makan 3xi porsi/hr, minum kurang lebih 8 gelas /hr. Klien mengeluh nyeri saat menelan sebelum masuk RS. 2. Sesudah sakit : Pasien makan sehari 3x1 porsi/hr, minum kurang lebih 8 gelas/hr. C. Pola Eliminasi 1. Sebelum sakit : Pasien mengatakan kalau BAB lancar, kensistensi lembek 1x/hr, kebiasaan BAB teratur dan BAK lancar. 2. Setelah sakit : Pasien mengatakan kalau BAB lancar, konsistensi lembek 1x/hr, kebiasaan BAB teratur dan BAK lancar D. Pola Aktivitas dan Latihan 1. Sebelum sakit : Pasien mengatakan untuk beraktivitas bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan.

VI.

2. Setelah sakit : : Pasien mengatakan untuk beraktivitas bisa melakukannta sendiri tanpa bantuan E. Pola Tidur dan Istirahat 1. Sebelum sakit : Pasien mengatakan sehari tidur kurang lebih 8 jam, tidak ada gangguan dalam tidur. 2. Setelah sakit : Pasien mengatakan sehari tidur kurang lebih 8 jam, tidak ada gangguan dalam tidur. F. Pola Kognitif dan Persepsi Sensori 1. Sebelum sakit : Pasien mengeluh nyeri saat menelan, skala nyeri 4, nyeri dileher. Pasien mengatakan penyebabnya adalah penyakit gondoknya, terasa nyeri kurang lebih 5-6 x/hr. 2. Setelah sakit : Pasien mengatakan sudah tidak nyeri tekan setelah operasi. G. Pola Persepsi dan Konsep Diri 1. Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak malu dengan keadaannya 2. Sesudah sakti : Pasien mengatakan tidak malu dengan keadaannya. H. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama 1. Sebelum sakit : Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga, suami, tetangga, ddokter baik-baik saja. 2. Sesudah sakit : Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga, suami, tetangga, ddokter baik-baik saja. I. Pola Produksi dan Seksualits 1. Sebelum sakit : Pasien mengatakan menstruasi lancar dan teratur, belum mempunyai anak, alat kelamin/vagina bersih tidak ada tonjolan/benjolan. 2. Sesudah sakit : Pasien mengatakan menstruasi lancar dan teratur, belum mempunyai anak, alat kelamin/vagina bersih tidak ada tonjolan/benjolan. J. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress 1. Sebelum sakit : pasien mengatakan jika ada masalah selalu cerita dengan suaminya. 2. Sesudah sakit : Pasien mengatakan cemas akan kehilangan suaranya sebelum sebelum oparasi tetapi sekarang sudah tidak cemas. K. Pola Nilai dan Kepercayaan 1. Sebelum sakit : Pasien mengatakan tiap minggu ke gereja dan percaya pada satu Tuhan. 2. Setelah sakit : Pasien mengatakan tiap ada masalh selalu berdoa dan untuk mohon kesembuhan. PEMERIKSAAN FISIK KU : Pasien terlihat sakit sedang, terpasang drain dengan isi 2 cc cairan serosa, terdapat 3 jhitan, Kesadaran : kualitatif : compos matis Kuantitatif : motorik : 6, verbal : 5, eye 4. Jlh : 15. Kesimpulan : klien sadar penuh. TTV : TD : 100/70 mmHg, N : 110x/mnt, RR : 24x/nmt, S : 37,40c. Head toe to :

1. Mata : Exophthalmus 2. Leher : I : terlihat penbesaran kelenjar tiroid pada keadaan lehar normal. P : kontur agak keras. 3. Jantung : inspeksi IC tidak teraba Palpasi IC tdk teraba P : Bunyi pekak, batas jantung : batas atas kiri :ICS2 linea sternalis sinestra Batas atas kanan : :ICS2 linea sternalis dextra Baatas bawah kiri : ICS5 mid clavicula sinestra Batas bawah kanan : ICS4 linea sternalis sinestra A : BJ 1, BJ 2 : lupdup

VII.

Ekstermitas Tangan : telapak tangan sering berkeringat Hasil Pemeriksaaan Diagnostik DATA LAB. T4 : 4,2/kg/dl (low) T3 : 0,72 /kg/dl (low) TSH : meningkat Hasil rontgen : cor dalam batas normal, belum ada cardiomegali Hasil pemeriksaan kepadatan tulang : dalam batas normal Program Terapi. tgl Jenis terapi Rrute terapi dosis 30-06-2010 propanolol iv 3x5 mg

VIII.

Indikasi terapi Takikardi, ansietas

ANALISA DATA 1. Pre operasi

Tgl/jam

Data DO : RR : 24x/mnt T4 : 4,2/kg/dl (low)

Masalah Etiologi Bersihan jalan nafas Benda asing dijaln tidak efektif nafas

T3 : 0,72 /kg/dl (low) TSH : meningkat Terlihat pembesaran kelenjar tiroid pd keadaan lehar normal DS : Pasien mengeluh sesak nafas DS : Pasien mengeluh nyeri telan, skla nyari 4, terasa nyeri 5-6x/hr DO : TD : 100/70 mmHg N : 110x/mnt RR : 24x/mnt Telapak tangan sering berkeringat DS : Pasien merasa cemas akan kehilangan suaranya jika di operasi DS : Pasien mengatakan tinggal didaerah pegunungan, suka makan kacang, coll dan kubis. Pasien tidak tahu tentang penyakit yang dideritanya.

Nyeri akut

Agen (biologi)

cedera

ansietas

Perubahan dalam status kesehatan

Kurang Pengetahuan Keterbatasan (spesifik) Paparan

1. Post Operasi

Tgl/jam

Data Masalah DO : Resiko infeksi Terpasang drain 2cc cairan serosa. Kondisi luka kering, tidak berbau, terdapat 3 jahitan

Etiologi Prosedur invasif

PERENCANAAN NO DP 1. Tgl/jam Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional Bersihan jalan nafas tidak 1. MonitoTTV 1. Mengetahui efektif teratasi setalh keadaan umum dilakukan tindakan pasien karena keperawatan selama 3x24 pasien dengan jam dengan kriteria hasil : struma derajat II T4 : 4,2 ug/dl. dapat terjadi T3 : 0,79-1,41 ug/dl. hiperplasia kelenjar TSH dalam batas normal tiroid yang RR : 16-20x/mnt berdampak Sesak nafas tidak ada. menganggu jalan Post op. Lobectomy/ sehingga dapat pembesaran kelenjar tiroid mempengaruhi sudah di angkat pada pernapasan. 2. Auskultasi 2. Ronki merupakan suara nafas, indikasi adanya catat adanya spasme laringeal suara ronki. yang membutuhkan evaluasi dan intervensi yang cepat. 3. Kolaorasi 3. Mengangkat dalam hiperplasia kelenjar lobektomy. tiroid yang dapat menggangu jalan nafas. Nyeri akut teratasi setelah 1. Monitor 1. Bermanfaat untuk dilakukaqn tindakan tanda-tanda evaluasi nyeri, keperawatan selama 3x24 adanya nyeri menentukan jam dengan kriteria hasil : baik verbal intervensi, Skala nyeri 1-3 maupun nonmenentukan Nyeri telah berkurang. verbal, catat efektivitas terapi. Nyeri terasa 1-2x/hr. lokasi, Pembesaran kelenjar tiroid intensitas (0sudah diangkat. 10) dan lamanya. 2. Berikan 2. Menurunkan nyeri minuman tenggorokan tapi sejuk atau makanan lunak makanan ditoleransi jika lunak. pasien nyeri menelan. 3. Anjurkan 3. Membantu untuk pasien untuk memfokuskan menggunaka kembali perhatian

2.

n tekhnik relaksasi. 4. Kolaborasi pemberian obat anagetik.

dan mengatasi nyeri/rasa tidak nyman. 4. Menurunkan nyeri dan rasa idak nyaman, meningkatkan istirahat.

3.

Ansietas teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 2x24 jam dengan kriteria hasil : TD : 120/80 mmHg. RR : 16-20x/mnt Telapak tangan tidak sering berkeringat. Pasien tidak merasa lemas.

1. Monitor tingkahlaku yang menunjukkan tingkat ansietas. 2. Jelaskan prosedur keadaan lingkungan yang mungkin didengar oleh pasien. 3. Tekankan harapan bahwa pengendalian emosi harus tetap diberikan sesuai dengan perkembanga n terapi. 4. Bicara singkat dengan katakata sederhana

1. Insietas ringan dan berat dapat dilihat dari tingkat peka dan rangsangan, apakah pasien panik atau tidak mampu berbicara. 2. Menurunkan distorsi interpretasi yang dapat berperanan pada reaksi ketakutan.

3. Memberikan informasi dan meyakinkan pasien bahwa keadaan itu adalah sementara dan akan membaik dengan pengobatan.

4. Rentang perhatian mungkin menjadi pendek, konsentrasi berkurang yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi.

4.

Pengetahuan

pasien

1. Monitor

1. Memberikan

bertambah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x25 jam dengan kriteria hasil : Pasien mampu menyebutkan penyebab, tanda dan gejala, dan penatalaksanaan dari penyakitnya. Pasien mampu menyebutkan makanan yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit tersebut dan tidak akan mengurangi makanan tersebut.

ulang proses penyakit dan harapan masa datang. 2. Berikan informasi yang tepat dengan keadaan pasien. 3. Monitor tanda dan gejala awal seperti demam sakit tenggorokan. 4. Tekankan pentingnya istirahat.

pengetahuan dasar dimana pasien dapat menentukan pilihan berdasarkan informasi. 2. Berat ringannya keadaan pasien, penyebab, usia dan komlikasi yang muncul akan menetukan tidakan pengobatan. 3. Intervensi awal penting dalam pencegahan terjadinya agranolositosis.

5. Berikan penkes tentang penyakit yang mengandung goitrogrnik.

4. Mencegah munculnya kelelahan, menurunkan kebutuhan metabolisme, keadaan tiroid yang normal dapat dicapai. Stamina dan aktivitas dapat meningkat. 5. Zat goitrogenik dapat menghambat kerja tiroid.

Post Operasi NO DP 1. Tgl/jam Tujuan dan intervensi Rasional kriteria hasil Infeksi tidak 1. Monitor 1. Agar tindakan terjadi setelah luka, jahitan dapat dilakukan dilakukam drain, dan dengan tepat dan tindakan keadaan mencegah keperawatan drain serta terjadinya infeksi

selama 2x24 jam dengan kriteria hasil : Drian sudah dilepas. Tidak terdapat puss. Luka kering. Tidak berbau.

vol.

2. Lakukan perawatan luka (2 hri setelah operasi). 3. Lakukan perawatan drain.

serta berubahan vol. Drain juga dapat terkontrol. 2. Mengurangi resiko terjadinya infeksi.

3. Mengurangi resiko terjadinya infeksi.

BAB I PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG Tonjolan tunggal pada thyroid sering merupakan masalah yang dipertimbangkan dalam pengelolaannya. Masalah tersebut karena kemungkinan adanya neoplasma jinak maupun ganas pada tonjolan tulang. Banyak variasi angka yang kemungkinan neoplasma pada tonjolan yang ditemukan pada thyroid. Yang jelas semakin baik seleksi diantara penderita, semakin besar persentase neoplasma ditemukan. Dengan penggunaan berbagai alat diagnostik yang beberapa tahun terakhir ini dipergunakan, penemuan neoplasma semakin intensif. Beberapa bantuan pemeriksaan yang dapat membantu diagnostik antara lain scanning thyroid dan tes uptake, ultrasonografi, biopsi jarum dan pemeriksaan lainnya.

I.II TUJUAN PANULISAN MAKALAH Tujuan dari penulisan makalah tersebut adalah untuk mengetahui penyebab penyakit, panatalaksanaan serta pengobatan dan pencegahan penyakit.

BAB IV PENUTUP

KESIMPULAN

Hormontiroidtriiodotironin (T3) dantetraiodotironin (T4) memerlukan unsure yodium (dalam bentuk yodida) yanglangka untuk aktifitas biologiknya. Serangkaian reaksi fisiologik dan biokimiawi yang ektensiftelah berkembang untuk menjamin kecukupanjumlah yodida bagi biosintesis T3 dan T4.Proses ini yang melibatkantiroglobulin, yaitu salah satu bentuk proteinterbesar yang diketahui, mencakup (1) pengangkutan aktif yodida kedalam sel t iroid; (2) oksidai yodida untuk mencapai keadaan valensi yanglebihtinggi oleh enzim peroksidase; (3)iodisasitirosin yang mungkin dilakukan oleh ennzim yang sama; dan(4) perangkaian dua buah moeitastirosil yangteriodisasi untuk membentuk iodotironin. Beberapa tahap terakhir berlangsung dalm tiroglobulin yang harus mengalami pretoilosis menjadi komponen asam amino didalam sel untuk melepaskan T3 dan T4. TSH menstimulasi semua tahapan ini.

Vous aimerez peut-être aussi