Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
JL. Ir. H. Juanda Kotak Pos No. 1052 Samarinda, Telp. (0541) 743390, 761113 Fax. (0541) 761244
V (Kecepatan Rencana) = 70 Km/Jam, dengan koefisien friksi = 0,35. Ditanyakan : 1). Hitunglah Jarak Pandang Henti, pada masing-masing ruas jalan (a), (b) dan (c). bobot 22 2). Hitung Jarak Pandang Menyiap. bobot 20 III. IV. Hitunglah jari-jari tikungan dari data-data berikut : kecepatan rencana 80 Km/jam, superlevasi (e)maks = 0,08 dan koefisien friksi (f)maks = 0,14. bobot 3 Diketahui : Suatu lengkung vertikal cekung dengan data-data seperti gambar di bawah. PPV berada pada Sta 0+260m mempunyai elevasi +150 m, perubahan kelandaian dari 6% (g1= menurun dari kiri) ke kelandaian sebesar 2% (g2 = menurun dari kiri), dengan panjang lengkung vertikal (L) = 200 m.
Ditanyakan : Hitunglah tinggi rencana sumbu jalan pada Sta 0+150m, Sta 0+200m, Sta 0+260m, Sta 0+300m dan Sta 0+350m. bobot 36 V. Direncanakan suatu pembangunan jalan aspal dengan panjang 20 Km. Lama Pembangunan Jalan : 2 tahun, dengan laju pertumbuhan lalu lintas saat pembangunan (Emerging Traffic Growth) 1,25 %. Umur Rencana Jalan : 20 tahun, dengan laju pertumbuhan lalu lintas tahunan (Anual Traffic Growth) 12,00 %. Data lalu lintas, sebagai berikut : Mobil Penumpang (3.000 buah), Truk Ringan/Mikro Bus 5
Ton (2.000 buah), Truk Sedang > 5 Ton (1.500 buah), Bus 8 ton (1.000 buah).
Hitunglah : 1). Proyeksi jumlah lalu lintas hingga selesai pembangunan jalan. bobot 6 2). Proyeksi jumlah lalu lintas sesuai umur rencana jalan. bobot 6 Close book, dan selamat bekerja. Samarinda 2010
PLV = Peralihan Lengkung Vertikal (yaitu dari lurus ke lengkung). PTV = Peralihan Tangen Vertikal (yaitu dari lengkung ke lurus). PPV = Pusat Perpotongan Vertikal.
x1 = 15m
x2 = 35m
PPV = +150 60 m L = 100 m 110 m L = 200 m STA 0+150 -7% +120 m 110 m A = g1 g2 = - 6% - (-2%) = - 4 %. persamaan umum lengkung vertikal : Ax2 -4 x2 -4x2 y = = = 200 L 200 . 200 40.000 -x2 = 10.000 L = 100 m
a).
STA. 0+150 : Terletak pada bagian lurus, dengan kelandaian = -6%, berada (260 150 ) = 110 m, di kiri PPV yang elevasinya = 150 m. Jadi elevasi sb. jalan pada STA 0+150 = +150 + (6% x 110) = +150 + 6,6 = +156,6 m
b).
STA. 0+200 : Terletak pada lengkung vertikal, sebelah kiri PPV yang elevasinya = 150 m, jadi : Elevasi bagian tangen (lurus) pada STA 0+200 = +150 + 6% (260-200) = +120 + 6% (60) = +150 + 3,6 = +153, 60 m. Elevasi sb. jalan pada STA 0+200, bagian tangen ke bagian lengkung setinggi (y1) dan berjarak (x1) dari PLV : jadi jarak x1 dari PLV = 200 185 = 15m. (x1)2 y1 = 10.000 = 10.000 (15)2 = 0,0225 m.
Jadi Elevasi sb. jalan pada STA 0+200 = +153,60 + 0,0225 = + 153,6225 m.
c).
STA. 0+260 : Tepat berada pada posisi PPV : Elevasi sb. jalan pada STA 0+260 = elevasi PPV + elevasi Ev. dimana Ev berjarak L dari dari PLV = . 150 = 75 m. (x1)2 Elevasi PPV = +150 m. Elevasi Ev = 10.000 = 10.000 (100)2 = 1,0 m.
Jadi Elevasi sb. jalan pada STA 0+260 = +150 + 1,0 = + 151 m.
d).
STA. 0+300 : Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titi PPV, sehingga tingginya sbb. : Elevasi bagian tangen sb. jalan pada STA 0+300 = +150 - 2% (300-260) = +150 2% (40) = +150 - 0,8 = +149, 20 m. Ev setinggi (y2) berjarak (x2) dari PTV (jarak x2 dari PTV = 335 300 = 35m). (x2)2 Elevasi y2 = 10.000 = 10.000 (35)2 = 0,1225 m.
Jadi Elevasi sb. jalan pada STA 0+300 = + 149, 20 + 0,1225 = + 149,3225 m.
e).
STA. 0+350 : Terletak pada bagian luru berlandai -2 %, berada di kanan PPV sejauh 350m 260 m = 90 m. Jadi elevasi sb. jalan pada STA 0+350 = +150 - (2% x 90) = +150 - 1,6 = +148,2 m