Vous êtes sur la page 1sur 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Mata Ajaran Topik Sub Topik Sasaran Tempat Hari/Tanggal Waktu

: Keperawatan Jiwa : Waham : Peran Serta Keluarga dalam Merawat Waham : Keluarga dengan Anggota Keluarganya yang Mengalami Waham : : :

A. LATAR BELAKANG Berbagai masalah hidup baik kehilangan atau apapun dapat terjadi pada semua orang. Masalah hidup tersebut dapat menimbulkan stress bagi mereka yang tidak kuat mengalaminya. Jika stress ini berkepanjangan dapat memicu berbagai masalah gangguan jiwa, salah satunya adalah waham. Dalam hal tersebut peran kelurga sangat penting sekali untuk memberikan semangat dan segalanya bagi anggota keluarga yang mengalami waham. Tetapi dalam kenyataannya hal tersebut tidak terjadi, kelurga malah cenderung meninggalkan dan merasa malu jika anggota keluarga lainnya mengalami gangguan jiwa yaitu waham. Berdasarkan hal tersebut, kelompok memutuskan untuk memberikan penyuluhan kepada kelurga yang mempunyai anggota keluarga dengan gangguan jiwa waham.

B. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM Pada akhir proses penyuluhan keluarga dapat berperan serta merawat anggota kelurganya yang mengalami masalah gangguan jiwa waham.

C. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan keluarga dapat : 1. Menjelaskan pengertian waham

2. Menyebutkan tentang proses terjadinya waham 3. Menyebutkan tanda dan gejala waham 4. Menyebutkan peran serta keluarga dalam merawat waham 5. Mempraktikan dalam kehidupan nyata

D. SASARAN Keluarga dengan Anggota Keluarganya yang Mengalami Waham

E. MATERI ( TERLAMPIR) 1. Pengertian waham 2. Proses terjadinya waham 3. Tanda dan gejala waham 4. Peran serta keluarga dalam merawat waham F. METODE 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Diskusi

G. MEDIA 1. Leaflet

H. METODE EVALUASI Tes awal cara mengajukan pertanyaan lisan 1. Apakah pernah mengenal istilah waham? 2. Bagaimana proses terjadinya waham? 3. Apa saja tanda dan gejala waham? 4. Apa saja peran serta keluarga dalam merawat waham ? Tes akhir dengan cara mengajukan pertanyaan lisan dengan pertanyaan yang sama dengan tes awal

I. No. 1.

KEGIATAN PENYULUHAN Waktu Pembukaan 3 menit Kegiatan Penyuluhan 1. Memberi salam pembukaan 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan penyuluhan Kegiatan Audience 1. Menjawab salam 2. Memperhatikan 3. Memperhatikan

4. Menyebutkan materi yang akan 4. Memperhatikan diberikan 5. Membagikan leaflet 5. Menerima dan membaca

2. Pelaksanaan 15 Menit

Pelaksanaan : 1. Menjelaskan pengertian waham 2. Menyebutkan tentang 1. Memperhatikan

proses 2. Memperhatikan

terjadinya waham 3. Menyebutkan tanda dan gejala 3. Memperhatikan waham 4. Menyebutkan peran serta keluarga 4. Memperhatikan dalam merawat waham

3.

Evaluasi 5 menit Menanyakan kepada audience Menjawab Pertanyaan

tentang materi yang telah diberikan 4. Terminasi 2 menit 1. Mengucapkan terimakasih atas 1. Mendengarkan perhatian yang diberikan 2. Mengucapkan salam penutup 2. Membalas salam

MATERI PENYULUHAN

Pengertian Waham Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya, ketidakmampuan merespon stimulus internal dan ekternal melalui proses interaksi/informasi secara akurat. Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen,1998). Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan control (Dep Kes RI, 1994).

Proses Terjadinya Waham Fase Lack of Human Need Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status social den ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara social dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi mengiginkan dipandang sebagai seorang yang dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman dan diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang. Fase Lack of Self Esteem Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya. Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi,

pengalaman, pengaruh, support system semuanya sangat rendah.

Fase Control Internal Eksternal Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan adalah kebuhongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhannya untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain. Fase Environment Support Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan control diri dan tidak berfungsinya norma (super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong. Fase Comforting Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindari interaksi social (isolasi sosial). Fase Improving Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatic masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk menggoncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan religiousnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi social.

Tanda dan Gejala Waham Waham Kebesaran Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh : Saya ini titisan Bung Karno , punya banyak perusahaan, punya rumah diberbagai Negara dan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Waham Curiga Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataannya. Contoh : Banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin menghancurkan hidup saya, suster akan meracuni makanan saya. Waham Agama Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataanya. Contoh : Tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus menerus memakai pakaian putih setiap hari agar masuk surga. Waham Somatik Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya terganggu, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh : Sumsung tulang saya kosong, saya pasti kena kanker, dalam tubuh saya banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya menghilang. Waham Nihilistik Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia ini atau meninggal, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh : saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada disini adalah roh-roh,sebenarnya saya sudah tidak ada di dunia.

Peran Serta Keluarga dalam Merawat Waham

DAFTAR PUSTAKA

Yosep, Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama Keliat, Budi Anna dan Akemat.2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC

Vous aimerez peut-être aussi