Vous êtes sur la page 1sur 7

Askep Teoritis CHF

2.2 AsuhanKeperawatanTeoritis PENGKAJIAN 1. Nama I. IDENTITASKLIEN : No. RM :

Usia

Tgl masuk :

Jenis kelamin

Alamat

Pekerjaan

Agama 1. 1.

: II. RIWAYATKESEHATAN Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien memiliki riwayat faktor-faktor penyebab seperti : hipertensi, penyakit katub, penyakit jantung bawaan, infark miokard, gagal ginjal, bedah jantung, endokarditis, SLE, anemia, syok septik, kelainan pada otot jantung, aterosklerosis koroner, peradangan dan penyakit miokardium, degeneratif atau tidak. 1. Riwayat Kesehatan Sekarang Pasien mengatakan adanya batuk,nafas pendek, pusing, konfusi, kelelahan/keletihan, tidak toleran terhadap latihan dan panas, ekstremitas dingin, urin berkurang, denyut jantung cepat, dispneu, kegelisahan dan kecemasan, adanya udem, hilangnya selera makan, nokturia, insomnia, nyeri dada saat aktivitas, penurunan berkemih, diare/konstipasi, mual muntah, pakaian / sepatu terasa sesak, nyeri pada abdomen kanan atas, sakit pada otot, batuk dengan atau tanpa sputum, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal, TD rendah, tekanan nadi sempit, takikardi, disritmia, Bunyi jantung S3&S4, Murmur sistolik&Diastolik, Sianotik.

1.

Riwayat Kesehatan Keluarga Adanya riwayat penyakit jantung pada keluarga.

III. PENGKAJIAN11 FUNGSIONALGORDON (1) Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat

Pada kasus CHF akan timbul ketakutan akan terjadinya ketidakmampuan beraktivitas pada dirinya dan harus menjalani penatalaksanaan kesehatan dan prosedur pengobatan secara rutin. Selain itu, pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup klien seperti penggunaan obat steroid yang dapat mengganggu metabolisme kalsium, pengkonsumsian alkohol yang bisa mengganggu keseimbangannya serta kepatuhan klien dalam berobat. (Ignatavicius, Donna D,1995).

(2)

Pola Nutrisi dan Metabolisme

Gejala : kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, penambahan berat badan secara signifikan, pembengkakan ekstremitas bawah, kebiasaan diet tinggi garam dan kolestrol, penggunaan diuretic.

Tanda : penambahan berat badan secara signifikan dan distensi abdomen/asites serta oedema.

(3)

Pola Eliminasi

Untuk kasus CHF perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces pada pola eliminasi alvi. Sedangkan pada pola eliminasi uri dikaji frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. Pada kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak. (Keliat, Budi Anna, 1991)

Gejala yang ditemukan : penurunan volume urin, urin berwarna gelap, kebiasaan berkemih malam hari (nokturia).

(4)

Pola Tidur dan Istirahat

Pada klien CHF sering ditemukan insomnia, dispnea saat istirahat dan gelisah sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. Selain itu juga, pengkajian dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur (Doengos. Marilynn E, 1999).

(5)

Pola Aktivitas

Pada klien dengan CHF sering ditemukan keletihan dan kelelahan sepanjang hari, nyeri dada dan sesak saat beraktivitas, sesak saat istirahat. (Ignatavicius, Donna D, 1995).

(6)

Pola Hubungan dan Peran

Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat bila klien harus menjalani rawat inap (Ignatavicius, Donna D, 1995).

(7)

Pola Persepsi dan Konsep Diri

Dampak yang timbul pada klien CHF adalah rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan body image) (Ignatavicius, Donna D, 1995).

(8)

Pola Sensori dan Kognitif

Pada klien dengan CHF sering ditemukan perubahan status mental : letargi dan stress dengan penyakitnya.

(9)

Pola Reproduksi Seksual

Dampak pada klien CHF akan terjadi perubahan pemenuhan kebutuhan seksual terutama karena nyeri dada dan sesak yang menigkat karena aktivitas.

10)

Pola Penanggulangan Stress

Pada klien CHF timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya, mekanisme koping yang ditempuh klien bisa tidak efektif (Ignatavicius, Donna D, 1995).

11)

Pola Tata Nilai dan Keyakinan

Untuk klien CHF dengan bedrest total tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik terutama frekuensi dan konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan karena nyeri dan sesak yang dirasakan klien (Ignatavicius, Donna D, 1995).

IV. PEMERIKSAAN FISIK Penginderaan/TingkatKesadaran

Pasien mengalami konfusi karena volume darah dan cairan pembuluh darah meningkat. Pernapasan Paru diauskultasi dengan interval sesering mungkin untuk menentukan ada/tidak adanya krekel&wheezing, Catat frekuensi dan dalamnya pernapasan. Takipnea, nafas dangkal, pernafasan labred; penggunana otot aksesori pernafasan, nasal flaring. Batuk kering/nyaring/nomproduktif atau mungkin batuk terus menerus dengan / tanpa pembentukan sputum. sputum mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih(edema pumonal). Bunyi nafas mungkin tidak tedengar, dengan krakels basilar dan mengi. Fungsi mental munglin menurun; letargi; kegelisahan. Warna kulit pucat. Jantung Jantung diauskultasi mengenai adanya S1&S4. Jika ada berarti pompa mulai mengalami kegagalan. Catat frekuensi dan irama jantung. Jika frekuensinya terlalu cepat menunjukkan ventrikel perlu waktu lebih banyak untuk pengisian dan stagnasi darah terjadi di atria, akhirnya di paru.

Perifer Kaji adanya udem di bagian bawah tubuh pasien.Jika pasien duduk tegak, periksa kaki dan tungkai bawah. Jika pasien berbaring terlentang, kaji sacrum dan punggungnya.Kaji juga jaridan tangannya. Terjadi edema periorbital (kelopak mata tertutup karena bengkak). Hati diperiksa untuk menentukan adanya hepatojugular refluks(HJR).

DistesiVenaJugular Kaji JVD dengan mengangkat pasien dengan sudut sampai 45 Jarak antara sudut Louis dan tingginya disertai vena juguler ditentukan. Jika jaraknya lebih dari 3 cm,tidak normal.

Sirkulasi Tekanan darah mungkin rendah (gagal pemompaan); normal (GJK ringan atau kronis; atau tinggi (kelebihan beban caiaran/peningkatan TVS). Tekanan nadi mungkin sempit, menunjukkan penurunan volume sekuncup, adanya takikardi, disaritmia, titk denyut maksimal mungkin menyebar dan berubah posisi secara inferior ke kiri. bunyi jantung S3 adalah diagnostic; S4

dapat terjadi; S1 dan S2 mungkin melemah. Murmur sistolik dan diastolic dapat menandakan adanya stenosis katup. Nadi perifer berkurang; perubahan kekuatan denyutan dapat terjadi; nadi sentral mungkin kuat. Warna kulit pucat. Punggung kuku pucat dengan pengisian kapiler lambat, pembesaran hepar, dan ada reflek hepetojugularis.

Bunyi nafas krekels, ronki dan terdapat edema.

1. 1. v EKG

V.

PEMERIKSAANPENUNJANG pemeriksaan diagnostik

Hipertropi atrium atau ventrikel, iskemia, dam kerusakan pola mungkin terlihat. Kenaikan segmen ST/ T persisten 6 minggu atau lebih setelah infark miokard menunjukkan adanya aneurisme ventrikuler. v Sonogram(ekokardiogram,ekokardiogramdopple) Menunjukan dimensi perbesaran bilik, perubahan dalam fungsi/ struktur katup atau area penurunan kontraktilitas ventrikular v Scanjantung Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding v Kateterisasijantung Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri, dan stenosis katup/isufisiensi. Juga mengkaji patensi arteri koroner. Zat kontras disuntikan ke dalam ventrikel menunjukan ukuran abnormal dan ejeksi/ perubahan kontraktilitas v Roentgendada Dapat menunjuk perbesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah mencerminkan peningkatan takanan pulmonal. Kontur abnormal, misal, bulging pada perbatasan jantung kiri, dapat menunjukan anuerisma ventrikel.

1.

pemeriksaan laboratorium v enzimhepar meningkat dalam gagal/ kongesti hepar

v elektrolit mungkin berubah karena perpindahan cairan/ penurunan fungsi ginjal, terapi diuretik v oksimetrinadi saturasi oksigen mungkin rendah, terutama jika GJK akut memperburuk PPOM atau GJK kronis v AGD Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 v BUN,kreatinin Peningkatan BUN menandakan penurunan perfusi ginjal. Kenaikan baik BUN dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal v Albumin/transferinserum Mungkin menurun sebagai akibat penurunan masukan protein atau penurunan sistesis protein dalam hepar yang mengalami kongesti v HSD Mungkn menunjukan anemia, polisitemia, atau perubahan kepekatan menandakan retensi air. SDP mungkin meningkat, mencerminkan MI baru/ akut, perikarditis atau status inflamasi atau infeksius lain v Kecepatansedimentasi Mungkin meningkat, menandakan reaksi inflamasi akut v Pemeriksaantiroid Peningkatan aktivitas tiroid menurunkan hiperaktivitas tiroid sebagai pre- pencetus GJK

DIAGNOSAKEPERAWATAN

v Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokard/perubahan inotropik, perubahan frekuensi, irama, konduksi listrik, perubahan structural

v Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan ventilasi yang tidak adekuat

v Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antar suplai oksigen/ kebutuhan, kelemahan umum, tirah baring lama

v Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi glomerulus/ meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium

v Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kongesti vena sekunder akibat gagal jantung sebelah kanan

RENCANAASUHANKEPERAWATAN

Vous aimerez peut-être aussi