Vous êtes sur la page 1sur 17

BAB I PENDAHULUAN

Osteoartritis merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang - orang usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari sepertiga orang dengan usia lebih dari 45 tahun mengeluhkan gejala persendian yang bervariasi mulai sensasi kekakuan sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan aktivitas,sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi. Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering pada sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi synovial mana pun. Prevalensi kerusakan sendi synovial ini meningkat dengan bertambahnya usia (Wiken, 2009). Klinis osteoartritis disertai adanya nyeri sendi yang kronik. Banyak pasiendengan osteoartritis juga mengalami keterbatasan gerakan, krepitasi dengangerakan, dan efusi sendi. Pada kondisi yang berat dapat terjadi deformitas tulang dan subluksasi. Sebagian besar pasien dengan osteoartritis datang dengan keluhan nyeri sendi. Pasien sering menggambarkan nyeri yang dalam,ketidaknyamanan yang sukar dilokalisasikan, yang telah dirasakan selama bertahuntahun. Nyeri yang berhubungan dengan aktivitas biasanya terasa segera setelah penggunaan sendi dan nyeri dapat menetap selama berjam-jam setelah aktivitas. (Wiken, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Osteoartris Osteoarthritis (OA) merupakan sindroma klinis nyeri sendi yang disertai dengan berbagai derajat limitasi fungsi dan berkurangnya qualityof life. Penyakit ini merupakan bentuk arthritis yang paling sering terjadi di seluruh dunia, menyerang lebih dari 20 juta orang hanya di negara Amerika Serikat saja (Lozada, 2009). Osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi-sendi penumpu berat badan dengan gambaran patologis yang berupa memburuknya tulang rawan sendi, yang merupakan hasil akhir dari perubahan biokimiawi, metabolisme fisiologis maupaun patologis yang terjadi pada persendian (Dharmawirya, 2000).

Osteoarthritis terjadi dalam 2 pola : 1. OA Primer terjadi dinovial terutama pada laki-laki usia pertengahan dan pada wanita usia lebih tua. 2. OA Sekunder terjadi pada setiap usia dan abnormal sejak lahir.

B. Anatomi Jenis sendi diartrodial mempunyai unsur-unsur seperti rongga sendi dan kapsul sendi. Kapsul sendi terdiri dari selaput penutup fibrosa padat serta sinovium yang membentuk suatu kantung yang melapisi seluruh sendi dan membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi. Sinovium tidak terlalu meluas melampaui permukaan sendi tetapi terlipat sehingga memungkinkan gerakan sendi secara penuh. Lapisan-lapisan bursa di seluruh persendian membentuk sinovium. Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi permukaan sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna. Jumlah yang ditemukan pada tiap sendi relatif sedikit (1-3 ml). Asam hialuronidase adalah senyawa yang bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial dan disintesis oleh sel-sel pembungkus sinovial. Bagian cair dari cairan sinovial diperkirakan berasal dari transudat plasma. Cairan sinovial juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi.

C. Etiologi Osteoarthritis tidak terjadi karena bakteri atau virus. Etiologi osteoarthritis yaitu :

adanya

peradangan

kronis

pada

persendian

ditandai

dengan

pembengkakan pada jari-jari tangan, siku, dan lutut. Biasanya daerah yang mengalami pembengkakan, berwarna kemerah-merahan

pernah mengalami trauma dan radang pada sendi karena faktor usia kebanyakan orang yang terkena osteoarthritis adalah orang dengan usia diatas 50 tahun.

keturunan ada beberapa orang yang mengalami osteoarthritis karena faktor keturunan

berat badan yang berlebihan, dapat memberatkan sendi dalam menopang tubuh.

stres pada sendi, biasanya stres pada sendi ini terjadi pada olahragawan. neurophaty perifer (patologi dari saraf tepi. tulang rawan yang menyambungkan ujung tulang dengan tulang yang lain, menurun fungsinya. Permukaan halus tulang rawan ini menjadi kasar dan menyebabkan iritasi, jika tulang rawan menjadi kasar seluruhnya, maka tulang pangkal kedua tulang yang bertemu menjadi rusak dan gerakanannya menyebabkan nyeri dan ngilu.

D. PATOFISIOLOGI Pada osteoartritis terjadi perubahan-perubahan metabolisme tulang rawan sendi. Perubahan tersebut berupa peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak makromolekul matriks tulang rawan sendi, disertai penurunan sintesis proteoglikan dan kolagen. Hal ini menyebabkan penurunan kadar proteoglikan, perubahan sifat-sifat kolagen dan berkurangnya kadar air tulang rawan sendi. Pada proses degenerasi dari kartilago artikular menghasilkan suatu subtansi atau zat yang dapat menimbulkan suatu reaksi inflamasi yang merangsang makrofag untuk menghasilkan IL-1 yang akan meningkatkan enzim proteolitik untuk degradasi matriks ekstraseluler Gambaran utama pada osteoarthritis adalah: 1. Destruksi kartilago yang progresif

2. terbentuknya kista subartikular 3. Sklerosis yang mengelilingi tulang 4. terbentuknya osteofit 5. adanya fibrosis kapsul Perubahan dari proteoglikan menyebabkan tingginya resistensi dari tulang rawan untuk menahan kekuatan tekanan dari sendi dan pengaruh-pengaruh yang lain yang merupakan efek dari tekanan. Penurunan kekuatan dari tulang rawan disertai oleh perubahan yang tidak sesuai dari kolagen. Pada level teratas dari tempat degradasi kolagen, memberikan tekanan yang berlebihan pada serabut saraf dan tentu saja menimbulkan kerusakan mekanik. Kondrosit sendiri akan mengalami kerusakan. Selanjutnya akan terjadi perubahan komposisi molekuler dan matriks rawan sendi, yang diikuti oleh kelainan fungsi matriks rawan sendi. Melalui mikroskop terlihat permukaan tulang rawan mengalami fibrilasi dan berlapis-lapis. Hilangnya tulang rawan akan menyebabkan penyempitan rongga sendi. Pada tepi sendi akan timbul respons terhadap tulang rawan yang rusak dengan pembentukan osteofit. Pembentukan tulang baru (osteofit) dianggap suatu usaha untuk memperbaiki dan membentuk kembali persendian. Dengan menambah luas permukaan sendi yang dapat menerima beban, osteofit diharapkan dapat memperbaiki perubahan-perubahan awal tulang rawan sendi pada osteoartritis. Lesi akan meluas dari pinggir sendi sepanjang garis permukaan sendi. Adanya pengikisan yang progresif menyebabkan tulang dibawahnya juga ikut terlibat. Hilangnya tulang-tulang tersebut merupakan usaha untuk melindungi permukaan yang tidak terkena. Namun ternyata peningkatan tekanan yang terjadi melebihi kekuatan biomekanik tulang. Sehingga tulang subkondral merespon dengan meningkatkan selularitas dan invasi vaskular, akibatnya tulang menjadi tebal dan padat (eburnasi). Pada akhirnya rawan sendi menjadi aus, rusak dan menimbulkan gejalagejala osteoartritis seperti nyeri sendi, kaku dan deformitas. Melihat adanya proses kerusakan dan proses perbaikan yang sekaligus terjadi, maka osteoartritis dapat dianggap sebagai kegagalan sendi yang progressif.

Jadi, secara ringkas Osteoarthritis adalah radang sendi akibat ausnya tulang persendian karena sering dipakai (sering memikul beban tubuh); kerusakan rawan sendi disertai tulang baru; kandungan cairan sinovial dalam kartilago akan menurun sehingga proteoglikan juga menurun. Karena efek pelindung proteoglikan menurun, jaringan kolagen pada kartilago akan mengalami degradasi dan kemudian kembali mengalami degenerasi.

Tidak ada bakteri atau virus yang menyebabkan osteoarthritis, beberapafaktor predisposisi terjadinya osteoarthritis dipengaruhi antara lain: 1. Umur Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi, dan beratnya osteoartritis semakin meningkat dengan bertambahnya umur. OA hampir tidak pernah pada anak-anak, jarang pada umur di bawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun . Hal ini disebabkan karena adanya hubungan antara umur dengan penurunan kekuatan kolagen dan proteoglikan pada kartilago sendi. 2. Jenis kelamin Pada orang tua yang berumur lebih dari 55 tahun, prevalensi terkenanya osteoartritis pada wanita lebih tinggi dari pria. Usia kurang dari 45 tahun Osteoarthritis lebih sering terjadi pada pria dari wanita. 3. Suku bangsa Osteoartritis primer dapat menyerang semua ras meskipun terdapat perbedaan prevalensi pola terkenanya sendi pada osteoartritis. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaaan pada frekuensi pada kelainan kongenital dan pertumbuhan. 4. Genetik Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis. Adanya mutasi dalam gen prokolagen atau gen-gen struktural lain untuk unsur-unsur tulang rawan sendi seperti kolagen, proteoglikan berperan dalam timbulnya kecenderungan familial pada osteoartritis. 5. Kegemukan dan penyakit metabolik Berat badan yang berlebih ternyata dapat meningkatkan tekanan mekanik pada sendi penahan beban tubuh, dan lebih sering menyebabkan osteoartritis lutut. Kegemukan ternyata tidak

hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tetapi juga dengan osteoartritis sendi lain, diduga terdapat faktor lain (metabolik) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut antara lain penyakit jantung koroner, diabetes melitus dan hipertensi. 6. Cedera sendi (trauma), pekerjaan dan olah raga Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian suatu sendi yang terus -menerus, berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis t ertentu. Demikian juga cedera sendi dan oleh raga yang sering menimbulkan cedera sendi berkaitan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.

E. Diagnosis Osteoartritis Konfirmasi dapat dilakukan melalui x-ray. Hal ini dimungkinkan karena kehilangan tulang rawan, subchondral ("di bawah tulang rawan") sclerosis, subchondral kista dari cairan sinovial memasuki microfractures kecil di bawah tekanan, penyempitan ruang sendi antara tulang mengartikulasikan, dan tulang memacu pembentukan (osteophytes) - dari meningkatnya turnover tulang dalam kondisi ini, muncul dengan jelas pada x-ray. Plain film, bagaimanapun, sering tidak berkorelasi baik dengan temuan pemeriksaan fisik sendi yang terkena. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan Radiologi (X-Ray) Yang diperhatikan dalam pemeriksaan radiologi: Jarak antar sendi menyempit Osteofit Pembentukan tulang di sekitar sendi Peningkatan densitas / sklereosis subchondral Kisti tulang b. Pemeriksaan Laboratorium (Serum) Faktor rheumatoid ditemukan dalam serum c. Analisa Cairan Engsel Dokter akan mengambil contoh sampel cairan pada engsel untuk kemudian diketahui apakah nyeri/ngilu tersebut disebabkan oleh encok atau infeksi.

d.

Pengamatan dengan Kamera (Artroskopi) Artroskopi adalah alat kecil berupa kamera yang diletakkan dalan engsel tulang. Dokter akan mengamati ketidaknormalan yang terjadi.

Kriteria Diagnosis Osteoartritis Osteoartritis sendi lutut: 1. Nyeri lutut, dan 2. Salah satu dari 3 kriteria berikut: a. Usia > 50 tahun b. Kaku sendi < 30 menit c. Krepitasi + osteofit

Osteoartritis sendi tangan: 1. Nyeri lutut atau kaku, dan 2. Tiga dari 4 kriteria berikut:a. Pembesaran jaringan keras dari 2 atau lebih dari 10 senditangan tertentu (DIP II dan III kiri dan kanan,CMCI ki danka)b. Pembesaran jaringan keras dari 2 atau lebih sendi DIPc. Pembengkakan pada < 3 sendi MCPd. Deformitas pada minimal 1 dari 10 sendi tangan tertentu

Osteoartritis sendi pinggul: 1. Nyeri pinggul, dan 2. Minimal 2 dari 3 kriteria berikut: a. LED < 20 mm/jam b. Radiologi:terdapatosteofitpadafemuratauasetabulum c. Radiologi:terdapatpenyempitancelahsendi(superior, aksial, dan atau medial)

F. Diagnosis banding berdasarkan temuan fisik

Pemeriksaan fisik Gaya berjalan Sikap postur

OA Abnormal Abnormal

Deformitas Perubahan kulit Kenaikan suhu sekitar sendi Nyeri raba Pergerakan Krepitus Bunyi lainnya Atrofi dan penurunan kekuatan otot Ketidakstabilan Gangguan fungsi Nodul Perubahan kuku Lesi membran mukosa Gangguan mata

Terhambat -

G. PENATALAKSANAAN Pencegahan 1. Edukasi 2. Menjaga berat badan. Merupakan faktor yang penting agar bobot yang ditanggung oleh sendi menjadi ringan. 3. Melakukan jenis olahraga yang tidak banyak menggunakan persendian atau yang menyebabkan terjadinya perlukaan sendi. Contohnya berenang dan olahraga yang bisa dilakukan sambil duduk dan tiduran. 4. Aktivitas olahraga hendaknya disesuaikan dengan umur. Jangan memaksa untuk melakukan olahraga porsi berat pada usia lanjut. Tidak melakukan aktivitas gerak pun sangat tidak dianjurkan. Tubuh yang tidak digerakkan akan mengundang osteoporosis. 5. Menghindari trauma (perlukaan) pada persendian.

6. Meminum obat-obatan suplemen sendi (atas konsultasi dan anjuran dokter). 7. Mengkonsumsi makanan sehat. 8. Memilih alas kaki yang tepat & nyaman. 9. Lakukan relaksasi dengan berbagai teknik. 10. Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan. 11. Berhenti Merokok 12. Jika ada deformitas pada lutut, misalnya kaki berbentuk O, jangan dibiarkan. Hal tersebut akan menyebabkan tekanan yang tidak merata pada semua permukaan tulang. 13. Istirahat. Jika terjadi nyeri/ngilu pada engsel dianjurkan untuk beristirahat sekurangnya 12 jam. Bergeraklah secara biasa, tapi hindari menggerakkan engsel yang sama secara berulang-ulang. Istirahatlah sekitar 10 menit setelah satu jam bergerak. 14. Kurangi stres engsel. Terapis akan membantu Anda menemukan cara untuk menghindari stres pada engsel.

Tak ada obat untuk menyembuhkan osteoartritis, yang ada hanyalah terapi untuk mengurangi nyeri dan ngilu serta menjaga pergerakan dan aktivitas sehari-hari. Pengangkatan dan penggantian engsel merupakan pilihan terakhir dan akan dilakukan jika semua cara terapi telah ditempuh.

Pengobatan Pengobatan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan luas pergerakan sendi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Cara pengobatan adalah dengan edukasi kepada pasien untuk terus menjaga kesehatan persendiannya dengan mengetahui seluk beluk osteoarthritis, olahraga yang ringan, modifikasi aktivitas keseharian yang sesuai, pengobatan dengan menggunakan Glucosamine dan Chondroitin, terapi alternatif, suntik sendi, dan yang paling serius dilakukan adalah operasi pembedahan. Perjalanan penyakit osteoarthritis terdiri dari empat stadium. Pada stadium yang lebih awal, seperti stadium 1 dan 2, pengobatannya dapat dilakukan dengan

penanganan umum atau pencegahan, pemberian obat-obatan, atau pembersihan sendi. Salah satu suplemen makanan yang digunakan untuk terapi osteoarthritis adalah Glucosamine dan Chondroitin, masing-masing memiliki fungsi yaitu:

Glukosamine adalah bahan pembentukan proteoglycan, bekerja dengan merangsang pertumbuhan tulang rawan, serta menghambat perusakan tulang rawan.

Chondroitin Sulfat berguna untuk merangsang pertumbuhan tulang rawan dan menghambat perusakan tulang rawan.

Selain itu, golongan untuk obat yaitu : a. Golongan Penghilang Nyeri (OAINS) Mampu menghilangkan nyeri, tetapi hati-hati dengan iritasi lambung. b. Suntikan Hyaluronat Memberi pelumasan sendi ke lutut c. Cairan Glukokortikoid Mengatasi sendi bengkak d. Fisioterapi e. Operasi Lutut Bedah Arthroscopy Osteotomy Angulasi

Pembersihan dan pencucian sendi yang dikenal dengan istilah debridement dan lavage saat ini dapat dilakukan dengan bantuan arthroscopy. Lewat alat ini dokter dapat memasukkan teropong kecil ke dalam sendi dan melihat keadaan sendi di layar monitor. Alat ini juga dapat digunakan untuk diagnosis dan terapi (pengobatan) pada sendi, baik sendi lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, kaki, maupun panggul dengan indikasi utama untuk cedera sendi akibat olahraga. Sebelumnya, penanganan osteoarthritis dilakukan dengan operasi

konvensional, yakni teknik operasi dengan luka besar. Teknik ini memerlukan proses pemulihan lebih lama dan risiko operasi pun lebih besar. Dengan arthroscopy, risiko tersebut bisa dikurangi. Luka untuk memasukkan alat ini

sangat kecil, sekitar 1,5 centimeter dan biasanya hanya diperlukan dua buah luka kecil sehingga secara kosmetik akan tampak lebih baik. Dalam penggunaan arthroscopy, dokter melakukan pembersihan sendi yang sakit dengan mencucinya hingga bersih. Selain itu, dokter dapat pula melihat langsung ke dalam sendi dan apabila ada kelainan maka dapat dilakukan perbaikan atau tindakan lain melalui luka yang kecil tadi. Kelainan dalam sendi yang sulit dilihat dengan pemeriksaan radiologis dapat pula dilihat secara langsung melalui arthroscopy. Untuk penanganan osteoarthritis dengan melakukan operasi dapat dilakukan juga melalui proses viskosuplementasi. proses viskosuplementasi adalah cara yang dapat membantu pemulihan dan peningkatan pembatalan serta pelumasan cairan sinovial persendian pada penderita osteoarthritis. pada proses viskosuplementasi dilakukan penyuntikan semacam cairan atau gel yang sama dengan cairan sinovial ke dalam persendian untuk memulihkan sifat peredam kejut (shock breaker) serta pelumasan cairan sinovial yang terkena osteoarthritis. Pada stadium lanjut, seperti stadium 3 dan 4, sering kali sendi, terutama lutut, menjadi bengkok sehingga diperlukan penggantian sendi lutut. Tindakan yang disebut arthroplasty ini adalah penggantian permukaan sendi pangkal paha. Setelah operasi ini, pasien dapat berjalan kembali dengan baik tanpa terasa nyeri.

BAB III LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PENDERITA Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Alamat Tanggal periksa : Ny. Justie Mananeke Gunene : 78 tahun : Perempuan : : Tuminting :

2. ANAMNESIS A. Keluhan Utama Nyeri pada lutut kiri B. Riwayat Penyakit Sekarang Nyeri pada lutut kiri 2 minggu SMRS. Nyeri pada lutut kiri dialami penderita 2 minggu SMRS, nyeri ini terasa ditusuk-tusuk dan menjalar sampai ke betis kaki kiri. Sebelumnya penderita merasa nyeri ini 2 bulan SMRS, hilang timbul. Nyeri ini terasa sakit jika penderita berjalan jauh 100 meter 200 meter dan nyeri kekakian timbul pagi hari , nyeri pada lutut menghilang jika penderita istirahat. Riwayat jatuh terduduk 3-4 tahun SMRS. Jika penderita berubah dari

jongkok ke berdiri, terasa nyeri, Penderita mengeluh sakit jika dari duduk ke berdiri. BAB/BAK biasa

C. Riwayat Penyakit Dahulu Hpr Dn Asam urat Koleserol terkontrol

D. Riwayat Aktivitas Penderita adalah seorang pensiunan PNS

E. Riwayat Sosial Medik Penderita tinggal di rumah parmanen 1 lantai dengan lantai keramik (tehel), memiliki WC duduk. Penderita memiliki 3 anak. Pasien berobat menggunakan ASKES

3. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum Keadaan umum Derajat kesadaran B. Tanda Vital Tekanan darah Nadi Respirasi Suhu C. Status Generalis Kepala Telinga Abdomen Extremitas : Conjung Z : M Z, WH Z : dba : hst. uda : 120/80 : 72 x/menit : 20 x/menit : afeburi : cukup : GCS15

D. Status Lokalis I P Q angle : Merah , dermofitas : Nyeri tekanan , uclema , valgus :

M S Atrofi 39 M 26 : qastronemi M : quardrif

37

27

Pasif ROM : Fleksi S = D= 90% 140%

aktif

Tes provokasi: Anterior drawer Posterior drawer Mc Murray -/-/+/+

WDX

klinis Etiologi Tropis

: knee pain

5 4

10 10

: suspec OA 0 : N genis ant S. gangguan berjalan

Fungsional : -

Gangguan jongkok dan berdiri

4.

RESUME Seorang wanita berumur 78 tahun, pekerjaan pensiunan PNS, datang ke rumah sakit, dengan keluhan nyeri pada lutut kiri 2 minggu SMRS. Nyeri

pada lutut kiri dialami penderita 2 minggu SMRS, nyeri ini terasa ditusuktusuk dan menjalar sampai ke betis kaki kiri. Sebelumnya penderita merasa nyeri ini 2 bulan SMRS, hilang timbul. Nyeri ini terasa sakit jika penderita berjalan jauh 100 meter 200 meter dan nyeri kekakian timbul pagi hari , nyeri pada lutut menghilang jika penderita istirahat. Riwayat jatuh terduduk 3-4 tahun SMRS. Jika penderita berubah dari jongkok ke berdiri, terasa nyeri, Penderita mengeluh sakit jika dari duduk ke berdiri. BAB/BAK biasa Pada pemeriksaan fisik, keadaan penderita adalah: Tekanan darah 120/80, Nadi 72 x/menit, Respirasi 20 x/menit, Suhu afeburi

5. 6.

DIAGNOSIS KERJA PROBLEM REHABILITASI MEDIK Gangguan berjalan jauh Gangguan berjongkok ke berdiri

7.

PENATALAKSANAAN

8.

DAFTAR MASALAH Program Rehabilitasi Medik ET :OP OT :: --: - Latihan isometik 3 x/minggu SWD N genu ant S D, 3 x/minggu, 6 x kontrol Latihan vordiotik M quadrisep dan Hamstring Rencana pakai knee splint

Home program

Rencana : - X foto N genu ant S - latihan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2013. All about Osteohthitis. http://www.newsmedical.net/health/Osteoarthritis-Diagnosis%28Indonesian%29.aspx. Diakses tanggal 29 Juli 2013. Fadilahhamid 2011. Etiologi Osteoartritis. http://fadilahhamid.blogspot.com/2011/06/osteoarthritis-nyerisendi.html. Diakses tanggal 29 Juli 2013. Hasanalbani 2013.Osteotritis http://id.scribd.com/doc/57277718/OSTEOARTRITIS-OA. Diakses tanggal 29 Juli 2013. Kasmir, Yoga. 2009. Penatalaksanaan Osteoartritis. Sub-bagian Reumatologi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI / RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta Lozada, Carlos J. 2009. Osteoarthritis. http://emedicine.medscape.com. Diakses tanggal 29 Juli 2013. Moskowitz RW., Howell DS., Altman RD., et al (Eds). Osteoarthritis. 3 rd ed.2001. W.B. Saunders company. Philadelphia. Pennsylvania Rasyidafdola 2012. Osteoartritis. http://rasyidafdola.blogspot.com/2012/01/osteoarthritis.html. Diakses tanggal 29 Juli 2013. Setyohadi B, 2000. Panduan Diagnosis dan Penatalaksanaan Osteoartritis. www. technorati favorites.com. Diakses tanggal 29 Juli 2013. Subagjo, Harry. 2000. Struktur rawan sendi dan perubahannya. Subbagian Reumatologi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran No.129. Jakarta. Wiken. 2009. Osteoartritis. http://www.health&medicine.com/share. Diakses tanggal 29 Juli 2013.

Vous aimerez peut-être aussi