Vous êtes sur la page 1sur 4

Anti-Nuclear Antibodies (ANA) Posted by Riswanto on Wednesday, May 5, 2010 Labels: Tes Imuno-serologi Anti-nuklir antibodi (juga dikenal

sebagai anti-nuclear factor atau ANF) adalah autoantibodi yang mempunyai kemampuan mengikat pada struktur-struktur tertentu didalam inti (nukleus) dari sel-sel lekosit. ANA yang merupakan imunoglobulin (IgM, IgG, dan IgA) bereaksi dengan inti lekosit menyebabkan terbentuknya antibodi, yaitu anti-DNA dan anti-Dnukleoprotein (anti-DNP). Anti-DNA dan anti-DNP hampir selalu dijumpai pada penderita SLE. Temuan anti-DNA akan berfluktuasi bergantung pada proses penyakit ini, yang disertai dengan remisi dan eksaserbasi. Anti-DNA 95% dapat ditemukan pada penderita nefritis lupus. Uji ANA merupakan skrining untuk lupus eritematosus sistemik (SLE) dan penyakit kolagen lainnya. Kadar total ANA juga dapat meningkat pada penyakit skleroderma, rheumatoid arthritis, sirosis, leukemia, mononukleosis infeksiosa, dan malignansi. Untuk mendiagnosis lupus, temuan uji ANA harus dibandingkan dengan hasil uji lupus lainnya.

Masalah Klinis ANA ditemukan pada pasien dengan sejumlah penyakit autoimun, seperti SLE (penyebab tersering), sklerosis sistemik progresif (PSS), sindrom Sjrgen, sindrom CREST, rheumatoid arthritis, skleroderma, mononukleosis infeksiosa, polymyositis, 's tiroiditis Hashimoto, juvenile diabetes mellitus, penyakit Addison, vitiligo, anemia pernisiosa, glomerulonefritis, dan fibrosis paru. ANA juga dapat ditemukan pada pasien dengan kondisi yang tidak dianggap sebagai penyakit autoimun klasik, seperti infeksi kronis (virus, bakteri), penyakit paru (fibrosis paru primer, hipertensi paru), penyakit gastrointestinal (kolitis ulseratif, penyakit Crohn, sirosis bilier primer, penyakit hati alkoholik), kanker (melanoma, payudara, paru-paru, ginjal, ovarium dan lain-lain), penyakit darah (idiopatik trombositopenik purpura, anemia hemolitik), penyakit kulit (psoriasis, pemphigus), serta orang tua dan orang-orang dengan keluarga dengan riwayat penyakit reumatik. Banyak obat yang bisa merangsang produksi ANA, seperti prokainamid (Procan SR), antihipertensi (hidralazin), dilantin, antibiotik (penisilin, streptomisin, tetrasiklin), metildopa,

anti-TB (asam p-aminosalisilat, isoniazid), diuretik (asetazolamid, tiazid), kontrasepsi oral, trimetadion, fenitoin. ANA yang dipicu oleh obat-obatan disebut sebagai drug-induced ANA.

Prosedur Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menguji ANA. Salah satu metode yang dipakai adalah imunofluorensensi tak langsung yang dinamakan Fluorescent Antinuclear Antibodi Test atau FANA. Prosedur ini dapat mengidentifikasi autoantibodi terhadap DNA, histon, atau antigen nuklear yang dapat larut. Antibodi yang dilekati zat fluorenscen diamati di bawah mikroskop dan menentukan pola dan intensitas fluoresensinya. Pada uji ini, serum diinkubasi pada suatu slide berisi sel epitel manusia monolayer (Hep-2 cell line). Jika terdapat antibodi, ia mengikat inti sel. Ikatan antibodi dideteksi dengan menambahkan antihuman IgG fluorescent. Sel yang positif menunjukkan fluoresensi hijau terang dengan pola pewarnaan yang berbeda. Sampel awalnya diuji pada pengenceran 1:160. Sampel yang positif kemudian diencerkan dan pola fluoresensi dan titer dilaporkan. Titer adalah pengenceran tertinggi dari serum yang masih menunjukkan pewarnaan imunofluoresensi inti. Ada empat pola pewarnaan fluorescen mikroskopik dalam nukleus sel yang umumnya digunakan, yaitu homogen, berbintik, nukleolar, dan sentromer, yang menunjukkan distribusi karakteristik. Pola homogen ditunjukkan dengan pewarnaan yang seragam di seluruh nukleus, pola ini disebabkan oleh antibodi melawan DNA atau histon, atau kombinasi keduanya. Pola homogen diyakini menunjukkan SLE atau induksi obat SLE.

Pola berbintik atau berbercak adalah pola pewarnaan yang terletak pada nukleus, tetapi terdiri dari globul-globul interseksi kecil. Pola ini disebabkan karena antibodi melawan antigen selain DNA dan histon. Antigen-antigen ini disebut soluble atau extractable nuclear antigen (ENA), yang mencakup Sm (awalnya sesuai dengan nama pasien Smith yang menderita SLE) dan RNP (ribonukleoprotein). Titer tinggi antibodi anti-Sm mendukung SLE, sedangkan antibodi anti-RNP mendukung penyakit jaringan ikat campuran (MTCD) serta SLE, sindrom Sjrgen dan beberapa gangguan reumatik lain. Varian lain dari pola berbercak adalah antibodi melawan antigen nuklear sel yang berproliferasi (PCNA). Antibodi PCNA sangat spesifik untuk SLE, tetapi hanya sekitar 3% pasien SLE memiliki antibodi PCNA. Pola nukleolar melengkapi pola berbercak sesungguhnya, yaitu memperlihatkan deposisi daerah yang tepat yang negatif pada pola berbercak. Antigen pada kasus ini adalah RNA

nukleolar. Walaupun bisa terjadi pada SLE, pola nukleolar lebih spesifik untuk skleroderma yang juga disebut sklerosis sistemik progresif (PSS), suatu gangguan progresif yang melibatkan fibrosis dan degenerasi kulit, pembuluh darah, otot, sendi dan organ lain (visera). Selain bereaksi dengan antigen nukleolar, autoantibodi yang khas untuk PSS juga bereaksi dengan sentromer dari tiap kromosom. Pola sentromer terdiri dari titik-titik positif kecil multipel yang tersebar merat di seluruh nukleus sel interfase, tetapi segaris dengan kromosom pada sel metafase. Pola sentromer spesifik untuk sindrom CREST.

Namun, beberapa tahun terakhir, pemakaian pola pewarnaan tersebut untuk kepentingan klinis telah berkurang. Hal ini karena reaktivitas antigenik (pola fluoresens) yang berbeda dan klasifikasi penyakit rematik sangat tumpang tindih, disamping telah tersedianya tes autoantibodi yang lebih spesifik. Penting bagi laboratorium yang mengerjakan pemeriksaan ANA untuk mengenali antibodi dengan baik dan mengklasifikasikannya dengan tepat untuk mencegah kerancuan dengan autoantibodi yang bermakna klinis sesungguhnya.

Selain dengan FANA, uji ANA juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay) yang dianggap sensitif dengan biaya yang lebih rendah. Sampel untuk pengujian ANA adalah serum. Kumpulkan 3-5 ml darah vena dalam tabung bertutup merah. Lakukan pemusingan dan pisahkan serumnya. Hindari terjadinya hemolisis. Tidak ada pembatasan asupan makanan atau minuman sebelum dilakukan sampling. Catat obat yang dikonsumsi pasien yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium.

Nilai Rujukan HASIL NORMAL : Negatif ( kurang dari 20 Units) HASIL ABNORMAL : Equivocal : 20 60 Units, Positif : lebih dari 60 Units atau titer 1/160 atau lebih. Nilai rujukan untuk tiap laboratorium mungkin bisa berbeda.

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil Laboratorium Obat-obatan tertentu yang mempengaruhi hasil pengujian (lihat pengaruh obat) Proses penuaan dapat menyebabkan peningkatan kadar ANA

Vous aimerez peut-être aussi

  • Referat TB
    Referat TB
    Document27 pages
    Referat TB
    Resi Nurseptiani
    Pas encore d'évaluation
  • SLE1
    SLE1
    Document1 page
    SLE1
    Resi Nurseptiani
    Pas encore d'évaluation
  • Kernicterus
    Kernicterus
    Document11 pages
    Kernicterus
    angelinebarbara
    Pas encore d'évaluation
  • Diare Osmotik Dan Sekretorik
    Diare Osmotik Dan Sekretorik
    Document6 pages
    Diare Osmotik Dan Sekretorik
    Resi Nurseptiani
    100% (2)
  • Kernicterus
    Kernicterus
    Document11 pages
    Kernicterus
    angelinebarbara
    Pas encore d'évaluation
  • Case Repot Diare Akut Fonda
    Case Repot Diare Akut Fonda
    Document39 pages
    Case Repot Diare Akut Fonda
    Resi Nurseptiani
    Pas encore d'évaluation
  • 18 150 SindromaNefrotikPatogenesis
    18 150 SindromaNefrotikPatogenesis
    Document5 pages
    18 150 SindromaNefrotikPatogenesis
    Adin Ok
    Pas encore d'évaluation
  • Referat Skabies
    Referat Skabies
    Document20 pages
    Referat Skabies
    Suriana Dwi Sartika
    100% (1)
  • Lembar Persetujuan
    Lembar Persetujuan
    Document1 page
    Lembar Persetujuan
    Resi Nurseptiani
    Pas encore d'évaluation
  • DBD PDF
    DBD PDF
    Document5 pages
    DBD PDF
    Anggraini Putri Pascal
    Pas encore d'évaluation
  • Ketoasidosis DM
    Ketoasidosis DM
    Document10 pages
    Ketoasidosis DM
    Satu Agus Ribowo
    Pas encore d'évaluation
  • KURETASE
    KURETASE
    Document12 pages
    KURETASE
    yantiee-frieska-situmeang-peank-7585
    Pas encore d'évaluation
  • Penyuluhan Diare
    Penyuluhan Diare
    Document19 pages
    Penyuluhan Diare
    Resi Nurseptiani
    Pas encore d'évaluation
  • Abses Hati PDF
    Abses Hati PDF
    Document5 pages
    Abses Hati PDF
    Resi Nurseptiani
    Pas encore d'évaluation
  • Abses Hati
    Abses Hati
    Document16 pages
    Abses Hati
    Resi Nurseptiani
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Depan
    Cover Depan
    Document1 page
    Cover Depan
    Resi Nurseptiani
    Pas encore d'évaluation
  • Ketoasidosis Diabetik
    Ketoasidosis Diabetik
    Document8 pages
    Ketoasidosis Diabetik
    Pius A. L. Berek
    Pas encore d'évaluation
  • Gangguan Konduksi
    Gangguan Konduksi
    Document11 pages
    Gangguan Konduksi
    Resi Nurseptiani
    Pas encore d'évaluation
  • Strabismus Internet
    Strabismus Internet
    Document14 pages
    Strabismus Internet
    Resi Nurseptiani
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Strabismus
    Askep Strabismus
    Document8 pages
    Askep Strabismus
    Resi Nurseptiani
    Pas encore d'évaluation
  • Sedikit TTG Mamografi
    Sedikit TTG Mamografi
    Document1 page
    Sedikit TTG Mamografi
    Resi Nurseptiani
    Pas encore d'évaluation
  • Expanding Scope
    Expanding Scope
    Document7 pages
    Expanding Scope
    Resi Nurseptiani
    Pas encore d'évaluation
  • DT Depresi Dan Gangguan Kepribadian Dependen
    DT Depresi Dan Gangguan Kepribadian Dependen
    Document16 pages
    DT Depresi Dan Gangguan Kepribadian Dependen
    Resi Nurseptiani
    Pas encore d'évaluation
  • SN
    SN
    Document5 pages
    SN
    Muflihatur Rasyidah
    Pas encore d'évaluation
  • Referat Morbili
    Referat Morbili
    Document12 pages
    Referat Morbili
    Dwi Listyowati
    Pas encore d'évaluation
  • Hepatitis Drug Induced
    Hepatitis Drug Induced
    Document6 pages
    Hepatitis Drug Induced
    Resi Nurseptiani
    Pas encore d'évaluation
  • Referat Morbili
    Referat Morbili
    Document12 pages
    Referat Morbili
    Dwi Listyowati
    Pas encore d'évaluation
  • Rambut
    Rambut
    Document20 pages
    Rambut
    Resi Nurseptiani
    Pas encore d'évaluation
  • Patofisiologi Ketoasidosis
    Patofisiologi Ketoasidosis
    Document5 pages
    Patofisiologi Ketoasidosis
    Junita Pemilia
    Pas encore d'évaluation