Vous êtes sur la page 1sur 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN LEUKEMIA

A. Pengkajian Pengkajian pada leukemia meliputi : 1. Riwayat penyakit 2. Kaji adanya tanda-tanda anemia : a. Pucat b. Kelemahan c. Sesak d. Nafas cepat 3. Kaji adanya tanda-tanda leukopenia: a. Demam b. Infeksi 4. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia : a. Ptechiae b. Purpura c. Perdarahan membran mukosa 5. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola : a. Limfadenopati b. Hepatomegali c. Splenomegali d. Kaji adanya : a. Hematuria

b. Hipertensi c. Gagal ginjal

d. Inflamasi disekitar rectal e. Nyeri

3.2 Diagnosa Keperawatan a) Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh. b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia. c) Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit. d) Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.

e) Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi. f) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis. g) Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia. h) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas. i) j) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak atau kerabat yang menderita leukemia. k) Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan pasien.

3.3 Intervensi dan Rasional a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh Tujuan : Agar tidak mengalami gejala-gejala infeksi Intervensi : 1. Pantau suhu dengan teliti Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi 2. Tempatkan pasien dalam ruangan khusus Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya pasien dari sumber infeksi. 3. Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif. 4. Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasive

Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi 5. Evaluasi keadaan pasien terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi. Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi 6. Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organisme. 7. Berikan periode istirahat tanpa gangguan Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler. 8. Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh.

9. Berikan antibiotik sesuai ketentuan Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia. Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas Intervensi : 1. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan 2. Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan. Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambungan jaringan 3. Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan. Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi. 4. Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi

Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri.

c.

Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit. Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan Intervensi :

1. Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimosis Rasional : karena perdarahan memperberat kondisi pasien dengan adanya anemia 2. Cegah ulserasi oral dan rectal Rasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah 3. Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi Rasional : untuk mencegah perdarahan 4. Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut Rasional : untuk mencegah perdarahan 5. Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan pucat) Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahan 6. Hindari obat-obat yang mengandung aspirin Rasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit

7. Ajarkan pada keluarga dan pasien untuk mengontrol perdarahan hidung Rasional : untuk mencegah perdarahan

d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan munta Tujuan : 1. Tidak terjadi kekurangan volume cairan 2. Pasien tidak mengalami mual dan muntah Intervensi : 1. Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi Rasional : untuk mencegah mual dan muntah 2. Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapi

Rasional : untuk mencegah episode berulang 3. Kaji respon pasien terhadap anti emetic Rasional : karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasil 4. Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengat Rasional : bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntah 5. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering Rasional : karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baik 6. Berikan cairan intravena sesuai ketentuan Rasional : untuk mempertahankan hidrasi

e.

Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral Intervensi :

1. Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral Rasional : untuk mendapatkan tindakan yang segera 2. Hindari mengukur suhu oral Rasional : untuk mencegah trauma 3. Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari yang dibalut kasa. Rasional : untuk menghindari trauma 4. Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa larutan bikarbonat

Rasional : untuk menuingkatkan penyembuhan 5. Gunakan pelembab bibir Rasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-pecah (fisura) 6. Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil Rasional : karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks muntah yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan kejang 7. Berikan diet cair, lembut dan lunak Rasional : agar makanan yang masuk dapat ditoleransi pasien 8. Inspeksi mulut setiap hari Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi 9. Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan Rasional : untuk membantu melewati area nyeri 10. Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesia Rasional : dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan gigi, memperlambat penyembuhan dengan memecah protein dan dapat mengeringkan mukosa 11. Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan Rasional : untuk mencegah atau mengatasi mukositis 12. Berikan analgetik Rasional : untuk mengendalikan nyeri

f.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat Intervensi :

1. Dorong keluarga untuk tetap rileks pada saat pasien makan Rasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari mual dan muntah serta kemoterapi 2. Izinkan pasien memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan pasien meningkat Rasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimal 3. Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemenyang dijual bebas Rasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi 4. Izinkan pasien untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan

Rasional : untuk mendorong agar pasien mau makan 5. Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering Rasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik 6. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient

Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat 7. Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep Rasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khususnya bila BB dan pengukuran antropometri kurang dari normal

g. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima pasien Intervensi : 1. Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5 Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensi 2. Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat akses vena Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman 3. Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian atau obat 4. Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat Rasional : sebagai analgetik tambahan 5. Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri

h.

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas Tujuan : pasien mempertahankan integritas kulit Intervensi :

1. Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah perianal Rasional : karena area ini cenderung mengalami ulserasi

2. Ubah posisi dengan sering Rasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit 3. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan Rasional : mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit 4. Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker Rasional : efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi dapat terjadi dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapi 5. Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering Rasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulit 6. Dorong masukan kalori protein yang adekuat Rasional : untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negatif 7. Pilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasi Rasional : untuk meminimalkan iritasi tambahan

i.

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positif Intervensi :

1.

Dorong pasien untuk memilih wig (bagi perempuan) yang serupa gaya dan warna rambut pasien sebelum rambut mulai rontok Rasional : untuk membantu mengembangkan penyesuaian rambut terhadap kerontokan rambut

2.

Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari, angin atau dingin Rasional : karena hilangnya perlindungan rambut

3. Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan halus Rasional : untuk menyamarkan kebotakan parsial 4. Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin warna atau teksturnya agak berbeda Rasional : untuk menyiapkan pasien dan keluarga terhadap perubahan penampilan rambut baru 5. Dorong hygiene, berdandan, dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin , misalnya wig, skraf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarik Rasional : untuk meningkatkan penampilan

j.

Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak atau kerabat yang menderita leukemia Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang prosedur diagnostik atau terapi Intervensi :

1. Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pada pasien Rasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlu 2. Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari staff Rasional : untuk mendorong komunikasi dan ekspresi perasaan 3. Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam membantu pasien menjalani kehidupan yang normal Rasional : untuk meningkatkan perkembangan pasien yang optimal 4. Dorong keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai kehidupan pasien sebelum diagnosa dan prospek pasien untuk bertahan hidup. Rasional : memberikan kesempatan pada keluarga untuk menghadapi rasa takut secara realistis 5. Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka memberitahu pasien tentang hasil tindakan dan kebutuhan terhadap pengobatan dan kemungkinan terapi tambahan Rasional : untuk mempertahankan komunikasi yang terbuka dan jujur 6. Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada Rasional : untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran keluarga

k. Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan pasien Tujuan : pasien atau keluarga menerima dan mengatasi kemungkinan kematian pasien Intervensi : 1. Kaji tahapan berduka terhadap pasien dan keluarga Rasional : pengetahuan tentang proses berduka memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami dan dapat membantu pasien dan keluarga lebih efektif menghadapi kondisinya 2. Berikan kontak yang konsisten pada keluarga Rasional : untuk menetapkan hubungan saling percaya yang mendorong komunikasi 3. Bantu keluarga merencanakan perawatan pasien, terutama pada tahap terminal Rasional : untuk meyakinkan bahwa harapan mereka diimplementasikan

4. Fasilitasi pasien untuk mengekspresikan perasaannya melalui kegiatan yang ingin dilakukan atau yang biasa dilakukan oleh pasien. Rasional : memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami.

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Leukimia atau kanker darah adalah keganasan pada organ pembuat sel darah, berupa proliferasi patologis sel hemapoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan disertai infiltrasi keorgan-organ lain. Sebab-sebab terjadinya leukimia belum diketahui secara pasti. Ada kemungkinan proses awal leukimia terjadi karena mutasi salah satu sel yang kemungkinan berproliferasi secara tidak terkendali sebagai penyebab sering dihubungkannya dengan radiasi, zat kimia, gangguan imunologik, virus dan faktor genetik. Sampai saat ini leukimia masih merupakan penyakit yang angka kematiannya masih tinggi. Adanya mediastinal massa dan infiltrasi ke CNS merupakan faktor yang memperburuk perjalanan penyakit ini.

4.2 Saran
Sebagai perawat disarankan untuk memberi dukungan kepada pasien untuk bertahan hidup, dan menganjurkan pasien maupun keluarga untuk tidak putus asa terhadap kemungkinan buruk yang akan terjadi, serta menganjurkan pasien untuk mengikuti terapi yang dianjurkan. Selain itu juga perawat harus memperhatikan personal hygiene untuk mengurangi dampak yang terjadi pada saat memberikan pelayanan kesehatan pada penderita leukemia maupun penderita kanker lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Prof.Iman Supandiman, dr.Els Anggraeni, dkk. 1997. Pedoman Terapi Hematologi Onkologi. Bandung : Alumni. Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma. 2008. Ramuan Lengkap Herbal Taklukkan Penyakit. Jakarta : Pustaka Bunda. Robbins dan Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi 1. Jakarta : Buku Kedokteran. Yatim, Faisal. 2003. Talasemia Leukemia dan Anemia. Jakarta : Pustaka Populer Obor. Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, dan Siti Setiati. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta Pusat : Interna Publishing. http://kesehatanstikes27.wordpress.com/2011/01/19/leukemia-2/ (diakses pada tanggal 27 februari 2012) http://911medical.blogspot.com/2007/09/leukimia.html (diakses pada tanggal 27 februari 2012) http://www.qirtin.com/askep-leukimia/ (diakses pada tanggal 28 februari 2012) http://www.myaskep.info/search/makalah-asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-leukemia/ (diakses pada tanggal 28 februari 2012)

Vous aimerez peut-être aussi