Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
% RSD =
Larutan
C
(mg/L)
Absorbansi
X SD % RSD
x
1
X
2
x
3
Cal Zero 0 0.0024 0.0015 0.0013 0.0013 0.010797 63.51
Standar 1 2.000 0.0508 0.0530 0.0579 0.0539 3.63 10
-3
6.73
Standar 2 4.000 0.1229 0.1241 0.1249 0.1240 1.007 10
-3
0.81
Standar 3 8.000 0.2832 0.2859 0.2887 0.2859 2.75 10
-3
0.96
Standar 4 12.000 0.4528 0.4292 0.4322 0.4291
3.2 10
-3
0.75
Standar 5 16.000 0.5727 0.5719 0.5669 0.5705 3.14 10
-3
0.55
Standar 6 12.000 0.6865 0.6814 0.6807 0.6829 3.17 10-3 0.46
Sampel X1 13.790 0.5009 0.4994 - 0.5002 1.06 10
-3
0,21
Sampel X2 9.077 0.3309 0.3115 - 0.3212 0.0137 4.26
PRAKTIKUM ANALITIK INSTRUMENT
ATOMIC ABSORBTION SPECTROPHOTOMETRY
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 21
Contoh perhitungan SD untuk larutan standar 1 (2 ppm) :
=
1 3
) 0539 . 0 0579 . 0 ( ) 0539 . 0 0530 . 0 ( ) 0539 . 0 0508 . 0 (
2 2 2
= 3,63 10
-3
% RSD =
Dengan cara yang sama untuk menentukan SD dan %RSD untuk standar
selanjutnya, larutan blanko dan sampel.
PRAKTIKUM ANALITIK INSTRUMENT
ATOMIC ABSORBTION SPECTROPHOTOMETRY
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 22
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum instrumentasi dengan alat analitiknya berupa AAS, memiliki
beberapa tujuan yang harus dicapai, yaitu memahami pri nsip analisis dengan
menggunakan AAS, mampu mengoperasikan alat AAS, membuat kurva standar,
dan menentukan konsentrasi sampel.
Tujuan pertama dalam praktikum AAS adalah memahami prinsip analisis
dengan menggunakan AAS. Prinsip analisis dengan menggunakan AAS adalah
penyerapan radiasi cahaya oleh atom. Oleh karena itu, sampel yang pada mulanya
berbentuk cairan harus diatomkan terlebih dulu dengan menggunakan suatu
atomizer atau alat pengatoman ( pembuat atom) unsur pada sampel. Dalam hal ini
digunakan nyala api dari pembakaran acetylene dan udara tekan N
2
O. Penyerapan
energi radiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkat energi dasar (ground
state). Penyerapan energi tersebut menyebabkan tereksitasinya elektron dalam
kulit atom ke tingkat energi ya ng lebih tinggi (excited state). Pengurangan
intensitas radiasi yang diberikan sebanding dengan jumlah atom pada tingkat
energi dasar yang menyerap energi radiasi tersebut. Dengan mengukur inten sitas
radiasi yang diteruskan (t ransmitasi) atau mengukur intensitas radiasi yang diserap
(absorbansi) maka konsentrasi unsur di dalam cuplikan dapat ditentukan, dalam
hal ini adalah unsur Cu.
Sebagai sumber radiasi digunakan lampu katod a berongga (Hollow Catode
Lamp). Dalam hal ini lampu yang digunakan harus sesuai dengan u nsur yang akan
dianalisis dalam sampel yaitu Cu. Penggunaan hollow catode lamp harus
disesuaikan karena radiasi resonansi ini mempunyai panjang gelombang atau
frekuensi yang karakteristik untuk setiap unsur. Sebelum hollow catode lamp
digunakan untuk proses serapan maka harus disesuaikan terlebih dahulu atau
cahaya atau sinar dari hollow catode lamp, dengan menggunakan kertas untuk
ketepatan datangnya cahaya agar dalam berlangsungnya penyerapan lebih baik.
PRAKTIKUM ANALITIK INSTRUMENT
ATOMIC ABSORBTION SPECTROPHOTOMETRY
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 23
Tujuan kedua adalah mampu mengoperasikan alat AAS, hal ini dapat
dibuktikan pada bab 2 pada prosedur percobaan pengoperasiaan Spectra AA
220.
Pada tujuan praktikum selanjutnya, yaitu membuat kurva standar. Kurva
standar dibuat berdasarkan pada konsentrasi larutan standar melawan absorbansi
(penyerapan cahaya oleh atom atom dari larutan standar yang diatomkan). Dari
kurva standar diperoleh persamaan y = 0,0353x - 0,0054.
Untuk tujuan praktikum yang terakhir adalah menentukan konsentrasi sampel.
Terdapat 2 sampel yang harus diketahui konsentrasinya. Ma sing masing sampel
memiliki konsentrasi yang berbeda. Dalam hal ini terdapat 2 metode untuk
mengetahui konsentrasi larutan standar, yaitu pertama melalui interverensi
langsung dari alat AAS, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
o Sampel X1 = 13,79 mg/L
o Sampel X2 = 9,077 mg/L
Sedangkan metode kedua adalah menggunakan persamaan dari kurva standar,
yaitu dengan cara mengganti y dengan absorbansi sampel pada pembacaan alat.
Hasil yang diperoleh cukup berbeda daripada interverensi langsung dari alat , yaitu
o Sampel X1 = 14,323 mg/L
o Sampel X2 = 9,252 mg/L
PRAKTIKUM ANALITIK INSTRUMENT
ATOMIC ABSORBTION SPECTROPHOTOMETRY
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada prinsipnya alat AAS didasarkan pada banyaknya cahaya yang diserap
oleh atom-atom logam yang ada dalam sampel dimana banyaknya cahaya
yang diserap sebanding dengan banyaknya konsentrasi logam tersebut
dalam sampel.
2. Pembuatan kurva standar merupakan grafik yang dibuat dari Absorbansi
Vs Konsentrasi dari larutan standard dimana memperoleh p ersamaan garis
yaitu, y = 0,0353x - 0,0054.
3. Dari praktikum didapatkan konsentrasi Cu dengan 2 metode. Yang
pertama diperoleh dari pembacaan langsung oleh alat, yaitu :
o Sampel X1 = 13,79 mg/L
o Sampel X2 = 9,077 mg/L
Dan metode kedua dari perhitungan pada persamaaaan garis dimana x
adalah konsentrasi dan y adalah absorbansi, yaitu :
o Sampel X1 = 14,323 mg/L
o Sampel X2 = 9,252 mg/L
5.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum, mahasiswa harus lebih teliti dalam hal:
a. Membuat larutan standar dengan teliti dan kondisi alat yang
digunakan harus benar-benar kering dan bersih.
b. Memperhatikan dan melakukan prosedur percobaan s esuai dengan
petunjuk praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI -Press.
Mulja, Muhammad. 1995. Analisis Instrumental. Surabaya: Airlangga
University Press.
Tim Penyusun Penuntun Praktikum Instrumen. 2008. Penuntun Praktikum
Instrumen. Samarinda: Polnes.
Underwood., AL., Day., RA., Jr. 2002, Analisa Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam, Jakarta: Erlangga.
Widiastuti, Endang, dkk, 1996. Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Instrumen .
Bandung: Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik .
KURVA KALIBRASI STANDAR
Grafik Konsentrasi Vs Absorbansi
y = 0.0353x - 0.0054
R
2
= 0.9977
-0.1
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0 5 10 15 20 25
Konsentrasi (ppm)
A
b
s
o
r
b
a
n
s
i
i
s
i
Series1
Linear (Series1)