Vous êtes sur la page 1sur 0

MODUL I

DASAR-DASAR EKONOMI REKAYASA DAN


EVALUASI PROYEK
Tujuan Khusus
- Mahasiswa dapat menjelaskan cakupan dari Ilmu Ekonomi Rekayasa di dalam
bidang Teknik Sipil khususnya.
- Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis dan sistem Ekonomi Rekayasa
- Mahasiswa dapat menjelaskan hukum permintaan dan penawaran
- Mahasiswa dapat menjelaskan dan menghitung biaya langsung dan biaya tidak
langsung, biaya over head dan tingkat overhead
- Mahasiswa dapat menjelaskan dan menghitung biaya diendapkan
- Mahasiswa dapat menjelaskan dan menentukan biaya alternatif
Bahan Bacaan
Dadan Kurniawan Harun, Ir., 1994, Prinsip-prinsip Ekonomi Teknik, PT
Rosda Jayaputra, Jakarta.
D. Haryanto, Ir., 1985, Ekonomi Teknik, Universitas Pembangunan Nasional
Veteran, Yogyakarta.
Donal G. Newnan,Engineering Economic Analysis, Trird Edition, Engineering
Press Inc, California.
Marsudi Joyowiyono, Ir, SE, 1993, Ekonomi Teknik, Cetakan ketiga, Jilid 1,
Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
H. Arson Aliludin, DEA, Ir, Drs, 1995, Handout Kuliah Ekonomi Teknik.
UMA, Text Book for Engineering Economy Short Course, HEDS/JICA
Project, Medan.
Prasyarat
Sudah lulus semester I
1.1 Ilmu Ekonomi Rekayasa
Ilmu Ekonomi menurut Dr. Paul A. Samuelson adalah suatu studi
mengenai bagaimana manusia dan masyarakat sampai kepada pemilihan, dengan
atau tanpa menggunakan uang, untuk menggunakan sumber-sumber produktif
yang langka diperoleh yang mempunyai beberapa alternatif kegunaan, untuk
memproduksi beberapa macam komoditi dan mendistribusikannya untuk
keperluan konsumsi, baik untuk waktu sekarang maupun untuk waktu mendatang,
diantara macam masyarakat dan golongan masyarakat.
Ilmu ini akan menganalisa biaya-biaya dan keuntungan-keuntungan
mengenai perbaikan percontohan-percontohan alokasi sumber-sumber daya
tersebut. Hukum-hukum ilmu ekonomi tidak persis seperti hukum-hukum ilmu
alam, akan tetapi aplikasi yang nyata untuk produksi dan pemanfaatan dari pada
sumber-sumber yang langka didapat tersebut, pasti akan menambah perhatian para
teknisi.
Mata kuliah Ekonomi Rekayasa ada baiknya dipelajari bagi mahasiswa
teknik ataupun sarjana teknik lainnya, terutama yang berkecimpung dalam bidang
atau tugas perencanaan, oleh para pengajar, para pejabat baik di instansi
pemerintah maupun swasta, yang bidang tugasnya banyak berkaitan dan
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan fisik proyek-proyek.
Ekonomi Rekayasa adalah suatu teknik analisa dalam pengambilan
keputusan, dimana ada beberapa alternatif rancangan teknis atau rencana investasi
yang secara teknis dianggap sama-sama memenuhi persyaratan, dan hendak
dopilih salah satunya yang paling ekonomis. Perhitungan Ekonomi Rekayasa ini
paling cocok digunakan untuk proyek yang memerlukan biaya besar dan
memakan waktu yang panjang/ lama karena adanya perubahan nilai uang terhadap
waktu.
Apabila hanya ada satu alternatif rancanganteknis atau rencana investasi
yang memenuhi persyaratan teknis, maka hendak ditentukan apakah alternatif
tersebut layak ekonomis atau tidak. Pada umumnya, alternatif-alternatif
rancangan teknis tersebut berjangka waktu beberapa tahun (multi years) dan
menyangkut biaya yang relatif besar, sehingga timbul masalah nilai waktu dari
uang (time value of money).
Tujuan dari studi Ekonomi Rekayasa adalah untuk membantu dalam
menuju suatu ketentuan optimum untuk menjamin kegunaan modal efisien. Suatu
studi Ekonomi Rekayasa harus dilaksanakan sebelum suatu perjanjian dibuat atau
sebelum setiap uang dikeluarkan, oleh sebab itu studi Ekonomi Rekayasa
digunakan untuk mengevaluasi perbedaan-perbedaan diantara alternatif-alternatif
yang diusulkan.
Secara umum langkah-langkah yang harus dilalui sampai ke taraf
pengambilan keputusan adalah (Marsudi, 1993) :
a. Langkah kreativitas
Bagaimana cara untuk menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara
efisien, misalnya dengan penemuan fakta-fakta baru dan mengkombinasikan
fakta-fakta tersebut sehingga didapat yang terbaik.
b. Langkah ketentuan
Memilih dari berbagai macam alternatif dengan sebaik-baiknya, misalnya
dengan menggambarkan tiap alternatif dan mengkaji secara jauh gambaran
tersebut terhadap proyek yang akan berlangsung.
c. Langkah perubahan
Dalam rangka memperbandingkan alternatif-alternatif secara tepat, adalah
sangat penting bahwa alternatif-alternatif tersebut diubah kepada suatu
langkah yang umum.
d. Langkah keputusan
Sesudah suatu situasi dianalisa dengan teliti dan hasil-hasilnya dievaluasi atau
dinilai dengan secermat mungkin, maka keputusan dibuat. Macam evaluasi
yang berkaitan dengan pertimbangan adalah cara berfikir dan cara merasakan.
1.2 Permintaan dan Penawaran
Dalam kondisi-kondisi persaingan ada suatu hubungan diantara harga
yang harus dibayar oleh para konsumen untuk suatu produk dan jumlah yang
harus mereka beli. Ada suatu hubungan yang serupa diantara harga dimana suatu
produk dapat dijual dengan jumlah yang dapat disediakan. Jika harga yang dapat
diperoleh untuk produknya tinggi, maka para produsen akan bersedia bekerja
lebih giat, dan bahkan jika perlu mengambil resiko dengan menaruhkan modal
yang lebih banyak, dalam rangka untuk mendapatkan keuntungan yang lebih
besar. Tetapi bila harga yang mereka terima untuk produknya menurun, maka
mereka tidak mau memproduksi banyak karena kecilnya penghargaan yang dapat
diterima. Hubungan antara harga dan volume produk yang dihasilkan dapat
digambarkan pada kurva seperti gambar 1.1.
Sedangkan hubungan antara permintaan dan harga dapat digambarkan
pada kurva seperti gambar 2.2, dimana hubungan ini menggambarkan jika harga
penjualan dinaikkan, maka akan mengurangi kebutuhan untuk produksi dan jika
harga penjualan diturunkan maka permintaan kebutuhan akan naik.
P
Gambar 1.1. Hubungan Penawaran Harga Umum
Penawaran
H
a
r
g
a
S
P
Gambar 1.2. Hubungan Harga Permintaan Umum
Permintaan
H
a
r
g
a
D
D1
Jika gambar 1.1 dan 1.2 dikombinasikan, maka akan menghasilkan
gambar kurva seperti pada gambar 1.3.
Pada gambar 1.3 menunjukkan dasar hokum ekonomi mengenai
permintaan dan penawaran, yang menyatakan bahwa dalam kondisi-kondisi
persaingan sempurna, harga dimana suatu produk tertentu akan ditawarkan dan
dibeli adalah menjadi sama dengan harga yang akan dihasilkan dalam penawaran
dan permintaan.
1.3 Unsur-Unsur Biaya
Dari sudut teknik dan kepemimpinan dalam perusahaan adalah biasa untuk
mempertimbangkan unsure-unsur biaya yang umum adalah bahan-bahan langsung
(direct materials), buruh langsung (direct labor) dan ongkos tambahan (overhead).
Biasanya bahan-bahan yang dapat sesuai dan ekonomis dibebankan kepada biaya
produksi disebut bahan-bahan langsung. Upah-upah buruh biasanya juga dibagi
dalam dua katagori, ialah upah langsung (direct cost) dan upah tidak langsung
(indirect cost).
Upah buruh langsung adalah yang dapat secara tepat dan mudah
dibebankan kepada prosuksi atau pelayanan dimana mereka bekerja. Biaya-biaya
buruh lainnya, seperti untuk pengawasan dan pengurusan bahan-bahan,
P1
Gambar 1.3. Hubungan Harga Penawaran - Permintaan
Penawaran & Permintaan
H
a
r
g
a
S
S1
D
P
dibayarkan sebagai upah tidak langsung dan dimasukkan sebagai bagian dari
biaya-biaya overhead.
Adalah sangat penting bahwa biaya-biaya overhead yang diperlukan ini
dialokasikan kepada tiap unit yang dihasilkan dalam produksi yang tepat
mengenai biaya-biaya overhead ini adalah tidak mudah, sekalipun begitu metoda
pengalokasian yang sederhana dan layak harus digunakan.
Untuk menggambarkan suatu metoda pengalokasian mengenai biaya-biaya
overhead, kita perhatikan metoda yang menganggap bahwa overhead terjadi
dalam proporsi langsung terhadap biaya buruh langsung yang digunakan. Dengan
metoda ini, tingkat overhead dan biaya per unit menjadi :
Overhead total dalam rupiah untuk suatu perioda
Tingkat Overhead = --------------------------------------------------------------
Biaya buruh langsung total untuk suatu peioda
Biaya overhead per unit = tingkat overhead x biaya buruh langsung per unit
Metode ini adalah sederhana dan mudah untuk diterapkan dan memberikan hasil-
hasil yang sangat memuaskan
Contoh 1.1 :
Pada tahun 2004, diperkirakan biaya buruh langsung per pekerjaan dan total
sebesar Rp 50.200,- dan Rp. 235.120,-. Sedangkan biaya overhead per unit
sebesar Rp. 376.500,-. Berapakah tingkat overhead per unit dan biaya overhead
total dari pekerjaan pada tahun tersebut ?
Penyelesaian :
Overhead total
Tingkat Overhead = -----------------------------------
Biaya buruh langsung total
Overhead total
0,75 = ---------------------
Rp 235.120,-
Overhead total = Rp 1.763.400,-
Biaya overhead per unit = tingkat overhead x biaya buruh langsung per unit
Rp 367.500,- = tingkat overhead x Rp 50.200,-
Tingkat overhead = 7,5
1.4 Biaya Diendapkan
Biaya-biaya diendapkan adalah biaya-biaya telah lampau yang tidak dapat
diperoleh kembali. Sebagai contoh, misalnya seorang investor membeli 100
lembar saham dari sebuah perusahaan melalui seorang pedagang perantara
(broker) dengan harga Rp. 25.000,- per saham. Selain itu, investor tersebut harus
membayar Rp. 85.000,- untuk komisi dan ongkos-ongkos lainnya.
Dua bulan kemudian dan sebelum menerima pembayaran deviden,
pembeli saham itu menjual kembali 100 lembar saham tadi melalui pedagang
perantara yang sama dengan harga Rp 35.000,- per saham dikurangi Rp
105.000,- untuk biaya penjualan. Dengan demikian, investor ini menerima
keuntungan bersih sebesar Rp. 3.500.000,00 - Rp 2.500.000,00 - Rp
85.000,00 - Rp 105.000,00 = Rp 810.000,00 pada transaksi-transaksi tersebut.
Pada saat waktu penjualan Rp 2.500.00,00 dan Rp 85.000,00 merupakan
biaya-biaya telah lampau, akan tetapi karena biaya-biaya ini pulih kembali setelah
diadakan transaksi-transaksi maka biaya diendapkan (sunk costs) tidak terjadi.
Jika sebaliknya investor menjual 100 lembar saham tersebut dua bulan setelah
pembelian dcan harga pasar pada saat itu adalah Rp 20.000,- per saham, dengan
biaya Rp 70.000,- untuk ongkos penjualan, maka investor akan mengalami
kerugian sebesar Rp. 2.000.000,00 - Rp 2.500.000,00 - Rp 70.000,00 = Rp.
655.000,00. Dalam hal ini, sebagian dari biaya-biaya yang telah dikeluarkan akan
diperoleh kembali, tetapi kerugian sebesar Rp 655.000,- akan merupakan biaya
yang ditenggelamkan.
Contoh lainnya dalam keadaan situasi dimana sebuah peralatan mesin
dibeli dengan harga Rp 10.000.000,- dan dengan nilai jual-beli pada akhir tahun
kelima diperkirakan sebesar Rp 5.000.000,-. Penurunan nilai tahunan disebabkan
karena penyusutan diperkirakan sebesar Rp 1.000.000,-. Biaya penyusutan
tahunan Rp 1.000.000,- ini adalah suatu biaya produksi yang dalam teori akan
dialokasikan kepada hasil (output) peralatan mesin. Setelah mengalokasikan ini
dan biaya-biaya pabrik lainnya, biaya administrasi umum dan biaya-biaya
pemasaran untuk setiap unit produksi, maka biaya untuk setiap total unit dapat
ditentukan. Suatu prosentase keuntungan kemudian ditambahkan untuk setiap
unit produksi dalam rangka menetapkan harga unit penjualan. Jadi, apabila suatu
unit dijual, maka sebagian rupiah hasil penjualan mengembalikan sebagian hasil
penyusutan.
Dalam ilustrasi ini, diambil anggapan bahwa penjualan akan
mengembalikan atau memulihkan total biaya penyusutan yang diperkirakan
sebesar Rp 5.000.000,- (harga pembelian dikurangi nilai jual lagi yang
diperkirakan) untuk jangka waktu lima tahun. Akan tetapi jika peralatan mesin
hanya mempunyai nilai pasar sebesar Rp 2.000.000,- pada akhir tahun kelima,
maka akan terjadi biaya ditenggelamkan (diendapkan) sebesar Rp 5.000.000,00
- Rp 2.000.000,00 = Rp 3.000.000,00 apabila mesin tersebut dijual dengan
harga Rp 2.000.000,00. Kerugian modal sebesar Rp 3.000.000,- ini
mewujudkan suatu kesalahan dalam memperkirakan tingkat penyusutan.
1.5 Biaya Alternatif
Biaya mengenai kesempatan terlebih dahulu untuk mendapatkan bunga,
atau suatu pengembalian atas dana-dana investasi disebut suatu biaya alternatif.
Sebagai contoh, jika seorang mempunyai Rp 1.000.000,- dan disimpan baik-
baik di dalam rumah maka orang ini telah melewatkan kesempatan untuk
mendapatkan bunga atas uangnya dengan membuka suatu rekening tabungan
dalam sebuah bank yang bersedia membayar bunga berganda tahunan sebesar 5 %
per bulan misalnya. Untuk jangka waktu satu tahun orang tersebut melewatkan
kesempatan untuk mendapatkan (0,05) x Rp 1.000.000,- = Rp 50.000,-. Jumlah
Rp 50.000,- disebut biaya alternatif sehubungan dengan penyetoran Rp
1.000.000,-.
Jalan pemikiran yang sama dapat pula diterapkan dalam menentukan suatu
biaya alternatif tahunan untuk investasi-investasi dalam usaha dan proyek-proyek
engineering. Pembelian dari suatu macam peraltan mesin dengan harga Rp
20.000.000,- diambilkan dari modal bersih yang diinvestasikan (equity capital),
mencegah uang ini untuk diinvestasikan dibidang usaha lainnya dengan keamanan
yang lebih besar atau keuntungan yang lebih tinggi. Konsep biaya alternatif ini
adalah fundamentil untuk studi ekonomi rekayasa dan merupakan unsure biaya
yang dimasukkan ke dalam semua metodologi sebenarnya untuk perbandingan
alternatif-alternatif proyek.
Latihan Soal
1. Apakah yang dimaksud denga ilmu ekonomi rekayasa, Jelaskan !
2. Apakah yang dimaksud dengan tingkat overhead per unit dan apakah yang
dimaksud dengan biaya overhead per unit ?
3. Apakah yang dimaksud dengan biaya langsung (direct cost) dan apakah
yang dimaksud dengan biaya tidak langsung (indirect cost) ?
4. Apakah yang dimaksud dengan biaya diendapkan. Jelaskan !
5. Apakah yang dimaksud dengan biaya alternatif . Jelaskan !
6. Pada tahun 2004 diperkirakan biaya overhead per unit dan total sebesar Rp
354.000,- dan Rp 1.421.400,-. Sedangkan tingkat overheadnya sebesar 6
per rupiah per unit pekerjaan. Berapakah besar biaya buruh langsung dan
biaya buruh langsung total dari pekerjaan pada tahun tersebut ?
MODUL II
EKIVALENSI NILAI UANG DAN DIAGRAM CASH FLOW
Tujuan Khusus
- Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis bunga dan nilai dari suku bunga
- Mahasiswa dapat menggambarkan diagram arus uang
- Mahasiswa dapat menggunakan rumus dan fungsi dari bunga biasa
- Mahasiswa dapat menggunakan rumus dan fungsi dari bunga majemuk
Bahan Bacaan
Dadan Kurniawan Harun, Ir., 1994, Prinsip-prinsip Ekonomi Teknik, PT
Rosda Jayaputra, Jakarta.
D. Haryanto, Ir., 1985, Ekonomi Teknik, Universitas Pembangunan Nasional
Veteran, Yogyakarta.
Donal G. Newnan,Engineering Economic Analysis, Trird Edition, Engineering
Press Inc, California.
Marsudi Joyowiyono, Ir, SE, 1993, Ekonomi Teknik, Cetakan ketiga, Jilid 1,
Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
H. Arson Aliludin, DEA, Ir, Drs, 1995, Handout Kuliah Ekonomi Teknik.
UMA, Text Book for Engineering Economy Short Course, HEDS/JICA
Project, Medan.
Prasyarat
Sudah lulus semester 1
2.1 Bunga dan Suku Bunga
Pengertian uang mempunyai nilai waktu (time value) adalah merupakan
suatu konsep dasar dari finance. Dan ini jugalah yang merupakan salah satu
kesukaran yang mendasar yang harus diperhatikan pada setiap langkah
pengambilan keputusan-keputusan yang berkenaan dengan pemakaian modal/dana
(capital expenditure).
Andaikata di dunia ini dimana expected cash inflows dan outflows yang
berkenaan dengan suatu keputusan bisnis terjadi dalam waktu yang sama dan
dengan tingkat kepastian yang sama maka penganalisaan suatu keputusan tidaklah
sukar. Bila terdapat dua atau lebih alternatif keputusan pilihlah alternatif yang
menawarkan net inflow yang terbesar.
Dalam dunia nyata, keputusan-keputusan pemakaian dana tidak demikian
sederhananya tetapi saling terkait satu dengan yang lainnya dalam suatu domain
waktu. Pemasukan yang diharapkan sekarang barangkali erat hubungannya
dengan pemakian dana di masa lalu. Untuk dapat memahami segala kemungkinan
yang terjadi serta keterkaitan satu tindakan dengan yang lainnya dilakukan teknik-
teknik tertentu.
Uang mempunyai nilai waktu, n rupiah di tangan sekarang akan bernilai
lebih banyak daripada N rupiah yang diterima satu tahun kemudian. Mengapa ?
Karena N rupiah sekarang memberi suatu kemungkinan untuk menginvestasikan
N rupiah tersebut selama satu tahun dan karena uang punya daya pendapatan,
kesempatan ini akan menghasilkan bunga.
Dengan suku bunga tahunan 20 %, Rp 1.000.000,- yang diinvestasikan
pada sebuah bank, akan dikembalikan sebesar Rp 1.000.000,- dengan bunga Rp
200.00,-. Jadi Rp 1.000.000,- hari ini akan bernilai lebih banyak dari Rp
1.000.000,- satu tahun dari sekarang dan dengan bunga 20 % kita mengetahui
bahwa Rp 1.000.000,- benar-benar ekivalen dengan Rp 1.200.000,- setahun dari
sekarang.
Jumlah rupiah yang sama pada batas waktu yang berbeda mempunyai nilai
yang berbeda selama suku bunga yang dapat dihasilkan melebihi nol
membuktikan pada kita bahwa uang mempunyai nilai waktu. Jelaslah nilai waktu
dari uang adalah suatu hubungan di antara nilai uang hari ini dan nilainya pada
suatu saat di masa dating dengan mempertimbangkan bunga. Dalam
membandingkan dua atau lebih peralatan, nilai waktu dari uang harus
dipertimbangkan agar perbandingan yang diadakan menjadi valid. Nilai waktu
dari uang adalah suatu fakta yang tidak harus diabaikan. Dalam suatu problem
praktis, nilai dari uang digunakan tanpa suatu transaksi perbankan aktual.
Uang dapat dimiliki atau dipinjam oleh sebuah perusahaan atau
perorangan. Jika biaya alternatif-alternatif investasi harus dipinjam, maka uang
yang harus dibayarkan oleh perusahaan peminjam (borrower) kepada pemberi
pinjaman (lender) atas penggunaan uang pinjaman disebut bunga. Bunga yang
dibayarkan oleh borrower dalam hal ini masuk dalam golongan biaya (cost).
Bunga = jumlah hutang sekarang - pinjaman semula
Dalam istilah lebih luas, bunga dalam aspek lain adalah sejumlah uang
yang diterima investor sebagai akibat dari menginvestasikan dana/uang dalam
suatu urusan produktif pada suatu waktu dimasa lalu. Bunga yang diterima
investor dalam hal ini adalah keuntungan (profit).
Bunga = jumlah total yang terkumpul - investasi semula
Jadi bunga dalam kedua hal di atas adalah pertambahan pada jumlah uang
yang semula dipinjam atau diinvestasikan. Pinjaman atau investasi semula
ditunjukkan sebagai uang pokok (principal). Suku bunga biasanya ditunjukkan
sebagai suatu presentase untuk satu tahun atau kurang. Rumus berikut akan
digunakan untuk mendapatkan suku bunga dari investasi atau pinjaman.
IAPUT
Persen suku bunga = ------------- x 100 %
OA
Dimana :
IAPUT = interest accured per unit time (bunga yang tumbuh per satuan waktu)
OA = original amount (jumlah semula, interval atau pinjaman)
Contoh 2.1.
Pada tanggal 1 Juni diinvestasikan uang sejumlah Rp 5.000.000,- dan mengambil
total Rp 6.000.000,- persis habis satu tahun kemudian.
Hitung :
a. Bunga yang diperoleh dari investasi semula
b. Persen suku bunga dari investasi
Penyelesaian :
a. Bunga = Rp 6.000.000,00 - Rp 5.000.000,00
= Rp 1.000.000,00
Rp 1.000.000,- / tahun
b. Persen suku bunga = ----------------------------- x 100 %
Rp. 5.000.000,-
= 20 % per tahun
2.2 DiagramCash Flow
Pemilikan dan pengoperasian sebuah peralatan akan menimbulkan
penerimaan-penerimaan cash (pendapatan-pendapatan) dan/atau pengeluaran-
pengeluaran cash (pengeluaran-pengeluaran). Keduanya mungkin merupakan
rangkaian berkala/periodik dan jumlah bulat (lumpsum) yang terjadi pada berbagai
batas waktu. Penerimaan dan pengeluaran dalam suatu interval waktu tertentu
dinyatakan sebagai cash flow. Pendapatan-pendapatan dan penerimaan-
penerimaan cash dikenal sebagai positif cash flow atau cash flow in atau cash
inflow dan biaya-biaya atau pengeluaran-pengeluaran cash dikenal sebagai negatif
cash flow atau cash flow out atau cash outflow. Pendapatan-pendapatan mungkin
berasal dari pelayanan-pelayanan yang disumbangkan peralatan selama umur
pelayanannya dan dari penjualannya pada akhir umur pelayanannya. Sedangkan
biaya-biaya yang timbul ada yang terjadi hanya sekali atau tidak berulang
(nonrecurring) selama umur peralatan dan ada yang berulang selama umurnya
untuk mengoperasikan dan memeliharanya.
Karena biaya-biaya dan pendapatan-pendapatan biasanya terjadi pada
interval waktu yang bermacam-macam selama umur peralatan, asumsi yang
menyederhanakan akan diadakan. Semua rangkaian biaya dan pendapatan dan
jumlah-jumlah yang akan dating diasumsikan terjadi pada akhir perioda (umur),
sedangkan jumlah-jumlah sekarang terjadi pada awal umur.
Jika suatu perusahaan mempertimbangkan untuk membeli sebuah
peralatan, baru atau bekas adalah perlu untuk mempelajari bakal (prospektif)
pendapatan-pendapan dan biaya-biaya yang akan timbul dari peralatan tersebut.
Berikut adalah perkiraan biaya-biaya dan pendapatan-pendapatan yang terjadi
akibat dari pembelian sebuah peralatan baru. Tanda minus menunjukkan suatu
pengeluaran dan tanda plus menunjukkan pendapatan.
Tabel 2.1. Contoh Arus Penerimaan dan Pengeluaran Uang
Tahun Cash flow (Rp) Keterangan
Awal tahun pertama 0 - 9.000.000,- Harga peralatan dibeli
sekarang secara kontan
Akhir tahun 1 - 300.000,-
Biaya pemeliharaan per
tahun
Akhir tahun 2 - 300.000,-
Akhir tahun 3 - 300.000,-
Akhir tahun 4 - 300.000,-
+ 3.500.000,- Peralatan dijual pada
akhir tahun keempat
Diagram cash flow adalah suatu gambar atau model grafis yang
memperlihatkan flow of money (arus uang yang dikeluarkan dan diterima pada
periode waktu tertentu. Diagram cash flow akan sangat berguna dalam
memecahkan problem-problem ekonomi rekayasa. Diagram ini menggambarkan
pernyataan problem. Sebuah diagram cash flow akan memberikan semua
informasi yang diperlukan untuk menganalisis suatu proposal investasi.
Diagram cash flow hanya merupakan suatu skala waktu linear dengan
anak-anak panah menunjukkan jumlah uang atau cash flow. Garis waktu
horizontal menunjukkan waktu yang dibagi menjadi n perioda, dimulai dengan
waktu nol atau waktu sekarang. Bilangan-bilangan bulat pada garis horisontal
menunjukkan perioda bunga. Anak-anak panah yang mengarah ke atas
menunjukkan pendapatan-pendapatan dan anak-anak panah yang mengarah ke
bawah menunjukkan biaya-biaya. Cash flow yang besar biasanya digambarkan
oleh garis yang lebih panjang daripada cash flow yang kecil. Disamping
ketentuan khas tentang anak-anak panah, ketentuan lainnya dalam studi-studi
ekonomi rekayasa adalah cash flow dianggap terjadi pada akhir perioda. Kita
akan memperlakukan anak panah yang mengarah ke atas (pendapatan-
pendapatan) sebagai cash flow positif (+) dan anak panah ke bawah (biaya-biaya)
sebagai cash flow negatif (-). Penggunaan ujung anak panah ganda menunjukkan
suatu nilai ekivalen yang didapat, suatu nilai tak diketahui yang akan didapatkan.
Diagram cash flow pada gambar di bawah menjelaskan suatu biaya pada akhir
tahun ke 1 dan ke 2 dan juga pendapatan pada akhir tahun ke 5.
(+)
0 1 2 3 4 5
(-)
Kita lihat diagram cash flow untuk contoh di atas untuk investasi Rp 9.000.000,-
(negatif, uang keluar), biaya-biaya pemeliharaan Rp 300.000,- tiap tahun (negatif,
uang keluar) dan nilai jual kembali Rp 3.500.000 (positif, uang masuk).
Rp 3.500.000,-
0 1 2 3 4
Rp 300.000,- / tahun
Rp 9.000.000,-
Cash flow
(Rp)
Gambar 2.1. Contoh Diagram Cash Flow
Gambar 2.2. Diagram Cash Flow
2.3 Bunga Biasa (Simple Interest)
Bunga dikenal ada dua tipe : bunga biasa dan bunga kompon. Bunga
biasa adalah terminologi yang menunjukkan bunga yang dihasilkan hanya dari
principal yang pada awalnya diinvestasikan atau dipinjam, mengabaikan bunga
yang tumbuh pada perioda-perioda bunga sebelumnya. Bunga biasa berbeda
dengan bunga mejemuk atau disebut juga bunga berganda yang akan didiskusikan
pada bab sub bab berikutnya. Bunga majemuk adalah tipe bunga yang biasanya
digunakan sebagai dasar untuk komputasi-komputasi dalam studistudi ekonomi
rekayasa. Rumus berikut akan digunakan untuk menghitung bunga total I, yang
dihasilkan atau dibayar.
I = P.n.i
Dimana : P = jumlah uang yang dipinjamkan atau dipinjam
n = jumlah perioda bunga
i = tingkat suku bunga per perioda bunga
I = bunga total
Jumlah dari principal plus bunga total F dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut :
F = P + Pni atau
F = P (1 + ni)
Contoh 2.2.
Modal sebesar Rp 10.000,- dipinjamkan untuk jangka waktu 2 tahun dengan
tingkat suku bunga 10 %, dimana bunga hanya diperhitungkan pada modal.
Berapa besar bunga dan jumlah total sesudah akhir tahun kedua ?
Penyelesaian :
F = ?
0 1 2 tahun
P = Rp 10.000,-
Bunga yang diterima pada akhir tahun kedua
I = Rp 10.000 x 0,1 x 2 = Rp 2.000,-
Jumlah total pada akhir tahun kedua
F = P + I = Rp 10.000 + Rp 2.000 = Rp 12.000,-
Perlu dicatat bahwa modal mendapat bunga sebesar Rp 10.000 x 10 % = Rp
1.000,- pada akhir tahun pertama, akan tetapi tidak ada bunga yang
diperhitungkan pada tambahan yang Rp 1.000,- ini.
Contoh 2.3.
Jika uang dipinjam sebesar Rp 50.000,- untuk jangka waktu 4 tahun dengan
bunga 15 % per tahun. Berapa hutang yang harus dibayar setelah 4 tahun ?
Penyelesaian :
P = Rp 50.000,-
0 1 2 3 4 tahun
F = ?
Bunga per tahun = Rp 50.000,- (0,15) = Rp 7.500,-
Bunga selama 4 tahun :
I = Pin
= Rp 50.000,- (4) (0,15) = Rp 30.000,-
Jadi jumlah hutang yang harus dibayarkan setelah 4 tahun adalah :
F = P + I
= Rp 50.000 + Rp 30.000
= Rp 80.000,-
2.4 Bunga Kompon (Compound Interest)
Apabila modal sebesar Rp 10.000,- pada contoh terdahulu dipinjamkan
dengan bunga 10 % pertahun dan pada akhir tahun pertama bunganya sebesar Rp
1.000,- ditambahkan sebagai pinjaman pada modal semula, ,maka pada akhir
tahun kedua, bunga yang harus dibayar menjadi Rp 11.000 x (0,01) = Rp
1.100,-. Proses pembayaran bunga semacam ini dikenal sebagai bunga kompon
(compound interest).
Pembayaran bunga kompon berdasarkan contoh tersebut di atas
diperlihatkan dalam tabel 2.2.
Tabel 2.2. Contoh Pembayaran Bunga Kompon
Tahun Jumlah yang
dipinjam
permulaan tahun
Bunga atas jumlah
pinjaman
Jumlah dipinjam pada
akhir tahun
1 Rp 10.000,- Rp 10.000 x 0,10
= Rp 1.000,-
Rp 10.000 + Rp 1.000
= Rp 11.000,-
2 Rp 11.000,- Rp 11.000 x 0,10
= Rp 1.100,-
Rp 11.000 + Rp 1.100
= Rp 12.100,-
Jumlah yang dibayarkan kembali untuk modal yang dipinjamkan menjadi :
Rp 12.100 - Rp 12.000 = Rp 100,- lebih besar untuk bunga kompon daripada
bunga biasa.
Secara matematis dapat disajikan sebagai berikut :
Jika jumlah semula P dan diinvestasikan dengan suatu tingkat suku bunga i, maka
bunga yang diperoleh pada akhir tahun pertama P.i. Pada akhir tahun pertama
jumlah total menjadi P + Pi atau F
1
= P (1 + i). Selanjutnya :
Bunga untuk tahun kedua I
2
= P (1 + i) i
Jumlah total F, pada akhir tahun kedua = P (1 + i) + P (1 + i) i
= P (1 + i) + P (1 + i)
F
2
= P (1 + i)
2
Jadi F
2
= Rp 10.000 (1 + 0,10)
2
= Rp 10.000 (1,10)
2
= Rp 12.100,-
Bunga untuk tahun ketiga menjadi I
3
= P (1 + i)
2
i
Jumlah total F, pada akhir tahun ketiga = P (1 + i)
2
+ P (1 + i)
2
i
= P (1 + i)
2
+ P (1 + i)
F
3
= P (1 + i)
3
Jika simbol n sekarang menggantikan jumlah perioda waktu (waktu n tidak mutlak
satu tahun) maka bentuk umum persamaan menjadi :
Fn = P (1 + i)
n
Contoh 2.4.
Jika $ 1000 diinvestasikan dengan bunga majemuk 6 % pada 1 Juni 2004,
berapakah yang akan diperoleh pada 1 Juni 2014 ?
Penyelesaian :
P = $ 1000
i = 6 %
n = 10 tahun
F = ?
Diagram Cash Flow :
F = ?
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
tahun
P = $ 1000
Jumlah uang yang akan diperoleh pada 1 Juni 2014 adalah :
F = P (1 + i)
n
= $ 1000 (1 + 0,06)
10
= $ 1791
Latihan Soal
1. Anda menginvestasikan sejumlah modal sebesar Rp 1.975.000,- akan
menerima bunga sebesar Rp 520.000,- dalam waktu 1,5 tahun. Berapa
tingkat suku bunga dan jumlah seluruhnya yang akan diterima dengan catatan
bahwa bunga hanya diperhitungkan pada modal ?
2. Modal sebesar Rp 3.500.000,- diinvestasikan dan akan diterima kembali
sebesar Rp 4.750.000 dalam waktu 8 tahun. Berapa tingkat suku bunga dan
besar bunga yang akan diterima dengan catatan bahwa bunga hanya
diperhitungkan pada modal ?
3. Dalam berapa tahunkah, jika uang diinvestasikan sekarang sebesar Rp
1.750.000,- dan akan menjadi Rp 5.250.000,- dengan tingkat suku bunga 10
% per tahun ?
4. Sebuah sertifikat tabungan berharga Rp 1.500.00,- sekarang dan akan
menjadi Rp 3.749.500,-. Berapa tingkat suku bunga jika bunga hanya
diperhitungkan pada modal ?
MODUL III
NILAI UANG TERHADAP WAKTU
Tujuan Khusus
- Mahasiswa dapat menghitung tingkat bunga nominal
- Mahasiswa dapat menghitung tingkat bunga efektif
Bahan Bacaan
Dadan Kurniawan Harun, Ir., 1994, Prinsip-prinsip Ekonomi Teknik, PT
Rosda Jayaputra, Jakarta.
D. Haryanto, Ir., 1985, Ekonomi Teknik, Universitas Pembangunan Nasional
Veteran, Yogyakarta.
Donal G. Newnan,Engineering Economic Analysis, Trird Edition, Engineering
Press Inc, California.
Marsudi Joyowiyono, Ir, SE, 1993, Ekonomi Teknik, Cetakan ketiga, Jilid 1,
Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
H. Arson Aliludin, DEA, Ir, Drs, 1995, Handout Kuliah Ekonomi Teknik.
UMA, Text Book for Engineering Economy Short Course, HEDS/JICA
Project, Medan.
Prasyarat
Lulus semester I
3.1 Tingkat Bunga Nominal
Merupakan tingkat bunga yang diberikan atas dasar tahunan berganda.
Meskipun demikian perjanjian-perjanjian dapat mengatur secara khusus bahwa
bunga dapat dilipatgandakan beberapa kali per tahun, misalnya ; per bulan, per
kuartal, per setengah tahun, dan seterusnya. Sebagai contoh satu tahun dibagi
dalam empat kuartal dengan bunga 2 % per kuartal, ini adalah sama halnya jika
dikatakan seperti 8 % dilipatgandakan secara kuartal, maka tingkat suku bunga 8
% disebut tingkat bunga nominal.
Nilai mendatang untuk sejumlah uang Rp 10.000 pada akhir satu tahun dengan
tingkat suku bunga 8 % yang dilipatgandakan secara kuartal adalah :
F
3
bulan = P + P.i
= Rp 10.000 + Rp 10.000 (0,02)
= Rp 10.000 + Rp 200 = Rp 10.200,-
F
6
bulan = P + P.i
= Rp 10.200 + Rp 10.200 (0,02)
= Rp 10.200 + Rp 204 = Rp 10.404,-
F
9
bulan = P + P.i
= Rp 10.404 + Rp 10.404 (0,02)
= Rp 10.404 + Rp 208 = Rp 10.612,-
F
12
bulan = P + P.i
= Rp 10.612 + Rp 10.612 (0,02)
= Rp 10.612 + Rp 212 = Rp 10.824,-
Apabila dengan tingkat suku bunga 8 % uang Rp 10.000 ini dilipatgandakan
secara tahunan, maka pada akhir tahun satu tahun :
F
12
bulan = P + P.i
= Rp 10.000 + Rp 10.000 (0,08)
= Rp 10.000 + Rp 800 = Rp 10.800,-
Yang ternyata Rp 24,- lebih kecil daripada dilipatgandakan dengan tingkat suku
bunga nominal 8 % secara kuartal.
Jika uang yang Rp 10.000,- ini dilipatgandakan dengan tingkat bunga nominal 24
% secara bulanan (berarti tingkat suku bunga 2 % per perioda dengan jumlah
perioda 12 kali per tahun), maka akan memberikan :
F
12
bulan = P (1 + i)
n
= Rp 10.000 (1 + 0,02)
12
= Rp 10.000 (1,02)
12
= Rp 10.000 (1,2682) = Rp 12.680,-
Hasil ini dapat diperbandingkan dengan uang sejumlah Rp 10.000 tersebut jika
dilipatgandakan dengan tingkat suku bunga nominal 24 % secara semi tahunan
(berarti 12 % per perioda dengan jumlah perioda dua kali per tahun), yang
memberikan :
F
12
bulan = P (1 + i)
n
= Rp 10.000 (1 + 0,12)
2
= Rp 10.000 (1,12)
2
= Rp 10.000 (1,2544) = Rp 12.540,-
Jadi jelaslah bahwa semakin kerap kali dilipatgandakan di dalam suatu tingkat
bunga tahunan yang dinyatakan secara nominal maka akan semakin bertambah
besarlah nilai mendatangnya.
Contoh 3.1.
Berapa uang yang akan diperoleh selama jangka waktu 2 tahun, jika modal
dipinjamkan sebesar Rp 10.000,- dengan tingkat suku bunga digandakan secara
kurtal berganda sebesar 10 % ?
Penyelesaian :
P = Rp 10.000
i = 10 % dinyatakan secara kuartal berganda sehingga i menjadi 2,5 %
n = 2 tahun dinyatakan secara kuartal berganda menjadi 8 tahun
F = ?
Diagram Cash Flow :
F = ?
0 1 2 3 4 5 6 7 8
P = Rp 10.000
Jadi uang yang akan diperoleh setelah 2 tahun yang dinyatakan secara kuartal
berganda adalah :
F = P (1 + i)
n
= Rp 10.000 (1 + 0,025)
8
= Rp 12.184,-
3.2 Tingkat Bunga Efektif
Keraguan atau kebingungan mengenai bunga sebenarnya yang diterima
dapat dihilangkan dengan adanya kenyataan pembayaran bunga yang disebut
suatu tingkat bunga effektif. Tingkat bunga effektif adalah secara mudah
menggambarkan perbandingan antara bunga yang dibayarkan untuk satu tahun
terhadap jumlah uang pinjaman pokok yang diterima.
Untuk sejumlah pinjaman Rp 10.000,- satu tahun dengan tingkat bunga
nominal 24 % dilipatgandakan secara bulanan, maka :
F - P Rp 12.680 - Rp 10.000
Tingkat bunga effektif = ---------- = --------------------------------
P Rp 10.000,-
Rp 2.680
= ------------------ x 100 % = 26,8 %
Rp 10.000,-
Untuk jumlah pinjaman yang sama yang dilipatgandakan dengan tingkat bunga
nominal 24 % secara semi tahunan, maka :
F - P Rp 12.540 - Rp 10.000
Tingkat bunga effektif = ---------- = --------------------------------
P Rp 10.000,-
Rp 2.540
= ------------------ x 100 % = 25,4 %
Rp 10.000,-
Tingkat bunga effektif ini dapat diperoleh tanpa menunjuk terhadap uang
pinjaman pokok, Berdasarkan atas alasan yang sama yang digunakan sebelumnya
dengan :
i = tingkat bunga effektif
r = tingkat bunga nominal
m = jumlah perioda pembayaran per tahun
Maka tingkat bunga effektif untuk suatu tingkat bunga nominal 24 % yang
dilipatgandakan secara semi tahunan adalah :
i = (1 + r/m)
m
- 1
= ( 1 + 0,24/2)
2
- 1
i = (1 + 0,12)
2
- 1 = 1,2544 - 1
i = 0,2544 atau 25,44 %
Yang berarti bahwa tingkat bunga nominal 24 % yang dilipatgandakan secara per
semi tahunan adalah ekivalen dengan suatu tingkat bunga kompon 25,44 % atas
suatu dasar tahunan.
Contoh 3.2.
Berapa tingkat suku bunga effektif pertahun yang sesuai dengan bunga nominal
27 % yang dimajemukkan secara triwulan ?
Penyelesaian :
i = (1 + r/m)
m
- 1
= ( 1 + 0,27/3)
2
- 1
i = 0,295 atau 29,5 %
Contoh 3.3.
Berapa tingkat suku bunga effektif per tahun yang sesuai dengan bunga nominal
28 % yang dimajemukkan secara kuartal ?
Penyelesaian :
i = (1 + r/m)
m
- 1
= ( 1 + 0,28/4)
4
- 1
i = 0,31 atau 31 %
Latihan Soal
1. Berapa tingkat suku bunga effektif pertahun yang sesuai dengan bunga
nominal 36 % yang dimajumukkan per bulan ?
2. Berapa tingkat suku bunga effektif per tahun jika uang sebesar Rp 525.000,-
dipinjamkan dengan tingkat suku bunga 20 % yang dilipat gandakan secara
bulanan ?
3. Berapa uang tabungan yang diharapkan 6 tahun mendatang jika diinvestasikan
sekarang sejumlah Rp 2.250.000,- dengan tingkat suku bunga 7 % yang
dimajemukkan per triwulan ?
4. Berapa tingkat suku bunga efektif pertahun jika uang sebesar Rp 5.000.000,-
dipinjam dengan tingkat suku bunga 27 % yang dilipatgandakan secara semi
tahunan ?
MODUL IV
RUMUS-RUMUS BUNGA
Tujuan Khusus
- Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dari notasi-notasi yang digunakan dalam
menghitung bunga Ekonomi Rekayasa
- Mahasiswa dapat menjelaskan maksud dari Present Value dan menghitung
dengan menggunakan rumus Present Value
- Mahasiswa dapat menjelaskan maksud dari Future Value dan menghitung
dengan menggunakan rumus Future Value
- Mahasiswa dapat menjelaskan maksud dari Annuitas dan menghitung dengan
menggunakan rumus Annuitas
- Mahasiswa dapat menjelaskan maksud dari Gradient dan menghitung dengan
menggunakan rumus Gradient
Bahan Bacaan
Dadan Kurniawan Harun, Ir., 1994, Prinsip-prinsip Ekonomi Teknik, PT
Rosda Jayaputra, Jakarta.
D. Haryanto, Ir., 1985, Ekonomi Teknik, Universitas Pembangunan Nasional
Veteran, Yogyakarta.
Donal G. Newnan,Engineering Economic Analysis, Trird Edition, Engineering
Press Inc, California.
Marsudi Joyowiyono, Ir, SE, 1993, Ekonomi Teknik, Cetakan ketiga, Jilid 1,
Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
H. Arson Aliludin, DEA, Ir, Drs, 1995, Handout Kuliah Ekonomi Teknik.
UMA, Text Book for Engineering Economy Short Course, HEDS/JICA
Project, Medan.
Prasyarat
Lulus semester I
Rumus-rumus bunga majemuk dalam bab ini secara luas digunakan dalam
memecahkan problem-problem ekonomi teknik, dan berguna sekali untuk
memecahkan problem-problem dalam evaluasi alternatif-alternatif peralatan.
4.1 Notasi-notasi
Notasi-notasi atau simbol-simbol berikut akan digunakan dalam
ekspresi-ekspresi matematis untuk faktor-faktor bunga majemuk yang akan
diuraikan pada beberapa paragraf di bawah.
i = Suku bunga untuk suatu perioda bunga tertentu. Dalam rumus-rumus, suku
bunga akan dinyatakan sebagai desimal (persepuluh). MisaInya, 10 %
bunga akan dicantumkan dalam rumus-rumus sebagai 0,10 dan 5 %
sebagai 0,05.
n = Jumlah perioda bunga. Seringkali perioda bunga adalah satu tahun, tetapi
mungkin tiga bulan, enam bulan, atau suatu perioda yang lain.,
P = Jumlah uang pada waktu yang ditunjukkan sebagai sekarang (Present).
Huruf P menyatakan nilai sekarang atau nilai sekarang ekivalen.
F = Jumlah pada suatu waktu yang akan datang (future) n perioda dari waktu
sekarang. Huruf F menyatakan nilai yang akan dating atau nilai yang akan
datang ekivalen.
A = Pembayaran atau penerimaan pada akhir suatu perioda bunga (atau nilai-
nilai ekivalen akhir tahun) dalam suatu rangkaian n pembayaran atau
penerimaan yang sama
G = Kenaikan atau penurunan yang sama dalam besamya penerimaan-
penerimaan atau pengeluaran-pengeluaran dari perioda ke perioda
(arithmetic gradient)
4.2 Present Value
Present worth compound amount
1
Rumus P = F -----------
(1 + i)
n
Notasi fungsional : P = F(P/F,i,n)
Fungsi rumus : Untuk mendapatkan P bila F,n, dan i diketahui.
Faktor : 1/(1 + i)
n
disebut present worth. compound, amount faktor
(PWCAF) atau single payment present worth faktor (SPPWF)
Contoh 4.1.
Berapa yang harus anda investasikan dengan bunga 6 % pada 1 Januari 2004,
untuk memperoleh $ 1791 pada 1 Januari 2010 ?
Penyelesaian :
F = $ 1791
i = 6%
n = 6 tahun
P = ?
Diagram Cash Flow
F = $ 1791
0 1 2 3 4 5 6 tahun
P = ?
1
P = F ------------
(1 + i)
n
1
P = $ 1791 --------------
(1 + 0,06)
6
P = $ 1263
Contoh 4.2.
Berapa nilai sekarang pada 1 Juni 2005 dari $ 1263 pada 1 Juni 2012, jika tingkat
suku bunga 6 % ?
Penyelesaian :
F = $ 1263
i = 6%
n = 7 tahun
P = ?
Diagram Cash Flow
F=$ 1263
0 1 2 3 4 5 6 7 tahun
P = ?
1
P = F ------------
(1 + i)
n
1
P = $ 1791 --------------
(1 + 0,06)
7
P = $ 840
4.3 Future Value
Single payment compound amount
Rumus: F = P (1 + i)
n
Dari rumus ini kita bisa mencari nilai F bila P, n, dan i" diketahui. Faktor (1 + I)
n
menunjukkan ratio F/P dan dikenal sebagai single payment compound amount
faktor (SPCAF). Faktor ini bila dinyatakan dalam format fungsional akan ditulis
sebagai (F/P,i,n).
F/P berarti dapatkan F bila diketahui P", di mana i adalah suku bunga per
perioda yang dinyatakan dalam persen dan n menunjukkan jumlah perioda yang
terlibat. Menggunakan notasi F = P (F/P,i,n).
Contoh 4. 3.
Berapakah yang akan didapatkan setelah 4 tahun dari investasi sebesar Rp 50.000,-
jika tingkat suku bunga 15 % per tahun ?
Penyelesaian :
P = Rp 50.000
i = 15%
n = 4 tahun F ?
Diagram Cash Flow
F = ?
0 1 2 3 4 tahun
P= Rp 50. 000
Setelah 4 tahun maka uang yang akan didapatkan sebesar :
F = P (1 + i)
n
= Rp 50.000 (1 + 0,15)
4
= Rp 87.450,-
4.4 Annuitas
4.4.1 Uniform series compound amount
(1 +i)
n
- 1
Rumus F = A ---------------
i
Notasi fungsional : F=A (F/A, i, n)
Fungsi rumus : Untuk mendapatkan F bila A,n, dan i diketahui.
Faktor : (1 + i)
n
- 1 / i disebut Uniform series compound amount
faktor (USCAF)
Contoh 4.4.
Berapa dana yang akan terkumpul pada akhir tahun ke 10 jika $ 114,1
ditabungkan pada tiap akhir tahun selama 10 tahun dimulai tahun 2004 dengan
bunga 6 % ?
Penyelesaian :
A = $ 114,1
i = 6%
n = 10 tahun
F = ?
Diagram Cash Flow
F = ?
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
tahun
A = $ 114,1
(1 + i)
n
- 1
F=A ---------------
i
(1 + 0,06)
10
- 1
F = $ 114,1 ------------------------
0,06
F = $ 114,1 ( 13,181)
F = $ 1504
Contoh 4.5.
Berapa yang akan diterima setelah 4 tahun , bila setiap tahun ditabungkan uang
sebesar $ 2000 dengan bunga 4 % per tahun ?
Penyelesaian :
A= $ 2000
i = 4 %
n = 4 tahun
F = ?
Diagram Cash Flow :
F = ?
0 1 2 3 4 tahun
A= $ 2000
(1 + i)
n
- 1
F= A ----------------
i
(1 + 0,04)
4
- 1
F = $ 2000 -------------------
0,04
F = $ 114,1 ( 4,2465) = $ 8493
4.4.2 Uniform Series Sinking Fund
Rumus :
i
A = F -----------------
(1 + i)
n
- 1
Notasi fungsional : A= F(A/F, i, n)
Fungsi rumus : Untuk mendapatkan A bila F, n dan i diketahui.
Faktor : 1/ [(1 + I)
n
- 1] disebut Uniform series sinking fund factor
(USSFF)
Contoh 4.6.
Berapa yang harus ditabungkan dengan bunga 6 % tiap tahun selarna 7 tahun
dimulai 1 Agustus 2004 untuk memperoleh dana sebesar $ 1504 pada saat
pemasukan terakhir 1 Agustus 2011?
Penyelesaian :
A=?
i = 6%
n = 7 tahun
F = $ 1504
Diagram Cash Flow
F = $ 1504
0 1 2 3 4 5 6 7
A = ?
i
A = F -----------------
(1 + i)
n
1
0,06
A = $ 1504 -----------------------
(1 + 0,06)
7
1
A = $ 1504 (0,11914)
A = $ 179,2
Contoh 4.7.
Berapa yang harus diinvestasikan pada tiap akhir tahun selama 30 tahun dalam
penyimpanan dana yang berjumlah sampai $ 200,000.- pada akhir tahun ke 30,
jika suku bunga 4 % ?
Penyelesaian :
A=?
i = 4 %
n = 30 tahun
F = $ 200,000.-
Diagram Cash Flow
F = $ 200,000
0 5 10 15 20 25 30
A = ?
i
A = F -----------------
(1 + i)
n
1
0,04
A = $ 200,000 -----------------------
(1 + 0,04)
30
1
A = $ 200,000 (0,01783)
A = $ 3566
4.4.3 Uniform Series Present Worth
Rumus :
(1 + i)
n
- 1
P = A -----------------
i (1 + i)
n
Notasi fungsional : P = A(P/A, i, n)
Fungsi rumus : Untuk mendapatkan P bila A, n dan i diketahui.
Faktor : [(1 + i)
n
- 1]/ i (1 + i)
n
disebut Uniform series sinking fund
factor (USSFF)
Contoh 4.8.
Berapa yang harus anda tabungkan dengan bunga 6 % pada 1 Agustus 2004 agar
dapat mengambil setiap akhir tahun sebesar $ 179,2 selama 7 tahun, sehingga
dana itu habis tak tersisa ?
Penyelesaian :
A = $ 179,2
i = 6 %
n = 7 tahun
P = ?
Diagram Cash Flow
A = $ 179,2
0 1 2 3 4 5 6 7
P = ?
(1 + i)
n
- 1
P = A -------------------
i (1 + i)
n
(1 + 0,06)
7
- 1
P = $ 179,2 ----------------------
0,06 (1 + 0,06)
7
P = $ 179,2 ( 5,582 )
P = $ 1000,5
Contoh 4.9.
Berapa yang harus ditabung oleh Saudara pada tahun 2004 dengan tingkat suku
bunga 19 % per tahun, bila ingin diambil Rp 1.000.000,- tiap tahun sejak tahun
2005 sampai dengan 2021, sehingga tabungan tersebut persis habis ?
Penyelesaian :
A = Rp 1.000.000,-
i = 19 %
n = 17 tahun
P = ?
Diagram Cash Flow
A = $ 1.000.000,-
0. 16 17 18 19 20 21
P = ?
(1 + i)
n
- 1
P = A -------------------
i (1 + i)
n
(1 + 0,19)
17
- 1
P = Rp 1.000.000,- ----------------------
0,19 (1 + 0,19)
17
P = Rp 1.000.000,- ( 4,9896)
P = Rp 4.989.635,-
4.4.4 Uniform series capital recovery
Rumus :
i (1 + i)
n
A = P -------------------
(1 + i)
n
- 1
Notasi fungsional : A = P(A/P, i, n)
Fungsi rumus : Untuk mendapatkan A bila P, n dan i diketahui.
Faktor : i (1 + i)
n
/ [(1 + i)
n
- 1] disebut Uniform Series Capital
Recovery Factor (USCRF)
Contoh 4.10.
Jika $ 840 diinvestasikan dengan bunga 6 % pada 1 Juni 2004, berapa besar
pengambilan yang sama dapat dilakukan selama 10 tahun sehingga dana tidak
tersisa lagi setelah pengambilan kesepuluh ?
Penyelesaian :
A = ?
i = 6 %
n = 10 tahun
P = $ 840
Diagram Cash Flow
A = ?
0. 5 6 7 8 9 10
P = $ 840
i (1 + i)
n
A = P -------------------
(1 + i)
n
- 1
0,06 (1 + 0,06)
10
A = $ 840 ------------------------
(1 + 0,06)
10
- 1
P = $ 840 ( 0,13587) = $ 114,1
Contoh 4.11.
Untuk membiayai pendidikan anaknya, seorang ayah menabung sebesar Rp
7.000.000,- di sebuah bank. Bank tersebut akan membayar sejumlah uang yang
sama setiap tahun pada putranya tersebut yang dimulai pada akhir tahun pertama
selama 7 tahun. Jika tingkat suku bunga ditentukan 10 % setahun, berapa jumlah
uang yang akan diterima oleh putranya tersebut setiap tahunnya ?
Penyelesaian :
A = ?
i = 10 %
n = 7 tahun
P = Rp 7.500.000,-
Diagram Cash Flow
A = ?
0 1 2 3 4 5 6 7
P = Rp 7.500.000,-
i (1 + i)
n
A = P -------------------
(1 + i)
n
- 1
0,10 (1 + 0,10)
7
A = Rp 7.500.000,- ------------------------
(1 + 0,10)
7
- 1
P = Rp 7.500.000,- ( 0,20541)
P = Rp 1.540.575,-
4.5 Arithmetic Gradient
Rumus :
1 n
A = G --- ----------------
i (1 + i)
n
- 1
Notasi fungsional : A = G(A/G, i, n)
Fungsi rumus : Untuk mendapatkan A bila G, n dan i diketahui.
Faktor : 1/i n/(1 + i)n 1 disebut Arithmetic Gradient Conversation
Factor (to uniform series)
Contoh 4.12.
Jika biaya pemeliharaan dari Buldoser sbesar Rp 4.000,- pada akhir tahun
pertama, Rp 5.000,- pada akhir tahun kedua dan Rp 6.000,-; Rp 7.000,-; Rp
8.000,- berturut-turut pada akhir tahun ketiga, keempat dan kelima. Hitunglah
biaya rangkaian seragam yang ekivalen tiap tahunnya sepanjang perioda 5 tahun.
Tingkat suku bunga ditentukan 5 %.
Penyelesaian :
Kenaikan biaya pemeliharaan G = Rp 1.000,- setahun
A
1
= Rp 4.000,-
i = 5 %
n = 5 tahun
A = ?
Diagram Cash Flow
A = ?
1000 2000 3000
4000 4000 4000 4000 4000 4000
0 1 2 3 4 5
1 n
A = G --- ----------------
i (1 + i)
n
- 1
1 5
A = A
1
+ Rp 1000 ------ ---------------------
0,05 (1 + 0,05)
5
- 1
A = Rp 4000,- + Rp 1.000 (1,9023)
A = Rp 5.902,-
Contoh 4.13
Biaya perawatan sebuah Traktor rata-rata sebesar $ 1600 untuk tahun pertama, $
1930 tahun kedua, $ 2260 tahun ketiga dan akan naik dengan $ 330 pertahun jika
umur bertambah sehingga umur Traktor rata-rata 10 tahun. Jika tingkat suku
bunga ditentukan 8 %, hitunglah biaya rangkaian seragam yang ekivalen tiap
tahunnya.
Penyelesaian :
Kenaikan biaya pemeliharaan G = $ 330 setahun
A
1
= $ 1600
i = 8 %
n = 10 tahun
A = ?
Diagram Cash Flow
A = ?
G = $ 330
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 n
A = G --- ----------------
i (1 + i)
n
- 1
1 10
A = A
1
+ $ 330 ------ ---------------------
0,08 (1 + 0,08)
10
- 1
A = $ 1600 + $ 330 (3,8712)
A = Rp 2877.5
4.6 Penggunaan Tabel Bunga
Dari uraian rumus-rumus Ekonomi Rekayasa pada bagian di atas yang
merupakan bagian dari masing-masing rumus bunga, memang terkesan rumit dan
cukup kompleks. Namun kita tidak usah terlalu memperhatikan kompleksitas
factor-faktor tersebut karena ada tabel-tabel bunga yang membuat aplikasi rumus-
rumus bunga di atas hampir simple. Untuk banyak problem penggunaan tabel-
tabel bunga akan menghemat waktu tabel-tabel ini akan disediakan di belakang
buku ini.
Pada lampiran tabel dapat ditemukan nilai-nilai numerik dari F/P, P/F,
F/A, P/A, A/P dan A/G untuk berbagai nilai i dan n, tabel-tabel nilai faktor-
faktor pada buku ini adalah untuk suku bunga dari 0,5 % sampai dengan 50 %.
Setiap table berisi nilai-nilai hanya untuk satu suku bunga i. Perioda waktu n
akan diperlihatkan pada kolom sebelah kiri dan sebelah kanan dari setiap
halaman.
Untuk menjelaskan penggunaan tabel bunga pada lampiran tabel, anggap
bahwa anda ingin mengetahui sejumlah uang sebesar Rp 1.000.000,- pada empat
tahun mendatang yang diinvestasikan sekarang untuk 20 % per tahun.
Penyelesaian problem ini terdiri dari beberapa langkah sebagai berikut :
1. Dapatkan tabel pada lampiran tabel untuk i = 20 %
2. Karena n yang ditentukan adalah 4 tahun, baca kolom n untuk n = 4
3. Jalan terus secara horizontal pada garis n = 4 ke kolom F/P, mendapatkan F/P
= 2,0736. Jadi nilai faktor (F/P, 20%, 4) didapatkan pada kolom F/P untuk i =
20 % pada tahun keempat sebagai 2,0736. Nilai 2,0736 tentu saja dapat
dihitung menggunakan format matematis untuk SPCAF.
4. Karena P = Rp 1.000.000,- dan F/P = 20736, maka menggunakan persamaan F
= P(F/P, 20%,4), F didapatkan Rp 1.000.000 x 2,0736 = Rp 2.073.600,-,
jumlah yang akan dating yang dihasilkan dari menginvestasikan Rp
1.000.000,- uang pokok ditambah bunga majemuk pada 20 % setelah 4 tahun.
Ringkasan dari rumus-rumus bunga berganda secara fungsional :
Untuk mendapatkan Diberikan Faktor Rumus
F P (F/P,i,n) F = P (F/P,i,n)
P F (P/F,i,n) P = F (P/F,i,n)
F A (F/A,i,n) F = A (F/A,i,n)
A F (A/F,i,n) A = F (A/F,i,n)
P A (P/A,i,n) P = A (P/A,i,n)
A P (A/P,i,n) A = P (A/P,i,n)
A G (A/G,i,n) A = G (A/G,i,n)
Latihan Soal
1. Berapa yang harus diinvestasikan sekarang dengan tingkat suku bunga 5 %,
untuk memperoleh $ 1200 lima tahun berikutnya, $ 1200 sepuluh tahun
berikutnya, $ 1200 lima belas tahun berikutnya dan $ 1200 dua puluh tahun
berikutnya ?
2. Berapa harusnya tabungan prospektif 18 tahun berikutnya untuk
mempertimbangkan pengeluaran sebesar $ 3566 selama 18 tahun, jika tingkat
suku bunga 4 % ?
3. Pada suatu hari seorang bayi laki-laki dilahirkan, ayahnya memutuskan untuk
membuka dana bagi pendidikannya dengan memasukkan jumlah tertentu dana
pada tiap hari ulang tahunnya dari yang pertama sampai yang ke 18, sehingga
anak itu bias memperoleh $ 2000 pada ulang tahunnya yang ke 18, 19, 20 dan
21. Jika dana itu menghasilkan 4 % per tahun, berapakah yang harus
dimasukkan per tahun ?
4. Sebuah peralatan konstruksi berharga $ 6000 baru dan diperkirakan umurnya
6 tahun, tanpa nilai sisa pada akhir umurnya. Pengeluaran untuk pajak,
asuransi perawatan, bahan bakar dan pelumas diperkirakan $ 1500 untuk tahun
pertama, $1700 untuk tahun kedua dan $ 1900 untuk tahun ketiga dan terus
naik dengan $ 200 tiap tahunnya. Berapa ongkos tahunan uniform ekivalen
peralatan ini jika tingkat suku bunga adalah 12 % ?
5. Sebuah Dump Truk dibeli dengan harga Rp 60.000.000,-. Diperkirakan Dump
Truk tersebut dapat dioperasikan selama 4 tahun dengan nilai jual kembali
setelah masa itu sebesar R 15.000.000,-. Berapakah pemilik Dump Truk
tersebut harus menyetorkan uang tiap bulan untuk mencicil hutangnya jika
tingkat suku bunga yang berlaku adalah 1,5 % per bulan ?
6. Berapa yang harus dikeluarkan tiap tahun selama 15 tahun untuk
menghindarkan pengeluaran sebesar $ 1000 pada tahun ke 0, $ 1500 setelah 5
tahun dan $ 2000 setelah 10 tahun, jika tingkat suku bunga adalah 8 % ?
7. Berapa nilai sekarang dari sejumlah uang Rp 5.000.000 yang telah
diinvestasikan untuk jangka waktu 12 tahun, jikalau tingkat bunga berganda
semi tahunan ditentukan 8 % ?
8. Bila ingin diperoleh saldo tabungan sebesar Rp 100.000.000,- pada tahun
2008, berapa yang harus ditabungkan secara sama rata dengan tingkat suku
bunga 47,5 % pertahun sejak tahun 1998 ?
9. Untuk mengembangkan usahanya, seorang wiraswasta merencanakan akan
menabung pada akhir tahun sebesar Rp 2.000.000,- dari sebagian
pendapatannya. Ia merasa bahwa kemampuannya menabung akan bertambah
sebesar Rp 250.000 pertahun, dimana hal ini akan berlangsung selama 10
tahun berikutnya. Bila tingkat suku bunga adalah 33 %, berapa rata-rata
tabungan wiraswasta tersebut setiap tahunnya dan berapa jumlah uang yang
tekumpul pada akhir tahun perencanaan tersebut !
10. Modifikasi sebuah produk untuk menghindarkan kesulitan produksi
memerlukan pengeluaran sebesar $ 14,000. Berapa yang harus ditabung per
tahun selama 4 tahun untuk memenuhi pengeluaran tersebut, bila tingkat suku
bunga ditentukan 10 % ?
MODUL V
METODE-METODE PERBANDINGAN EKONOMI
Tujuan Khusus
- Mahasiswa dapat menjelaskan maksud dari metode Annuitas dan dapat
melakukan pemilihan alternatif dengan menggunakan metode Annuitas
- Mahasiswa dapat menjelaskan maksud dari metode Net Present Value dan
dapat melakukan pemilihan alternatif dengan menggunakan metode Net
Present Value
- Mahasiswa dapat menjelaskan maksud dari metode Benefit Cost Ratio dan
dapat melakukan pemilihan alternatif dengan menggunakan metode Benefit
Cost Ratio
- Mahasiswa dapat menjelaskan maksud dari metode Internal Rate of Return
dan dapat melakukan pemilihan alternatif dengan menggunakan metode
Internal Rate of Return
Bahan Bacaan
Dadan Kurniawan Harun, Ir., 1994, Prinsip-prinsip Ekonomi Teknik, PT
Rosda Jayaputra, Jakarta.
D. Haryanto, Ir., 1985, Ekonomi Teknik, Universitas Pembangunan Nasional
Veteran, Yogyakarta.
Donal G. Newnan,Engineering Economic Analysis, Trird Edition, Engineering
Press Inc, California.
Marsudi Joyowiyono, Ir, SE, 1993, Ekonomi Teknik, Cetakan ketiga, Jilid 1,
Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
H. Arson Aliludin, DEA, Ir, Drs, 1995, Handout Kuliah Ekonomi Teknik.
UMA, Text Book for Engineering Economy Short Course, HEDS/JICA
Project, Medan.
Prasyarat
Lulus semester I
Ada dua tipe keputusan investasi pemilihan yang diambil atas dasar
pertimbangan-pertimbangan ekonomis. Tipe pertama hanya melibatkan
biaya-biaya, tipe kedua melibatkan biaya-biaya dan pendapatan-pendapatan
sekaligus. Untuk memilih peralatan paling ekonomis di antara dua atau lebih
peralatan, pendapatan-pendapatan (cash flow in) dan/atau biaya-biaya (cash flow
out) setiap peralatan harus dibandingkan satu sama lain. Beberapa metode
ekonomi rekayasa yang kita gunakan antara lain : nilai sekarang (present worth,
PW); nilai tahunan (annual worth, AW); nilai yang akan datang (future worth,
FW) dan tingkat pengembalian (rate of return, ROR). Peralatan tersebut kita
bandingkan dengan menggunakan salah satu diantara metoda-metoda tersebut.
Tiga metoda yang pertama adalah metoda-metoda valid berdasarkan bunga yang
menggunakan ekivalensi. Sebelum menggunakan ketiga metoda ini, adalah perlu
untuk mengambil suatu keputusan tentang suku bunga yang akan digunakan.
Pada masing-masing dari ketiga metoda ini sernua biaya dan pendapatan
akan dikonversikan meniadi ekivalen-ekivalen pada suatu suku bunga yang
ditentukan, kita menghitung nilai sekarang bersih (net present worth, NPW) atau
nilai tahunan bersih (Net Annual Worth, NAW) atau nilai yang akan datang bersih
(Net Future Worth, NFW) untuk setiap peralatan dan kemudian bandingkan
nilai-nilai ekivalen ini, Peralatan, yang mempunyai NPW atau NAW atau NFW
terbaik adalah pilihan yang paling ekonomis.
Mana satu di antara metoda-metoda valid yang disebutkan pada paragraf
di atas yang seharusnya dipilih untuk memecahkan suatu problem khas ? Cukup
sulit untuk menjawab pertanyaan ini, karena seseorang (analis atau pengambil
keputusan) mungkin tidak selalu akan mampu memilih mana yang paling cocok
dengan problem pemilihan yang dihadapinya. Yang jelas, masing-masing metoda
mempunyai keuntungan-keuntungan dan keterbatasan-keterbatasan tertentu
sebagai suatu penuntun untuk dipertimbangkan. Karena pola cash flow yang khas,
seringkali satu metoda akan lebih mudah digunakan daripada metoda lainnya.
Jawaban terbaik untuk memilih salah satu metoda yang akan digunakan dalam
suatu analisis pemilihan ekonomis peralatan bergantung pada pilihan-pilihan
pribadi (analisis).
Ada beberapa faktor yang mungkin akan mempengaruhi keputusan untuk
memilih salah satu metoda. Faktor-faktor ini adalah :
1. Analisis nilai sekarang, analisis nilai tahunan dan analisis nilai akan datang
seringkali memerlukan kalkulasi-kalkulasi jauh lebih sedikit dari pada analisis
tingkat laba.
2. Analisis nilai tahunan seringkali melibatkan kalkulasi-kalkulasi yang lebih
sedikit daripada analisis nilai sekarang dan analisis nilai akan datang, jika
umur alternatif-alterntif yang dipertimbangkan berbeda.
Ada satu metoda analisis yang penggunaannya dapat menimbulkan suatu
keputusan yang tidak benar karena mempunyai kekurangan paling serius yakni
tidak memperhitungkan umur peralatan dan juga mengabaikan nilai waktu dari
uang, jika suku bunga, adalah 0 %. Metoda tersebut adalah metoda analisis
perioda payback atau perioda payout. Oleh karena urnur-urnur peralatan dan suku
bunga tidak dilibatkan, dalarn membandingkan dua atau lebih peralatan maka
penggunaannya harus dihindari.
Tentunya tidak sedikit perusahaan yang seret meraup laba kendati keran
modal telah demikian besar dikucurkan. Salah satu sebabnya adalah karena
mereka di masa lalu mengambil keputusan pemilihan tidak menggunakan
metoda-metoda pemilihan atau karena mereka menggunakan metoda-metoda yang
tidak akurat atau menyesatkan. Ini menimbulkan suatu keputusan investasi yang
tidak sehat, yang mengakibatkan suatu laba atas investasi yang tidak cukup atau
menyebabkan mereka melupakan kesempatan-kesempatan investasi yang
menguntungkan. Tanpa suatu pendekatan metodis yang bebas dari prasangka,
hasil-hasil perbandingan dapat menyesatkan. Karena para manajer atau pengambil
keputusan lainnya akan bertanggung jawab untuk menyelidiki dan menemukan
alternatif-alternatif peralatan yang superior secara ekonomis, mereka tentu, harus
memahami satu atau mungkin beberapa metoda pemililian yang akurat.
5.1 Metode Biaya Tahunan Ekivalen (The Equivalent Annual Cost Method)
Metode ini merupakan salah satu dari metode-metode yang ada dalam
perbandingan ekonomi rekayasa. Perbandingan-perbandingan ekonomi rekayasa
dibuat dengan suatu pandangan untuk membantu membuat keputusan seperti
alternatif mana yang akan dipilih untuk diinvestasikan atau apakah investasi akan
jadi dilaksanakan atau ditolak. Keputusan apakah invesatasi dalam proyek akan
diadakan seluruhnya, memerlukan suatu pengetahuan mengenai sifat pentingnya
dari proyek atau tingkat pengembalian yang dapat diperoleh dengan
menginvestasikan modal ditempat lain.
Adalah tidak hanya beralasan bahwa investasi akan mendatangkan tingkat
pengembalian yang sama dengan yang diperoleh dilain tempat, tetapi adalah
diinginkan bahwa sesuatu ekstra akan diperoleh untuk suatu resiko yang diambil
atau suatu keuntungan yang telah musnah. Investasi dapat diadakan dengan
sedikit atau tanpa resiko yang dilekatkan, misalnya dengan tingkat bunga 5% atau
6%. Uang juga dapat digunakan untuk menghasilkan sesuatu dengan tingkat
bunga 10% atau 11% atau lebili dalam kondisi mengandung resiko yang lebih
besar. Dalam membuat perbandingan-perbandingan ekonomi suatu. tingkat bunga
digunakan untuk mewujudkan suatu kewajaran atau suatu tingkat pengembalian
yang cukup menarik bagi investor.
Dalam menggunakan metode perbandingan biaya tahunan, diperhitungkan
baik modal maupun investasi ulangan yang diadakan selama periode penaksiran.
Pengeluaran semacam gaji, biaya pemeliharaan, dan sebagainya, dibebankan
dalam studi atas dasar beban tahunan. Walaupun pengeluaran-pengeluaran
dikumpulkan dalam kenyataan tiap hari sepanjang tahun, namun dipergunakan
suatu persetujuan akhir tahunan (end-of-year convention). Semua pembayaran
ulangan dianggap tetap pada akhir tahun, dan tidak ada kesulitan yang. Timbul
akibat anggapan ini. Dalam hal mengubah kepada biaya tahunan untuk tujuan
perbandingan, semua pembayaran dan penerimaan tanpa melihat perbedaan dalam
jumlah, dirubah menjadi biaya-biaya tahunan seragam ekivalen (equivalent
uniform annual cost).
* Pehitungan secara pendekatan
Untuk aset yang mempunyai nilai semula P sebesar Rp 120 juta dan nilai
jual lagi yang diharapkan S sebesar Rp 40 juta sesudah 4 tahun masa pemilikan,
maka rugi tahunan dalam nilai dengan menggunakan penyusutan garis lurus
adalah sama dengan :
(120 40) juta
Biaya penyusutan tahunan = -------------------- = Rp 20 juta / tahun
4
Jika i adalah tingkat suku bunga untuk modal, maka biaya modal tahun
pertama adalah Pi atau sama halnya dengan (P S) i + Si, sebab bunga
diharapkan atas harga pembelian penuh.
Biaya modal sepanjang tahun pemilikan akhir adalah :
P - S
= -------- i + Si
n
dimana : n = tahun-tahun pemilikan
dan biaya modal rata-rata adalah :
P S
= (P S) i + Si + ---------- i + Si
n
i n + 1
= (P S) --- --------- + Si
2 n
Maka biaya pemilikan, tidak termasuk biaya-biaya usaha adalah jumlah dari biaya
penyusutan untuk memperoleh kembali modal yang diinvestasikan ditambah
biaya bunga untuk membayar penggunaan dari modal.
Jadi biaya tahunan untuk penyusutan linear ditambah bunga rata-rata adalah :
P S i n + 1
---------- + (P S) --- --------- + Si
n 2 n
Pada tabel 5.1 menunjukkan bagaimana penyusutan linear ditambah bunga rata-
rata diterapkan, untuk memperoleh kembali modal yang diinvestasikan dalam
asset (tingkat bunga ditentukan 10 %).
Tabel 5.1. Penyusutan Linear Ditambah Bunga Rata-Rata
Akhir
Tahun
Modal yang
belum kembali
akhir tahun
Bunga atas modal
yang belum
kembali
Biaya penyusutan
linear (P-S)/n
Bunga atas
nilai jual lagi
(Rp 40 jt)
(0,1)
0
1
2
3
4
Rp 80 juta
Rp 60 juta
Rp 40 juta
Rp 20 juta
Rp 0 juta
Rp 8 juta
Rp 6 juta
Rp 4 juta
Rp 2 juta
Rp 20 juta
Rp 20 juta
Rp 20 juta
Rp 20 juta
Rp 4 juta
Rp 4 juta
Rp 4 juta
Rp 4 juta
Jumlah Rp 20 juta Rp 80 juta Rp 16 juta
Dipersamakan pembayaran-pembayaran seragam (dari tabel) :
Rp (80 + 20) juta Rp 16 juta
------------------------ + --------------- = Rp 25 juta + Rp 4 juta = Rp 29 juta
4 4
Penyusutan linear ditambah bunga rata-rata :
Rp (120 + 40) juta 0,1 4 + 1
------------------------- Rp (120 40) ---- ---------- juta + Rp (40) (0,1) juta
4 2 4
= Rp 20 juta + Rp 80 (0,05)(1,25) juta + Rp 4 juta
= Rp 20 juta + Rp 5 juta + Rp 4 juta = Rp 29 juta
Jumlah bunga yang dibayarkan selama usia asset adalah :
= Rp 20 juta + Rp 16 juta
= Rp 36 juta
* Perhitungan secara eksak
Bunga tahunan yang dibayar atas nilai jual lagi adalah tetap sama dengan Si,
karena S dianggap sebagai suatu jumlah tetap dari modal yang tidak diperoleh
kembali sepanjang periode studi. Oleh sebab itu, dapat pula digunakan faktor
pemulihan modal :
Biaya tahunan ekivalen = (P S) (A/P,i,n) + Si
Formula ini adalah dasar dari perhitungan nilai tahunan. Jadi perhitungan di atas
dapat dicari dengan menggunakan rumus ini.
Biaya tahunan = biaya pemulihan modal tahunan + bunga atas nilai jual lagi
= (P S) (A/P,i,n) + Si
= Rp (120 40) (0,31547) juta + Rp (40) (0,1) juta
= Rp 25.238.000 + Rp 4.000.000
= Rp 29.238.000,00
Nilai-nilai dapat dilihat pada tabel 5.2. (Dikalikan 1000)
Tabel 5.2. Biaya Tahunan Berdasarkan Faktor Pemulihan Modal
Akhir
Tahun
Modal tidak
kembali pada
akhir tahun
Bunga atas
modal yang
tidak kembali
Jumlah
modal yang
kembali
Biaya
pemulihan
modal
tahunan
Bunga atas
nilai jual
lagi
Rp(40)(0,1)
juta
0
1
2
3
4
Rp 80.000
Rp 62.762
Rp 43.800
Rp 22.924
Rp 0
Rp 8.000
Rp 6.276
Rp 4.380
Rp 2.294
Rp 17.238
Rp 18.962
Rp 20.858
Rp 22.944
Rp 25.238
Rp 25.238
Rp 25.238
Rp 25.238
Rp 4.000
Rp 4.000
Rp 4.000
Rp 4.000
Jumlah Rp 20.952 Rp 80.002 Rp 100.952 Rp 16.000
Jumlah biaya bunga = Rp 20.952.000 + Rp 16.000.000
= Rp 36.952.000,-
Contoh 5.1.
Dua metode dipertimbangkan untuk mengangkat batu ke dalam mesin pemecah
batu. Diharapkan mesin pemecah batu akan beroperasi selama 6 tahun. Biaya-
biaya untuk kedua metode itu diperkirakan sebagai berikut :
Metode A Metode B
Harga awal $ 4.200 $ 2.800
Nilai sisa setelah 6 tahun $ 600 $ 1.000
Biaya bahan bakar per tahun $ 200 $ 450
Biaya pemeliharaan per tahun $ 130 $ 300
Biaya pajak ekstra $ 60 -
Bandingkan ongkos tahunan kedua alat pengangkut itu dengan menggunakan i =
12 % setelah pajak.
Penyelesaian :
Metode A
Diagram Cash Flow S = $ 600
0 1 2 3 4 5 6 tahun
A = $ 390
A
1
= ?
P = $ 4200
Pemulihan modal = (P S) (A/P,i,n) + Si
= ($ 4200 - $ 600) (A/P,12,6) + $ 600 (0,12)
= ($ 3600) (0,24323) + $ 72
= $ 875.628 + $ 72 = $ 947.628
Biaya tahunan untuk bahan bakar = $ 200.000
Biaya pemeliharaan tahunan = $ 130.000
Biaya pajak ekstra tahunan = $ 60.000
Jumlah biaya tahunan ekivalen = $ 1337.628
Metode B
Diagram Cash Flow S = $ 1000
0 1 2 3 4 5 6 tahun
A = $ 7500
A
2
= ?
P = $ 2800
Pemulihan modal = (P S) (A/P,i,n) + Si
= ($ 2800 - $ 1000) (A/P,12,6) + $ 1000 (0,12)
= ($ 1800) (0,24323) + $ 120
= $ 437.814 + $ 120 = $ 557.814
Biaya tahunan untuk bahan bakar = $ 450.000
Biaya pemeliharaan tahunan = $ 300.000
Jumlah biaya tahunan ekivalen = $ 1307.814
Dari kedua metode yang ditawarkan maka metode B lebih dapat dipertimbangkan
daripada metode A.
Contoh 5. 2.
Biaya awal sebuah traktor adalah Rp 120 jt. Data telah dikumpulkan mengenai
ongkos perawatan yang hampir uniform dari tahun ke tahun. Terdapat
kecenderungan ongkos perawatan berbagai traktor akan naik jika umur
bertambah, meskipun ongkos perawatan berbagai traktor berbeda dari tahun ke
tahun. Analisa menunjukkan bahwa ongkos tahunan perawatan traktor rata-rata
Rp 16 jt untuk tahun pertama, Rp 19,3 jt tahun kedua, Rp 22,6 jt tahun ketiga dan
akan naik dengan Rp 3,3 per tahun jika umur bertambah sehingga umur traktor
rata-rata 7 tahun.
Bandingkanlah ongkos tahunan ekivalen antara kedua traktor, jika perkiraan nilai
sisa untuk traktor pertama adalah Rp 40 jt dan traktor kedua Rp 28 jt dengan biaya
awal Rp 140 jt dan ongkos perawatan ditahun pertama adalah Rp 15 jt dan terus
naik Rp 3,5 jt setiap tahunnya. Diasumsikan ongkos-ongkos lainnya kecuali
ongkos perawatan tidak perlu diperhatikan di dalam membandingkan karena
dianggap sama. Tingkat suku bunga adalah 8 %. Pajak dianggap kecil sehingga
tidak perlu dimasukkan dalam analisa.
Penyelesaian :
Traktor I
Diagram Cash Flow S = Rp 40 jt
0 1 2 3 4 5 6 7 tahun
A = Rp 16 jt
G= Rp 3,3 jt
A
1
= ?
P = Rp 120 jt
Pemulihan modal = (P S) (A/P,i,n) + Si
= (Rp 120 jt - Rp 40 jt) (A/P,8,7) + Rp 40 jt (0,08)
= (Rp 80 jt) (0,19207) + Rp 3,2 jt
= Rp 15,3656 jt + Rp 3,2 jt = Rp 18,5656 jt
Biaya perawatan tahunan dari traktor :
= A + G (A/G,i,n)
= Rp 16 jt + Rp 3,3 jt (A/G,8,7)
= Rp 16 jt + Rp 3,3 jt ( 2,69 ) = Rp 24,8770 jt
Total biaya tahunan ekivalen = Rp 43,4426 jt
Traktor II
Diagram Cash Flow S = Rp 28 jt
0 1 2 3 4 5 6 7 tahun
A = Rp 16 jt
G= Rp 3,5 jt
P = Rp 140 jt A
2
= ?
Pemulihan modal = (P S) (A/P,i,n) + Si
= (Rp 140 jt - Rp 28 jt) (A/P,8,7) + Rp 28 jt (0,08)
= (Rp 112 jt) (0,19207) + Rp 2,24 jt = Rp 23,7518 jt
Biaya perawatan tahunan dari traktor :
= A + G (A/G,i,n)
= Rp 15 jt + Rp 3,5 jt (A/G,8,7)
= Rp 15 jt + Rp 3,5 jt ( 2,69) = Rp 24,4250 jt
Total biaya tahunan ekivalen = Rp 48,1768 jt
Jadi dari kedua traktor yang ditawarkan sebaiknya dipilih traktor yang pertama.
5.2 Metode Nilai Sekarang (Net Present Value)
Metode Nilai sekarang yaitu suatu metode mengenai penilaian proyek-
proyek penanaman modal yang sudah lama diterapkan dan telah dicoba dengan
baik. Dibanding dengan metode biaya tahunan ekivalen, maka metode ini
kadang-kadang lebih mudah diterapkan kepada suatu situasi dimana berbagai
jumlah uang secara luas dibayarkan atau diterima selama suatu periode waktu.
Namun sebaliknya, metode perbandingan biaya tahunan dapat lebih tampil
kedepan lebih progresif dan dapat memberikan suatu pendekatan yang lebih
mudah dimengerti.
Dasar dari metode nilai sekarang adalah bahwa semua penerimaan atau
pembayaran mendatang yang berhubungan dengan suatu proyek investasi diubah
ke nilai sekarang dengan menggunakan suatu tingkat suku bunga, yang seperti
sebelumnya menunjukkan biaya uang yang terlibat atau tingkat pengembalian
yang pantas untuk uang tersebut.
Metode nilai sekarang dibuat untuk memudahkan perhitungan dimana
cashflow-cashflow sangat tidak teratur, akan tetapi biasanya maksud/implikasi
dari metodenya tidak begitu saja mudah dimengerti. Metode ini meliputi
perhitungan dari sejumlah uang yang besar, terutama jika studi-studi berhubungan
dengan suatu periode waktu yang panjang.
Contoh 5.3.
Untuk pelayanan suatu pompa di sebuah utilitas umum, diusulkan untuk
menggunakan pipa 10 inch atau pipa 12 inch. Pipa 10 inch mempunyai harga
awal $ 4500 dan ongkos memompa tahunan diperkirakan $ 900. Pipa 12 inch
mempunyai harga awal $ 6000 dan ongkos memompa tahunan diperkirakan $
550. Waktu pelayanan kira-kira 15 tahun dan tidak ada nilai sisa yang bisa
diharapkan dari kedua jenis pipa itu pada akhir periode. Pajak kekayaan pertahun
diperkirakan 2 % dari harga awal dan pajak pendapatan 3 % dari harga awal.
Bandingkanlah nilai sekarang dari ongkos operasi 15 tahun dengan menggunakan
tingkat suku bunga 9 % ?
Penyelesaian :
Pipa 10 inch
Diagram Cash Flow
P = ?
0 .. 11 12 13 14 15 tahun
A = $ 900
P = $ 4500
Harga awal dari pipa 10 inch = $ 4500
Nilai sekarang biaya memompa tahunan
= $ 900 (P/A,i,n) = $ 900 (P/A,9,15)
= $ 900 (8,0606) = $ 7255
Nilai sekarang pajak kekayaan pertahun
= $ 90 (P/A,9,15)
= $ 90 (8,0606) = $ 725
Nilai sekarang pendapatan pertahun
= $ 135 (P/A,9,15)
= $ 135 (8,0606) = $ 1088
Nilai sekarang total pemayaran 15 tahun = $ 13568
Pipa 12 inch
Diagram Cash Flow
P = ?
0 .. 11 12 13 14 15 tahun
A = $ 550
P = $ 6000
Harga awal dari pipa 12 inch = $ 6000
Nilai sekarang biaya memompa tahunan
= $ 550 (P/A,i,n)
= $ 550 (P/A,9,15)
= $ 550 (8,0606) = $ 4433
Nilai sekarang pajak kekayaan pertahun
= $ 120 (P/A,9,15)
= $ 120 (8,0606) = $ 967
Nilai sekarang pendapatan pertahun
= $ 180 (P/A,9,15)
= $ 180 (8,0606) = $ 1451
Nilai sekarang total pemayaran 15 tahun = $ 12851
Berdasarkan evaluasi tersebut maka penilaian ekonomis menghasilkan pipa 12
inch lebih ekonomis.
Contoh 5.4.
Sebuah konstruksi menginginkan suatu analisis ekonomi rekayasa untuk
menentukan mana diantara 3 buah mesin yang harus dibeli. Setiap mesin mampu
untuk melakukan pekerjaan yang sama dalam waktu 6 tahun. Data relevan berikut
akan digunakan dalam analisis ini.
Merk A : Berharga Rp. 12.500.000,-
Biaya eksploitasi tahunannya Rp 6.000.000,-
Perkiraan umur pakainya 2 tahun dengan nilai jual kembali Rp.
2.500.000,- setiap akhir periode pembayaran.
Merk B : Berharga Rp. 15.000.000,-
Biaya eksploitasi tahunannya Rp. 5.000.000,-
Perkiraan umur pakainya 3 tahun dengan nilai jual kembali Rp.
3.000.000,- setiap akhir periode pembayaran.
Merk C : Berharga Rp. 22.500.000,-
Biaya eksploitasi tahunannya Rp. 4.000.000,-
Perkiraan umur pakainya 6 tahun dengan nilai jual kembali Rp
4.500.000,-
Jika suku bunga yang digunakan 25 % mesin mana yang dipilih atas dasar
perbandingan nilai sekarang.
Penyelesaian :
Merk A
Diagram Cash Flow
P
1
= (P-S) P
2
= (P-S)
P = ? = 10 jt = 10 jt S = 2,5 jt
0 1 2 3 4 5 6 tahun
A = 6 jt
P = 12,5 jt
Harga awal = Rp 12.500.000,-
Nilai sekarang dari tahun ke-2
= Rp 10.000.000 .(P/F,i,n)
= Rp 10.000.000 (P/F,25,2)
= Rp 10.000.000 (0,6400) = Rp 6.400.000,-
Nilai sekarang dari tahun ke-4
= Rp 10.000.000 .(P/F,i,n)
= Rp 10.000.000 (P/F,25,4)
= Rp 10.000.000 (0,40960) = Rp 4.096.000,-
Nilai sekarang dari biaya tahunan
= Rp 6.000.000 .(P/A,i,n)
= Rp 6.000.000 (P/A,25,6)
= Rp 6.000.000 (2,9514) = Rp 17.708.400,-
Jumlah = Rp 40.704.400,-
Dikurangi nilai jual lagi
Nilai sekarang dari nilai jual lagi :
= Rp 2.500.000 .(P/F,i,n)
= Rp 2.500.000 (P/F,25,6)
= Rp 2.500.000 (0,26214) = Rp 655.350,-
Total nilai sekarang = Rp 40.049.050,-
Merk B
Diagram Cash Flow
P = (P-S)
P = ? = 12 jt S = 3 jt
0 1 2 3 4 5 6 tahun
A = 5 jt
P = 15 jt
Harga awal = Rp 15.000.000,-
Nilai sekarang dari tahun ke-3
= Rp 12.000.000 .(P/F,i,n)
= Rp 12.000.000 (P/F,25,3)
= Rp 12.000.000 (0,51200) = Rp 6.144.000,-
Nilai sekarang dari biaya tahunan
= Rp 5.000.000 .(P/A,i,n)
= Rp 5.000.000 (P/A,25,6)
= Rp 5.000.000 (2,9514) = Rp 14.757.000,-
Jumlah = Rp 35.901.000,-
Dikurangi nilai jual lagi
Nilai sekarang dari nilai jual lagi :
= Rp 3.000.000 .(P/F,i,n)
= Rp 3.000.000 (P/F,25,6)
= Rp 3.000.000 (0,26214) = Rp 786.420,-
Total nilai sekarang = Rp 35.114.580,-
Merk C
Diagram Cash Flow
P = ? S = 4 jt
0 1 2 3 4 5 6 tahun
A = 4 jt
P = 22,5 jt
Harga awal = Rp 22.500.000,-
Nilai sekarang dari biaya tahunan
= Rp 4.000.000 .(P/A,i,n)
= Rp 4.000.000 (P/A,25,6)
= Rp 4.000.000 (2,9514) = Rp 11.805.600,-
Jumlah = Rp 34.305.600,-
Dikurangi nilai jual lagi
Nilai sekarang dari nilai jual lagi :
= Rp 4.500.000 .(P/F,i,n)
= Rp 4.500.000 (P/F,25,6)
= Rp 4.500.000 (0,26214) = Rp 1.179.630,-
Total nilai sekarang = Rp 33.125.970,-
Dari ketiga merk mesin yang paling ekonomis adalah mesin merk C walaupun
biaya pembelian dari mesin tersebut paling tinggi disbanding dengan mesin yang
lainnya.
5.3 Metode Benefit Cost Ratio
Benefit Cost Ratio (BCR) adalah perbandingan antara ekivalensi nilai dari
manfaat yang terkandung pada suatu proyek dengan ekivalensi nilai dari biayanya.
Benefit cost ratio ini bisa digunakan sebagai kriteria keputusan dalam pemilihan
alternatif-alternatif proyek-proyek umum, dimana manfaat proyek tersebut
dinikmati oleh masyarakat luas, sedangkan biaya-biaya proyek ditanggung oleh
pemilik proyek, dalam hal ini biasanya adalah pemerintah atau badan-badan
sosial.
Adapun rumus yang digunakan :
Nilai sekarang manfaat (benefit) (PV) B
BCR = ------------------------------------------- = ----------
Nilai sekarang biaya (cost) (PV) C
Atau
R ( C ) op
BCR = ------------------------
Cf
Dimana :
R = nilai sekarang pendapatan
( C ) op = nilai sekarang biaya (diluar biaya pertama)
Cf = biaya pertama
Adapun kriteria BCR akan memberikan petunjuk sebagai berikut :
BCR > 1 --------------- usulan proyek diterima
BCR < 1 --------------- usulan proyek ditolak
BCR = 1 --------------- netral
Bila membandingkan diantara beberapa alternatif, maka yang dipilih adalah yang
BCR nya paling besar.
Contoh 5.5.
Suatu yayasan yang bergerak dalam upaya meningkatkan swadaya masyarakat
ingin mengolah limbah dari pabrik penggergajian kayu menjadi bahan bakar
briket yang secara praktis dapat dipakai di dapur-dapur rumah tangga. Untuk
biaya investasi ini yayasan menerima bantuan dari pemerintah untuk periode 10
tahun dengan jumlah total Rp 60.000.000,-. Dengan adanya proyek akan dicapai
penghematan bahan bakar sebesar Rp 20.000.000,- per tahun. Untuk membantu
kelancaran proyek tersebut perlu dialihkan sebagian dana sebesar Rp 7.000.000,-
per tahun selama 10 tahun yang semua dialokasikan untuk penelitian pemanfaatan
libah menjadi produk lain.
Bila tingkat pengembalian 6 % per tahun untuk dana yang berasal dari bantuan,
apakah rencana investasi tersebut layak disetujui ?
Penyelesaian :
Rp 60 jt A = Rp 20 jt
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A = Rp 7 jt
PWk dari seluruh biaya (pengeluaran)
(C)op = A ( P/A, i, n)
= Rp 7.000.000 ( P/A, 6%, 10)
= Rp 7.000.000 (7,3600) = Rp 51.520.000,-
PWm dari seluruh manfaat (pemasukan)
R = A ( P/A, 6%, 10)
= Rp 20.000.000 (7,3600)
= Rp 147.200.000,-
Cf = Rp 6.000.000,-
R (C) op Rp 147.200.000 - Rp 51.520.000
BCR = ---------------- = --------------------------------------------
Cf Rp 60.000.000
Rp 95.680.000,-
BCR = ------------------------ = 1,6 > 1
Rp 60.000.000,-
Karena BCR lebih besar dari 1 maka usulan investasi dapat diterima.
5.4 Metode Internal Rate of Return
Kajian ekonomi dengan metode rate of return (ROR) adalah didasarkan
pada kenyataan bahwa hasil kotor dari suatu perusahaan, biasanya digunakan
untuk dua tujuan, yakni membayar semua biaya dan membayar suatu tingkat
pengembalian modal. Jadi ROR dapat dikatakan sebagai tingkat bunga yang
menjadikan pembayaran setara dengan penerimaan, berdasarkan satu titik teterntu
(sekarang, tahunan, masa mendatang).
Dapat juga dikatakan bahwa rate of return adalah metode perbandingan
alternatif-alternatif investasi yang paling terkenal. Metode ini juga dikenal
sebagai internal rate of return (IRR) dan return of investment (ROI). Konsep
ROR memberikan suatu gambaran prosentase yang menunjukkan hasil relatif
pada penggunaan modal yang berlainan. Semenjak tingkat-tingkat bunga dikenal
pada penggunaan dunia perdagangan, maka akan hanya terdapat sedikit
kemungkinan mengenai adanya salah interpretasi mengenai angka-angka ROR.
Nilai tahunan dan nilai sekarang merupakan dasar untuk perhitungan
ROR. Secara ekivalen, RR dapat dihitung dengan mempersamakan baik cash
flow AW ataupun cashflow PW kepada nol dan memberikan pemecahan untuk
tingkat bunga (RR) yang memberikan kesamaan. Walupun pendekatan AW dan
pendekatan PW keduanya logis, namun biasanya RR ditentukan dalam istilah-
istilah nilai sekarang.
Adapun penggunaan daripada metode RR ini adalah sebagai berikut : RR
untuk suatu tujuan tungga ditentukan dengan mempersamakan penerimaan-
penerimaan nilai sekarang (PW) atau nilai tahunan (AW) kepada pengeluaran-
pengeluaran nilai sekarang (PW) atau nilai tahunan (AW). Kemudian suatu
tingkat bunga dicari yang membuat discounted cashflow memenuhi persamaan :
Carilah i sedemikian hingga PW (penerimaan) = PW (pengeluaran)
Hubungan yang sama jelas terjadi apabila discount cashflow saling mengurangi
satu sama lain untuk menjadi sama dengan nol :
Carilah i sedemikian hingga PW (penerimaan) PW (pengeluaran) = 0
Untuk masing-masing formulasi, perhitungan dari i biasanya adalah merupakan
suatu prosedur coba-coba (trial and error procedure)
Contoh 5.6.
Pembelian tanah untuk tempat tinggal di dalam kota dinilai sebagai suatu
spekulasi. Harga pembelian tanah itu $ 16000. Diperkirakan setelah dimiliki
selama 8 tahun tanah itu bisa dijual seharga $ 25600. Dari jumlah ini harus
dikurangi 6 % untuk komisi penjualan sebesar $ 1536 dan $ 384 untuk
pembayaran asuransi, memberikan penerimaan sebesar $ 23680 pada tanggal
penjualan, selama 8 tahun tak terdapat penerimaan dari memiliki tanah itu.
Pengeluaran tahunan untuk pajak kekayaan diperkirakan $ 480 diseluruh waktu 8
tahun itu. Berapa Rate of Return prospektif investasi itu ?
Penyelesaian :
Harga beli tanah = $ 16000
Harga jual = $ 25600 setelah 8 tahun dikurangi komisi dan
asuransi
Harga penerimaan bersih = $ 23680
Pengeluaran pajak tahunan = $ 480 selama 8 tahun
Diagram Cash Flow
F = $ 23680
0 4 5 6 7 8 tahun
A = $ 480
P = $ 16000
Pendapatan (cash flow positif) dan pengeluaran (cash flow negatif) dipersamakan
menurut nilai sekarang :
$ 23680 (P/F,i,n) = $ 16000 + $ 480 (P/A,i,n)
$ 23680 (P/F,i,8) = $ 16000 + $ 480 (P/A,i,8)
$ 23680 (P/F,i,8) - $ 16000 + $ 480 (P/A,i,8) = 0
dengan cara coba-coba (trial and error) :
jika i = 0, maka : $ 23680 - $ 16000 + $ 480 (8) = $ 3840
i = 2, maka : $ 23680 (P/F,2,8) - $ 16000 + $ 480 (P/A,2,8)
= $ 23680 (0,8535) - $ 16000 + $ 480 (7,3252)
= $ 694,784
i = 3, maka : $ 23680 (P/F,3,8) - $ 16000 + $ 480 (P/A,3,8) =
= $ 23680 (0,78941) - $ 16000 + $ 480 (7,0195)
= - $ 676,131
Tabel interpolasi :
I PW
2 % $ 694.784
3 % - $ 676.131
Jarak i = 3 % - 2 % = 1 %
Jarak PW = $ 694.784 - (- $ 676.131) = $ 1370.915
Diproporsikan dengan jarak PW terhadap titik dimana PW = 0
$ 694.784 - 0
i = 2% + 1% ------------------- = 2 % + 1 % (0,5) = 2,5 %
$ 1370.915
Jadi tingkat pengembalian bunga prospektif dari investasi ini adalah 2,5 %
Contoh 5.7.
Sebuah proyek mempunyai harga awal $ 120,000 dan perkiraan nilai sisa $ 20,000
pada akhir tahun ke 25. Perkiraan penerimaan tahunan $ 27,900. Pengeluaran
tahunan untuk segala sesuatunya ke arah pajak pendapatan adalah $ 4420.
Dimisalkan bahwa pengeluaran/penerimaan tahunan adalah uniform untuk 25
tahun, hitunglah ROR setelah pajak !
Penyelesaian :
Diagram Cash Flow
A = $ 27,900
F = $ 20,000
0 21 22 23 24 25 tahun
A = $ 4,420
P = $ 120,000
Pendapatan (cash flow positif) dan pengeluaran (cash flow negatif) dipersamakan
menurut nilai sekarang :
$ 20000 (P/F,i,n) + $ 27900 (P/A,i,n) - $ 120000 + $ 4420 (P/A,i,n) = 0
$ 20000 (P/F,i,25) + $ 27900 (P/A,i,25) - $ 120000 + $ 4420 (P/A,i,25) = 0
$ 20000 (P/F,i,25) + $ 23480 (P/A,i,25) - $ 120000 = 0
dengan cara coba-coba (trial and error) :
jika i = 15 %
$ 20000 (P/F,15,25) + $ 23480(P/A,15,25) - $ 120000 = 0
$ 20000 (0,03038) + $ 23480 (6,4641) - $ 120000 = $ 32384.67
i = 20 %
$ 20000 (P/F,20,25) + $ 23480(P/A,20,25) - $ 120000 = 0
$ 20000 (0,01048) + $ 23480 (4,9475) - $ 120000 = - $ 3623.1
Tabel interpolasi :
i PW
15 % $ 32384.67
20 % - $ 3623.10
Jarak i = 20 % - 15 % = 5 %
Jarak PW = $ 32384.67 - (- $ 3623.10) = $ 36.007,77
Diproporsikan dengan jarak PW terhadap titik dimana PW = 0
$ 32384.67 - 0
i = 15 % + 5 % ------------------- = 19,5 %
$ 36007.77
Jadi tingkat pengembalian bunga prospektif dari investasi ini adalah 19,5 %
Latihan Soal
1. Untuk maksud tertentu di sebuah pabrik, sebuah penggilingan harus dibeli.
Mesin bekas yang cukup baik berharga $ 5000, mesin baru lebih modern
berharga $ 12800. Pengeluaran tahunan untuk buruh dan buruh ekstra untuk
mesin bekas diperkirakan $ 9200 dan untuk yang baru $ 8300. Ongkos
perawatan tahunan diperkirakan $ 600 untuk tahun pertama dan naik $ 150
setiap tahun pada mesin baru. Periode pelayanan yang diharapkan adalah 10
tahun. Pada akhir periode ini diperkirakan bahwa mesin bekas tak akan
mempunyai nilai sisa dan mesin baru mempunyai nilai sisa sebesar $ 4000.
Pengeluaran pajak untuk mesin baru $ 360 lebih tinggi pada tahun pertama, $
385 di tahun kedua dan perbedaan pajak ini akan naik tiap tahun sebesar $ 25.
Bandingkan ongkos-ongkos tahunan uniform ekivalen dari kedua mesin ini
dengan menganggap i = 12 % setelah pajak.
2. Mesin V atau W berguna untuk suatu maksud tertentu. Mesin V mempunyai
harga awal $ 6000, umur 12 tahun dengan nilai sisa = 0 dan pengeluaran
tahunan (untuk segala macam kecuali pajak) = $ 5100. Untuk mesin W
angka-angka yang sesuai ialah $ 14000, 18 tahun, nilai sisa $ 3200.
Pengeluaran pajak untuk mesin W diperkirakan $ 750. bandingkan ongkos-
ongkos tahunan untuk i = 11 % setelah pajak.
3. Bandingkan ongkos tahunan dari kedua tipe pembangkit tenaga yang
digunakan pada sebuah pertambangan yang terisolasi. Periode pelayanan
adalah 10 tahun dan i = 15 % setelah pajak.
Pembangkit Uap Pembangkit Diesel
Harga awal $ 20000 $ 28000
Nilai sisa setelah 10 tahun $ 1000 $ 3000
Ongkos operasi dan reparasi tahunan $ 920 $ 6000
Beda pajak tahunan - $ 1300
4. Alternatif-alternatif berikut dipertimbangkan untuk proyek pemerintah.
Bandingkan nilai-nilai sekarang dari ongkos operasi selama 24 tahun, dengan
menggunakan i = 10 %.
Bangunan Y Bangunan Z
Investasi awal $ 9000 $ 20000
Perkiraan umur 12 tahun 24 tahun
Perkiraan nilai sisa - $ 4000
Pengeluaran tahunan $ 2220 $ 1400
5. Sebuah asset utang ditawarkan untuk dijual dimana pembayaran per tahunnya
adalah $ 587. Masih ada 11 pembayaran tahunan lagi, yang pertama dari
pembayaran ini dibayarkan 1 tahun dari sekarang. Berapa yang harus dibayar
oleh seorang investor untuk asset ini agar memperoleh bunga 8 %,
dimajemukkan per tahun, sebelum pajak pendapatan ? Untuk memperoleh 7 %
? dan untuk memperoleh 6 % ?
6. Sebuah program lengkap pembangunan proyek penyediaan air untuk umum
akan dibandingkan dengan program pembangunan bertahap. Program lengkap
membutuhkan investasi awal $ 700,000 sekarang. Program bertahap
membutuhkan $ 400,000 sekarang, $ 300,000 dalam 10 tahun dan $ 300,000
dalam 20 tahun. Perkiraan pengeluaran tahunan untuk program lengkap lebih
banyak $ 10000 selama 10 tahun pertama, sama selama 10 tahun kedua dan
lebih kecil $ 5000 tahun selanjutnya. Bandingkan ongkos yang dikapitalisasi
dari kedua program dengan menggunakan i = 9 %. Untuk maksud analisa
ekonomi ini diasumsikan bahwa investasi adalah permanen dan pelayanan
abadi.
7. Bunga 4,5 % dari obligasi sebesar $ 5000 untuk 15 tahun bisa dibayar setiap
setengah tahun dimulai 6 bulan dari sekarang. Obligasi dijual dengan harga $
4250. Jika seorang pembeli dengan harga ini memegang obligasi itu sampai
jatuh tempo, cari ROR nominal yang dimajemukkan per tahun yang akan ia
terima ?
8. Seorang menawarkan tanah seharga $ 10000, $ 20000 pembayaran pertama
dan $ 2000 dibayar pada tiap akhir tahun selama 4 tahun berikutnya tanpa
bunga. Diketahui jika kita bayar kontan maka tanah itu akan ada biaya
tambahan sebesar $ 200 pada saat pembelian untuk biaya pengesahan tanah,
dll. Berapa tingkat suku bunga sebelum pajak pendapatan yang harus dibayar
jika tanah itu dibeli saat itu ?
9. Untuk sebuah usulan proyek pemerintah, ongkos modal tahunan bagi
pemerintah adalah $ 300,000 dan ongkos operasi dan pemeliharaan tahunan
bagi pemerintah adalah $ 700,000. Konsekuensi yang menguntungkan bagi
masyarakat umum sebesar $ 1,100,000 per tahun sebagiannya merupakan
tandingan dari konsekuensi tertentu yang berlawanan sebesar $ 300,000 bagi
sebagian masyarakat umum. Berapa besar BCR jika semua konsekuensi untuk
setiap masyarakat umum dihitung sebagai penyebutnya ? Berapa rasio itu jika
konsekuensi yang berlawanan untuk masyarakat sebesar $ 300,000 itu diubah
dari manfaat negatif menjadi ongkos ? Jika ongkos operasi dan pemeliharaan
sebesar $ 700,000 bagi pemerintah diubah dari ongkos tahunan menjadi
manfaat negatif ?
DAFTAR PUSTAKA
Arson Aliludin, DEA, Ir, Drs, Handout Kuliah Ekonomi Teknik, Februari
1995.
Dadan Kurniawan Harun, Ir., 1994, Prinsip-prinsip Ekonomi Teknik, PT
Rosda Jayaputra, Jakarta.
D. Haryanto, Ir., 1985, Ekonomi Teknik, Universitas Pembangunan Nasional
Veteran, Yogyakarta.
Donal G. Newnan,Engineering Economic Analysis, Trird Edition, Engineering
Press Inc, California.
FX. Marsudi Joyowiyono, Ir, SE, 1993, Ekonomi Teknik, Cetakan ketiga, Jilid
1, Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
UMA, Text Book for Engineering Economy Short Course, HEDS/JICA
Project, Medan.

Vous aimerez peut-être aussi