Vous êtes sur la page 1sur 3

Laporan Praktikum Mikrobiologi

Nama NIM Kelas Kelompok Hari / Tanggal Waktu Asisten

: Siti Dwi Pratiwi : J3L111080 : KIM B-P2 : 2 (dua) : Rabu / 17 Oktober 2012 : 11.10 14.30 : 1. Genny, A.Md 2. Ebta, A.Md

PJP

: Arif Mulya, S.Pi

Aktivitas Enzimatis Mikroorganisme Hasil dan Pembahasan Tabel 1 Hasil pengamatan aktivitas enzimatis bakteri Nama Uji Hasil Pengamatan E. Coli Bacillus sp. Gambar

Amilolitik

Proteolitik

Oksidase Katalase Amilolitik merupakan aktivitas bakteri dalam merombak pati dengan bantuan enzim amilase. Enzim amilase adalah enzim yang mampu menghidrolisis pati menjadi senyawa lebih sederhana seperti maltosa dan glukosa. Enzim ini banyak digunakan untuk keperluan industri. Enzim ini dapat memecah atau

menghidrolisa pati, glikogen dan turunan polisakarida dengan cara memecah ikatan glikosidik pati. Enzim amilase dibedakan menjadi 3 grup yaitu -amilase yang disebut juga endoamilase, -amilase yang disebut juga eksoamilase dan glukoaminase (Rehm dan Reed 1987). Kebanyakan mikroorganisme Amilolitik tumbuh subur pada bahan pangan yang banyak mengandung pati atau karbohidrat, misalnya pada berbagai jenis tepung. Kebanyakan jenis mikroorganisme amilolitik adalah kapang, tetapi beberapa jenis bakteri juga ada, jenis yang mempunyai spesies bersifat Amilolitik misalnya Clostridium butyricium dan Bacillus subtilis (Fardiaz 1992). Indikator yang digunakan pada uji amilolitik ini adalah yodium. Yodium 1% diteteskan tepat di atas koloni. Tujuan petetesan larutan yodium 1% adalah untuk membuktikan apakah bakteri yang tumbuh pada media adalah bakteri amilolitik. Pati yang tidak terhidrolisis akan membentuk warna biru dengan yodium yang menunjukkan tidak terdapatnya enzim amilase yang dihasilkan oleh bakteri selain bakteri amilolitik. Pati yang terhidrolisis di sekeliling koloni akan terlihat areal bening, sebagai akibat aktivitas enzim amilase. Areal berwarna coklat kemerahan di sekeliling koloni menunjukan hidrolisis sebagian terhadap pati. Pada uji ini yang mengalami hasil reaksi positif adalah bakteri Bacillus sp. Namun cawan uji amilolitik terdapat bakteri kontaminan. Hal itu mungkin disebabkan karena kerja yang kurang aseptik. Aktivitas proteolitik menghasilkan sedikit penggumpalan. Bakteri proteolitik adalah bakteri yang memproduksi enzim protease ekstraseluler, yaitu enzim pemecah protein yang diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan keluar dari sel. Semua bakteri mempunyai enzim protease di dalam sel, tetapi tidak semua mempunyai enzim protease ekstraseluler. Dekomposisi protein oleh mikroorganisme lebih kompleks daripada pemecahan karbohidrat dan produk akhirnya juga lebih bervariasi. Hal ini disebabkan struktur protein yang lebih kompleks. Mikroorganisme melalui suatu sistem enzim yang kompleks, memecah protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhan (Durham 1987). Sama seperti percobaan amilolitik yang mengalami hasil reaksi positif adalah bakteri Bacillus sp. Pada cawan uji protolitik juga terdapat bakteri kontaminan. Enzim oksidase memegang peranan penting dalam transport elektron selama respirasi aerobik. Sitokrom oksidase mengkatalisis oksidasi dan reduksi sitokrom oleh molekul oksigen. Enzim oksidase dihasilkan oleh bakteri aerob, fakultatif anaerob, dan mikroaerofilik. Mikroorganisme ini menggunakan oksigen, sebagai akseptor elektron terakhir selama penguraian karbohidrat untuk menghsilkan energi. Kemampuan bakteri memproduksi sitokrom oksidase dapat diketahui dari reaksi yang ditimbulkan setelah pemberian reagen oksidase pada koloni bakteri. Enzim ini merupakan bagian dari kompleks enzim yang berperan dalam proses fosforilasi oksidatif. Reagen yang digunakan adalah P-Amino 4 methyil. Reagen akan mendonorkan elektron terhadap enzim ini sehingga akan teroksidasi membentuk senyawa yang berwarna merah dan apabila berwarna coklat maka menujukan hasil yang negatif.

Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui apakah bakteri tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob fakultatif, atau anaerob obligat. Bakteri yang memerlukan oksigen manghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) yang sebenarnya beracun bagi bakteri sendiri. Namun mereka dapat tetap hidup dengan adanya antimetabolit tersebut karena mereka menghasilkan enzim katalase yang dapat mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen dengan reaksi sebagai berikut : 2H2O2 2 H2O + O2 (Volk 1993) Kebanyakan bakteri aerobik dan anaerobik fakultatif akan memproduksi hidrogen peroksida yang bersifat toksik terhadap bakteri yang masih hidup. Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, sejumlah bakteri mampu menghasilkan enzim katalase yang memecah H2O2 menjadi air dan oksigen sehingga sifat toksiknya hilang (Pelczar 1986). Matinya bakteri-bakteri anerobik obligat bila ada oksigen disebabkan karena tidak adanya pembentukan enzim katalase sehingga H2O2 meracuni bakteri itu sendiri. Ada tidaknya pembentukan enzim katalase dapat membantu pembedaan kelompok-kelompok bakteri tertentu. Pada uji katalase, kebanyakan bakteri aerob dan anaerob menggunakan oksigen H2O2 yang sesungguhnya bersifat racun bagi sistem-sistem enzim sendiri. Namun, mereka tetap dapat hidup dengan adanya racun tersebut karena akan meghasilkan enzim katalase (Hadieotomo 1993).

Simpulan Pada Percobaan ini dapat disimpulkan bahwa pada setiap uji untuk bakteri Bacillus sp. menunjukan hasil positif. Sedangkan pada bakteri E. Coli menunjukkan hasil negatif. Daftar Pustaka Durham D.R. D.B. Stewart and E.J. Stellwag. 1987. Novel alkaline and heat stable serine proteases from alkalaphilic Bacillus sp.169(6):2762- 2768. Dwidjoseputro. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jakarta: Djambaran. Fardiaz S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Hadioetomo R.S . 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi . Jakarta : Gramedia. Pelczar.1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press. Rehm H. J dan G. Reed. 19987. Biotechnology. Vol 8: enzyme Technology. VCH Verlags gessell schaff, mbH, Weinhaim. Volk S. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Vous aimerez peut-être aussi