Vous êtes sur la page 1sur 8

PSAK 104 tentang transaksi istishna

AKUNTANSI ISTISHNA
Istishna' adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni') dan penjual (pembuat, shani'). Dalam dunia perbankan syariah, transaksi istishna memiliki kemiripan dengan transaksi salam, dalam hal barang yang dibeli belum ada pada saat transaksi, melainkan harus dilunasi terlebih dahulu. Berbeda dengan transaksi salam yang barangnya adalah hasil pertanian, pada transaksi istishna, barang yang diperjualbelikan biasanya adalah barang manufactur. Adapun dalam hal pembayaran, transaksi istishna dapat dilakukan dimuka, melalui cicilan, atau ditangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan datang. Istishna' paralel adalah suatu bentuk akad istishna' antara pemesan (pembeli, mustashni') dengan penjual (pembuat, shani'), kemudian untuk memenuhi kewajibannya kepada mustashni', penjual memerlukan pihak lain sebagai shani'. Hukum Istishna Menurut mazhab hanafi, istishna hukumnya boleh karena hal itu telah dilakukan oleh masyarakat muslim tanpa ada ulama yang mengingkarinya. Pengakuan & Pengukuran Menurut PSAK 104, pada pihak penjual, biaya Istishna terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya pra akad diakui sebagai biaya ditangguhkan dan diperhitungkan sebagai biaya istishna untuk akad yang ditandatangani, tetapi jika akad tidak jadi ditandatangani maka biaya tersebut dibebankan pada periode berjalan. Biaya istishna yang terjadi selama periode laporan keuangan, diakui sabagai aktiva istishna dalam penyelesaian pada saat terjadinya. Biaya stishna paralel terdiri dari biaya perolehan barang pesanan, biaya tidak langsung dan (jika ada) semua biaya akibat sub-kontraktor tidak dapat memenuhi kewajibannya. Biaya istishna paralel diakui sabagai aktiva istishna dalam penyelesaian pada saat diterimanya tagihan dari subkontraktor sebesar Muhammad Nur A311 10 271

PSAK 104 tentang transaksi istishna


jumlah tagihan. Tagihan setiap termin kepada pembeli akhir diakui sebagai piutang istishna dan sebagai termin istishna (istishna billing) pada pos lawannya. Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo dan penjual memberikan potongan, maka potongan tersebut sebagai pengurang pendapatan istishna. Pengakuan Pendapatan dapat diakui dengan 2 metode: 1.

Metode persentase penyelesaian


Sistem pengakuan pendapatan yang dilakukan seiring dengan proses

penyelesaian berdasarkan akad istishna, nilai akad sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan diakui sebagai pendapatan istishna pada periode yang bersangkutan. 2.

Metode akad selesai


Sistem pengakuan pendapatan yang dilakukan ketika proses pekerjaan

telah diselesaikan. Pendapatan diakui berdasarkan persentase akad yang telah diselesaikan, biasanya menggunakan dasar persentase pengeluaran biaya

dibandingkan dengan total biaya, kemudian persentase tersebut dikalikan dengan nilai akad. Ketentuan Pembayaran 1. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang, atau manfaat 2. Pembayaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan 3. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang. Ketentuan Barang (1) Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sbg hutang (2) Harus dapat dijelaskan spesifikasinya (3) Penyerahnnya dilakukan kemudian (4) Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan (5) Pembeli (mustashni) tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya.

Muhammad Nur

A311 10 271

PSAK 104 tentang transaksi istishna


(6) Tidak boleh menukar barang kecuali dengan barang sejenis sesuai

kesepakatan (7) Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sdengan kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk melanjutkan atau membatalkan akad. Syarat istishna 1. Ridha dua belah pihak dan tidak ingkar janji 2. Pihak yang berakad cakap hukum dan mempunyai kekeuasaan untuk melakukan jual beli 3. Pihak yang membuat menyatakan kesanggupan untuk membuat barang itu 4. Mashnu (barang) mempunyai criteria yang jelas seperti jenis,ukuran, mutu, dan jumlahnya 5. Barang tersebut tidak termasuk dalam kategori yang dilarang syara atau menimbulkan maksiat Syarat istishna paralel 1. Akad kedua antara bank dan sub kontraktor terpisah dari akad pertama bank dan pembeli akhir 2. Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah Istishna dapat dibatalkan karena : 1. Kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya 2. Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad Hak pembeli untuk memperoleh jaminan dari produsen/penjual 1. Jumlah yang telah dibayarkan 2. Penyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat waktu Rukun Istishna 1. Produsen 2. Pemesan/ pembeli barang 3. Jasa yang dipesan 4. Harga 5. Ijab qabul

Muhammad Nur

A311 10 271

PSAK 104 tentang transaksi istishna


Pengakuan dan Pengukuran Biaya Biaya istishna terdiri dari : a. Beban umum dan administrasi, beban penjualan, serta biaya riset dan pengembangan tidak termasuk dalam biaya istishna b. Biaya pra akad diakui sebagai biaya ditangguhkan dan diperhitungkan sebagai biaya istishna jika akad yang ditandatangani, jika akad ditandatangani, maka biaya tersebut dibebankan pada periode berjalan c. Biaya istishna yang terjadi selama periode laporan keuangan, diakui sebagai aktiva istishna dalam penyelesaian pada saat terjadinya. Biaya istishna paralel a. Biaya perolehan barang pesanan sebesar biaya tagihan subkontraktor kepada bank b. Biaya istishna paralel diakui sebagai aktiva istishna dalam penyelesaian pada saat diterimanya tagihan dari subkontraktor sebesar jumlah tagihan Mekanisme pembayaran transaksi istishna yang harus disepakati dengan 3(tiga) cara yaitu : 1. Pembayaran dimuka secara keseluruhan 2. Pembayaran secara angsuran selama proses pembuatan 3. Pembayaran setelah penyerahan barang Jurnal transaksi istishna Jurnal penyerahan dana dari pemilik modal ke bank syariah Kas Hutang istishna Aktiva istishna dalam penyelesaian Kas Persediaan istishna Aktiva istishna dlm peny. Hutang istishna Persediaan Keuntungan istishna xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx

Jurnal penyerahan dana dari bank syariah ke kontraktor

Jurnal penyerahan aktiva dari kontraktor ke bank syariah

Jurnal penyerahan aktiva dari bank syariah ke pemilik modal

Muhammad Nur

A311 10 271

PSAK 104 tentang transaksi istishna


Akuntansi Istishna Contoh kasus: untuk membangun sebuah bagunan

Transaksi istishna pertama: antara nasabah dengan bank


Harga bangunan: Rp. 150.000.000 Termin pembayaran: 5 termin sebesar @ 30.000.000

Transaksi istishna kedua: antara bank dengan pemasok (kontraktor)

Harga bangunan: Rp. 130.000.000 Termin pembayaran: 3 termin sebesar: 20%= 26.000.000 dan 30%= 39.000.000 dan 50%= 65.000.000 1. Untuk keperluan survey bank telah mengeluarkan sejumlah dana, hal yang demikian di kemudian hari akan diakui sebagai biaya overhead sebagai penambah jumlah harga perolehan barang istishna

Beban pra akad yang ditangguhkan Kas


2.

Rp. 2 jt

Rp.2 jt

Biaya istishna Rp. 2 jt Beban praakad yang ditangguhka

Saat penandatangan akad sebagai bentuk jadinya akad diteruskan

Rp. 2 jt

3. Saat menerima barang dari pemasok, karena pemasok telah menyelesaikan 20% pembangunan, dan diakui dengan hutang

Asset istisna dalam penyelesaian Utang

Rp. 26 juta Rp. 26 juta

Pembayaran barang kepada pemasok

Utang istishna Kas

Rp. 26 juta Rp. 26 juta

Pengakuan pendapatan istishna

Asset istishna dalam penyelesaian Rp. 4 juta Harga pokok istishna Rp. 26 juta Pendapatan margin istishna Rp. 30 juta
4. Saat menerima barang dari pemasok, karena pemasok telah menyelesaikan 30% pembangunan, dan diakui dengan hutang

Asset istisna dalam penyelesaian Utang istishna

Rp. 39 juta Rp. 39 juta

Muhammad Nur

A311 10 271

PSAK 104 tentang transaksi istishna


Pembayaran barang kepada pemasok

Utang istishna

Kas

Rp. 39 juta

Rp. 39 juta

Pengakuan pendapatan istishna

Asset istishna dalam penyelesaian Harga pokok istishna Pendapatan margin istishna

Rp. 6 juta Rp. 39 juta Rp. 45 juta

5. Saat menerima barang dari pemasok, karena pemasok telah menyelesaikan 50% pembangunan, dan diakui dengan hutang

Asset istisna dalam penyelesaian Utang istishna

Rp. 65 juta

Rp. 65 juta

Pembayaran barang kepada pemasok

Utang istishna

Kas

Rp. 65 juta

Rp. 65 juta

Pengakuan pendapatan istishna

Asset istishna dalam penyelesaian Rp. 10 juta Harga pokok istishna Rp. 65 juta Pendapatan margin istishna Rp. 75 juta
6. penagihan piutang istishna dan menerima pembayaran piutang istishna dari pembeli (nasabah) selama 5 kali termin, maka sebenarnya jurnal ini dibut sebanyak 5 kali sesuai tanggal terminnya, namun disini dilakukan penyingkatan menjadi Satu

Piutang istishna Termin istishna

Rp. 30 juta

Rp. 30 juta

Menerima pembayaran termin istishna dari pembeli (5 kali jurnal sesuai termin)

Kas

Piutang istishna Rp. 30 juta Termin istishna Rp. 30 juta Asset istishna dalam penyelesaian Rp. 30 juta
Istishna Dengan Pembayaran Tangguh Apabila pembeli (nasabah) meminta agar pembayarannya dilakukan secara tangguh (nyicil) selama 3 tahun, maka bank mengenakan kesepakatan dengan Muhammad Nur A311 10 271

Rp. 30 juta

PSAK 104 tentang transaksi istishna


pembayaran selama 3 tahun tersebut sebesar 190.000.000, dan bukan lagi 150.000.000 sebagaimana kasus sebelumnya. Maka jurnalnya adalah sebagai berikut: 1. Saat pengakuan pengeluaran untuk memperoleh istishna

Asset istishna dalam penyelesaian Kas


2. Jurnal saat pengakuan pendapatan

Rp. 130 juta Rp. 130 juta

Asset istisna dalam penyelesaian Harga pokok istishna Pendapatan istishna


3.

Rp. 20 juta Rp. 130 juta

Rp. 150 juta

Jurnal saat penagihan dan penyerahan asset istishna kepada pembeli

Piutang istishna Termin Istishna Piutang istishna

Rp. 150 juta Rp. 150 juta Rp. 40 juta Rp. 40 juta

Pendapatan istishna yang ditangguhkan Termin istishna Asset istishna dalam penyelesaian
4. Pembayaran bulanan 190.00.0 190.01.0 5. 3 tahun = 5.277.778 /bulan

Rp. 150 juta Rp. 150 juta

Pendapatan /bulan = 40.000.000 : 3 tahun = 1.111.111

Jurnal saat pembayaran oleh pembeli

Kas Piutang istishna Pendapatan istishna yang ditangguhkan Pendapatan istisna


6.

Rp. 5.277.778 Rp. 5.277.778 Rp. 1.111.111

Rp. 1.111.111

Pemberian potongan saat pembeli melunasi lebih awal, saat sisa piutang berjumlah Rp. 63.333.333, yaitu dengan potongan sebesar 10.000.000

Muhammad Nur

A311 10 271

PSAK 104 tentang transaksi istishna


cara I :

kas potongan istishna piutang istishna


cara II:

Rp. 53.333.333 Rp. 10 juta Rp. 63.333.333

kas piutang Istishna pendapatan istishna tangguh kas pendapatan istishna

Rp. 63.333.333 Rp. 63.333.333 Rp. 13 juta Rp. 10 juta Rp. 3.333.333

Muhammad Nur

A311 10 271

Vous aimerez peut-être aussi