Vous êtes sur la page 1sur 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Sebelum melakukan suatu penelitian, peneliti harus menetapkan terlebih dahulu halhal apa saja yang akan ditelitinya. Untuk itu, diperlukan berbagai variabel untuk mendukung dan memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Variabel yang akan ditetapkan meliputi variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat) disamping juga variabel kontrol. Hal-hal lain yang dapat mengganggu hubungan antar variabel dikenal juga dengan variabel peganggu juga harus diperhatikan oleh si peneliti. Setelah variabel yang akan diteliti ditetapkan, maka si peneliti harus menetapkan suatu hipotesis atau dugaan sementara. Hipotesis ini nantinya berguna dalam mengarahkan si peneliti kepada hasil penelitian dan juga membimbing dalam pengumpulan data. Hipotesis ditarik dari suatu hasil serta problematika dari penelitian pendahuluan dan hasil pemikiran yang logis dan rasional. Jadi hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian hasil penelitian maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak. Bila diterima atau terbukti maka hipotesis tersebut menjadi tesis. Setelah menetapkan hipotesis maka dilanjutkan dengan melakukan penelitian. Setelah itu akan didapatkan data atau hasil. Data itu adalah himpunan angka yang merupakan nilai dari unit sampel sebagai hasil pengamatan/pengukuran. Data yang diperoleh bisa berupa data deskrit,data kontinu, data kualitatif maupun data kuantitatif. Adapun dalam memperoleh data sesuai yang diharapkan oleh peneliti dapat menggunakan berbagai cara. Bisa melalui pengamatan/observasi , wawancara dengan responden, membagikan angket ,maupun melakukan pemeriksaan atau pengukuran secara 1

langsung sehingga diharapkan dapat memperoleh data yang akurat dari responden. Namun tentunya metode tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu peneliti harus dapat menggunakan metode penelitian yang lebih efektif yang disesuaikan dengan waktu dan biaya yang dimiliki. 1.2.Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan variabel penelitian , jenis jenis variabel penelitian, hubungan antar variabel dan definisi operasional ? 2. Bagaimanakah hipotesis yang baik dan apa sajakah jenis-jenis hipotesis? 3. Apa sajakah jenis-jenis data dalam penelitian? 4. Apa sajakah metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian? 1.3.Tujuan Penulisan Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian dan Biostatistik Dasar. 1.4.Manfaat Penulisan 1. Menambah pengetahuan pembaca khususnya mengenai variabel,hipotesis, data dan metode pengumpulan data 2. Membantu mahasiswa yang akan melakukan penelitian untuk dapat mengidentifikasi variabel, mengajukan hipotesis dan mengumpulkan data sesuai dengan penelitian yang dilakukan

BAB II ISI 2.1. Variabel Penelitian 2.1.1. Pengertian Variabel adalah suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif). Variabel merupakan pengelompokan secara logis dari dua atau lebih atribut dari objek yang diteliti. Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep penelitian tertentu. Misalnya : badan, sosial, ekonomi, mahasiswa, kinerja dan sebagainya adalah konsep. Selanjutnya konsep ini dapat diubah menjadi variabel dengan cara memusatkan pada aspek tertentu. Misalnya: a. Badan(konsep) : berat badan, tinggi badan (variabel) b. Mahasiswa (konsep) : jenis kelamin mahasiswa, umur mahasiswa, prestasi mahasiswa (variabel) 2.1.2. Jenis Variabel Berdasarkan sifatnya variabel dapat dibedakan menjadi: a. Variabel kontinu Yakni variabel yang dapat ditentukan nilainya dengan jarak. Misalnya: berat badan,tinggi badan,pendapatan dan sebagainya. b. Variabel deskrit (kategori) 3

Apabila nilainya tidak dapat dinyatakan dengan nilai pecahan. Variabel ini dibedakan menjadi variabel dikotomi, misal: jenis kelamin, status kelamin dan sebagainya, dan variabel polytomi misal: jumlah anak, pendidikan, pandapatan dan sebagainya. Berdasarkan hubungan fungsuional atau perannya variabel dibedakan menjadi: a. Variabel tergantung, terikat, akibat, terpengaruh atau dependent variable atau variabel yang dipengaruhi. b. Variabel bebas,sebab, mempengaruhi atau independent variable atau variabel resiko. Disebut variabel tergantung atau dependen karen variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel independent. Misal: variabel resiko untuk anemia ibu hamil independent variable: kurangnya olahraga dependent variable : hipertensi c. Variabel pengganggu (confounding) Adalah variabel yang mengganggu hubungan variabel independent dan dependent. Variabel ini ada apabila terdapat faktor ketiga peganggu yang berkaitan dengan faktor resikodan faktor akibat outcome. Dalam penelitian kebidanan terdapat beberapa jenis variabel: a. Variabel independen (variabel bebas) Merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) b. Variabel dependen (variabel terikat) Variabel yang dipengaruhi/akibat variabel bebas c. Variabel moderator

Variabel yang memperkuat/memperlemah hubungan variabel independen dan dependen yang memengaruhi kedua variabel tersebut d. Variabel kontrol Merupakan variabel yang dibuat konstan sehingga tidaka akan mempengaruhi variabel utama e. Variabel intervening Merupakan variabel yang memperkuat/ memperlemah hubungan variabel

independen dan dependen tapi tidak dapat diukur 2.1.3. Hubungan Antar Variabel 1. Hubungan Saling Hubungan

Adalah hubungan antar variabel secara dua arah. Jika satu variabel dilambangkan X dan satu variabel lain dilambangkan Y , konsep hubungan saling hubungan digambarkan sebagai berikut X Y Atau XY dan YX Ket: X berkorelasi terhadap Y Y berkorelasi terhadap X Contoh: pengetahuan rasa ingin tahu 2. Hubungan Simetris Terjadi jika variabel X berhubungan dengan variabel Y tapi terjadinya hubungan sebagai suatu kebetulan saja. Dilihat dari sudut pandang ilmiah , konsep hubungan ini tidak rasional tapi dalam perilaku keseharian manusia yang unik hubungan itu nyata adanya. 5

Contoh: Hubungan antara frekuensi menonton film video dan frekuensi menonton film layar lebar bagi ibu-ibu hamil 3. Hubungan Asimetris Adalah jika satu atau beberapa variabel memengaruhi satu atau beberapa variabel lain tapi tidak sebaliknya. X sebagai variabel pengaruh yang memengaruhi variabel Y sebagai variabel terpengaruh. Hubungan antar variabel ini bersifat satu arah. Contoh: hubungan antara sterilisasi peralatan operasi bedah dan tingkat infeksi pada bekas operasi pasien. 2.1.4. Definisi Operasional Variabel adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi secara cermat terhadap suatu objek / fenomena. Definisi operasional bermanfaat untuk mengarahkan

pengukuran/pengamatan terhadap variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur). Disamping itu juga perlu dijelaskan cara atau metode pengukuran ,hasil ukur dan skala yang digunakan. a) Definisi operasional ialah batasan variabel yang dimaksud, misalnya: Definisi operasional tentang status gizi anak balita adalah hasil penimbangan atau pengukuran berat badan dan tinggi badan anak balita berdasarkan umur. Definisi operasional variabel pendidikan adalah lamanya sekolah yang telah diikuti responden. b) Cara pengukuran adalah metode yang digunakan peneliti untuk memperoleh data untuk variabel yang bersangkutan, misalnya: Untuk variabel atatus gizi cara pengukurannya dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan. 6

Untuk variabel pendidikan cara pengukurannya dengan wawancara.

c) Hasil ukur adalah mengelompokkan hasil pengukuran variabel yang bersangkutan. Misal: Untuk variabel status gizi , hasil ukurnya: gizi buruk, kurang, baik. Untuk variabel pendidikan, hasil ukurnya: rendah, menengah, tinggi.

d) Skala pengukuran Skala nominal , misalnya jenis kelamin: laki-laki dan perempuan; suku bangsa: Jawa, Sunda,Batak, Ambon Skala ordinal , misalnya pendidikan : rendah, menengah,tinggi Skala interval , misalnya lama sekolah: kurang dari 6 tahun,6-9 tahun,10-12 tahun,diatas 12 tahun 2.2. Hipotesis Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis =

pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam

rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Secara garis besar hipotesis mempunyai peranan: a. Memperkecil jangkauan penelitian b. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data

c. Panduan dalam pengujian d. Mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel yang akan diteliti Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu: 1. Untuk menguji teori, 2. Mendorong munculnya teori, 3. Menerangkan fenomena sosial, 4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian, 5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan. 2.2.1. Ciri Hipotesis yang Baik 1. Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan bukan dalam bentuk kalimat tanya 2. Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti 3. Hipotesis harus dapat diuji yang berarti bahwa hipotesis harus terdiri dari variabel yang dapat diukur dan dibandingkan 4. Hipotesis harus sederhana dan terbatas 2.2.2. Jenis-Jenis Rumusan Hipotesis Berdasarkan bentuk rumusannya, hipotesis terbagi atas: a. Hipotesis Kerja Adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul. Hipotesis ini sering juga disebut hipotesis alternatif karena mempunyai implikasi alternatif didalamnya. Biasanya menggunakan rumusan pernyataan: Jika....,maka...... Contoh:

a) Jika sanitasi lingkungan suatu daerah buruk maka penyakit menular disuatu daerah tersebut tinggi b) Ada hubungan antara sanitasi lingkungan dengan penyakit menular b. Hipotesis Nol atau Hipotesis Statistik Dalam hipotesis nol ini selalu ada implikasi tidak ada perbedaan yang rumusannya adalah: Tidak ada perbedaan antara.....dengan..... Contoh: a) Tidak ada perbedaan tentang angka kematian akibat penyakit jantung antara penduduk kota dengan penduduk desa. b) Tidak ada perbedaan antara status gizi anak balita yang tidak mendapat ASI waktu bayi dengan status gizi anak balita yang mendapat ASI waktu bayi c. Hipotesis Hubungan dan Hipotesis Perbedaan Hipotesis hubungan berisi tentang dugaan adanya hubungan dua variabel. Contoh: ada hubungan antara antara tingkat pendidikan dengan pemeriksaan

kehamilan. Hipotesis: makin tinggi tingkat pendidikan ibu,makin sering memeriksakan kehamilannya. Hipotesis perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan atau perbedaan diantara dua variabel. Contoh: praktik pemeberian ASI ibu-ibu di Kelurahan X berbeda dengan praktik pemberian ASI ibu-ibu di Kelurahan Y. Hipotesis: Praktik pemberian ASI ibu-ibu di kelurahan X lebih tinggi dibanding praktik pemebrian ASI ibu-ibu di Kelurahan Y. 2.3. Jenis Data

Data adalah bentuk jamak(plural) dari kata datum. Data adalah himpunan angka yang merupakan nilai dari unit sampel sebagai hasil mengamati atau mengukurnya. Ditinjau dari jenisnya, data dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu: a) Data diskrit yaitu data yang berbentuk bilangan bulat. Misalnya: jumlah penderita penyakit TBC. b) Data kontinu yaitu data yang merupakan rangkaian data, nilainya dapat berbentuk desimal. Misalnya: tinggi badan 162,5 cm. c) Data kualitatif yaitu data yang berbentuk kualitas Misalnya: pernyataan terhadap KB : setuju, kurang setuju, tidak setuju. d) Data kuantitatif yaitu data dalam bentuk bilangan (numerik). Misalnya: jumlah balita yang telah mendapat imunisasi. Ditinjau dari sumber data , dapat dibagi menjadi: a) Data primer adalah data yang dikumpulkan penelitinya sendiri b) Data sekunder adalah data yang diambil dari suatu sumber dan biasanya data itu sudah dikompolasi lebih dulu oleh instansi atau yang punya data. Macam-Macam Data : a) Data Internal Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi, dsb. b) Data Eksternal

10

Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luarorganisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan sua tu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya.

Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya: 1.Data Cross Section Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya. 2.Data Time Series / Berkala Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004 sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan doktor azahari dari bulan ke bulan, dll.

Ada juga yang membagi jenis data menurut sifatnya sebagai berikut: 1. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.

2.

Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau 11

statistika. Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut: 1. Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan cara

membilang. Contoh data diskrit misalnya: Jumlah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan XXX sebanyak 20. Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk bilangan bulat (bukan bilangan pecahan). 2. Data kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh berdasarkan

hasil pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan. Contoh data kontinum misalnya: Budi adalah 150,5 centimeter. Tinggi badan

Berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan, data kuantitatif dapat dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan) yang memiliki sifat berbeda yaitu:

1)

Data nominal atau sering disebut juga data kategori yaitu data yang diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu. Perbedaan kategori obyek hanya menunjukan perbedaan kualitatif.

2)

Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah disusun secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data ordinal memiliki tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Namun demikian, jarak atau rentang antar jenjang yang tidak harus sama. Dibandingkan dengan data nominal, data ordinal memiliki sifat berbeda dalam hal urutan.

3)

Data Interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal. Kelebihan sifat

12

data interval dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki sifat kesamaan jarak (equality interval) atau memiliki rentang yang sama antara data yang telah diurutkan. 4) Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh data nominal, data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data yang berbentuk angka dalam arti yang sesungguhnya karena dilengkapi dengan titik Nol absolut (mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua bentuk operasi matematik

2.4. Metode Pengumpulan Data 2.4.1. Pengamatan Adalah suatu prosedur yang berencana , yang antara lain meliputi melihat,mendengar, dan mencatat sejumlah dan traf aktifitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti yang disertai keaktifan jiwa dan perhatian khusus dan melakukan pencatatan. Ahli lain mengatakan bahwa observasi adalah studi disengaja dan sistematik tentang fenomena sosial dan gejala-gejala fisik dengan jalan mengamati dan mencatat. Observasi dapat dibantu dengan jalan: - Mengklasifikasikan gejala yang relevan - Observasi diarahkan pada gejala relevan - Menggunakan frekuensi pengamatan lebuh sering - Melakukan pencatatan dengan segera - Didukung oleh alat elektronik

Jenis pengamatan: a) Pengamatan terlibat (observasi partisipatif) 13

Pada jenis pengamatan ini pengamat ikut aktif berpartisipasi dalam kontak sosial yang tengah diselidiki. Teknik ini biasa digunakan dalam penelitian eksploratif atau kualitatif. Misalnya: pola makan, gaya hidup Yang harus diperhatikan ialah jangan sampai observee tahu bahwa pengamat yang berada di tengah mereka sedang memperhatikan gerak gerik mereka. Dalam hal intesitasnya,observasi partisipatif digolongkan atas: 1. Observasi partisipatif partiil (sebagian) yang hanya mengambil bagian kegiatan tertentu. 2. Observasi partisipasi penuh , dengan ikut serta pada semua kegiatan sosial yang ada. b) Pengamatan sistematis Ciri utama pengamatan ini yaitu mempunyai kerangka atau struktur yang jelas dimana didalamnya berisikan faktor-faktor yang diperlukan dan sudah

dikelompokkan kedalam kategori-kategori. Hal yang perlu diperhatikan adalah agar peralatan yang digunakan jangan sampai mengganggu hubungan pengamat dengan observee. c) Observasi Eksperimental Dalam observasi ini, observee dimasukkan kedalam suatu kondisi atau situasi tertentu yang diciptakan sedemikian rupa sehingga perilaku yang diamati akan timbul. Dalam observasi ini semua kondisi dan faktornya dapat diatur dan dikendalikan sehingga disebut juga pengamatan terkendali. Pengamatan semacam ini banyak dilakukan didalam laboratorium ilmiah,klinik khusus, ruang penelitian. Kelebihan dan kekurangan teknik pengamatan

14

Kelebihan: - Merupakan cara pengumpulan data yang murah, mudah dan langsung dapat mengamati macam-macam gejala. - Tidak terlalu mengganggu observee. - Mudah memperoleh gejala-gejala psychis yang sukar didapat melalui

angket/interview - Dimungkinkan pencatatan serempak pada observee yang lebih banyak. Kekurangan: - Banyak peristiwa psikis tertentu yang tidak dapat diamati - Sering memerlukan waktu yang lama sehingga membosankan. - Apabila sasaran mengetahui mereka sedang diamati akan berperilaku yang dibuatbuat. - Sering subjektivitas dari observer tidak dapat dihindari. Beberapa alat observasi: - Check list Adalah suatu daftar untuk mencek yang berisi nama subjek dan beberapa gejala serta identitas lainnya dari sasaran pengamatan. Pengamat tinggal memberi tanda cek (V) pada daftar tersebut yang menunjukkan ciri sasaran pengamatan. - Skala Penilaian (rating scale) Merupakan suatu alat pengumpulan data untuk mengelompokkan, menggolongkan dan menilai seseorang atau suatu gejala. Ada beberapa bentuk yaitu: a. bentuk kuantitas yang menggunakan skors atay rangking b. rating scale dalam bentuk deskripsi c. rating scale dalam bentuk grafis 15

- Daftar riwayat kelakuan (anecdotal record) Adalah catatan mengenai observee yang luar biasa sifatnya atau yang khas. - Alat-alat makanik (elektronik) Antara lain : alat perekam,alat fotografis,tape recorder, dan sebagainya. Alat tersebut setiap saat dapat diputar kembali untuk mengadakan analisis secara teliti. 2.4.2. Wawancara Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face). Beberapa jenis wawancara: - Wawancara tidak terpimpin (non directive or unguided interview) Wawancara ini diartikan tidak ada pokok persoalan yang menjadi fikus dalam wawancara terseut. Tidak jarang wawancara ini dapat menjurus ke arah free talk yang sulit disebut wawancara lagi karena situasi tidak dapat dikuasai lagi oleh interviewer. - Wawancara terpimpin (structured interview) Wawancara jenis ini dilakukan berdasarkan pedoman berupa kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya sehingga interviewer tinggal membacakan pertanyaanpertanyaan tersebut kepada interviewee. Interview ini menjadi terlalu formal sehingga hubungan dengan responden kurang fleksibel. - Wawancara bebas terpimpin Merupakan kombinasi dari wawancara terpimpin dan tidak terpimpin. Wawancara ini mempunyai ciri fleksibelitas tapi arahnya yang jelas. 16

- Free talk dan diskusi Apabila dalam wawancara terjadi hubungan yang terbuka antara interviewer dan interviewee maka disini sebenarnya menduduki dwifungsi yakni sebagai information hunter dan informatiom supplier dan dalam keadaan demikian kedua belah pihak dengan hati terbuka bertukar pikiran dan seobjektif mungkin mereka saling memberikan keterangan. Maka dalam situasi demikian berlangsunglah suatu free talk atau berbicara bebas. Disini interviewer sebenarnya bukan hanya bertindak sebagai pencari data tapi juga sebagai sugester, motivator, dan educator sekaligus. Free talk ini sering juga dipakai dalam interaksi klinis antara seorang dokter dengan pasiennya untuk maksud diagnosis dan terapeutis guna mempercepat kesembuhan pasien. Berdasarkan banyaknya interviewee , wawancara terbagi atas: - Wawancara pribadi Interviewer menghadapi seorang interviewee - Wawancara kelompok Interviewer menghadapi beberapa orang sekaligus. Dalam wawancara ini para anggota kelompok dapat saling mengontrol jawaban rekannya. Teknik wawancara: a) Hubungan baik antara pewawancara dengan sasaran (interviewee) b) Keterampilan sosial interviewer c) Pedoman dan cara pencatatan wawancara

Kelebihan dan kekurangan metode wawancara Kelebihannya:

17

1. Metode ini tidak akan menemui kesulitan meskipun respondennya buta huruf. 2. Luwes dan fleksibel. 3. Kecuali untuk menggali informasi sekaligus dipakai untuk mengadakan observasi terhadap perilaku pribadi. 4. Teknik yang efektif untuk menggali gejala psikis. 5. Cocok untuk digunakan dalam pengumpulan data sosial. Kekurangannya: 1. Kurang efisien karena memboroskan waktu, tenaga, biaya. 2. Diperlukan adanya keahlian interviewer. 3. Memberi kemungkinan interviewer dengan sengaja memutarbalikkan jawaban. 4. Apabila interviewer dan interviewee mempunyai perbedaan mencolok , sulit mengadakan rapport sehingga data kurang akurat. 5. Jalannya interview sangat dipengaruhi situasi dan kondisi sekitar. 2.4.3. Angket Adalah cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya menyangkut kepentingan umum (orang banyak). Dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-formulir , diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan tanggapan informasi,jawaban, dan sebagainya. Teknik ini lebih cocok dipakai untuk memperoleh data yang cukup luas dari kelompok dan bertebaran tempatnya. Tipe Angket: a. Menurut sifatnya 1) Angket umum , yang berusaha sejauh mungkin untuk memperoleh selengkaplengkapnya tentang kehidupan seseorang

18

2) Angket khusus, hanaya berusaha untuk mendapatkan data-data mengenai sifat khusus dari pribadi seseorang b. Menurut cara penyampaiannya 1) Angket langsung, apabila disampaikan langsung kepada orang yang dimintai informasinya tentang dirinya sendiri. 2) Angket tak langsung,apabila pribadi yang disuruh mengisi angket adalah bukan responden langsung. c. Menurut bentuk strukturnya 1) Angket berstruktur. Angket ini disusun sedemikian rupa , tegas, definitif, terbatas dan konkret sehingga responden dapat dengan mengisi atau menjawabnya. 2) Angket tak berstruktur. Angket ini dipakai bila peneliti menghendaki suatu uraian dari informan atau responden tentang suatu masalah dengan suatu penulisan yang panjang lebar. Berdasarkan bentuk pertanyaannya atau menurut jenis penyusunan item: 1) Angket berbentuk isian. 2) Angket berbentuk pilihan. Kelebihan dan kekurangan angket: Kelebihan: Dalam waktu singkat dperoleh data yang banyak. Menghemat tenaga dan biaya. Responden bisa memilih waktu senggang mengisinya. Secara psikologis responden tidak merasa terpaksa.

Kekurangan: Jawaban lebih bersifat subjektif.

19

Tidak dapat dilakukan untuk masayarakat yang buta huruf. Sulit memutuskan pertanyaan secara cepat dengan menggunakan bahasa sederhana.

2.4.4. Pengukuran Pengukuran berarti penggunaan angka-angka atau kategori pada peristiwa empiris sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Langkah-langkah dalam Proses Pengukuran : 1. Memilih peristiwa empiris yang dapat diamati. 2. Menggunakan angka-angka / kategori untuk mewakili aspek dari peristiwa empiris yang akan diukur. 3. Peristiwa empiris Tinggi Badan Tekanan darah Haemoglobin darah (Hb) Peristiwa empiris Tinggi badan Tekanan darah Haemoglobin darah Pengetahuan Sikap Alat ukur (satuan/kategori) meter (m) Tensi meter (mmHg) Hb meter (mg%) Kuesioner ( kategori ) Pengetahuan Sikap Dan lain-lain Hasil ukur (simbol) 160 m 120/80 mmHg 12.5 mg% Pengetahuan

- cukup : bila .. - kurang : bila .. Sikap - Setuju : bila .. - T.setuju : bila ..

BAB III PENUTUP

20

3.1. Kesimpulan Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep penelitian tertentu. Secara umum jenis-jenisya ialah variabel dependen,variabel independen,variabel kontrol,variabel moderator dan variabel interviening. Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Untuk menjadikan hipotesis itu baik, maka harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Disamping itu, data terdiri atas beberapa jenis yakni data diskrit,data kontinu,data kualitatif dan data kuantitatif. Sedangkan menurut sumbernya terdiri atas data primer dan data sekunder. Dalam mengumpulkan data ada beberapa metode yaitu dengan

pengamatan/observasi,wawancara,angket dan pengukuran /pemeriksaan.

3.2. Saran Diharapkan calon peneliti dapat memahami dan menentukan cara memilih variabel dan merumuskan hipotesis yang baik. Disamping itu, calon peneliti dapat memilih data dan menggunakan metode pengumpulan data yang sesuai dengan waktu dan biaya dari calon peneliti.

21

Vous aimerez peut-être aussi