Vous êtes sur la page 1sur 57

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN.M KELUARGA TN.

I DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN ASMA


Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh : Reza Fahmi M Ria Aprilia Ika Mustikawati Rahmat Shafari Kuswandi

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN KELAS B STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS 201

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001). Asma dapat terjadi pada sembarang golongan usia, sekitar setengah kasus terjadi pada anak-anak dan sepertiga lainnya terjadi sebelum usia 40 tahun (Smeltzer, 2002). Asma merupakan salah satu penyakit kronik yang penting di dunia, dengan sekitar 300 juta penduduk dunia adalah penyandang asma.Penyakit asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Selama 15 tahun terakhir kasus asma di Negara maju dan Negara berkembang meningkat pesat. Asma menjadi lima besar penyebab kematian di dunia karena prevalensnya mencapai 17,4%. Data dari WHO pada tahun 2005 menunjukkan ada 2.550.000 penderita meninggal karena asma dan saat ini penderita asma di dunia sebanyak 300.000.000 . Beban penyakit asma di Asia Tenggara sangat berat yaitu 1 dari 4 orang penderita asma dewasa tidak bekerja pada tahun yang lalu, dan 1 dari 3 anak yang menderita asma absen sekolah pada tahun lalu karena kekambuhan asma. Sementara orang dewasa risiko kehilangan hari kerja selama lebih dari 6 hari karena asma mencapai 19,2%. Di Indonesia, asma masuk dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian, dengan jumlah penderita pada tahun 2002 sebanyak 12.500.000. Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2005 mencatat 225.000 orang meninggal karena asma. Prevalensi asma di Indonesia untuk daerah pedesaan 4,3% dan perkotaan 6,5%. Di Yogyakarta sendiri angkanya sekitar 16,4%. Jumlah penderita Asma di Dukuh VI Sonosewu Ngestiharjo Kasihan Bantul Yogyakarta mencapai 12 %. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus, karena penanganan kasus asma belum maksimal. Oleh karena itu, penulis lewat praktek keperawatan keluarga ini mencoba untuk memberikan asuhan keperawatan kepada penderita asma semaksimal mungkin.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga Tn.I dengan gangguan sistem pernafasan: asma Tujuan Khusus Mahasiswa menengetahui dan mampu: a. melakukan pengkajian pada keluarga Tn.I dengan salah satu anggota keluarga menderita asma b. melakukan analisa data pada keluarga Tn.I dengan salah satu anggota keluarga menderita asma c. Merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga Tn.I dengan salah satu anggota keluarga menderita Asma d. Menyusun perencanaan keperawatan pada keluarga Tn.I dengan saah satu anggota keluarga menderita asma e. Melakukan tindakan/implementasi keperawatan pada keluarga Tn.I dengan saah satu anggota keluarga menderita asma f. Melakuan evaluasipada keluarga Tn.I dengan saah satu anggota keluarga menderita asma

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Friedman (1998) dalam Suprajitno (2004) mendefinisikan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Pakar konseling keluarga dari Yogyakarta, Sayekti (1994) menulis bahwa keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. Menurut UU No. 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suamiisteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Ketiga pengertian tersebut mempunyai bahwa dalam keluarga terdapat ikatan perkawinan dan hubungan darah yang tinggal bersama dalam satu atap (serumah) dengan peran masing-masing serta keterkaitan emosional. Menurut Burges (1963)dalam Santun Setiawati dan Agus Citra

Dermawan (2007), memberikan pandangan tentang definisi keluarga yang berorientasi kepada tradisi, yaitu : a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi. b. Anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga atau jika mereka hidup secara terpisah mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka. c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran sosial keluarga seperti halnya peran sebagai suami istri, peran sebagai ayah dan ibu, peran sebagai anak laki-laki dan anak perempuan.

d. Keluarga bersama-sama menggunakan kultur yang sama yaitu : kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri. Menurut Bailon dan Aracelis Maglaya (1989)keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi sama lain di dalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. 2. Tipe Keluarga Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus, menyebutkan tipe keluarga terdiri dari : a. Tipe Keluarga Tradisional 1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan anak ( kandung atau angkat). 2) Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya : kakek, nenek, keponakan, paman, bibi. 3) Keluarga Dyad, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak. 4) Single Parent, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari stu orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian. 5) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seseorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah). 6) The Childress Family, yaitu keluarga tanpa anak kerena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan mengejar karir atau pendidikan.

b. Tipe Keluarga non Tradisional 1) The unmarriedteenege mather Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah. 2) The stepparent family Keluarga dengan orang tua tiri. 3) Commune family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersamabdalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama. 4) The non marital heterosexual cohibitang family Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan. 5) Gay and lesbian family Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami-istri (marital partners) 6) Cohibitng couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu 7) Group marriage family Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagai sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya. 8) Group network family Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barangbarang rumah tangga bersama, pelayanan, dan tanggung jawab membesarkan anaknya. 9) Foster family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut

perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya. 10) Homeless family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental. 11) Gang Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetap berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya. 3. Struktur Keluarga Menurut Johan R dan Leny R (2010) dalam bukunya Keperawatan Keluarga menyatakan struktur keluarga yang ada di Indonesia, yaitu : 1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah. 2. Matrilineal : keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. 3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu. 4. Patrilokal : seseorang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. 5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri. Dalam buku Asuhan Keperawatan Keluarga Suprajitno (2004) menyatakan tentang struktur keluarga, gambaran keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya, dan empat elemen struktur keluarga, yaitu : 1. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya dilingkungan masyarakat atau peran formal dan informal.

2. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan. 3. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti. 4. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah prilaku keluarga yang mendukung kesehatan. 4. Fungsi Keluarga Santun Setiawati dan Agus Citra Dermawan (2008) dalam bukunya Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga menyatakan Fungsi keluarga menurut Friedman (1986) adalah : a. Fungsi Afektif Fungsi Afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling menghargai antar anggota keluarga. b. Fungsi Sosialisasi Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. c. Fungsi Reproduksi Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. d. Fungsi Ekonomi Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk menambah kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan. e. Fungsi Perawatan Kesehatan Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang sssmengalami masalah keluarga.

5.

Tahap Perkembangan dan Tugas Keluarga Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga menyebutkan tahapan-tahapan perkembangan keluarga, tahap-tahap perkembangan kehidupan keluarga yang paling banyak digunakan adalah delapan model perkembangan siklus kehidupan keluarga, yaitu: : a. Tahap I : Keluarga pemula (Beginning family) Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang kehubungan baru yang intim. Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu : a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan. b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. c. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua). b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak Dimulai dari kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.Biasanya orang tua tergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekawatiran akan hilang dalam beberapa hari karena ibu dan bayi mulai saling mengenal. Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu : a. Membentuk unit muda sebagai yang mantap (mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga). b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dengan kebutuhan anggota keluarga. c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan. d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambah peran-peran orang tua dan kakek serta nenek c. Tahap III : Keluarga dengan anak prasekolah Siklus kehidupan dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga mungkin terdiri dari tiga

atau lima orang, keluarga menjadi lebih majemuk. Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu : a. Memenuhi kebutuhan anggota seperti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan. b. Mensosialisasikan anak. c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain. d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan anak). d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah Dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu : a. Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat. b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan. c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga. e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan dimulai.Tahap ini berlangsung selama 6-7 tahun, anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19-20 tahun. Tugas-tugas

perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu : a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri. b. Menfokuskan kembali hubungan perkawinan. c. Berkomunikasi trbuka antara orang tua dan anak-anak.

f.

Tahap VI : Keluarga melepas anak dewasa muda Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong ketika akhirnya anak terakhir meninggalkan rumah. Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu : a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak. b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan. c. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami istri.

g.

Tahap VII : Orang tua usia pertengahan Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun. Orang tua memasuki usia 45-55. Tugas-tugas perkembangan siklus kehidupan keluarga, yaitu : a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan. b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak-anak. c. Memperkokoh hubungan perkawinan.

h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia Tahap terakhir dari siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus brlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain yang meninggal. Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu : a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan. b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun. c. Mempertahankan hubungan perkawinan. d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan. e. Mempertahankan ikatan antar generasi. f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sebagai anggota keluarga, pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, berlandaskan pada etika dan etiket keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan. (sudiharto, 2007 : 34) Fokus Pengkajian Kebutuhan Dasar Manusia menurut Virginia Henderson 1) Bernafas Dengan Normal

Perawat harus waspada terhadap tanda-tanda obstruksi jalan nafas dan siap memberikan bantuan dalam keadaan apapun 2) Kebutuhan Akan Nutrisi

Perawat harus mampu memberikan penjelasan mengenai tinggi dan berat badan yang normal, kebutuhan nuitrisi yang diperlukan, pemilihan dan penyediaan makanan. Perawat harus mengetahui kebiasaan, kepercayaan pasien tentang nutrisi. 3) Kebutuhan Eliminasi

Perawatan dasar meliputi semua pengeluaran tubuh. Perawat harus mengetahui semua saluran dan keadaan normalnya, jarak waktu pengeluaran dan frekuensi pengeluaran, yang meliputi keringat, udara yang keluar saat bernafas, menstruasi, muntah, buang air besar dan buang air kecil. 4) Gerak dan Keseimbangan Tubuh

Perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip keseimbangan tubuh, miring, dan bersandar. Perawat harus bisa memberikan rasa nyaman dalam semua posisi, dan tidak membiarkan berbaring terlalu lama pada satu posisi dan melindunginya selama sakit dengan berhati-hati saat memindahkan dan mengangkat.

5)

Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Istirahat dan tidur sebagian tergantung pada relaksasi oto, untuk itu perawat harus mengetahui tentang pergerakan badan yang baik. Disamping itu juga dipengaruhi oleh emosi (stress), dimana stress bias merupakan keadaan patologis apabila ketegangan dapat diatasi atau tidak terkontrol dengan istirahat atau tidur dengan secukupnya. 6) Kebutuhan Berpakaian

Perawatan dasar meliputi membantu pasien memilihkan pakaian yang tepat dari pakaian yang tersedia dan membantu untuk memakainya. 7) Mempertahankan Temperature Tubuh atau Sirkulasi

Perawat harus mengetahui fisiologi panas dan bias mendorong kea rah terciptanya keadaan panas maupun dingin dengan mengubah temperatur, kelembaban atau pergerakan udara, atau dengan memotivasi pasien untuk meningkatkan atau mengurangi aktifitasnya. Menu makanan dan pakaian yang dikenakan juga mempengaruhi keadaan ini. 8) Kebutuhan Akan Personal Hygiene

Konsep-konsep mengenai kebersihan berbeda tiap pasien tetapi tidak perlu menurunkan hanya karena sakit. Perawat harus bisa menjaga pasiennya tetap bersih terlepas dari besarnya badan pasien, kedudukan, keadaan fisik dan jiwanya. 9) Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman

Dalam keadaan sehat setiap orang bebas mengontrol keadaan sekelilingnya atau mengubah keadaan itu bila berangaapan sudah tidak cocok lagi. Jika sakit sikap tersebut tidak dapat dilakukannya. Ketidaktahuan dapat menimbulkan kekhawatiran yang tidak perlu baik dalam keadaan sehat maupun sakit.

Perawatan dasarnya meliputi melindungi pasien dari trauma dan bahaya yang timbul mikroorganisme pathogen. 10) Berkomunikasi dengan Orang Lain dan Mengekspresikan emosi,

keinginan, rasa takut, dan pendapat Keinginan, rasa takut, dan pendapat dalam keadaan sehat tiap gerakan emosi nampak pada ekspresi fisik. Bertambah cepatnya denyut jantung atau pernafasan atau muka yang mendadak merah diinterpretasikan sebagai pernyataan jiwa atau emosi. Tugas perawat disini adalah sebagai penerjemah dalam hubungan pasien dengan tim kesehatan lain dalam memajukan kesehatanya, membuat pasien mengerti dirinya sendiri, mgerti perlunya perubahan sikap yang memperburuk kesehatannya dan menerima keadaan yang tidak dapat diubah. Penciptaan lingkungan yang terapeutik sangat membantu dalam hal ini. 11) Kebutuhan Spiritual Dalam memberikan perawatan dalam situasi apapun kebutuhan spiritual pasien harus dihormati dan perawat harus membantu dalam pemenuhan kebutuhan itu. Perawat dan tim kesehatan lainnya harus menyadari bahwa keyakinan, kepercayaan dan agama sangat berpengaruh terhadap upaya penyembuhan. 12) Kebutuhan Bekerja Sakit dapat menjadi lebih ringan apabila seseorang dapat terus bekerja. Rasa keberatan terhadap terapi bed rest didasarkan pada meningkatnya perasaan tidak berguna karena tidak aktif. Rehabilitasi pada pasien berarti menempatkan kembali pada pekerjaannya yang produktif. Makin singkat waktu tidak bekerja makin mudah dilaksanakan.

13) Kebutuhan Bermain dan Rekreasi Rasa sakit menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan menikmati variasi dan udara segar serta rekreasi. Untuk itu perlu dipilihkan beberapa aktifitas yang sangat dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, kecerdasan, pengalaman dan selera pasien, kondisi, serta keadaan penyakitnya. 14) Kebutuhan Belajar Tugas perawat disini adalah membantu pasien belajar dalam mendorong usaha penyembuhan dan meningkatkan kesehatan, serta memperkuat dan mengikuti rencana terapi yang diberikan. Fungsi perawat sebagai pendidik nampak dalam pemberian bimbingan dengan memberikan contoh-contoh dan menjawab pertanyaan yang diajukan. Bimbingan belajar dapat dilakukan setiap saat ketika perawat memberikan asuhan(Meidiana, 1998). 1. Pengkajian Perawat harus ingat, akibat adanya perubanhan fungsi yang sangat mendasar pada proses menua yang meliputi seluruh organ tubuh, dalam melakukan pengkajian perawat meerlukan pertimbangan khusus. pAdapun tahap-tahap pengkajian : a. Identitas Nama kk, alamat, komposisi keluarga (nama, seks, hubungan keluarga, tempat dan tanggal lahir, pendidikan, pekerjaan), tipe keluarga, suku/budaya yang dianut keluarga, agama, status sosial, aktifitas keluarga. b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Tahap perkembangan keluarga saat ini, tugas perkembangan yang sudah pernah dilakukan, riwayat keluarga inti, riwayat keluarga suami istri. c. Lingkungan Karakteristik rumah, karakteristik lingkungan, mobilitas keluarga, hubungan keluarga dengan lingkungan, sistem sosial yang mendukung. d. Struktur keluarga Pola komunikasi, pengambilan keputusan, peran anggota keluarga, nilai-nilai yang berlaku di keluarga. e. Fungsi keluarga f. Penyebab masalah keluarga dan koping yang dilakukan keluarga (suprajitno, 2004 : 72) 2. Analisa data Definisi analisis data : a. Analisa data merupakan kegiatan pemilihan data dalam rangka proses klarifikasi dan validasi informasi untuk mendukung penegakan diagnosa keperawatan keluarga yang akurat. b. Review data yang dapat menghubungkan antara penyebab masalah yang ditegakkan. c. Menghubungkan data dari pengkajian yang berpengaruh kepada munculnya suatu masalah. (santun & agus, 2008:) 3. Diagnosa keperawatan keluarga Diagnosa keperawatan merupakan kumpulan pernyataan, uraian dari hasil wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukkan status

kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi, sampai masalah aktual. (santun setiawati & agus, 2008:48) Diagnosa dirumuskan berdasarkan dari analisis data dari ke-14 komponen kebutuhan dasar manusia / pasien.(Virginia Hendarson) Komponen diagnosis keperawatan keluarga meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi), dan atau tanda (sign). (suprajitno, 2004:42) Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menggunakan aturan yang telah disepakati, terdiri dari : a. Masalah (problem, p) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota (individu) keluarga. b. Penyebab (etiologi, e) adalah pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan atau memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. c. Tanda (sign, s) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung masalah dan penyebab. Dalam tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu : a. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat. b. Diagnosis resiko/resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah

keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat. c. Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan. (suprajitno, 2004:42)

Prioritas masalah No. Kriteria 1. Sifat masalah Skala: Tidak/kurang sehat Ancaman kesehatan Keadaan sejahtera 2. Kemungkinan masalah dapat dirubah Skala : Mudah Sebagian Tidak dapat 3. Potensi masalah untuk di cegah Skala : Tinggi Cukup Rendah Nilai Bobot Pembenaran

3 2 1

2 1 0

3 2 1

4.

Menonjolnya masalah Skala : Masalah berat, harus segera ditangani Ada masalah, tidak perlu ditangani Masalah tidak dirasakan

2 1 0 1

4. Perencanaan keperawatan keluarga Rencana keperawatan keluarga adalah proses menetapkan tujuan,

mengidentifikasi sumber-sumber dalam keluarga untuk tindakan keperawatan, membuat alternatif-alernatif pendekatan kepada keluarga, merancang intervensi, dan menetapkan prioritas terapi keperawata.(sudiharto, 2007:44)

C. Konsep Penyakit Asma 1. Pengartian Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus.( Huddak & Gallo, 1997 ) Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.(Smeltzer, 2002 : 611) Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48) 2. Penyebab Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi) - Reaksi antigen-antibodi - Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang) Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi) - Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal - Fisik : cuaca dingin, perubahan temperature, kelelahan - Iritan : kimia - Polusi udara : CO, asap rokok, parfum - Emosional : takut, cemas dan tegang - Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.

(Suriadi,2001 : 7)

3. Tanda Dan Gejala a. Stadium dini 1) Faktor hipersekresi yang lebih menonjol 2) Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek 3) Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul 4) Whezing belum ada 5) Belum ada kelainan bentuk thorak 6) Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E 7) BGA belum patologis Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan a) Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum b) Whezing c) Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
d) Penurunan tekanan parsial O2

b. Stadium lanjut/kronik 1) Batuk, ronchi 2) Sesak nafas berat dan dada seolah olah tertekan 3) Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan 4) Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest) 5) Thorak seperti barel chest 6) Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus 7) Sianosis 8) BGA Pa O2 kurang dari 80% 9) Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri 10) Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik (Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229)

4. Patofisiologo / Pathways

Spasme otot bronchus

Sumbatan mukus

Edema

Inflamasi dinding bronchus

Mk : Tak efektif bersihan jalan nafas

Obstruksi sal nafas ( bronchospasme )

Alveoli tertutup

Hipoksemia

Mk : Gg Pertuka ran gas

Penyempitan jalan nafas Peningkatan kerja pernafasan Peningkatan kebut oksigen

Asidosis metabolik

Mk : Kurang pengetahuan

Penurunan masukan oral

Hyperventilasi

Mk : Perub nutrisi kurang dari kebutuhan tbh

Retensi CO2 Asidosis respirato 5. Pemeriksaan Penunjang Spirometri Uji provokasi bronkus Pemeriksaan sputum Pemeriksaan cosinofit total Uji kulit Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum Foto dada

Analisis gas darah 6. Pengkajian a. Awitan distres pernafasan tiba-tiba - Perpanjangan ekspirasi mengi - Penggunaan otot-otot aksesori - Perpendekan periode inpirasi - Sesak nafas
Restraksi interkostral dan esternal Krekels

b. Bunyi nafas : mengi, menurun, tidak terdengar c. Duduk dengan posisi tegak : bersandar kedepan d. Diaforesis e. Distensi vera leher f. Sianosis : area sirkumoral, dasar kuku g. Batuk keras, kering : batuk produktif sulit h. Perubahan tingkat kesadaran i. Hipokria j. Hipotensi k. Pulsus paradoksus > 10 mm l. Dehidrasi m. Peningkatan anseitas : takut menderita, takut mati 7. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Timbul Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d bronkospasme : peningkatan produksi secret, energi/kelemahan. Kerusakan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen, kerusakan alveoli. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan masukan oral. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi/tidak mengenal sumber informasi. sekresi tertahan, tebal, sekresi kental : penurunan

8. Intervensi Keperawatan a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Tujuan Kriteria hasil : Bersihan jalan nafas efektif : o Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas O Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas mis : batuk efektif dan mengeluarkan sekret Intervensi Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis; mengi, krekels, ronki Kaji/pantau frekuensi pernafasan Catat adanya/derajat diespnea pernafasan, penggunaan otot bantu Kaji pasien untuk posisi yang nyaman mis : peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur Pertahankan polusi lingkungan minimum Dorong/bantu latihan nafas abdomen/bibir Observasi karakteristik batuk mis : menetap, batuk pendek, basah Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hr ss toleransi jantung dan memberikan air hangat, anjurkan masukkan cairan sebagai ganti makanan Berikan obat sesuai indikasi Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada b. Kerusakan pertukaran gas Tujuan : Pertukaran gas efektie dan adekuat Kriteria hasil : o Menunjukkan perbaikan vertilasi dan oksigen jaringan adekuat dalam rentang normal dan bebas gejala distres pernafasan mis : gelisah, ansietas, distres

o Berpartisipasi

dalam

program

pengobatan

dalam

tingkat

kemampuan /situasi Intervensi Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir, ketidak mampuan bicara/berbincang Tingguikan kepala tempat tidur, pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas, dorong nafas dalam perlahan / nafas bibir sesuai kebutuhan / toleransi individu. Dorong mengeluarkan sputum : penguapan bila diindikasikan. Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan / bunyi tambahan. Awasi tingkat kesadaran / status mental, selidiki adanya perubahan. Evaluasi tingkat toleransi aktivitas. Awasi tanda vital dan irama jantung. Awasi / gambarkan seri GDA dan nadi oksimetri. Berikan oksigen yang ssi idikasi hasil GDA dan toleransi pasien.

c. Ketidakseimbangan nutrisi nutrisi kurang dari tubuh Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria hasil : o Menunjukan peningkatan BB o Menunjukan perilaku / perubahan pada hidup untuk meningkatkan dan mempertahanka berat yang tepat. Intervensi : Kaji kebiasaan diet, masukan makanan, catat derajat kesulitan makan, evaluasi BB. Avskultasi bunyi usus. Berikan perawatan oral sering, buang sekret. Dorong periode istirahat, 1jam sebelum dan sesudah makan berikan makan porsi kecil tapi sering. Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.

Hindari maknan yang sangat panas / dingin. Timbang BB sesuai induikasi. Kaji pemeriksaan laboratorium, ex : alb.serum.

d.

Kurang pengetahuan Tujuan : Pengetahuan miningkat Kriteria hasil : o Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan tindakan. o Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala yang ada dari proses penyakit dan menghubung dengan faktor penyebab. o Melakukan perubahan pola hidup dan berparisipasi dalam program pengobatan. Intervensi: Jelaskan proses penyakit individu dan keluarga Instrusikan untuk latihan nafas dan batuk efektif. Diskusikan tentang obat yang digunakan, efek samping, dan reaksi yang tidak diinginkan Beritahu efek bahaya merokok dan nasehat untuk berhenti merokok pada klien atau orang terdekat Berikan informasi tentang pembatasan aktivitas.

BAB III TINJAUAN KASUS

I.

Pengkajian a) STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA 1. Identitas Kepala Keluarga a. Nama b. Umur c. Jenis Kelamin d. Agama e. Pendidikan Terakhir f. Pekerjaan g. Alamat : Tn.I : 35 th : Laki-laki : Islam : SLTA : Wiraswasta : Jln. Yos Sudarso no 90 Rt 02 Rw Kec.Ciamis Kab.Ciamis h. Suku/Kebangsaan : Sunda/Indonesia

i. Jumlah anggota keluarga: 4 2. Daftar Anggota Keluarga No Nama Umur Agama L/P Hubungan Pendidikan Pekerjaan Ket Dengan KK 1. 2. 3. 4. Ny.I An.S An.T An.M 29 th 7 th 3 th 2 th Islam Islam Islam Islam P L P L Istri Anak Anak Anak SLTA SD IRT Pelajar -

3. Anggota Keluarga Yang Meninggal Dalam 6 Bulan Terakhir Keluarga Tn.I mengatakan dalam enam bulan terahir tidak ada anggota keluarga yang meninggal dunia.

4. Tempat tinggal Masing-masing Anggota Keluarga Keluarga Tn. I mengatakan dirinya berserta istri dan anaknya tinggal dalam satu rumah. 5. Struktur dan Tipe Keluarga a. Struktur Keluarga (menurut Betty Neuman) 1) Pola komunikasi keluarga Pola komunikasi keluarga Tn.I berlangsung baik dan dilakukan tiap hari. Biasanya membicarakan tentang masalah pekerjaan dan sekolah anaknya. Dalam berkomunikasi bahasa yang digunakan menggunakan bahasa Indonesia dan tidak mengalami hambatan dalam berkomunikasi. 2) Struktur kekuatan keluarga Keluarga Tn.I saling menyayangi dan saling mendukung sebagai kekuatan dan kekompakan dalam membantu pengobatan dan kebutuhan anak-anaknya.Ny.I mengatakan setiap ada masalah dalam keluarga selalu dibicarakan secara bersama-sama, tetapi Ny.I yangpaling sering mengambil keputusan. 3) Struktur peran keluarga Tn.I sebagai kepala rumah tangga bekerja sebagai wiraswasta.Ny.I bekerja sebagai ibu rumah tangga.An.S saat ini masih duduk di bangku kelas satu SD, sedangkan kedua anaknya masih belum sekolah. 4) Nilai dan norma keluarga Keluarga Tn.I menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran agama dan mengharapkan anaknya kelak menjadi anak yang taat dalam menjalankan ibadah dan berharap kelak menjadi anak yang sukses.

b. Tipe Keluarga Keluarga Tn.T merupakan tipe keluarga Nuclear Family yaitu

keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah. 6. Tahap Perkembangan Keluarga a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga dengan anak usia sekolah: memenuhi kebutuhan sekolah anak, membimbing anak untuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat. b. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah memiliki rumah sendiri. 7. Fungsi Keluarga a. Fungsi Perawatan Keluarga 1) Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah Keluarga Tn.I mengatakan An.M terdiagnosa Asma sejak berumur 5 bulan. Keluarga Tn.I mengatakan bahwa penyakit asma merupakan suatu masalah dan penyakit keturunan yang bisa kapan saja kambuh.Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya kecapekan atau menderita batuk pilek asmanya langsung kambuh, sedangkan suaminya bila terlalu kecapekan juga langsung kambuh.Keluarga Tn.I mengatakan belum tahupengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta lingkungan yang sehat untuk penderita asma. Jenis makanan yang dikonsumsi An.M sama dengan anggota keluarga yang lain. Keluarga Tn.I tampak menggelengkan kepala saat ditanya tentangpengertian, tanda dan gejala, penyebab, makananyang dianjurkan dan tidak dianjurkan , dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma.

2) Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan Keluarga Tn.I mengatakan An.Mtidak diperiksakan ke pelayanan kesehatan secara rutin, hanya kalau merasa sakit atau mendapat serangan asma langsung diperiksan ke dokter dan tidak berani memberikan obat bebas. Berbeda dengan An.M, keluarga Tn.I mengaku bila Tn.I mendapat serangan asma tidak langsung periksa ke dokter, melainkan dengan cara istirahat dan mengolesi minyak di dadanya.Ny.I mengatakan sering menyarankan periksa ke pelayanan kesehatan kalau kambuh tetapi Tn.I tidak mau. 3) Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota yang sakit Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering mengkonsumsi nasi, sayur bayam dengan lauk telur.Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang makan telur.Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah jajan es, kalaupun jajan ya cuma es krim.Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti.Obat An.M masih tampak belum habis.Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak rutin kontrol, terakhir kali memeriksakan anaknya pada bulan Desember 2011.Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain di rumah dengan kakak-kakaknya dibandingkan dengan teman-temannya. An.M tampak asyik berlarian kesanan kemari dengan kakak-kakaknya 4) Ketidak mampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok aktif dan sering merokok di dalam rumah.Dalam sehari tidak habis satu bungkus. Disamping itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah.

5) Ketidamampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan Keluarga Tn.I mengatakan bila ada anggota keluarga yang sakit langsung periksa ke dokter.Keluarga Tn.I mengatakan

keluarganya belum memiliki Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). b. Fungsi Biologis Tn.I berusia 35 tahun dan Ny.E berusia 29 tahun merupakan usia produktif yang sudah dikaruniai 2 anak laki-laki dan satu anak perempuan. Keluarga Tn.I mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan dan tidak ingin menambah momongan lagi c. Fungsi Ekonomis Keluarga Tn.I mengatakan dirinya bekerja sebagai ibu rumah tangga, sedangkan Tn.I membuka usaha jualan pulsa untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.Keluarga Tn.I mengatakan penghasilan Tn.I tidak menentu. d. Fungsi Psikologis Keluarga Tn.I mengatakan walaupun kehidupan keluarganya kurang mencukupi tetapi masing-masing anggota keluarga merasa nyaman, saling perhatian, dan saling menyayangi. e. Fungsi Pendidikan Keluarga Tn.I mengatakan keluarganya sudah menjalankan fungsi pendidikan dengan menyekolahkan anaknya yang masih duduk di bangku kelas satu SD. f. Fungsi Agama (Menurut Betty Neuman) Keluarga Tn.I mengatakan seluruh anggota keluarganya beragama Islam.Keluarga Tn.I mengaku jarang mengerjakan sholat 5 waktu. g. APGAR keluarga Hasil pengkajian APGAR keluarga bernilai 7 .Nilai 7-10

mengindisikan bahwa keluarga memiliki fungsi yang baik.

8. \Sistim Pendukung Keluarga Keluarga Tn.I mengatakan jumlah anggota keluarga yang sehat berjumlah 5 orang.Keluarga Tn.I mengatakan jarak antara rumah dengan Puskesmas 800 meter dan dapat ditempuh dengan sepeda motor.

9. Genogram stroke Liver

29 th

35 th asma

7 th

3 th

2 th asma

Keterangan : laki-laki : klien

: perempuan

: garis pernikahan

: laki-laki meninggal

garis

keturunan

: perempuan meninggal

: tinggal serumah

10. Status Kesehatan Keluarga Inti a. Status kesehatan anggota keluarga Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan data kesehatan: 1) Tn.I Kepala Tn.I berbertuk mesochepal, rambut lurus, kulit kepala tidak berketombe, visus 6/6, tidak menggunakan kaca mata, konjungtiva tampak berwarna merah, sclera tampak berwarna putih, hidung antara kiri dan kanan simetris, tidak ada secret yang keluar, murkosa bibir tidak ada stomatitis, bibir tampak lembab,
telinga simetris antara kiri dan kanan, tidak ada serum yang keluar dari telinga, tampak tato pada leher, tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan limfe. Terlihat pergerakan dinding dada. Tidak tampak ketinggalan gerak saat bernafas, tidak teraba nyeri tekan,perkusi terdengar sonor, auskultasi bunyi nafas terdengar vesikuler. Tidak tampak edema

pada ekstremitas atas dan bawah.Tampak tato pada tangan kanan.Kekuatan otot tangan kanan 5, tangan kiri 5, kaki kanan 5, kaki kiri 5.Tn.I pada saat ini dalam keadaan sehat, tidak dalam kondisi kambuh asmanya. Tanda-tanda vital saat pengkajian: TD m Nadi Suhu : 80 x/menit : 36,2C BB RR : 68 : 20 x/menit : 120/80 mmHg TB : 170 cm=1,7

2) Ny.I Kepala berbertuk mesochepal, rambul lurus, kulit kepala tidak berketombe, rambut tampak rontok, rambut kering, visus 6/6 dan tidak menggunakan kaca mata, sclera tampak berwarna putih, konjungtiwa tampak pucat, tidak tampak cloasma gravidarum, hidung antara kiri dan kanan simetris, tidak ada secret yang keluar, mukosa bibir tidak ada stomatitis, bibir kering, gigi tidak ada yang tanggal, telinga simetris antara kiri dan kanan, tidak ada serum yang keluar dari telinga, tidak teraba pembesarn kelenjar tyroid dan

limfe, tidak tampak kelemahan pada kedua anggota gerak. Tandatanda vital saat pengkajian: TD Nadi RR 3) An.S Kepala : rambut bersih, tidak berketombe, betuk kepala : 130/80 mmHg : 82 x/menit : 18 x/menit TB BB :148 cm=1,48 m : 57 kg

mesochepal Mata : bentuk simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu seperti kacamata. Hidung : bentuk simetris, fungsi pembau baik, tidak ada polip, tidak ada secret. Telinga : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak

menggunakan alat bantu dengar Mulut : membrane mukosa tampak lembab, tidak terdapat stomatitis, tampak caries gigi bagian atas Leher Dada : tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid : Inspeksi Palpasi : bentuk dada normo chest : tidak teraba nyeri tekan, tidak ada ketinggalan gerak, taktil kanan= kiri Perkusi Auskultasi : terdengar sonor : suara paru terdengar vesikuler, tidak terdengar suara jantung taambahan. Ekstremitas : Atas Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan fremitus

Tanda-tanda vital: Nadi Respirasi Suhu : 80 x/menit : 20 x/menit : 36,5C TB BB : 110 cm : 17 kg

4) An.T Kepala : rambut bersih, tidak berketombe, betuk kepala mesochepal Mata : bentuk simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu seperti kacamata. Hidung : bentuk simetris, fungsi pembau baik, tidak ada polip, tidak ada secret. Telinga : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak

menggunakan alat bantu dengar Mulut : membrane mukosa tampak lembab, tidak terdapat stomatitis, tidak tampak caries gigi Leher Dada : tidak tampak pembesaran kelenjar Tyroid : Inspeksi Palpasi : bentuk dada normo chest : tidak teraba nyeri tekan, tidak ada ketinggalan gerak, taktil kanan=kiri Perkusi Auskultasi : terdengar sonor : suara paru terdengar vesikuler, tidak terdengar suara jantung taambahan Ekstremitas : Atas Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan fremitus

Tanda-tanda vital : Nadi Respirasi Suhu 5) An.M Kepala : rambut bersih, tidak berketombe, betuk kepala mesochepal Mata : bentuk simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu seperti kacamata. Hidung : bentuk simetris, fungsi pembau baik, tidak ada polip, tidak ada secret. Telinga : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak : 84 x/menit : 20 x/menit : 36C TB BB : 80 cm : 11 kg

menggunakan alat bantu dengar Mulut : membrane mukosa tampak lembab, tidak terdapat stomatitis, tidak tampak caries gigi Leher Dada : tidak tampak pembesaran kelenjar Tyroid : Inspeksi nafas Palpasi : tidak teraba nyeri tekan, tidak ada ketinggalan gerak, taktil kanan=kiri Perkusi Auskultasi : terdengar sonor : suara paru terdengar vesikuler, tidak terdengar suara jantung tambahan Ekstremitas : Atas Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan fremitus : bentuk dada normo chest, tidak sesak

Tanda-tanda vital : Nadi Respirasi Suhu : 90 x/menit : 25 x/menit : 36C TB BB :60 cm : 10 kg

b. Penyakit yang diderita Keluarga Tn.I mengatakanTn.I menderita Asma sejak kecil, sedangkan An.M menderita asma sejak usia 5 bulan. c. Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan Keluarga Tn.I mengatakan An.M dan Tn.I menderita asma. Keluarga Tn.I mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit jantung, Dm, maupun Hipertensi. d. Anggota keluarga yang menderita cacat Keluarga Tn.I mengtakan di dalam keluaganya tidak ada yang menderita cacat baik psikis maupun fisik. e. Adakah anggota keluarga yang berpenyakit kronis/menular Keluarga Tn.I mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti kusta, TBC, Hepatitis. f. Perilaku pencarian pengobatan/pelayanan kesehatan Keluarga Tn.I mengatakan apabila keluarganya ada yang sakit langsung periksa ke dokter.Keluarga Tn.I mengatakan keluarganya tidak rutin periksa ke dokter hanya waktu sakit saja baru

periksa.Keluarga Tn.I mengatakan saat An.M sakit baru minum obat dan diberikan secara teratur sesuai anjuran dokter.Keluarga Tn.I mengatakan tidak berani memberikan obat warung saat keluarganya sakit. 11. Hobby Masing-masing Anggota Keluarga Keluarga Tn.I mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang mmempunyai hobby khusus. 12. Hubungan Antar Anggota Keluarga Keluarga Tn.I mengatakan hubungan dengan suami, anak-anak, dan anggota keluarga yang lain terjalin harmonis.

13. Anggota Keluarga Yang Berpengaruh Dalam Pengambilan Keputusan Keluarga Tn.I mengatakan bila dalam keluarganya ada masalah diselesaikan dengan jalan musyawarah bersama, tetapi paling banyak pengambil keputusan diambil oleh ibu.

14. Kebiasaan Anggota Keluarga (Virginia Henderson) a) Kebutuhan Nutrisi dalam keluarga Tn.I

Tn.I makan 2 kali/hari , waktu makan teratur, porsi satu piring penuh. Jenis makanan yang dimakan nasi, sayur, lauk-pauk.Tn.I tidak memiliki alergi terhadapa makanan. Ny.I

Ny.I makan 2 kali/hari mengabiskan satu piring.Ny.I tidak mempunyai alergi makanan ataupun makanan pantangan.Ny.I mengatakan setiap hari membeli sayur yang sudah siap untuk dimakan.Ny.I menyimpan makanan di atas meja dalam keadaan tertutup dengan tudung saji. An.S

Keluarga Tn.I mengatakan An.S makan 3 kali/hari dan menghabiskan satu piring rata dengan jenis makanan nasi, sayur, lauk pauk. Keluarga Tn.I mengatakan tidak ada masalah dengan makan An.S An.T

Keluarga Tn.I mengatakan An.T makan 3 kali/hari dan menghabiskan 3 sendok.Keluarga Tn.I mengatakan An.T lebih suka ngemil. Keluarga mengatakan An.T susah mkan. An.M

Keluarga Tn.I mengatakan An.M makan tiga kali sehari dengan porsi cukup. Jenis makanan yang dimakan yaitu nasi , sayur bayam dan tempe. Ny.I mengatakan An.M paling sering makan bakso dan lauk telur.Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak

memiliki riwayat alergi makanan ataupun makanan pantangan. Keluarga mengatakan An.M tidak susah makan
b) Minum keluarga

Keluarga Tn.I mengatakan secara rutin mengkonsumsi air putih sebanyak 8 gelas per hari, air putih tersebut diperoleh dari sumur gali dan direbus hingga masak sebelumya.
c) Pola istirahat

Keluarga ny.I mengatakan An.T dan An.M tidur dari jam 23.00 wib- 06.00 WIB. Keluarga Tn.I mengatakan kedua anaknya yang kecil-kecil memang sering tidur larut. Ny.I mengatakan An.S dan An.M sering tidur siang sekitar 2 jam. Keluarga Tn.I mengatakan kedua An.I dan An.M kalau siang hari dikurung di rumah. Keluarga mengatakan tidak ada masalah pada pola istirahat anggota keluarga Tn.I yang lain.
d) Rekreasi

Keluarga Tn.I mengatakan tidak merencanakan waktu khusus untuk rekreasi karena Tn.I bila ada waktu libur lebih dimanfaatkan untuk istirahat.
e) Pemanfaatan waktu senggang

Keluarga Tn.I mengatakan waktu senggang di gunakan untuk istirahat dan nonton televisi bersama suami dan anaknya. f) Pola eliminasi Masing-masing anggota keluarga BAB 1x/hari, keluarga Tn. A tidak mengeluhkan masalah pada pola BAB. BAK masingmasing anggota keluarga kurang lebih 4 hingga 5 kali/hari.

Keluarga Tn. A tidak ada yang mengeluhkan pada pola BAK.

g) Higine perorangan Keluarga Tn.I mengatakan semua anggota keluarga mandi 2 kali sehari, menggunakan sabun mandi, setiap anggota keluarga rutin menggosok gigi 2 kali sehari pada saat mandi. Kebiasaan keluarga mencuci rambut 3 kali dalam seminggu.

h) Kebiasaan anggota keluarga yang merugikan kesehatan Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I mempunyai kebiasaaan merokok. i) Spiritual Keluarga Tn.I mengaku beragama Islam dan tidak taat

beribadah.Keluarga Tn.I mengatakan tidak ada mitos-mitos ataupun kepercayaaan yang dapat mempengaruhi kesehatan j) Belajar Tn.I mengatakan suka mengajarkan membaca dan mengerjakan PR anaknya An.S sesudah magrib. 15. Hubungan anggota keluarga dengan masyarakat Ny.I mengatakan sebelum mempunyai An.M, rajin ikut kegiatan PKK.Tetapi semenjak An.M lahir, Ny.I berhenti ikut kegiatan PKK karena terlalu sibuk mengurusi anak-anak dan rumah tangga.Keluarga Tn.I mengatakan hubungan keluarga dengan ketua RT, ketua KK LKMD, ketua RW, dan anggota masyarakat terjalin harmonis.Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I aktif ikut kegiatan Ronda.Fasilitas untuk pertemuan masyarakat sering dilakukan di rumah tokoh masyarakat.

16. Pendidikan No Nama Anggota Keluarga 1. 2. 3. Tn.I Ny.I An.S SLTA SLTA SD Tamat Tamat Belum tamat Pendidikan Formal Pendidikan Non Tamat/belum Formal tamat/tidak tamat Ket

17. Budaya Keluarga Tn.I mengatakan dirinya asli keturunan jawa, sedangkan suaminya keturunan Tiong Hoa.Keluarga Tn.I mengatakan tidak adat istiadat dari masing-masing kebudayaan yang bertentangan dengan kesehatan. Bahasa

yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia. Disekitar tempat tinggal Tn.I kebanyakan berasal dari suku Jawa. b) FAKTOR RUMAH DAN LINGKUNGAN 1. Rumah a. Luas pekarangan dan bangunan Keluarga Tn.I mengatakan tidak memiliki pekarangan. Luas bangunan rumah 12 m.
b. Status kepemilikan c. Jenis rumah d. Jenis bangunan e. Atap rumah f.

: numpang tempate saudara : dipetak-petak : permanen : genteng : ternit : keramik : tidak ada : tidak mempunyai jendela. : sinar matahari tidak masuk ke dalam

Langit-langit

g. Lantai rumah h. Ventilasi i. j.

Jendela Pencahayaan rumah

k. Penerangan malam hari l.

: sumber penerangan dari lampu PLN : - kamar tidur : - dapur - WC : :

Pembagian ruang

m. Denah rumah U dapur

WC Sumur gali kamar

2. Pengelolaan Sampah

Keluarga Tn.I mengatakancara pembuangan sampah langsung di tempat pembuangan sampah akhir. Tetapi sebelum di buang di tempat pembuangan sampah akhir, keluarga Tn.I mengatakan sampah-sampah di masukkan tempat pembuangan sampah sementara yang terletak di depan rumah.Jarak tempat pembuangan sampah dengan sumber air minum 2 meter.
3. Sumber Air

Sumber air keluarga Tn.I berasal dari sumur gali. Jarak sumber air minum dengan bak penampungan limbah (septic tank) 6 meter. Tidak tampak pencemaran air, kualitas air jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. 4. Jamban Keluarga Keluarga Tn.I memiliki jamban keluarga dengan jenis jamban angsa latrine.Letak jamban berada di luar rumah.Jarak jamban dengan sumber air minum kurang dari 10 meter dan tidak terawat. 5. Pembuangan air limbah Jenis air limbah adalah limbah rumah tangga dan di tempatkan pada bak penampungan limbah. Jarak bak penampungan air limbah dengan sumber air minum kurangg dari 10 meter.Letak di belakang rumah. 6. Kamar mandi Keluarga Tn.I memiliki kamar mandi sebanyak satu kamar mandi, terletak di luar rumah, tempat penampungan air menggunakan ember dengan kondisi terbuka dan dikuras tiap hari. 7. Halaman rumah Keluarga Tn.I tidak memiliki halaman rumah. 8. Lingkungan rumah (menurut Kalista Roy) Rumah keluarga Tn.I berada di perbatasan antara kota dengan desa. Jarak dengan tetangga berhimpitan, suasana ramai, lokasi dekat rumah. 9. Fasilitas sosial, pendidikan dan kesehatan a. Fasilitas pendidikan : SD Jarak dari rumah : 2km b. Fasilitas perdagangan : warung

Jarak dari rumah :100 m c. Fasilitas kesehatan : Puskesmas Jarak dari rumah : 800 m d. Fasilitas peribadatan : masjid Jarak dari rumah : 500 m e. Fasilitas lainnya : terminal Jarak dari rumah : 5 km

c) KESEHATAN IBU DAN ANAK 1. Keluarga Berencana Keluarga Tn.I merupakan pasangan usia subur. Umur Tn.I saat ini 35 tahun, sedangkan Ny.I berumur 29 tahun.Keluarga Tn.I mengatakan menjadi aseptor KB dan sebelumnya pernah mendengar KB dari bidan.Keluarga Tn.I mengatakan jenis alat kontrasepsi yang digunakan adalah KB suntik.Tempat pemsangan di bidan. Keluarga Tn.I mengatakan kontrol alat KB secara teratur setiap 1 bulan. Ny.I mengatakan mengeluhkan sering pusing-pusing akibat dari alat KB yang digunakan. 2. Balita
a. Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari Rabu, 9 Mei 2012

adalah normal. Keluarga Tn.I mempunyai 2 balita An.T berumur 3 tahun dan An.S berumur 2 tahun. Keluarga Tn.I mengatakan tidak rutin kunjungan ke posyandu. Ny.I mengatakan waktu An.T dan An.M diperiksan ke bidan status gizinya baik, tetapi saat diperiksakan ke posyandu balita status gizinya buruk. Sehingga keluarga Tn.I

mengatakan malas untuk memeriksakan anaknya ke posyaandu balita. Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya sakit baru periksa. Kedua balita mempunyai KMS dan diisi oleh bidan dan kader. Pertumbuhan dan perkembangan An.T sesuai KMS pada bulan Agustus tahun 2011 normal di atas garis merah, sedangkan An.M pas garis merah. Perhitungan Status Gizi balita menurut Z score An.I dan An.M tergolong status gizi baik. Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat. Keluarga Tn.I mengatakan kedua balita sudah diberikan tablet vitamin A.

Keluarga Tn.I mengatakan tidak ada makanan pantangan pada kedua balita.Keluarga mengatakan tahu tentang perkembangan anak, tetapi hanya sedikit seperti perkembangan anak usia 2 tahun sudah bisa berbicara walaupun tidak jelas. b. Status Imunisasi Bayi dan Balita Keluarga mengatakan kedua balitanya sudah diimunisasi dasar lengkap No Nama Umur BCG Polio 1 1. 2. An.T An.M 3 th 2 th Status imunisasi DPT Hepatitis 2 3 Campak Lainlain lengkap lengkap Keterangan

2 3 4 1 2 3 1

: sudah diberikan d) RIWAYAT KESEHATAN MENTAL DAN PSIKOSOSIAL 1. Memenuhi kebutuhan jiwa Keluarga Tn.I menggatakan nyaman berada di tempat tinggalnya saat ini,dan merasa bahagia dengan kondisi keluarga merasa aman dan tenang. 2. Pemenuhan status social Keluarga Tn.I mengatakan diterima baik oleh masarakat sekitar, dan keluarga selalu aktif dalam kegiatan masyarakat. 3. Riwayat kesehatan mental keluarga Keluarga Tn.I mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. 4. Gangguan mental pada anggota keluarga Keluarga Tn.I mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang merasa bersalah, gagal, kecewa atau tertekan. Keluarga Tn I mengatakan An.S dan An.T sering bertengkar. Ny.I beranggapan bahwamenurut kebudayaan Cina kedua anaknya berbeda shio sehingga sering bertengkar 5. Penampilan/tingkah laku keluarga yang menonjol Keluarga Tn.I mengatakan bahwa tidak ada yang menonjol seperti agresif, ekstrim, peminum alkohol, suka melamun, suka menyendiri, senang pergi tanpa tujuan, suka menangis tanpa sebab, ataupun suka mencuri tanpa sengaja.

6. Tanggapan/harapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang ada Keluarga Tn.I berharap dengan adanya petugas kesehatan yang berkunjung ke rumah dapat membagi ilmu dan pengetahuan bagaimana merawat anggota keluarga yang menderita asma. II. ANALISA DATA DATA MASALAH KESEHATAN DS: Asma - Keluarga Tn.I mengatakan An.M terdiagnosa Asma sejak berumur 5 bulan. - Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg . Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti. DO: - Terapi yang sudah diberikan Salbuven 3x25 mg - Nadi : 90 x/menit, Respirasi :25 x/menit, Suhu : 36 C DS: - Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya kecapekan atau menderita batuk pilek asmanya langsung kambuh, sedangkan suaminya bila terlalu kecapekan juga langsung kambuh. - Keluarga Tn.I mengatakan belum tahupengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta lingkungan yang sehat untuk penderita asma. Jenis makanan yang dikonsumsi An.M sama dengan anggota keluarga yang lain. DO: - KeluargaTn.I tampak menggelengkan kepala saat ditanya tentangpengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma. MASALAH KEPERAWATAN Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I

Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal penyakit asma pada An.M

DS: - Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak diperiksakan ke pelayanan kesehatan secara rutin, hanya kalau merasa sakit atau mendapat serangan asma langsung diperiksan ke dokter dan tidak berani memberikan obat bebas. DO: DS: - Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering mengkonsumsi nasi, sayur bayam dengan lauk telur. - Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang makan telur. - Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah jajan es, kalaupun jajan ya cuma es krim. - Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak rutin kontrol, terakhir kali memeriksakan anaknya pada bulan Desember 2011. - Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain di rumah dengan kakak-kakaknya dibandingkan dengan teman-temannya. DO: - Obat An.M masih tampak belum habis - An.M tampak asyik berlarian kesanan kemari dengan kakak-kakaknya DS: - Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok aktif dan sering merokok di dalam rumah. Dalam sehari tidak habis satu bungkus. - Disamping itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah. DO: - Luas bangunan rumah 12 m - Ventilasi tidak ada - Tidak mempunyai jendela - Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah

Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil keputusan pada An.M

Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma

Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M

DS: - Keluarga Tn.I mengatakan kedua balita sudah diberikan tablet vitamin A. - keluarga Tn.I mengatakan tidak ada makanan pantangan pada kedua balita. - Keluarga mengatakan kedua balitanya sudah diimunisasi dasar lengkap DO: - Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari Rabu, 9 Mei 2012 adalah normal. - Pertumbuhan dan perkembangan An.T sesuai KMS normal di atas garis merah, sedangkan An.M pas garis merah. - Perhitungan Status Gizi balita menurut Z score An.I dan An.M tergolong status gizi baik . - Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat - Umur An.M = 2 tahun BB=60 cm TB=10 kg DS keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan

Potensial peningkatan tumbuh kembang balita di keluarga Tn.I

Risiko terjadinya TBC di keluarga Tn.I

lingkungan sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah. DO: Luas bangunan rumah 12 m Langit-langit tertutupternit Ventilasitidak ada Jendelatidak mempunyai jendela. Pencahayaansinar matahari tidak masuk ke dalam rumah

III.

SKALA PRIORITAS Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asmapada An.M di keluarga Tn.I NO 1. KRITERIA Sifat Masalah: Deficit HITUNGAN SKOR 3/3 x1 1 PEMBENARAN Keluarga Tn.I mengatakan An.M terdiagnosa Asma sejak berumur 5 bulan. Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti.

2.

Kemungkinan masalah dapat

1/2 x2

Factor pendukung: Jarak puskesmas

diubah: sebagian

dengan rumah 800 meter ada yang mengantar An.M ke tempat

pelayanan kesehatan keluarga mempunyai motor. Pendidikan terakhir Tn.I sepeda

keluarga Tn.I adalah SMA sehingga

mempengaruhi penyerapan informasi Factor penghambat: sumber dana untuk kesehatan tidak ada keluarga Tn.I belum memiliki Jamkesmas 3 Kemungkinan masalah dicegah:tinggi dapat 3/3 x 1 1 Dengan factor mengurangi pencetus

serangan asma seperti kelelahan, dari batuk terhindar pilek,

rumah tidak berdebu, tidak merokok rumah ada di yang dalam

diharapkan

Asma tidak kambuh lagi

Dengan mengkonsumsi makanan yang sehat untuk penderita asma, diharapkan dapat terkontrol asma

4.

Menonjolnya masalah : masalah berat, harus segera ditangani

2/2 x 1

Keluarga

beranggapan

bahwa asma merupakan penyakit keturunan yang sewaktu-waktu bisa

kambuh dan berbahaya sehingga harus ditangani segera Jumlah 4

NO 1.

KRITERIA Sifat Masalah: krisis

HITUNGAN 1/3 x 1

SKOR 1/3 -

PEMBENARAN Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari Rabu, 9 Mei 2012 adalah normal Perhitungan Status Gizi balita menurut Z score An.I dan An.M tergolong status gizi baik .

Kemungkinan masalah diubah:sebagian dapat

1/2 x2

Factor pendukung: - Keluarga mengatakan tahu tentang perkembangan anak, tetapi hanya sedikit seperti perkembangan anak usia 2 tahun sudah bisa berbicara walaupun tidak jelas - Jarak puskesmas dengan rumah 800 meter keluarga mempunyai motor. Pendidikan keluarga SMA mempengaruhi penyerapan informasi Factor penghambat sumber dana untuk Tn.I terakhir adalah sehingga Tn.I sepeda

kesehatan tidak ada keluarga belum

mempunyai Jamkesmas Kemungkinan masalah dicegah:tinggi dapat 3/3 x1 1 Dengan dukungan motivasi keluarga dan Tn.I

untuk rajin ke Posyandu balita tiap bulan,diharapkan status tumbuh kemban balita lebih meningkat lagi

Menonjolnya masalah : Merasa ada masalah dan segera ditangani

2/2 x 1

Keluarga Tn.I menyadari bahwa anaknya masih kecilkecil, sehingga sangat perlu sekali informasi tentang kesehatan balita.

Jumlah

3 1/3

NO

KRITERIA Sifat ancaman

HITUNGAN SKOR 2/3

PEMBENARAN Rumah yang pengap, tidak ada ventilasi udara, dan tidak dapat jendela dapat berisiko TBC terjadi penyakit

Masalah: 2/3 x1

Kemungkinan masalah diubah:sulit dapat

0x2

Factor pendukung Saudara Tn.I bila

datang ke rumah Tn.I sering menasehati

kapan mau sehat kalau rumah seperti seperti tidak ini ada

jendela, ventilasi, dan terasa pengap Factor penghambaat sumber dana keluarga untukpembangunan rumah tidak ada status kepemilikan

rumah numpang kelurga tahu rumah Tn.I belum kondisi ada

bahwa tidak

ventilasi, jendela, dan pengap dapat

menyebabkan timbulnya TBC Kemungkinan masalah dicegah:tinggi dapat 3/3 x1 1 Dengan keluarga memberi ventilasi di atas atap, risiko terjadinya penyakit TBC penyakit

dapat dicegah Menonjolnya masalah : Tidak maslah merasa ada 0/2 x1 0 Keluarga Tn.I mengatakan tidak ada masalah jika tidak mempunyai jendela ataupun ventilasi, karena dulu pernah dibuat ventilasi di atas rumah, tetapi suhu di dalam rumah terasa panas sehingga sekarang ditutup lagi.

Jumlah

3 2/3

IV.

DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa dirumuskan berdasarkan dari analisis data dari ke-14 komponen kebutuhan dasar manusia / pasien. (Virginia Hendarson) 1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan: a. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal penyakit asma pada An.M ditandai dengan: DS: Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya kecapekan atau menderita batuk pilek asmanya langsung kambuh, sedangkan suaminya bila terlalu kecapekan juga langsung kambuh. Keluarga Tn.I mengatakan belum tahupengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta lingkungan yang sehat untuk penderita asma. Jenis makanan yang dikonsumsi An.M sama dengan anggota keluarga yang lain. DO: KeluargaTn.I tampak menggelengkan kepala saat ditanya

tentangpengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma. b. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil keputusan pada An.M ditandai dengan: DS: Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak diperiksakan ke pelayanan kesehatan secara rutin, hanya kalau merasa sakit atau mendapat serangan asma langsung diperiksan ke dokter dan tidak berani memberikan obat bebas. DO:c. Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma ditandai dengan: DS: Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering mengkonsumsi nasi, sayur bayam dengan lauk telur.

Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang makan telur. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah jajan es, kalaupun jajan ya cuma es krim.

Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak rutin kontrol, terakhir kali

memeriksakan anaknya pada bulan Desember 2011. Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain di rumah dengan kakak-kakaknya dibandingkan dengan teman-temannya. DO: Obat An.M masih tampak belum habis An.M tampak asyik berlarian kesanan kemari dengan kakakkakaknya d. Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M ditandai dengan: DS: Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok aktif dan sering merokok di dalam rumah. Dalam sehari tidak habis satu bungkus. Disamping itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan

lingkungan sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah. DO: Luas bangunan rumah 12 m Ventilasi tidak ada Tidak mempunyai jendela Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah

2. Risiko terjadinya TBC di keluarga Tn.M ditandai dengan :

DS : keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat

mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah DO: Luas bangunan rumah 12 m Langit-langit tertutupternit Ventilasitidak ada Jendelatidak mempunyai jendela. Pencahayaansinar matahari tidak masuk ke dalam rumah

3. Potensial peningkatan tumbuh kembang balita di keluarga Tn.I ditandai dengan:

DS: Keluarga Tn.I mengatakan kedua balita sudah diberikan tablet vitamin A. keluarga Tn.I mengatakan tidak ada makanan pantangan pada kedua balita. DO: Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari Rabu, 9 Mei 2012 adalah normal. Pertumbuhan dan perkembangan An.T sesuai KMS normal di atas garis merah, sedangkan An.M pas garis merah. Perhitungan Status Gizi balita menurut Z score An.I dan An.M tergolong status gizi baik . Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat Umur An.M = 2 tahun BB=60 cm TB=10 kg Keluarga mengatakan kedua balitanya sudah diimunisasi dasar lengkap

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri atas kepala keluarga, serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Adapun pengkajian yang dilakukan pada keluarga dengan anak usia sekolah adalah meliputi: Identitas, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, Struktur keluarga, fungsi keluarga, penyebab masalah keluarga dan koping yang dilakukan keluarga, identitas anak, riwayat kehamilan sampai kelahiran, riwayat kesehatan bayi sampai saat ini, kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari), pertumbuhan dan perkembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah dicapai), dan pemeriksaan fisik. Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada anak usia sekolah adalah:, Resiko tinggi terhadap gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada anak berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga khususnya pada anak dengan malnutrisi, Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan pada anak berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga khususnya pada anak dengan diare.

DAFTAR PUSTAKA

Bailon & Maglaya 1978, Perawatan Kesehatan Keluarga, Jakarta Doengoes, Marilynn E, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, EGC : Jakarta Jhonson & Leny, 2010, Keperawatan Keluarga, Muha Medika : Yogyakarta Nursalam, 2008, Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktik. Edisi 2, Salemba Medika : Jakarta Reevers, Charlene J, et all (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba medica. Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa : Agung waluyo. Jakarta. EGC. http://www.scribd.com/doc/96496110/Askep-Keluarga-Dg-Asma

Vous aimerez peut-être aussi

  • Karakterisasi Bakteri Patogen
    Karakterisasi Bakteri Patogen
    Document17 pages
    Karakterisasi Bakteri Patogen
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Makalah Askp CA Hepar
    Makalah Askp CA Hepar
    Document18 pages
    Makalah Askp CA Hepar
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • DEFINISI lEISHMANIASIS
    DEFINISI lEISHMANIASIS
    Document18 pages
    DEFINISI lEISHMANIASIS
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Pemantulan Cahaya
    Pemantulan Cahaya
    Document50 pages
    Pemantulan Cahaya
    Billie
    67% (3)
  • Kelompok 4
    Kelompok 4
    Document24 pages
    Kelompok 4
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Kelompok 7
    Kelompok 7
    Document52 pages
    Kelompok 7
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Stoke
    Stoke
    Document36 pages
    Stoke
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • 6
    6
    Document31 pages
    6
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Ganji 1
    Ganji 1
    Document11 pages
    Ganji 1
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Kebangkitan Islam Modern
    Kebangkitan Islam Modern
    Document22 pages
    Kebangkitan Islam Modern
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • 935
    935
    Document20 pages
    935
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Bab 2
    Askep Bab 2
    Document40 pages
    Askep Bab 2
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Document12 pages
    Bab I Pendahuluan
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Satuan Acara Penyuluhan Ica
    Satuan Acara Penyuluhan Ica
    Document8 pages
    Satuan Acara Penyuluhan Ica
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Intro Duks I
    Intro Duks I
    Document90 pages
    Intro Duks I
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Hiv
    Hiv
    Document16 pages
    Hiv
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Peng Antar
    Peng Antar
    Document4 pages
    Peng Antar
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • 935
    935
    Document20 pages
    935
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. I
    Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. I
    Document19 pages
    Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. I
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Kembang Anak Usia Sekolah
     Kembang Anak Usia Sekolah
    Document7 pages
    Kembang Anak Usia Sekolah
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Uts Bahasa Indonesia
    Uts Bahasa Indonesia
    Document3 pages
    Uts Bahasa Indonesia
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Bab Iii 2
    Bab Iii 2
    Document47 pages
    Bab Iii 2
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Bab 1 Kti
    Bab 1 Kti
    Document9 pages
    Bab 1 Kti
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Uts PKN
    Uts PKN
    Document3 pages
    Uts PKN
    RiaAprilia
    0% (1)
  • Isi Makalah
    Isi Makalah
    Document51 pages
    Isi Makalah
    Rike Okkristalia
    100% (3)
  • Uts SBK
    Uts SBK
    Document3 pages
    Uts SBK
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Advokasi
    Advokasi
    Document6 pages
    Advokasi
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Kembang Anak Usia Sekolah
     Kembang Anak Usia Sekolah
    Document7 pages
    Kembang Anak Usia Sekolah
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation
  • Masjid
    Masjid
    Document5 pages
    Masjid
    RiaAprilia
    Pas encore d'évaluation