Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MANAJEMEN KEPERAWATAN
PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT
Disusun Oleh :
NAMA KELOMPOK
1.
(NIM. 0101040021)
2.
HALVIZAH H
(NIM. 0101040076)
3.
(NIM. 0101040009)
4.
(NIM.0101040122)
5.
PETRUS YULIANTO
(NIM.0101040013)
6.
1.
METODE RASIO
Metode ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang
diperlukan. Metode ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah.
Metode ini hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa mengetahui
produktivitas SDM rumah sakit, dankapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap
unit atau bagian rumah sakit yang mebutuhkan.
Bisa digunakan bila : kemampuan dan sumber daya untuk perencanaan personal
terbatas, jenis, tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil.
Tujuan dari metode ini adalah merencanakan kebutuhan tenga kesehatan dengan
membandingkan ketersediaan tempat tidur di unit-unit perawatan sesuai dengan tipe
institusi layanan kesehatan yang tersedia.
Cara rasio yang umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan Menkes
R.I. Nomor 262 tahun 1979 tentang ketenagaan rumah sakit, dengan standar sebagai
berikut :
Peraturan Menkes RI No. 262/Menkes/Per/VII/1979
Tipe RS
A dan B
C
TM/TT
1 / (4 7)
1/9
TPP/TT
(3 4) / 2
1/1
TPNP/TT
1/3
1/5
TNM/TT
1/1
3/4
D
Khusus
Keterangan :
1 / 15
Disesuaikan
1/2
Disesuaikan
1/6
Disesuaikan
2/3
Disesuaikan
TM = Tenaga Medis
TT = Tempat Tidur
TPP = Tenaga Para Medis Perawatane
TPNP = Tenaga Para Medis Non Perawatan
TNP = Tenaga Non Medis
Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang
lambat laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan
yang lain yang lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan profesional.
2.
METODE NEED
Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang diperhitungkan
sendiri dan memenuhi standar profesi. Untuk menghitung seluruh kebutuhan
tenaga, diperlukan terlebih dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yang diberikan
kepada klien selama di rumah sakit. Diskripsi tentang pelayanan yang diberikan
kepada pasien. Misalnya saja untuk klien yang berobat jalan, ia akan
melalui/mendapatkan pelayanan, antara pembelian karcis, pemeriksaan
perawat/dokter, penyuluhan, pemeriksaan laboratorium, apotik dan sebagainya.
Kemudian dihitung standar waktu yang diperlukan agar pelayanan itu berjalan dengan
baik.(Hudgins 82).
Menurut Hundgins (1992) menggunakan standar waktu pelayanan
pasien adalah sebagai berikut :
Tugas
Pendaftaran
Pemerikasaan dokter
Pemeriksaan asisten dokter
Penyuluhan
Laboratorium
3.
METODE DOUGLAS
Untuk pasien rawat inap, Douglas (1984) menyampaikan standar waktu pelayanan
pasien rawat inap sebagai berikut :
1)
2)
3)
Dalam penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut di atas adalah
sebagai berikut :
a.
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada
reaksi emosional, pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian
shift,tindakan pengobatan biasanya ringan dan simpel.
Asuhan keperawatan minimal mempunyai kriteria sebagai berikut ::
1.
2.
3.
4.
5.
6.
b.
Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan. memberi
dorogan agar mau makan,eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan
alat untuk ke kamar mandi.Penampilan pasien sakit sedang.Tindakan perawatan pada
pasien ini monitor tanda-tanda vital,periksa urine reduksi,fungsi fisiologis,status
emosinal,kelancaran drainage atau infus.Pasien memerlukan bantuan pendidikan
kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shift atau 30-60 menit/shiftdengan
mengobservasi side efek obat atau reaksi alergi.
Asuhan keperawatan parsial mempunyai kriteria sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Pasien dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran intake output cairan
dicatat / dihitung.
5.
c.
2.
3.
4.
5.
Gelisah / disorientasi.
Klasifikasi Pasien
Minimal
Pagi Siang Malam
0,17 0,14
0,07
0,34 0,28
0,14
0,51 0,42
0,21
1
2
3
dst
Sumber : Dauglas (1984)
Parsial
Pagi
0,27
0,54
0,81
Siang
0,15
0,30
0,45
Malam
0,10
0,20
0,30
Total
Pagi
0,36
0,72
1.08
Siang
0,30
0,60
0,90
Malam
0,20
0,40
0,60
Dilakukan 1x sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh
perawat yang sama selama beberapa hari sesuai kebutuhan, dengan menggunakan
format klasifikasi pasien berdasarkan derajat ketergantungan
2.
3 kriteria)
3.
(I) pada kolom yang tersedia sehingga dalam waktu 1 hari dapat diketahui beberapa
jumlah pasien dengan klasifikasi minimal, parsial dan total.
4.
Bila pasien hanya mempunyai 1 kriteria dari klasifikasi tersebut, maka pasien
METODE DEMAND
Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga mennurut kegiatan yang memang
nyata dilakukan oleh perawat. Konversi Kebutuhan Tenaga adalah seperti pada
perhitungan cara Need.
Menurut Tutuko (1992) setiap klien yang masuk Ruang Gawat Darurat
dibutuhkan waktu sebagai berikut :
* Untuk Kasus Gawat Darurat : 86,31 menit 87 menit
* Untuk Kasus Mendesak : 71,28 menit 71 menit
* Untuk Kasus Tidak Mendesak : 33,69 menit 34 menit
Menurut Depkes Filipina (1984) kebutuhan pasien adalah sebagai berikut :
Jenis Pelayanan
pasien/hari
3,4 jam
3,5 jam
3,5 jam
3,0 jam
2,5 jam
4,0 jam
METODE GILLIES
Keterangan :
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
Keterangan :
TP
: Tenaga Perawat
365
Perawatan langsung adalah perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada
hubungan secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Jumlah Jam
keperawatan yang dibutuhkan klien perhari untuk waktu keperawatan langsung(rata
rata 4 - 5 jam/klien/hari). Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien padfa perawat
maka dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu: self care, partial care, total
care dan intensive care.
perawatan, memasang/ menyiapkan alat, konsultasi dengan anggota tim, menulis dan
membaca catatan kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian sebagai
berikut :
-
RS Graha Detroit (Gillies, 1989, hal. 245) = 38 menit/ klien/ hari, sedangkan
Menurut Wolfe & Young (Gillies, 1989, hal. 245) = 60 menit/ klien/ hari
Menurut Mayer dalam Gillies (1994), waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan
Rata-rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit
berdsasarkan rata-ratanya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR) dengan rumus :
METODE SWANSBURG
METODE NINA
Tahap I
Tahap II
Hitung B : A x TT.
3)
Tahap 3
Tahap IV
Tahap V
7.
Menurut hasil lokakarya keperawatan (Depkes RI, 1989), rumusan yang dapat
digunakan untuk perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut :
Prinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies (1989) diatas,
tetapi ada penambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian ( sedangkan
angka 7 pada rumus tersebut adalah jumlah hari selama satu minggu).
8.
SAKIT
Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat dan bidan menurut direktorat
pelayanan keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI (2001) dengan memperhatikan unit
kerja yang ada pada masing-masing rumah sakit.
Model pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
A.
RAWAT INAP
No Jenis kategori
Rata rata
Jumlah jam
perawat/hari
a
1
B
Pasien Penyakit Dalam
c
10
/hari *
d
3,5
Pasien bedah
32
Pasien gawat
10
10
Pasien anak
4,5
13,5
1
23
2,5
2,5
93,0
Pasien kebidanan
Jumlah
Keterangan :
(cxd)
E
35
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (Faktor Koreksi) dengan :
Hari Libur/Cuti/Hari Besar (Loss Day)
Perawat atau bidan yang mengejakan tugas-tugas non-profesi (Non - Nursing Jobs),
seperti : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat
makan pasien, dll. Diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
TP = (Jumlah tenaga perawat + loss day) x 25% = (13 + 3,5) x 25% = 4,1
Jadi jumlah tenaga yang diperlukan= tenaga yang tersedia + factor koreksi = 13 + 3,5 +
4,1 = 20,6 (dibulatkan menjadi 21orang perawat/bidan)
Tingkat Ketergantungan Pasien
Pasien diklasifikasikan berdasarkan pasda kebutuhan terhadap
asuhan keperawatan/asuhan kebidanan, meliputi :
a)
b)
c)
d)
Rata rata
Jumlah jam
Jumlah jam
jumlah
perawat/hari
perawatan
pasien/hari
**
ruangan/hari
a
1
b
Askep minimal
C
7
d
2,00
(cxd)
e
14,00
Askepsedang
3,08
21,56
11
4,15
45,56
Askep maksimal
Jumlah
Keterangan :
1
26
6,16
6,16
87,37
**
B.
RAWAT JALAN
Dasar perhitungan jumlah tenaga untuk Rawat Jalan adalah sebagai berikut :
a)
b)
C.
Dasar perhitungan jumlah tenaga di Unit Gawat Darurat adalah sebagai berikut :
a)
b)
c)
Keterangan :
TP = Tenaga perawat
365 = Jumlah hari kerja
255 = Hari kerja efektif perawat/tahun
D = Jam keperawatan
A1 = Waktu perawatan untuk pasien gawat darurat (87 menit)
A2 = Waktu perawatan untuk pasien kasus mendesak (71 menit)
A3 = Waktu perawatan untuk pasien kasus tidak mendesak (34 menit)
Adm time = Waktu administrasi yang dibutuhkan untuk penggantian sif selama 45
menit
D.
KAMAR OPERASI
b)
c)
d)
e)
Perawat di Ruangan :
Rawat Inap
Rawat Jalan
UGD
Kamar Operasi
JAWABAN :
A.
RAWAT INAP
No Jenis kategori
Rata rata
Jumlah jam
B
Pasien Penyakit Dalam
c
10
d
3,5
(cxd)
e
35
Pasien bedah
32
Pasien gawat
10
10
Pasien anak
4,5
13,5
1
23
2,5
2,5
93,0
Pasien kebidanan
Jumlah
Keterangan :
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (Faktor Koreksi) dengan :
Hari Libur/Cuti/Hari Besar (Loss Day)
Perawat atau bidan yang mengejakan tugas-tugas non-profesi (Non - Nursing Jobs),
seperti : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat
makan pasien, dll. Diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
TP = (Jumlah tenaga perawat + loss day) x 25% = (13 + 3,5) x 25% = 4,1
Jadi jumlah tenaga yang diperlukan= tenaga yang tersedia + factor koreksi = 13 + 3,5 +
4,1 = 20,6 (dibulatkan menjadi 21orang perawat/bidan)
Tingkat Ketergantungan Pasien
Pasien diklasifikasikan berdasarkan pasda kebutuhan terhadap
asuhan keperawatan/asuhan kebidanan, meliputi :
a)
b)
c)
d)
Rata rata
Jumlah jam
Jumlah jam
jumlah
perawat/hari ** perawatan
pasien/hari
ruangan/hari
a
1
b
Askep minimal
c
7
d
2,00
(cxd)
e
14,00
Askepsedang
3,08
21,56
11
4,15
45,56
Askep maksimal
Jumlah
Keterangan :
1
26
6,16
6,16
87,37
2)
3)
Dalam penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut di atas adalah
sebagai berikut :
a.
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri,penampilan secara umum baik, tidak ada
reaksi emosional,pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian
shift, tindakan pengobatan biasanya ringan dan simpel.
Asuhan keperawatan minimal mempunyai kriteria sebagai berikut ::
1.
2.
3.
4.
5.
6.
b.
Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan. memberi
dorogan agar mau makan,eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan
alat untuk ke kamar mandi.Penampilan pasien sakit sedang.Tindakan perawatan pada
pasien ini monitor tanda-tanda vital,periksa urine reduksi,fungsi fisiologis,status
emosinal,kelancaran drainage atau infus.Pasien memerlukan bantuan pendidikan
kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shift atau 30-60 menit/shiftdengan
mengobservasi side efek obat atau reaksi alergi.
Asuhan keperawatan parsial mempunyai kriteria sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Pasien dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran intake output cairan
dicatat / dihitung.
5.
c.
1.
2.
3.
4.
5.
Gelisah / disorientasi.
Parsial
Pagi
0,27
0,54
0,81
Siang
0,15
0,30
0,45
Malam
0,10
0,20
0,30
Total
Pagi
0,36
0,72
1.08
Siang
0,30
0,60
0,90
Malam
0,20
0,40
0,60
METODE GILLIES
Gillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit
perawatan adalah sebagai berikut :
Keterangan :
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien /hari
C = Jumlah hari/tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
Gillies (1994) mengemukakan rumus Kebutuhan Tenaga Keperawatan adalah
sebagai berikut :
Keterangan :
TP
: Tenaga Perawat
365
Perawatan langsung adalah perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada
hubungan secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Jumlah Jam
keperawatan yang dibutuhkan klien perhari untuk waktu keperawatan langsung(rata
rata 4 - 5 jam/klien/hari). Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien padfa perawat
maka dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu: self care, partial care, total
care dan intensive care.
Menurut Minetti Huchinson (1994) Kebutuhan Keperawatan Langsung setiap pasien
adalah empat jam perhari sedangkan untuk :
* Self Care dibutuhkan x 4 jam : 2 jam
* Partial Care dibutuhkan x 4 jam : 3 jam
* Total Care dibutuhkan 1- 1 x 4 jam : 4 - 6 jam
* Intensive Care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam
perawatan, memasang/ menyiapkan alat, konsultasi dengan anggota tim, menulis dan
membaca catatan kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian sebagai
berikut :
-
RS Graha Detroit (Gillies, 1989, hal. 245) = 38 menit/ klien/ hari, sedangkan
Menurut Wolfe & Young (Gillies, 1989, hal. 245) = 60 menit/ klien/ hari
Menurut Mayer dalam Gillies (1994), waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan
Rata-rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit
berdasarkan rata-ratanya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR) dengan rumus :
2)
3)
Tahap III Hitung C : Jumlah jam perawatan seluruh pasien selama 1 tahun. (C =
B x 365)
4)
Prinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies (1989) diatas,
tetapi ada penambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian (sedangkan
angka 7 pada rumus tersebut adalah jumlah hari selama satu minggu).
METODE RASIO
Metode ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang
diperlukan. Metode ini paling sering digunakan karena sederhana dan
mudah. Metode ini hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa
mengetahui produktivitas SDM rumah sakit, dan kapan personal tersebut dibutuhkan
oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang mebutuhkan. Bisa digunakan bila :
kemampuan dan sumber daya untuk perencanaan personal terbatas, jenis, tipe, dan
volume pelayanan kesehatan relatif stabil.
Tujuan dari metode ini adalah merencanakan kebutuhan tenga kesehatan dengan
membandingkan ketersediaan tempat tidur di unit-unit perawatan sesuai dengan tipe
institusi layanan kesehatan yang tersedia. Cara perhitungan ini masih ada yang
menggunakan, namun banyak rumah sakit yang lambat laun meninggalkan cara ini
karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang lain yang lebih sesuai dengan
kondisi rumah sakit dan profesional.
Cara rasio yang umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan Menkes
R.I. Nomor 262 tahun 1979 tentang ketenagaan rumah sakit, dengan standar sebagai
berikut :
Peraturan Menkes RI No. 262/Menkes/Per/VII/1979
Tipe RS TM/TT
A dan B 1 / (4 7)
C
1/9
TPP/TT
(3 4) / 2
1/1
TPNP/TT
1/3
1/5
TNM/TT
1/1
3/4
D
Khusus
Keterangan :
1 / 15
Disesuaikan
1/2
Disesuaikan
1/6
Disesuaikan
2/3
Disesuaikan
TM = Tenaga Medis
TT = Tempat Tidur
TPP = Tenaga Para Medis Perawatan
TPNP = Tenaga Para Medis Non Perawatan
TNP = Tenaga Non Medis
B.
RAWAT JALAN
b)
METODE NEED
Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang diperhitungkan
sendiri dan memenuhi standar profesi. Untuk menghitung seluruh kebutuhan
tenaga,diperlukan terlebih dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yang diberikan
kepada klien selama di Rumah Sakit. Diskripsi tentang pelayanan yang diberikan
kepada pasien. Misalnya saja untuk klien yang berobat jalan, ia akan
C.
b)
c)
Keterangan :
TP = Tenaga perawat
365 = Jumlah hari kerja
255 = Hari kerja efektif perawat/tahun
D = Jam keperawatan
A1 = Waktu perawatan untuk pasien gawat darurat (87 menit)
A2 = Waktu perawatan untuk pasien kasus mendesak (71 menit)
A3 = Waktu perawatan untuk pasien kasus tidak mendesak (34 menit)
Adm time = Waktu administrasi yang dibutuhkan untuk penggantian sif selama 45
menit
METODE DEMAND
Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga mennurut kegiatan yang memang
nyata dilakukan oleh perawat. Konversi Kebutuhan Tenaga adalah seperti pada
perhitungan cara Need.
Menurut Tutuko (1992) setiap klien yang masuk Ruang Gawat Darurat
dibutuhkan waktu sebagai berikut :
* Untuk Kasus Gawat Darurat : 86,31 menit 87 menit
* Untuk Kasus Mendesak : 71,28 menit 71 menit
* Untuk Kasus Tidak Mendesak : 33,69 menit 34 menit
Menurut Depkes Filipina (1984) kebutuhan pasien adalahsebagai berikut :
Jenis Pelayanan
Non Bedah (Interna)
Bedah
Campuran Bedah dan Non Bedah (Interna)
Post Partum
Bayi Baru Lahir
Anak anak
4,0 jam
D.
KAMAR OPERASI
b)
c)
d)
e)
2.
Kapasitas TT 19
BOR 80 %
Kategori pasien :
Mandiri 2 jam
Sebagian 3 jam
Total 5 jam
Jawaban :
Dik
BOR : 80 %
Dit
Penyelesaian :
Sensus Harian = BOR x Jumlah TT
= 80 % x 19 TT
= 15,2 15 Orang/hari
Kriteria klien yang dirawat tersebut adalah :
5 orang klien dapat melakukan Perawatan Mandiri,
5 orang klien perlu diberikan Perawatan Sebagian, dan
5 orang klien lainnya harus diberikan Perawatan Total
Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat
di satu ruangan adalah sebagai berikut :
a)
Keperawatan Langsung
i.
jam
ii.
iii.
jam
Keperawatan Tidak Langsung 15 orang klien : 5 x 1 jam = 15 jam
Penyuluhan Kesehatan 15 orang klien : 15 x 0,25 jam = 3,75 jam
Total Jam Keperawatan secara keseluruhan :
(10 + 15 + 25 + 15 + 37,5) Jam = 68,75 Jam
b)
c)
Keterangan :
A = Rata-rata Jumlah Perawatan / Pasien / Hari
B = Rata-rata Jumlah Pasien / Hari
C = Jumlah Hari / Tahun
D = Jumlah Hari Libur Masing-masing Perawat
E = Jumlah Jam Kerja Masing-masing Perawat
Jawab :
Dik :
Jumlah perawatan / pasien / hari adalah 6 hari
Jumlah pasien / hari adalah 15 orang klien
Jumlah hari / tahun adalah 365 hari
Hari libur masing-masing perawat pertahun adalah 128 hari
Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam perminggu
http://manchuniansnursing.blogspot.com/2013/05/perhitungan-tenaga-perawat.html
rumah sakit. Misalnya saja untuk klien yang berobat jalan,ia akan melalui/mendapatkan
pelayanan, antara pembelian karcis, pemeriksaan perawat / dokter, penyuluhan, pemeriksaan
laboratorium, apotik dan sebagainya. Kemudian dihitung standar waktu yang diperlukan agar
pelayanan itu berjalan dengan baik. Hundgins(1992)menggunakan standar waktu pelayanan
pasien sebagai berikut :
Tugas Lama waktu(menit) untuk pasien
Baru Lama
Pendaftaran
Pemerikasaan dokter
Pemeriksaan asisten dokter
Penyuluhan
Laboratorium 3
15
18
51
5
4
11
11
0
7
Contoh perhitunganya:
Rumah sakit A tipe B memberikan pekayanankepada pasien rata-rata 500 orang perhari
dimana 50% adalah pasien baru,maka seorang pimpinan keperawatan akan memperhitungkan
jumlah tenaga sebagai berikut :
Tenaga yang diperlukan untuk bertugas di bagian pendaftaran adalah : (3+4)/2= 3,5 x
500/240 = 7,29 (7 orang tenaga) jika ia bekerja dati jam 08.00 sampai jam 12.00(240 menit).
Tenaga dokter yang dibutuhkan adalah : (15+1)/2=13500/180=36,11 (36 orang dokter),jika
ia bekerja dari jam 09.00 sampai 12.00)(180 menit)Tenaga asisten dokter yang diperlukan
adalah (18+11)/2 = 14,5 x500/240=30,2 orang(30 oarang asisten dokter),jika bekerja dari jam
08.00sampai 12.00(240 menit).
Tenaga penyuluhan yang dibutuhkan adalah 5/12 =25,5 x500/240 = 53,13 (53 orang tenaga
penyuluhan),jika ia bekerja dari jam08.00 sampi12.00 (240 menit)
Tenaga laboratorium yang dibutuhkan adalah : (5+7)/2=6500/240 =12,5 (13 oarang tenaga
pasien dengan perawatan minimal, 10 pasien dengan perawatan parsial dan 5 pasien dengan
perawatan total. Maka kebutuhan tenaga perawatan adalah sebagai berikut:
1. untuk shift pagi:
- 5 ps x 0,17 = 0,85
- 10 ps x 0,27 = 2,70
- 5 ps x 0,36 = 1,80
total tenaga pagi = 5,35 2. untuk shift siang:
- 5 ps x 0,14 = 0,70
- 10 ps x 0,15 = 1,50
- 5 ps x 0,30 = 1,50
total tenaga siang = 5,35 3. untuk shift malam:
- 5 ps x 0,10 = 0,50
- 10 ps x 0,07 = 0,70
- 5 ps x 0,20 = 1,00
total tenaga malam = 2,20
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah: 5,35 + 3,70 + 2,20 = 11,25 (11 orang perawat)
Klasifikasi Klien Berdasarkan Derajad Ketergantungan
Kriteria Ketergantungan Jumlah Klien Perhari Sesuai Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst
Perawatan Minimal:
1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2. Makan dan minum dilakukan sendiri
3. Ambulasi dengan pengawasan
4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
5. Pengobatan minimal, status psikologis stabil
6. Persiapan prosedur memerlukan pengobatan
Perawatan Parsial:
1. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
2. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali
3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4. Folly cateter intake output dicatat
5. Klien dengan pasang infus, persiapan pengobatan memerlukan prosedur
Perawatan total:
1. Segalanya diberi bantuan
maka 40/5 = 8 jam, kalu hari kerja efektif 6 hari per minggu maka 40/6 jam = 6,6 jam
perhari)
- Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus ditambah 20% (untuk
antisiapasi kekurangan/ cadangan)
Contoh perhitungannya:
Dari hasil observasi dan sensus harian selama enam bulan di sebuah rumah sakit A yang
berkapasitas tempat tidur 20 tempat tidur, didapatkan jumlah rata-rata klien yang dirawat
(BOR) 15 orang perhari. Kriteria klien yang dirawat tersebut adalah 5 orang dapat melakukan
perawatan mandiri, 5 orang perlu diberikan perawatan sebagian, dan 5 orang lainnya harus
diberikan perawatan total. Tingkat pendidikan perawat yaitu, SPK dan D III Keperawatan.
Hari kerja efektif adalah 6 hari perminggu. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung
jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang tersebut adalah sbb:
a. Menetukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari, yaitu:
- keperawatan langsung
- keperawatan mandiri 5 orang klien : 5 x 2 jam = 10 jam
- keperawatan parsial 5 orang klien : 5 x 3 jam = 15 jam
- keperawatan total 5 orang klien : 5 x 6 jam = 30 jam
- keperawatan tidak langsung 15 orang klien : 5 x 1 jam = 15 jam
-penyuluhan kesehatan 15 orang klien : 15 x 0,25 jam = 3,75 jam
total jam keperawatan secara keseluruhan 73,75 jam
b. Menetukan jumlah jam keperawatan per klien per hari = 73,75 jam / 15 klien = 4,9 jam
c. Menetukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah klangsung
dengan menggunakan rumus (Gillies, 1989) diatas, sehingga didapatkan hasil sbb:
d. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan perhari, yaitu:
e. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift, yaitu dengan ketentuan
menurut Warstler ( dalam Swansburg, 1990, h. 71). Proporsi dinas pagi 47%, sore 36%, dan
malam 17%. Maka pada kondisi di atas jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift
adalah:
- shift pagi: 5,17 orang (5 orang)
- shift sore: 3,96 orang (4 orang)
- shift malam: 1, 87 orang (2 orang)
f. Kombinasi jumlah tenaga menurut Intermountain Health Care Inc. adalah:
- 58% = 6,38 (6 orang) S I keperawatan
- 26% = 2,86 (3 orang) D III keperawatan
Pasien bedah
Pasien gawat
Pasien anak
Pasien kebidanan 10
8
1
3
1 3,5
4
10
4,5
2,5 35
32
10
13,5
2,5
Jumlah 23 93,0
Keterangan :
* berdasarkan penelitian dari luar negeri
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah:
Jumlah jam perawatan = 93 = 13 perawat
Jam kerja efektif per shift 7
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (factor koreksi) dengan :
Hari libur/ cuti/ hari besar (loss day)
Jumlah hari miggu dalam setahun + cuti + hari besar x Jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif
52 +12 + 14 x 13 = 3,5
286
Perawat atau bidan yang mengejakan tugas-tugas non-profesi (non-nursing jobs)
Seperti: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan
pasien, dll. Diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
(Jumlah tenaga perawat + loss day) x 25% = (13 + 3,5) x 25% = 4,1
Jadi jumlah tenaga yang diperlukan= tenaga yang tersedia + factor koreksi
= 13 + 3,5 + 4,1 = 20,6 (dibulatkan menjadi 21 orang perawat/ bidan)
sakit menjalani peningkatan beban kerja dan masih mengalami kekurangan perawat. Hal ini
disebabkan karena peran perawat belum didefinisikan dengan baik, dan perawt yang lain
masih banyak yang tidak mementingkan absensi. Dengan tanpa dipungkiri lagi bahwa
perawat merupakan kelompok terbesar di era rumah sakit sehingga baik buruknya pelayanan
rumahsakit adlh merupakan citra dari kelompok perawat sebagai jasa pemberian pelayanan
keperawatan.
Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam keperawatan juga sangat ditunjang oleh pemberian
asuhan keperawatan yang tepat dan kompetensi perawat yang memadai. Oleh karena itu,
perlu kiranya dilakukan perencanaan yang strategis dan sistematis dalam memenuhi
kebutuhan tenaga keperawatan. Dan perencanaan yang baik mempertimbangkan : klasifikasi
klien berdasarkan tingkat ketergantungan, metode pemberian asuhan keperawatan, jumlah
dan kategori tenaga keperawatan serta perhitungan jumlah tenaga keperawatan. Untuk itu
diperlukan kontribusi dari manager keperawatan dalam menganalisis dan merencanakan
kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit rumah sakit. (Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep).
B. RUMUSAN MASALAH
Dari fakta di atas menunjukan bahwa ketenagakerjaan merupakan indicator penting untuk
keberhasialn suatu rumah sakit melakukan pelayanan pada msyarakat. Dari factor tersebut
maka diambil rumusan masalah Perhitungan Ketenagakerjaan Yang Efektif Dan Efisien.
C. TUJUAN
1.
Tujuan Umum
Tujuan umumnya adalah agar mengetahui perhitungan ketenagakerjaan yang efektif dan
efisien
2.
Tujuan Khusus
a)
b)
c)
d)
Dengan adanya pre planning ini diharapkan agar menambah pengetahuan tentang
pembagian tenaga perawat di sebuah unit di rumah sakit secara efektif dan efisien.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
HAKEKAT KETENAGAKERJAAN
Hakekat ketenagakerjaan pada intinya adalah pengeturan, mobilisasi potensi, proses motivasi,
dan pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasan melalui karyanya. Hal
ini berguna untuk tercapainya tujuan individu, organisasi, ataupun komunitas dimana ia
berkarya.
Keputusan yang diambil tentang ketenagakerjaan sangat dipengaruhi oleh falsaah yang dianut
oleh pimpinan keperawatan tentang pendayagunaan tenaga kerja. Misalnya, pandangan
tentang motivasi kerja dan konsep tentang tenaga keperawatan. Dari pandangan tersebut akan
terbentuk pola ketenagakerjaan yang disesuaikan dengan gambaran pimpinan.
B.
1.
Prinsip dasar untuk mencapai efisiensi yaitu pekerjaan dibagi-bagi sehingga setiap orang
memilik tugas tertentu. Untuk ini kepala bidang keperawatan perlu mengetahui tentang :
1.
2.
3.
mengetahui ruang lingkup tugas kepala bidang keperawatan dan kedudukan dalam
organisasi
4.
5.
mengetahui hal- hal-hal yang dapat didelegasikan kepada staf dan kepada tenaga non
keperawatan
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengelompokkan dan pembagian kerja
1.
jumlah tugas yang dibebankan seseorang terbatas dan sesuai dengan kemampuannya
2.
tiap bangsal / bagian memiliki perincian aktivitas yang jelas dan tertulis
3.
4.
5.
6.
Disamping itu setiap staf mengetahui kepada siapa dia harus melapor, minta bantuan atau
bertanya, dan siapa atasan langsung serta dari siapa dia menerima tugas
2.
Pendelegasian Tugas
Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk
bertindak dalam batas-batas tertentu. Dengan pendelegasian, seorang pimpinan dapat
mencapai tujuan dan sasaran kelompok melalui usaha orang lain, hal mana merupakan inti
manajemen. Selain itu dengan pendelegasian , seorang pimpinan mempunyai waktu lebih
banyak untuk melakukan hal lain yang lebih penting seperti perencanaan dan evaluasi.
Pendelegasian juga merupakan alat pengembangan dan latihan manajemen yang bermanfaat.
Staf yang memiliki minat terhadap tantangan yang lebih besar akan menjadi lebih komit dan
puas bila diberikan kesempatan untuk memegang tugas atau tantangan yang penting.
Sebaliknya kurangnya pendelegasian akan menghambat inisiatif staf.
Keuntungan bagi staf dengan melakukan pendelegasian adalah mengambangkan rasa
tanggung jawab, meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri, berkualitas, lebih komit
dan puas pada pekerjaan.. Disamping itu mamfaat pendelegasian untuk kepala bidang
keperawatan sendiri adalah mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal-hal lain
seperti perencanaan dan evaluasi, meningkatkan kedewasaan dan rasa percaya diri,
memberikan pengaruh dan power baik intern maupun ekstern, dapat mencapai pelayanan dan
sasaran keperawatan melalui usaha orang lain
Walaupun pendelegasian merupakan alat manajemen yang efektif, banyak pimpinan yang
gagal mengerjakan pendelegasian ini. Beberapa alasan yang menghambat dalam melakukan
pendelegasian :
o meyakini pendapat yang salah Jika kamu ingin hal itu dilaksanakan dengan tepat,
kerjakanlah sendiri.
o kurang percaya diri
o takut dianggap malas
o takut persaingan
o takut kehilangan kendali
o merasa tidak pasti tentang apa dan kapan melakukan pendelegasian, mempunyai
definisi
o kurang kontrol yang memberikan peringatan dini adanya masalah, sehubungan dengan
tugas yang didelegasika
o kurang contoh dari pimpinan lain dalam hal mendelegasikan
o kurang keyakinan dan dan kepercayaan terhadap staf, merasa staf kurang memiliki
ketrampilan atau pengetahuan untuk melakukan tugas tersebut.
Dalam pendelegasian wewenang, masalah yang terpenting adalah apa tugas dan seberapa
besar wewenang yang harus dan dapat dilimpahkan kepada staf.
Hal ini tergantung pada :
a.
Sifat kegiatan ; untuk kegiatan rutin, delegasi wewenang dapat diberikan lebih besar
kepada staf.
b.
Kemampuan staf ; tugas yang didelegasikan jangan terlalu ringan atau terlalu berat.
c.
Hasil yang diharapkan ; Applebaum dan Rohrs menyarankan agar pimpinan jangan
berikan penjelasan yang jelas tentang tanggung jawab, wewenang, tanggung gugat dan
dukungan yang tersedia
berikan pengakuan dan penghargaan atas tugas yang telah terlaksana dengan baik
Langkah yang harus ditempuh agar dapat melakukan pendelegasian yang efektif :
1.
2.
3.
4.
uraikan hasil spesifik yang anda harapkan dan kapan anda harapkan hasil tersebut
5.
jelaskan batas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki staf tersebut
6.
minta staf tersebut menyimpulkan pokok tugasnya dan cek penerimaan staf tersebut atas
8.
berikan dukungan
9.
evaluasi hasilnya
3.
Koordinasi
Koordinasi adalah keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada
dibangsal. Keselarasan ini dapat terjalin antar perawat dengan anggota tim kesehatan lain
maupun dengan tenaga dari bagian lain.
Manfaat Koordinasi:
-
menghindari perasaan lepas antar tugas yang ada dibangsal / bagian dan perasaan lebih
Cara koordinasi:
Manajemen Waktu
Dalam mengorganisir sumber daya, sering kepala bidang keperawatan mengalami kesulitan
dalam mengatur dan mengendalikan waktu. Banyak waktu pengelola dihabiskan untuk orang
lain. Oleh karena itu perlu pengontrolan waktu sehingga dapat digunakan lebih efektif.
Untuk mengendalikan waktu agar lebih efektif perlu :
1.
analisa waktu yang dipakai; membuat agenda harian untuk menentukan kategori
3.
mendelegasikan
2.
3.
4.
telpon
5.
6.
7.
C.
Didalam penerapan kebutuhan ketenagakerjaan harus diperhatikan adanya faktor yang terkait
beban kerja perawat, diantaranya seperti berikut :
a. Jumlah klien yang dirawat/hari/bulan/tahun dalam suatu unit
b. Kondisi atau tingkat ketergantungan klien
c. Rata-rata hari perawatan klien
d. Pengukuran perawatan langsung dan tidak langsung
e. Frekuensi tindakan yang dibutuhkan
a.
Faktor klien, meliputi : tingkat kompleksitas perawat, kondisi pasien sesuai dengan
jenis penyakit dan usianya, jumlah pasien dan fluktuasinya, keadaan sosial ekonomi dan
harapan pasien dan keluarga.
b.
pengaturan dinas, uraian tugas perawat, kebijakan personalia, tingkat pendidikan dan
pengalaman kerja, tenaga perawat spesialis dan sikap ethis professional.
c.
Faktor lingkungan, meliputi : tipe dan lokasi rumah sakit, lay out keperawatan, fasilitas
dan jenis pelayanan yang diberikan, kelengkapan peralatan medik atau diagnostik, pelayanan
penunjang dari instalasi lain dan macam kegiatan yang dilaksanakan.
d.
Faktor organisasi, meliputi : mutu pelayanan yang ditetapkan dan kebijakan pembinaan
dan pengembangan.
2.
a.
Peraturan
Men.Kes.R.I.
No.262/Men.Kes./Per/VII/1979
menetapkan
bahwa
perbandingan jumlah tempat tidur rumah sakit dibanding dengan jumlah perawat adalah
sebagai berikut :
Hasil Work Shop Perawatan oleh Dep.Kes RI di Ciloto Tahun 1971 menyebutkan
bahwa :
c.
b)
ambulasi dibantu
c)
dilakukan suction
gelisah / disorientasi
D.
Tingkat ketergantungan perhitungan tenaga perawat ada beberapa metode, antara lain yaitu
Metode Douglas
Metode Sistem Akuitas
Metode Gillies
Metode Swanburg
Penjelasan dari metode-metode cara perhitungan ketenagakerjaan adalah sebagai berikut :
1)
Metode Douglas
Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan jumlah perawat yang
dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masingmasing
kategori mempunyai nilai standar per shift nya, yaitu sebagai berikut :
Jumlah
Pasien
1
2
3
dst
Pagi
0,17
0,34
0,51
Minimal
Sore
Malam
0,14
0,07
0,28
0,14
0,42
0,21
Klasifikasi KLien
Parsial
Pagi
Sore
Malam
0,27
0,15
0,10
0,54
0,30
0,20
0,81
0,45
0,30
Pagi
0,36
0,72
1,08
Total
Sore
0,30
0,60
0,90
Malam
0,20
0,40
0,60
Contoh kasus
Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan minimal, 8
orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total.
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan :
Minimal
Parsial
Pagi
0,17 x 3 = 0,51
0.27 x 8 = 2.16
Sore
0.14 x 3 = 0.42
0.15 x 8 = 1.2
Malam
0.07 x 3 = 0.21
0.10 x 8 = 0.8
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari
2)
Kelas I : 2 jam/hari
Total
0.36 x 6 = 2.16
0.3 x 6 = 1.8
0.2 x 6 = 1.2
Jumlah
4.83 (5) orang
3.42 (4) orang
2.21 (2) orang
11 Orang
Kelas II : 3 jam/hari
Kelas III : 4,5 jam/hari
Kelas IV : 6 jam/hari
Untuk tiga kali pergantian shift Pagi : Sore : Malam = 35% : 35 % : 30%
Contoh :
Rata rata jumlah klien
1. kelas I
2. kelas II
= 3 orang x 2 jam/hari
= 6 jam
= 8 orang x 3 jam/hari
= 24 jam
3. kelas III
= 18 jam
4. kelas IV
= 2 orang x 6 jam/hari
= 12 jam
Jumlah jam
-
: 60 jam
Metode Gillies
Gillies (1994) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit perawatan
adalah sebagai berikut :
Jumlah jam keperawatan
rata rata
jumlah
- hari libur
x hari/tahun
x jmlh jam kerja
Masing2
tiap perawat
Perawat
jumlah keperawatan yang dibutuhkan /tahun
=
2.
3.
4.
Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit berdasarkan rata-
rata biaya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR) dengan rumus :
Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu x 100 %
Jumlah tempat tidur x 365 hari
5.
6.
minggu/libur =
52 hari ( untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah sakit setempat, kalau ini merupakan
hari libur maka harus diperhitungkan , begitu juga sebaliknya ), hari libur nasional = 13 hari,
dan cuti tahunan = 8 hari).
7.
Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 6 hari
maka 40/6 = 6.6 = 7 jam per hari, kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam per hari)
8.
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah 20% (untuk
Contoh
1.
2.
Jumlah jam kerja tiap perawat = 40 jam/minggu ( 6 hari/minggu ) jadi jumlah jam
- Ketergantungan partial
- Ketergantungan total
= 63 jam
4,96 x 17 x 365
(365 73) x 7
2.
3.
Metode Swansburg
Contoh:
Pada suatu unit dengan 24 tempat
tidur
rata perhari .
Sore
DAFTAR PUSTAKA
DepKesRI (2003), Indonesia sehat 2010. Jakarta : Departemen Kesehatan R.I
Douglas, Laura Mae. (1992) The effective Nurse : Leader and Manager ., 4 Th. Ed,. Mosby year book, Inc.
Gillies, D.A. (1994). Nursing management, a system approach. Third Edition. Philadelphia :
WB Saunders.
Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998). Management Decision Making for Nurses (3rd ed)
Philadelphia: Lippincot Raven Publisher
Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (2000). Leaderships Roles and Management Functions in
Nursing (3rd ed) Philadelphia: Lippincot Raven Publisher
Swansburg, R.C. & Swansburg, R.J. (1999). Introductory management and leadership for
nurses. Canada : Jones and Barlett Publishers
Penyuluhan
Laboratorium 3
15
18
51
5
4
11
11
0
7
Contoh perhitunganya:
Rumah sakit A tipe B memberikan pekayanankepada pasien rata-rata 500
orang perhari dimana 50% adalah pasien baru,maka seorang pimpinan
keperawatan akan memperhitungkan jumlah tenaga sebagai berikut :
Tenaga yang diperlukan untuk bertugas di bagian pendaftaran adalah :
(3+4)/2= 3,5 x 500/240 = 7,29 (7 orang tenaga) jika ia bekerja dati jam
08.00 sampai jam 12.00(240 menit).
Tenaga dokter yang dibutuhkan adalah : (15+1)/2=13500/180=36,11 (36
orang dokter),jika ia bekerja dari jam 09.00 sampai 12.00)(180
menit)Tenaga asisten dokter yang diperlukan adalah (18+11)/2 = 14,5
x500/240=30,2 orang(30 oarang asisten dokter),jika bekerja dari jam
08.00sampai 12.00(240 menit).
Tenaga penyuluhan yang dibutuhkan adalah 5/12 =25,5 x500/240 = 53,13
(53 orang tenaga penyuluhan),jika ia bekerja dari jam08.00 sampi12.00 (240
menit)
Tenaga laboratorium yang dibutuhkan adalah : (5+7)/2=6500/240 =12,5
(13 oarang tenaga laboratorium jika ia bekerja dari jam 08.00 sampai
jam12.00(240 menit)
Untuk pasien rawat inap, Douglas (1984) menyampaikan standar waktu
pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut :
Perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam
Perawatan intermediet memerlukan waktu : 3-4 jam/24 jam
Perawatan maksimal/total memerlukan waktu : 5-6 jam/24 jam
Dalam penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut di
atas adalah sebagai berikut :
a. Kategori I : Self care/perawatan mandiri
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri,penampilan secara umum
baik,tidak ada reaksi emosional,pasien memerlukan orientasi waktu,tempat
dan pergantian shift,ttindakan pengobatan biasanya ringan dan simpel
b. Kategori II : intermediet care/perawatan sedang
Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu,mengatur pisisi waktu
makan.meberi dorogan agar mau makan,eliminasi dan kebutuhan diri juga
dibantu atau menyiapkan alat untuk ke kamar mandi.Penampilan pasien sakit
sedang.Tindakan perawatan pada pasien ini monitor tanda-tanda vital,periksa
urine reduksi,fungsi fisiologis,status emosinal,kelancaran drainage atau
infus.Pasien memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk support emosi
5-10 menit/shift atau 30-60 menit/shiftdengan mengobservasi side efek obat
atau reaksi alergi.
c. Kategori III : Intensive care/perawatan total
Angka 1878 didapat dari hari efektif pertahun (365 52 hari minggu = 313
hari) dan dikalikan dengan jam kerja efektif perhari (6 jam)
7. Metoda hasil Lokakarya Keperawatan
Menurut hasil lokakarya keperawatan (Depkes RI 1989), rumusan yang dapat
digunakan untuk perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai
berikut
Jam perawatan 24 jam x 7 (tempat tidur x BOR) + 25%
Hari kerja efektif x 40 jam
Prinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies (1989)
diatas, tetapi ada penambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian
( sedangkan angka 7 pada rumus tersebut adalah jumlah hari selama satu
minggu).
8. Standar ketenagaan Perawat dan Bidan di Rumah Sakit
Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat dan bidan menurut
direktorat pelayanan keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI (2001) dengan
memperhatikan unit kerja yang ada pada masing-masing rumah sakit. Model
pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Rawat inap
berdasarkan klasifikasi pasien cara perhitungannya berdasarkan :
tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
rata-rata pasien per hari
jumlah perawatan yang diperlukan / hari / pasien
jam perawatan yang diperlukan/ ruanagan / hari
jam kerja efektif tiap perawat atau bidan 7 jam per hari
Contoh perhitungannya
No Jenis kategori Rata-rata pasien/ hari Rata-rata jam perawatan pasien /
hari * Jumlah jam perawatan/ hari (cx d)
Abcde
1
2
3
4
5 Pasien P. dalam
Pasien bedah
Pasien gawat
Pasien anak
Pasien kebidanan 10
8
1
3
1 3,5
4
10
4,5
2,5 35
32
10
13,5
2,5
Jumlah 23 93,0
Keterangan :
* berdasarkan penelitian dari luar negeri
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah:
Jumlah jam perawatan = 93 = 13 perawat
Jam kerja efektif per shift 7
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (factor koreksi)
dengan :
Hari libur/ cuti/ hari besar (loss day)
Jumlah hari miggu dalam setahun + cuti + hari besar x Jumlah perawat
tersedia
Jumlah hari kerja efektif
52 +12 + 14 x 13 = 3,5
286
Perawat atau bidan yang mengejakan tugas-tugas non-profesi (non-nursing
jobs)
Seperti: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan
alat-alat makan pasien, dll. Diperkirakan 25% dari jam pelayanan
keperawatan.
(Jumlah tenaga perawat + loss day) x 25% = (13 + 3,5) x 25% = 4,1
Jadi jumlah tenaga yang diperlukan= tenaga yang tersedia + factor koreksi
= 13 + 3,5 + 4,1 = 20,6 (dibulatkan menjadi 21 orang perawat/ bidan)
Tingkat ketergantungan pasien
Pasien diklasifikasikan berdasarkan pasda kebutuhan terhadap asuhan
keperawatan/ asuhan kebidanan, meliputi:
a. asuhan keperawatan minimal
b. asuhan keperawatan sedang
c. asuhan keperawatan agak berat
d. asuhan keperawatan maksimal
Contoh kasus:
No Kategori* Rata-rata jml pasien/ hari Jml jam perawat/ hari** Jml jam
perawatan ruangan/ hari (c x d)
aBcde
1 Askep Minimal 7 2,00 14,00
2 Askep sedang 7 3,08 21,56
3 Askep agak berat 11 4,15 45,65
4 Askep maksimal 1 6,16 6,16
Jumlah 26 87,37
Keterangan:
* : uraian ada pada model Gillies di halaman depan
** : berdasarkan penelitian di luar negeri
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah
Jumlah jam perawatan ruangan/ hari = 87,37 = 12,5 perawat
Jam kerja efektif perawat 7
Pendekatan perhitungan tenaga yang dibahas dalam makalah ini mudahmudahan dapat membantu para manajer keperawatan di rumah sakit dalam
merencanakan penambahan tenaga keperawatan.