Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dewasa ini, tidak lepas dari sains sebagai unsur penunjang utama dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak produk sains yang akrab kita temui, sebagai contohnya adalah berbagai macam alat hasil pengembangan teknologi dan informasi. Di samping itu, pada dasarnya sains memang bagian dari kehidupan. Dari mulai apa yang terjadi dalam tubuh sampai berbagai fenomena alam di alam semesta merupakan objek kajian sains. Salah satu contoh fenomena sains yang menarik untuk dipelajari adalah cahaya. Cahaya pada hakekatnya tidak dapat dilihat, kesan adanya cahaya apabila cahaya tersebut mengenai benda. Karena itulah kita dapat melihat benda-benda di sekitar kita melalui indera penglihatan yaitu mata, ketika benda-benda tersebut terkena cahaya dan dipantulkan ke mata. Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang electromagnet yang dapat dideteksi oleh mata. Cahaya dapat merambat lurus baik melalui medium ataupun tanpa medium (vakum). Selain sebagai gelombang, cahaya juga mempunyai sifat sebagai partikel. Teori kuantum menyatakan cahaya merambat dalam bentuk aliran partikel yang disebut foton. Partikel-partikel foton ini membawa energi sehingga cahaya juga merupakan bentuk energi yang dikenal sebagai energi elektromagnetik, yang juga disebut radiasi (Campbell, et.al, 2000). Adapun sifat khas dari cahaya sebagai gelombang adalah cahaya dapat menunjukkan peristiwa pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), interferensi, defraksi, dispersi dan polarisasi. Sifat-sifat cahaya tersebut dapat menjelaskan berbagai fenomena alam yang terjadi seperti proses melihat oleh mata, adanya warna, terjadinya pelangi, cermin, kolam dengan air jernih yang terlihat dangkal, kilauan berlian, fatamorgana dan lain sebagaimya. Sifat-sifat cahaya sebagai gelombang banyak dimanfaatkan dalam teknologi, seperti pada peralatan optik. Alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih
komponennya menggunakan benda optik, seperti: cermin, lensa, serat optik atau prisma. Prinsip kerja dari alat optik adalah dengan memanfaatkan prinsip pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya. Salah satu alat optik yang penting dan banyak berperan dalam perkembangan ilmu sains, khususnya dalam bidang biologi adalah mikroskop. Mikroskop merupakan alat optik yang sangat membantu dalam mengamati benda-benda kecil (mikro) seperti sel yang tidak dapat terlihat hanya dengan mata telanjang. Oleh karena itu pada makalah ini penulis mencoba untuk memaparkan prinsip kerja mikroskop yang merupakan penerapan dari konsep fisika optik.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut. 1) Apa sajakah teori-teori tentang cahaya dan optik? 2) Bagaimanakah penerapan konsep cahaya dan optik pada mikroskop?
1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui teori-teori tentang cahaya dan optik. 2) Untuk mengetahui penerapan konsep cahaya dan optik pada mikroskop.
1.4 Manfaat Penulisan makalah diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembaca untuk menambah pengetahuan mengenai penerapan konsep fisika (cahaya dan optik) dalam kehidupan sehari-hari dan dalam perkembangan teknologi mikroskop. Di samping itu penulisan makalah ini juga dapat memberikan manfaat kepada penulis, yakni menambah wawasan dan pengalaman dalam hal penulisan makalah.
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Teori tentang Cahaya dan Optik 2.1.1 Sifat Cahaya Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Karena itu cahaya dapat merambat baik melalui medium ataupun tanpa medium (vakum). Cahaya memiliki sifat-sifat antara lain: a. Cahaya merambat lurus; b. Cahaya dapat menembus benda bening (benda transparan); c. Cahaya dapat dipantulkan; d. Cahaya dapat dibiaskan (bila melalui dua medium dengan indeks bias yang berbeda; e. Cahaya monokromatis (cahaya putih) dapat diuraikan menjadi beberapa cahaya berwarna; f. Cahaya memiliki energi; g. Cahaya dapat berbentuk gelombang maupun berbentuk partikel; h. Cahaya dapat merambat tanpa medium perantara; i. Cahaya dipancarkan dalam bentuk radiasi.
2.1.2 Pemantulan Cahaya (Refleksi) Salah satu sifat dari gelombang adalah apabila melewati suatu penghalang, maka gelombang akan dipantulkan. Demikian pula halnya untuk gelombang cahaya, apabila melewati suatu permukaan maka akan dipantulkan. Misalnya, ketika cahaya matahari mengenai permukaan air, permukaan benda-benda di sekitar kita, atau yang paling umum yaitu pemantulan pada cermin. Berdasarkan jenis pemantulnya, pemantulan cahaya terbagi menjadi pemantulan teratur dan pemantulan baur. Pemantulan teratur terjadi manakala berkas cahaya mengenai permukaan atau bidang pantul yang rata (misalnya permukaan cermin datar), sehingga arah sinar pantulnya sejajar. Pemantulan baur terjadi
manakala berkas cahaya mengenai permukaan atau bidang pantul yang tidak rata (misalnya permukaan logam kasar atau permukaan tembok), sehingga arah sinar pantulnya menjadi tersebar ke segala arah.
(a)
(b)
Gambar 2.1 diagram sinar dari (a) pemantulan teratur, (b) pemantulan baur atau difus
Cahaya yang mengenai suatu permukaan atau bidang pantul akan dipantulkan. Pemantulan cahaya dapat diselidiki dengan menggunakan kotak cahaya bercelah dan cermin datar yang diletakkan di atas selembar kertas putih polos. Sinar yang keluar dari celah disebut sinar dating; sinar yang dipantulkan oleh cermin datar disebut sinar pantul; dan garis yang tegak lurus permukaan cermin disebut garis normal. Dari percobaan dengan menggunakan alat tersebut diperoleh Hukum Pemantulan, yaitu: a) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berpotong pada satu titik dan terletak pada satu bidang datar. b) Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r). i=r
2.1.3 Pembiasan Cahaya (Refraksi) Pada dasarnya pembiasan dapat terjadi pada beberapa benda bening, seperti air, kaca, lensa, prisma, dan sejenisnya. Akan tetapi yang akan dibicarakan disini adalah pembiasan pada lensa, baik lensa cembung (konveks) maupun lensa cekung (konkaf). Lensa cembung merupakan lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dibandingkan bagian tepinya. Ada tiga jenis lensa cembung, yaitu lensa cembung ganda (bikonveks), lensa cembung-datar (plankonveks), dan lensa cembung-cekung (konveks-konkaf). Lensa cekung merupakan lensa yang bagian tengahnya lebih tipis dibandingkan bagian tepinya. Ada tiga jenis lensa cekung, yaitu lensa cekung ganda (bikonkaf), lensa cekung datar (plankonkaf), dan lensa cekung-cembung (konkafkonveks).
a. Pembiasan pada Lensa Cembung Lensa cembung dinamakan pula lensa konvergen karena lensa cembung memfokuskan (mengumpulkan) berkas sinar sejajar yang diterimanya. Disini kita hanya akan membahas lensa yang kedua permukaannya cembung (bikonveks). Karena lensa cembung seperti ini memiliki dua buah permukaan lengkung, maka lensa cembung memiliki dua jari-jari kelengkungan dan dua titik fokus. Seperti halnya pada cermin, jari-jari kelengkungan lensa adalah dua kali jarak fokusnya (R = 2F). Untuk lensa cembung, jari-jari kelengkungan (R) dan titik fokus (f) bertanda positif (+), sehingga lensa cembung sering dinamakan lensa positif.
Pada pembiasan cahaya oleh lensa cembung dikenal tiga sinar istimewa. Ketiga sinar istimewa itu adalah sebagai berikut: 1) Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus aktif F1 2) Sinar datang melalui titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama 3) Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias
b. Pembiasan pada Lensa Cekung Lensa cekung dinamakan pula lensa divergen karena lensa cekung menyebarkan berkas sinar sejajar yang diterimanya. Disini pun kita hanya akan membahas lensa yang kedua permukaannya cekung (bikonkaf). Lensa cekung seperti ini memiliki dua buah permukaan lengkung, sehingga lensa cekung memiliki dua jarijari kelengkungan dan dua titik fokus. Pada lensa cekung, jari-jari kelengkungan (R) dan titik fokus (F) bertanda negatif (-), sehingga lensa cekung sering dinamakan lensa negatif.
Pada pembiasan cahaya oleh lensa cekung juga dikenal tiga sinar istimewa. Ketiga sinar istimewa itu adalah sebagai berikut: 1) Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan berasal dari seakan-akan titik fokus aktif F1 2) Sinar datang seakan-akan menuju ke titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama 3) Sinar datang melalui pusat optik O diteruskan tanpa membias
2.2 Penerapan Konsep Cahaya dan Optik pada Mikroskop Sifat-sifat cahaya yang telah dipaparkan sebelumnya banyak dimanfaatkan dalam teknologi untuk membantu kehidupan manusia sehari-hari maupun membantu perkembangan ilmu lainnya. Salah satunya adalah mikroskop cahaya. 2.2.1 Bagian-bagian Mikroskop Mikroskop cahaya menggunakan lensa dari gelas dan cahaya matahari atau lampu sebagai sumber penyinaran. Cahaya dari luar yang dikumpulkan akan dipantulkan oleh cermin, agar mengenai objek atau spesimen sehingga menghasilkan 7
bayangan dari spesimen yang akan diperbesar oleh lensa dan kemudian diterima oleh mata. Mikroskop terdiri atas dua komponen utama yaitu komponen optik dan komponen mekanik. Bagian-bagian mikroskop dijelaskan pada gambar .... berikut ini.
Mikroskop cahaya terdiri dari beberapa bagian, sebagai berikut. 1) Lensa okuler, adalah lensa yang berhubungan dengan penglihatan, tempat mata mengamati objek. Lensa okuler terdiri atas susunan lensa yang berfungsi untuk memperbesar bayangan benda. Biasanya ada tiga buah lensa okuler dengan perbesaran 5x, 10x, dan 15x. 2) Lensa objektif, adalah lensa yang langsung berhubungan dengan objek yang diamati. Lensa objektif merupakan susunan lensa, biasanya terdiri dari 3 atau 4 buah dengan perbesaran yaitu 4x, 10x, 45x, dan 100x. Lensa objektif kuat lebih pendek daripada lensa objektif lemah. Ketiga jenis lensa objektif
diletakkan pada revolver. Jarak fokus lensa objektif lebih kecil daripada jarak fokus lensa okuler. 3) Revolver (pemutar lensa), berguna untuk memilih lensa objektif yang digunakan. Caranya dengan memutar revolver sampai terdengar bunyi klik. 4) Tabung mikroskop menghubungkan lensa okuler dan objektif. Tabung mikroskop ini ada yang dapat dinaik-turunkan dengan sekrup pengarah kasar dan sekrup pengarah halus yaitu mikroskop dari Reichert, dan ada yang tidak dapat dinaik-turunkan yaitu mikroskop dari Spencer A & O. 5) Sekrup pengarah ada dua macam a. Sekrup pengarah kasar (sekrup pengatur fokus kasar atau sekrup makrometer) merupakan alat untuk menggerakkan tabung sehingga objek yang difokuskan dapat terlihat. b. Sekrup pengarah halus (sekrup pengatur fokus halus atau mikrometer) merupakan alat untuk menggerakkan tabung secara lebih halus dan teliti. Alat ini dipakai setelah memutar sekrup pengarah kasar namun objek masih terlihat kabur. 6) Meja sediaan (meja preparat). Pada bagian tengahnya terdapat lubang untuk melewatkan sinar. Pada bagian sisi meja preparat terdapat dua penjepit untuk memegang kaca objek. Pada mikroskop jenis lain terdapat pemegang kaca objek yang dapat digerakkan depan-belakang dan kanan-kiri. Pada mikroskop Spencer terdapat sekrup untuk menaik-turunkan meja. 7) Kondensor, untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan difokuskan pada objek. Kondensor dapat dinaik-turunkan dengan sekrup pemutar kondensor. 8) Diafragma, terletak di bawah kondensor. Diafragma berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke objek. Di bawahnya ada cincin filter, ada yang bisa digeser ke luar dan ada yang tidak. 9) Cermin, untuk mengarahkan cahaya pada objek. Permukaan yang satu berupa cermin datar dan yang lainnya merupakan cermin cekung. Cermin ini dapat diputar-putar menurut dua sumbu yang bersilang tegak lurus sehingga
kemampuan kemampuan putarnya besar sekali untuk mengarahkan sinar ke kondensor. Cermin datar untuk menampung sinar matahari yang menembus kaca jendela dan cermin cekung menampung sinar lampu. 10) Pemegang (lengan mikroskop) merupakan tempat memegang pada waktu mengangkat mikroskop. 11) Kaki mikroskop yang kukuh dan berat berguna supaya mikroskop dapat berdiri dengan stabil.
2.2.2 Pembentukan Bayangan pada Mikroskop Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif di antara Fob dan 2Fob (atau fob < sob < 2fob). Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif adalah I1, yang bersifat nyata, terbaluk, dan diperbesar. I1 ini dipandang sebagai benda oleh lensa okuler. Supaya I1 diperbesar, maka I1 harus terletak di depan lensa okuler di antara titik optik O dan jarak focus okuler (Fok). Jadi, lensa okuler berfungsi sebagai lup. Bayangan akhir I2 yang dibentuk oleh lensa okuler terletak di depan lensa okuler, bersifat maya, diperbesar, dan terbalik terhadap arah benda semula.
10
Catatan: 1) Jika dikatakan mikroskop digunakan oleh mata berakomodasi maksimal, maka itu berarti bayangan dari lensa okuler harus terletak di depan lensa okuler sejauh titik dekat pengamat. Jadi, sok = -sn 2) Jika dikatakan mikroskop digunakan oleh mata tidak berakomodasi (dengan titik jauh berada di tak berhingga), maka itu berarti bayangan dari lensa okuler harus terletak di depan lensa okuler sejauh titik jauh pengamat, yaitu tak terhingga. Ini akan memberikan jarak benda okuler sama dengan jarak focus okuler. Jadi, sok = -~ memberikan sok = fok a. Perbesaran Mikroskop Karena mikroskop disusun oleh dua bauh lensa, yaitu lensa objektif dan lensa okuler, maka perbesaran total mikroskop tentu sama dengan hasil kali dari kedua perbesaran lensa ini. Untuk perbesaran lensa objektif, perbesaran yang dialami benda adalah perbesaran linier, sehingga rumus perbesaran objektif, Mob, persis sama dengan rumus perbesaran linier lensa tipis, yaitu:
' hob s' ob hob sob
M ob
dengan hob = tinggi bayangan; hob = tinggi benda; sob = jarak bayangan objektif; sob = jarak benda objektif. Karena lensa okuler berfungsi seperti lup, yaitu 0 < sok < fok, maka rumus perbesaran okuler, Mok persis seperti rumus perbesaran angular lup, yaitu mata berakomodasi maksimum
M ok
' sn 1 f ok
11
M ok
' sn f ok
Perbesaran total mikroskop (M) adalah hasil kali antara perbesaran objektif dan okuler.
M M ob M ok
Catatan: 1) Jika Anda ditanya perbesaran maksimum mikroskop, maka itu artinya Anda ditanya perbesaran mikroskop untuk mata berakomodasi maksimum 2) Jika anda ditanya perbesaran minimum mikroskop, maka itu artinya Anda ditanya perbesaran mikroskop untuk mata tidak berakomodasi
b. Panjang mikroskop Yang dimaksud dengan panjang mikroskop adalah jarak antara lensa objektif dan lensa okuler mikroskop. Pada sebuah mikroskop, bayangan dari lensa objektif merupakan benda dari lensa okuler. Oleh karena itu panjang mikrokop (d) secara umum dinyatakan oleh
' d s ob s ok ' dengan sob = jarak bayangan objektif dan sok = jarak benda okuler.
Untuk pengamatan mikroskop dengan mata tidak berakomodasi, bayangan objektif harus jatuh di titk focus okuer, sehingga panjang mikoskop (d) dinyatakan oleh
' d s ob f ok
12
3.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat diambil beberapa simpulan yaitu sebagai berikut. 1) Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Cahaya memiliki sifat-sifat antara lain dapat dipantulkan (refleksi) dan dapat dibiaskan (defraksi). 2) Mikroskop merupakan alat bantu untuk mengamati benda-benda berukuran kecil. Sebuah mikroskop terdiri atas susunan dua lensa cembung. Lensa cembung yang dekat dengan benda disebut lensa objektif. Lensa cembung yang dekat dengan mata disebut lensa okuler. Jarak fokus lensa okuler lebih besar daripada jarak fokus lensa objektif. Bayangan akhir yang dibentuk oleh lensa okuler terletak di depan lensa okuler, bersifat maya, diperbesar, dan terbalik terhadap arah benda semula.
3.2 Saran Salah satu aplikasi konsep cahaya dan optik yang berperan besar dalam perkembangan ilmu sains terutama biologi adalah mikroskop yang digunakan untuk benda-benda yang berukuran sangat kecil (mikro). Untuk kedepannya, masih ada beberapa aplikasi teori cahaya dan optik dalam kehidupan sehari-hari, misalnya alatalat kesehatan yang mutakhir yang dapat dikaji lebih lanjut.
13
Daftar Pustaka
____________.2012.
Cahaya
dan
Optik.
Modul
tersedia
pada
http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/KONSEP_DASAR_FISIKA/BB M_8 Campbell, Neil A., Mitchell, Lawrence G., Reece, Jane B. 1999. Biologi Edisi Kelima-Jilid 1. Jakarta: Erlangga Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima-Jilid 2. Jakarta: Erlangga Kanginan, Marten. 2004. Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga Nurachmandani, Setya dan Samsulhadi, Samson. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu untuk SMP dan MTs Kelas VII. Kementerian Pendidikan Nasional Tripler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga
14