Vous êtes sur la page 1sur 4

Terapi Inhalasi pada Anak Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorik. Penggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau respiratory medicine. Terapi inhalasi sebenarnya sudah dikenal dan dilakukan oleh manusia sejak lama, persisnya kapan datanya tidak jelas. Secara farmakologis, teknis pemberian obat perlu disesuaikan dengan organ sasaran yang dituju. Berdasarkan luas sebarannya, pemberian obat dapat dibagi dua yaitu sistemik dan topikal. Inhalasi merupakan pemberian obat secara topikal seperti halnya salep kulit atau tetes mata. Sesuai dengan prinsip terapi topikal, maka terapi inhalasi mempunyai beberapa kelebihan yaitu !"itan efek segera, karena obat langsung bekerja di sasaran tanpa perlu menjalani proses yang panjang seperti pemberian secara sistemik. #osis obat sangat kecil dibanding pemberian secara sistemik

$fek samping obat minimal, karena dosis totalnya yang kecil

Prinsip Prinsip dasar terapi inhalasi adalah menciptakan partikel kecil aerosol (respirable aerosol) yang dapat mencapai sasarannya tergantung tujuan terapi melalui proses hirupan (inhalasi). Sasarannya meliputi seluruh bagian dari sistem respiratorik mulai dari hidung, trakea, bronkus, hingga saluran respiratorik terkecil (bronkiolus), bahkan bisa mencapai al%eolus. !erosol adalah dispersi dari partikel kecil cair atau padat dalam bentuk uap&kabut yang dihasilkan melalui tekanan, atau tenaga dari hirupan napas. 'leh karena itu besar partikel hirupan yang kita hasilkan harus berukuran () mm agar dapat menghasilkan efek klinis. Terapi inhalasi dapat digunakan untuk memberikan pengobatan terhadap berbagai kasus respiratorik, baik kasus infeksi maupun noninfeksi, dalam keadaan akut maupun terapi jangka panjang. Jenis terapi inhalasi Saat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari*hari yaitu +. ,ebuli-er .. #ry po"der inhaler (#PI) /. 0etered dose inhaler (0#I) Nebulizer #ari aspek teknis ada dua jenis nebuli-er, jet dan ultranonik. ,ebuli-er jet adalah alat yang menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan. ,ebuli-er ultrasonik menggunakan tenaga listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya kemudian mengubahnya menjadi aerosol.

1arena berbagai faktor, nebuli-er jet merupakan nebuli-er yang paling banyak digunakan, jet nebuli-er dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenis. !lat ini dapat digunakan pada semua kasus respiratorik. Pemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya dan koordinasi. Selanjutnya yang dimaksudkan nebuli-er adalah nebuli-er jet kecuali jika disebutkan lain. 2olume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu nebuli-er pada tiap kali nebulisasi. 2olume residual adalah sisa cairan dalam labu nebuli-er saat nebulisasi telah dihentikan. Sebagai patokan jika %olume residual sekitar + ml, maka diperlukan %olume isi sekitar ) ml. 3aktu nebulisasi adalah "aktu sejak nebuli-er dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebuli-er dihentikan. 4ntuk bronkodilator "aktu nebulisasi tidak lebih dari +5 menit. Sebelum penggunaan nebuli-er pasien diberitahu bagaimana caranya. Sejauh memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi, bernapas dengan "ajar yaitu dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasa. #iminta juga untuk tidak bicara selama dalam nebulisasi, dan menjaga agar labu nebuli-er tetap dalam posisi tegak. 6ika cairan obat dalam labu tinggal sedikit, pasien dianjurkan agar menepuk*nepuk labu untuk meningkatkan %olume output aerosol. Dry Powder Inhaler (DPI) Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahan. #osis terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup. Selama dihirup, obat akan melalui saluran berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler. Turbulensi dalam saluran spiral ini akan mengendapkan partikel besar. #eposisi di bronkus dengan alat ini berkisar +7*/.8, .5*.)8 tertinggal di inhaler, dan sekitar )58 terdeposisi di orofaring. 9angkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka Pegang turbuhaler dalam posisi tegak, putar bagian ba"ahnya searah jarum jam hingga :mentok; kemudian putar balik berla"anan jarum jam hingga terdengar bunyi klik 4ntuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali, untuk pemakaian selanjutnya cukup satu kali 0asukkan mouthpiece ke dalam mulut, katupkan kedua bibir Setelah ekspirasi maksimal, lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal Tahan napas selama +5 detik, kemudian hembuskan napas keluar Selesai melakukan hirupan, pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut, sehingga mengurangi absorpsi sistemik.

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-actuated inhaler. Pada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimal. Pada anak yang lebih besar (di atas ) tahun), penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manu%er yang kompleks seperti pada 0#I. #PI ini tidak memerlukan

alat tambahan seperti spacer sehingga lebih praktis dan mudah untuk diba"a. Metered Dose Inhaler (MDI) Seperti halnya #PI, maka alat ini bersifat effort dependent, karena memerlukan manu%er tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya. Pemakaiannya secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada #PI. Sumber tenaga penggeraknya adalah propelan (-at pemba"a) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu tabung aluminium yang disebut kanister. 9angkah penggunaan 0#I

1anister dalam aktuator dikocok dengan arah atas ba"ah beberapa kali, lalu tutup aktuator dibuka 0#I disiapkan dalam posisi tegak, pasien melakukan ekspirasi maksimal 'rifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi, bibir dikatupkan rapat Pasien melakukan inspirasi pelan, sesaat setelah itu kanister ditekan ke ba"ah agar obat keluar terdispersi, inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal #alam posisi inspirasi maksimal, napas ditahan selama +5 detik, baru lakukan ekspirasi Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya, lakukan langkah yang sama setelah /5*<5 detik. Selesai melakukan hirupan, pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut, sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (0#I) dengan spacer Penggunaan 0#I secara langsung mempunyai dua kekurangan utama. Pertama, 0#I memerlukan manu%er yang cukup sulit bahkan bagi orang de"asa sekalipun. #i samping itu percikan partikel dari 0#I langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi. 4ntuk mengurangi hal tersebut ada yang menyarankan agar 0#I jangan langsung dipasang di mulut, tetapi diberi jarak sekitar = cm. ,amun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara. 1emudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer. Spacer dimaksudkan untuk mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya lebih ideal. 4ntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan mouthpiece, sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker. 9angkah penggunaan 0#I dengan spacer

1anister dalam aktuator dikocok dengan arah atas ba"ah beberapa kali, lalu tutup aktuator dibuka

0#I disiapkan dalam posisi tegak, masukkan dalam spacer Semprotkan obat dari 0#I ke dalam spacer 4ntuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece 4ntuk bayi dan anak kecil, spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker menutupi mulut dan hidung pasien Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar .5*/5 detik, sehingga semua obat dalam spacer telah dihirup Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya, lakukanlah langkah yang sama setelah /5*<5 detik Selesai melakukan hirupan, jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut, sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Kesalahpahaman tentang efekti itas alat inhalasi #i kalangan a"am, bahkan juga di sebagian kalangan medis ada anggapan bah"a terapi inhalasi dengan nebuli-er lebih unggul dibanding cara lain. Banyak studi yang membuktikan bah"a bila digunakan dengan benar, #PI dan 0#I dengan spacer sama efekti%itasnya dengan nebulisasi. ,amun untuk mengubah pandangan ini tidak mudah. !gaknya hal ini terkait dengan aspek psikologis. Pada terapi nebulisasi, :upacaranya; lebih terasa, mulai dari penyiapan obat dan alatnya, dan juga %isualisasi obat dalam bentuk kabut yang nyata. #r. #arma"an B Setyanto, Sp.! !nggota 411 >espirologi I#!I #epartemen I1! ?14I*>S@0, 6akarta

Vous aimerez peut-être aussi