Vous êtes sur la page 1sur 35

Kebutuhan Seksualitas

Totok Harjanto Subbag Keperawatan Dasar PSIK FK UGM

Tujuan Pembelajaran
Pengertian kebutuhan seksual
Tinjauan seksual dari beberapa aspek Perkembangan seksual Penyimpangan seksual pada orang dewasa Bentuk abnormalitas seksual akibat dorongan seksual abnormal Siklus respon seksual Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah seksual Asuhan keperawatan pada masalah seksual

Definisi
 Seksualitas dan seks merupakan hal yang berbeda  Seksualitas --- bagaimana seseorang merasa tentang

diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi.  Seks --- menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi pada laki-laki dan perempuan --hubungan fisik antar individu (aktivitas seksual genital).

 Identitas gender merupakan perasaan

seseorang tentang jenis kelaminnya.  Perilaku peran gender adalah bagaimana seseorang berperan sesuai gendernya --- nilainilai yang dianut individu dan lingkungannya.  Orientasi seksual (identitas seksual) adalah bagaimana seseorang mempunyai kesukaan berhubungan intim dengan orang lain, dengan lawan jenis atau sejenis.

Kesehatan seksual Kesehatan seksual didefinisikan sebagai pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual, dan sosial dari kehidupan seksual, dengan cara yang positif yang memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta (WHO, 1975). Definisi ini mencakup dimensi biologi, psikologi dan sosiokultural.

Aspek Biologi
   

Anatomi dan Fisiologi Organ sek Hormon Sistem saraf pusat

Review Anatomi & fisiologi sistem reproduksi pria & wanita


 Organ seks wanita

Organ seks internal : vagina, uterus, tubulus falopii dan ovarium. Organ seks eksternal secara kolektif disebut vulva yang terdiri dari mons pubis (mons veneris), labia mayora, labia minora, klitoris dan ostium vaginalis (introitus).

Organ seks pria

Organ seks eksternal pria adalah penis dan skrotum. Organ seks internal pria yaitu testis, epididimis dan duktus deferen, kelenjar prostat, vesikula seminalis dan kelenjar Cowper.

Aspek Psikologi


Gender Identity (indentitas jenis kelamin)


perasaan internal seseorang tentang laki-laki atau perempuan : kesadaran apakah saya seorang laki-laki atau perempuan

Sexual Self Image, konsep diri

Aspek Sosio - Kultural




Gender Role (peran jenis kelamin) Perilaku seseorang yang dipelajari: perasaan maskulin dan feminim

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan seksualitas


       

Perkembangan Kebiasaan hidup sehat Kondisi kesehatan Peran dan hubungan Konsep diri Budaya, nilai Agama Etika

Perkembangan Seksualitas


Dimulai sejak konsepsi dan dipengaruhi secara terus menerus oleh berbagai faktor sepanjang kehidupan
xx xy

a) Masa Prenatal dan Bayi Komponen biologis Kromosom

Laki-laki/ perempuan

Lanjutan bayi (0-12 bulan)

Genital eksternal sensitif terhadap sentuhan  Bayi laki-laki mengalami ereksi penis;  bayi perempuan mangalami lubrikasi vagina Bayi laki-laki mengalami ereksi nokturnal spontan  Stimulasi taktil (sentuhan, menyusu, emmeluk, membuai)

senang & nyaman berinteraksi dengan manusia

Lanjutan bayi (0-12 bulan)

Komponen Psikososial


 

Berfokus kebutuhan rasa aman, nyaman, kesenangan dan nutrisi Berkembang rasa percaya Respon terhadap interaksi figur orang tua/ orang lain Mulai belajar jenis kelamin

b) Masa Kanak-kanak Komponen Biologis :




Secara struktur anatomi dan fisiologi mulai berkembang

Komponen Psikososial :  Mulai 3 tahun anak dapat mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki atau perempuan. Belajar perasaan diri melalui interaksi dengan figur orang tua

Lanjutan...

Untuk membangun Gender Identity interaksi dengan orang tua yang memberikan feedback tentang perilaku yang sesuai dengan jenis kelamin Pengembangan Gender Role pengembangan tugas sesuai dengan jenis kelamin. Perilaku-perilaku yang dikuatkan melalui respon positif dengan orang tua

1) Pra sekolah (3-5 tahun )


Kesadaran terhadap diri sendiri meningkat Mengeksplorasi anggota tubuh sendiri dan teman bermain Mempelajari nama anggota tubuh dengan benar Belajar mengendalikan perasaan dan tingkah laku  Menyukai orang tua yang berbeda jenis  Mempertanyakan mengenai bagaimana seorang bayi bisa ada

2) Usia sekolah (6-12 tahun )


Mempunyai identifikasi yang kuat dengan orang tua yang berjenis kelamin sama (misalnya anak perempuan dengan ibu) Senang berteman dengan sesama jenis Kesadaran diri meningkat Mempelajari konsep dan peran jender Mulai menyukai hal yang bersifat pribadi, modis  Sekitar usia 8-9 tahun mulai memikirkan tentang perilaku seksual, menstruasi, reproduksi, seksualitas

c) Masa Pubertas dan Remaja




Komponen Biologis :
Pubertas : maturasi fisik Remaja : maturasi psikososial

Komponen Psikososial

Perubahan body image Perhatian besar terhadap perubahan fungsi tubuh Belajar perilaku pada kondisi sosial baru Konflik emosi (mudah tersinggung, malu, ingin dimengerti)


Perubahan Lain
Laki-laki: TB, BB, perkembangan otot, bulu di tubuh, ukuran penis Perempuan : TB, BB, bentuk tubuh, ukuran payudara, menstruasi

Remaja.... 

Remaja berespon terhadap sensasi yang menyenangkan  Permainan erotik: Fantasi , masturbasi

pengaruh yang komplek terhadap perkembangan psikososial dari seksual :


GENDER IDENTITY GENDER ROLE STRESS FAKTA & PENGETAHUAN SEKSUALITAS

d) Dewasa awal (18-30 tahun )


 Terjadi aktivitas seksual  Gaya hidup dan nilai-nilai yang dianut telah

kuat  Beberapa pasangan berbagi tugas :


keuangan, pekerjaan rumah tangga
 Mengalami ancaman terhadap body image

akibat penuaan

Dewasa tengah (40-65 tahun )


Penurunan produksi hormon

Wanita mengalami menopause (umumnya usia 40-55 tahun) Laki-laki mengalami klimakterik secara bertahap Mulai memperkokoh stndar moral dan etik

Dewasa akhir (65 tahun keatas ) Aktivitas seksual lebih berkurang Sekresi vagina berkurang, payudara mengalami atrofi Laki-laki menghasilkan sperma lebih sedikit dan memerlukan waktu lebih lama untuk dapat ereksi dan ejakulasi

Masalah-maslah Seksualitas
        

Transeksualisme Pedofilia Eksibisionisme Sadisme sexual Masokisme sexual Voyeurisme Fetisisme Frotterurisme Gangguan identitas gender

Pengkajian Asuhan
1. r t li il l li l , ll) li t ri ri t: ri , i f rtilit i ( it t i ( i l r j l ji

Keperawatan
ri l t l t tr it t li i i, t l r r t

li l) tt r i if i it j t , l l

Pengkajian seksual mencakup : Riwayat Kesehatan seksual


 pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk

menentukan apakah klien mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual  merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan pertanyaan seksual secara langsung pertanyaan isyarat

pengkajian..

Pengkajian fisik
 inspeksi dan palpasi  Beberapa riwayat kesehatan yang memerlukan

pengkajian fisik misalnya riwayat PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang tidak normal dari genital, perubahan warna pada genital, gangguan fungsi urinaria, dll.

Identifikasi klien yang berisiko mengalami gangguan seksual misalnya : adanya gangguan struktur atau fungsi tubuh akibat trauma, kehamilan, abnormalitas anatomi genital riwayat penganiayaan seksual kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar (masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh terapi medikasi spesifik yang menyebabkan masalah seksual kurangnya pengetahuan/salah informasi tentang fungsi dan ekspresi seksual gangguan aktifitas fisik kehilangan pasangan konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi

Di

os

p r w t

1. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan (b.d )  ketakutan tentang kehamilan  efek antihipertensi  depresi terhadap kematian atau perpisahan dengan pasangan 2. Disfungsi seksual b.d  cedera medulla spinalis  penyakit kronis  nyeri  ansietas mengenai penempatan di rumah perawatan atau panti

diagnosa..

3. Gangguan citra tubuh b.d  efek masektomi atau kolostomi yang baru dilakukan  disfungsi seksual  perubahan pasca persalinan 4. Gangguan harga diri b.d
 kerentanan yang dirasakan setelah

mengalami serangan infark miokardium  pola penganiayaan ketika masih kecil

Masalah seksual juga dapat menjadi etiologi diagnosa keperawatan yang lain misalnya :
 Kurang pengetahuan (mengenai konsepsi,

kontrasepsi, perubahan seksual normal) b.d salah informasi dan mitos-mitos seksual  Nyeri b.s tidak adekuatnya lubikasi vagina atau efek pembedahan genital  cemas b.d kehilangan fungsi seksual

Perencanaan eperawatan
Tujuan yang akan dicapai terhadap masalah seksual yang dialami klien, mencakup :  mempertahankan, memperbaiki atau meningkatkan kesehatan seksual  meningkatkan pengetahuan seksualitas dan kesehatan seksual  mencegah terjadinya atau menyebarnya PMS  mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan  meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi seksual  memperbaiki konsep seksual diri

 Implementasi

promosi kesehatan seksual -- penyuluhan / pendidikan kesehatan. Perawat : ketrampilan komunikasi yang baik, lingkungan dan waktu yang mendukung privasi dan kenyamanan klien. Topik tentang penyuluhan tergantung karakteristik dan faktor yang berhubungan --- pendidikan tentang perkembangan normal pada anak usia todler, kontrasepsi pada klien usia subur, serta pendidikan tentang PMS pada klien yang memiliki pasangan seks lebih dari satu. Rujukan mungkin diperlukan

Evaluasi
 Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam

perencanaan. Jika tidak tercapai, perawat seharusnya mengeksplorasi alasan-alasan tujuan tersebut tidak tercapai

Vous aimerez peut-être aussi