Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Tujuan Pembelajaran
Pengertian kebutuhan seksual
Tinjauan seksual dari beberapa aspek Perkembangan seksual Penyimpangan seksual pada orang dewasa Bentuk abnormalitas seksual akibat dorongan seksual abnormal Siklus respon seksual Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah seksual Asuhan keperawatan pada masalah seksual
Definisi
Seksualitas dan seks merupakan hal yang berbeda Seksualitas --- bagaimana seseorang merasa tentang
diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi. Seks --- menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi pada laki-laki dan perempuan --hubungan fisik antar individu (aktivitas seksual genital).
seseorang tentang jenis kelaminnya. Perilaku peran gender adalah bagaimana seseorang berperan sesuai gendernya --- nilainilai yang dianut individu dan lingkungannya. Orientasi seksual (identitas seksual) adalah bagaimana seseorang mempunyai kesukaan berhubungan intim dengan orang lain, dengan lawan jenis atau sejenis.
Kesehatan seksual Kesehatan seksual didefinisikan sebagai pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual, dan sosial dari kehidupan seksual, dengan cara yang positif yang memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta (WHO, 1975). Definisi ini mencakup dimensi biologi, psikologi dan sosiokultural.
Aspek Biologi
Organ seks internal : vagina, uterus, tubulus falopii dan ovarium. Organ seks eksternal secara kolektif disebut vulva yang terdiri dari mons pubis (mons veneris), labia mayora, labia minora, klitoris dan ostium vaginalis (introitus).
Organ seks eksternal pria adalah penis dan skrotum. Organ seks internal pria yaitu testis, epididimis dan duktus deferen, kelenjar prostat, vesikula seminalis dan kelenjar Cowper.
Aspek Psikologi
Gender Role (peran jenis kelamin) Perilaku seseorang yang dipelajari: perasaan maskulin dan feminim
Perkembangan Kebiasaan hidup sehat Kondisi kesehatan Peran dan hubungan Konsep diri Budaya, nilai Agama Etika
Perkembangan Seksualitas
Dimulai sejak konsepsi dan dipengaruhi secara terus menerus oleh berbagai faktor sepanjang kehidupan
xx xy
Laki-laki/ perempuan
Genital eksternal sensitif terhadap sentuhan Bayi laki-laki mengalami ereksi penis; bayi perempuan mangalami lubrikasi vagina Bayi laki-laki mengalami ereksi nokturnal spontan Stimulasi taktil (sentuhan, menyusu, emmeluk, membuai)
Komponen Psikososial
Berfokus kebutuhan rasa aman, nyaman, kesenangan dan nutrisi Berkembang rasa percaya Respon terhadap interaksi figur orang tua/ orang lain Mulai belajar jenis kelamin
Komponen Psikososial : Mulai 3 tahun anak dapat mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki atau perempuan. Belajar perasaan diri melalui interaksi dengan figur orang tua
Lanjutan...
Untuk membangun Gender Identity interaksi dengan orang tua yang memberikan feedback tentang perilaku yang sesuai dengan jenis kelamin Pengembangan Gender Role pengembangan tugas sesuai dengan jenis kelamin. Perilaku-perilaku yang dikuatkan melalui respon positif dengan orang tua
Komponen Biologis :
Pubertas : maturasi fisik Remaja : maturasi psikososial
Komponen Psikososial
Perubahan body image Perhatian besar terhadap perubahan fungsi tubuh Belajar perilaku pada kondisi sosial baru Konflik emosi (mudah tersinggung, malu, ingin dimengerti)
Perubahan Lain
Laki-laki: TB, BB, perkembangan otot, bulu di tubuh, ukuran penis Perempuan : TB, BB, bentuk tubuh, ukuran payudara, menstruasi
Remaja....
Remaja berespon terhadap sensasi yang menyenangkan Permainan erotik: Fantasi , masturbasi
akibat penuaan
Wanita mengalami menopause (umumnya usia 40-55 tahun) Laki-laki mengalami klimakterik secara bertahap Mulai memperkokoh stndar moral dan etik
Dewasa akhir (65 tahun keatas ) Aktivitas seksual lebih berkurang Sekresi vagina berkurang, payudara mengalami atrofi Laki-laki menghasilkan sperma lebih sedikit dan memerlukan waktu lebih lama untuk dapat ereksi dan ejakulasi
Masalah-maslah Seksualitas
Transeksualisme Pedofilia Eksibisionisme Sadisme sexual Masokisme sexual Voyeurisme Fetisisme Frotterurisme Gangguan identitas gender
Pengkajian Asuhan
1. r t li il l li l , ll) li t ri ri t: ri , i f rtilit i ( it t i ( i l r j l ji
Keperawatan
ri l t l t tr it t li i i, t l r r t
li l) tt r i if i it j t , l l
menentukan apakah klien mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan pertanyaan seksual secara langsung pertanyaan isyarat
pengkajian..
Pengkajian fisik
inspeksi dan palpasi Beberapa riwayat kesehatan yang memerlukan
pengkajian fisik misalnya riwayat PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang tidak normal dari genital, perubahan warna pada genital, gangguan fungsi urinaria, dll.
Identifikasi klien yang berisiko mengalami gangguan seksual misalnya : adanya gangguan struktur atau fungsi tubuh akibat trauma, kehamilan, abnormalitas anatomi genital riwayat penganiayaan seksual kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar (masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh terapi medikasi spesifik yang menyebabkan masalah seksual kurangnya pengetahuan/salah informasi tentang fungsi dan ekspresi seksual gangguan aktifitas fisik kehilangan pasangan konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi
Di
os
p r w t
1. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan (b.d ) ketakutan tentang kehamilan efek antihipertensi depresi terhadap kematian atau perpisahan dengan pasangan 2. Disfungsi seksual b.d cedera medulla spinalis penyakit kronis nyeri ansietas mengenai penempatan di rumah perawatan atau panti
diagnosa..
3. Gangguan citra tubuh b.d efek masektomi atau kolostomi yang baru dilakukan disfungsi seksual perubahan pasca persalinan 4. Gangguan harga diri b.d
kerentanan yang dirasakan setelah
Masalah seksual juga dapat menjadi etiologi diagnosa keperawatan yang lain misalnya :
Kurang pengetahuan (mengenai konsepsi,
kontrasepsi, perubahan seksual normal) b.d salah informasi dan mitos-mitos seksual Nyeri b.s tidak adekuatnya lubikasi vagina atau efek pembedahan genital cemas b.d kehilangan fungsi seksual
Perencanaan eperawatan
Tujuan yang akan dicapai terhadap masalah seksual yang dialami klien, mencakup : mempertahankan, memperbaiki atau meningkatkan kesehatan seksual meningkatkan pengetahuan seksualitas dan kesehatan seksual mencegah terjadinya atau menyebarnya PMS mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi seksual memperbaiki konsep seksual diri
Implementasi
promosi kesehatan seksual -- penyuluhan / pendidikan kesehatan. Perawat : ketrampilan komunikasi yang baik, lingkungan dan waktu yang mendukung privasi dan kenyamanan klien. Topik tentang penyuluhan tergantung karakteristik dan faktor yang berhubungan --- pendidikan tentang perkembangan normal pada anak usia todler, kontrasepsi pada klien usia subur, serta pendidikan tentang PMS pada klien yang memiliki pasangan seks lebih dari satu. Rujukan mungkin diperlukan
Evaluasi
Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam
perencanaan. Jika tidak tercapai, perawat seharusnya mengeksplorasi alasan-alasan tujuan tersebut tidak tercapai